"Makanya jadi orang jangan mesum, kondisi sudah seperti ini masih mikir yang aneh-aneh." Zahira tertawa mengejek Arion. Arion berusaha menahan ketawanya, Agar perutnya tidak terasa semakin sakit. "Aku akan membalas mu jika aku sudah sehat nanti. Lagi pula ini pertanda kalau aku ini normal Baby."Zahira hanya diam tanpa menjawab."Tapi aku serius, aku tidak suka jika kamu melihat banyak milik pria." Arion kembali mengulang ucapannya."Aku ini seorang dokter, mulai dari anak bayi sampai kakek-kakek aku melihatnya dan bahkan aku sering memotongnya." Zahira tertawa kecil seperti psikopat.Tangan Arion reflek menyentuh pistol airnya. Tiba-tiba saja nyalinya menciut setelah mendengar perkataan Zahira. . Zahira semakin tidak habis pikir dengan ucapan si pria. Hubungan mereka hanya sebatas pasien dan dokter. Saat ini lelaki itu juga bisa menjadi pasiennya, karena masuk ke dalam rumahnya. "Tidur." Zahira tersenyum dan menarik hidung Arion. Sejak tadi dia sudah sangat geram melihat tingkah s
"Ini kunci mobil mu, aku akan kembali ke Indonesia." Bastian memberikan kunci mobil McLaren MP4/4 kepada rekannya. Pria berusia 40 tahun itu, masih menikmati hidup bebas tanpa istri dan menekuni hobi balapnya hingga ke manca Nagara. Mungkin sudah saatnya ia harus kembali ke perusahaan dan membantu sang keponakan. "Kenapa, jam 10 ini kita akan melawan Me lee?" Alex terkejut saat mendengar apa yang dikatakan rekannya."Ada masalah, aku sudah memesan tiket pesawat. Jam 9 ini, pesawat ku akan berangkat," jelas Bastian."Mengapa harus terburu-buru seperti ini Bass. Ayolah Bass, apa kau akan melewati kesempatan mengemudikan mobil balap terbaik di dunia. McLaren MP4/4, bahkan terdaftar di urutan pertama pada daftar mobil balap terkeren di dunia," bujuk Alex. Pria bermata kecil itu, mencoba membujuk sahabatnya. "Aku tertarik, namun tidak sekarang. Saat ini urusanku lebih penting." Bastian berkata sambil mengikat penuh rambutnya yang panjang sebahu. Alex sudah tidak bisa berkata apa-apa lag
"Aku tidak bisa tidur sama sekali." Arion kembali mengulang ucapannya. "Apa karena kondisi kamarmu begitu sangat panas?" tanya Zahira.Arion menganggukkan kepalanya. "Bukan itu saja." "Apa luka mu terasa sangat sakit?" Zahira kembali menanyakan kondisi pasiennya. Padahal semalam dia sudah menambahkan obat tidur agar Arion bisa beristirahat dengan baik. "Aku tidak bisa tidur karena selalu memikirkanmu." Arion tersenyum dan mengedipkan matanya. "Aku akan membuatkan sarapan untukmu." Zahira malas untuk berkomentar. Melihat sikap Arion yang seperti ini membuatnya tidak ingin memupuk rasa di hatinya. Baginya apa yang terjadi murni sebatas hubungan dokter dan juga pasien. "Baby, apa aku boleh ikut ke dapur bersama denganmu?" Entah perasaan apa yang dirasakannya saat ini. Arion hanya ingin selalu dekat dengan Zahira. Bahkan semalaman pria itu tidak bisa tidur dengan nyenyak karena selalu saja terbayang wajah cantik sang dokter. "Bila mampu berjalan silakan," jawab Zahira. "Aku mampu,
David berjalan dengan penuh rasa percaya diri. Sudah bisa di pastikan, penampilannya pagi ini sangat tampan dan gagah. Semua karyawan yang bertemu dengannya selalu menyapa dan memberikan hormat. Mereka tahu bahwa David orang kedua di perusahaan mereka. Seperti apa kekuatan pria tersebut, semua orang mengetahuinya. Kekuasaan yang dimilikinya sangat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ia akan memberhentikan setiap karyawan yang tidak tunduk kepadanya dengan alasan pekerjaan mereka yang tidak becus."Selamat pagi pak David?" Sapa seorang pria yang merupakan petinggi di perusahaan yang dipimpin Arion. Mata pria itu memandang ke arah pintu masuk dan berpikir kalau Arion akan datang lebih lambat. "Iya pagi." David sedikit menganggukkan kepalanya dan menyapa pemilik saham lainnya. "Apa pak Arion tidak datang?" tanya salah seorang pemilik saham. Pria berusia 40 tahun itu mengurutkan keningnya ketika melihat David yang akan duduk di kursi kepemimpinan Arion."Tidak sampai saat ini saya belu
Melihat sosok pria yang berdiri di depan pintu, membuat dadanya terasa sesak menahan amarah. Kehadiran pria itu sungguh tidak diharapkan David. "Bagaimana mungkin dia bisa datang ke sini?" batin David. Pria itu berjalan dengan gagahnya dan penuh wibawa. Meskipun rambutnya panjang sebahu namun terikat dengan rapi. Pria itu adalah Sebastian Alio. Sosok yang begitu di segani di perusahaan ini. Keputusan yang diberikannya sama halnya dengan keputusan yang diberikan Arion. Karena Sebastian yang biasa disapa Bastian itu salah seorang pemilik saham terbesar. "Pak Sebastian, kami tidak menyangka Anda bisa datang di rapat ini," sapa sumarno yang merupakan Karyawan terlama di perusahaan ini. Pria itu sudah mengabdi selama 40 tahun. Namun beberapa bulan yang lalu, jabatannya di geser. Yang biasanya memegang keuangan perusahaan, namun kini berpindah ke bagian laporan barang masuk dan barang keluar saja. Diusianya yang sudah tua, pria itu harus keluar masuk gudang untuk memeriksa barang-barang
"Mas tunggu sebentar, aku mau ambil air dan sabun dulu, untuk bersihin badan mas." Zahira beranjak dari duduknya. Apakah karena Arion pasiennya sehingga ia selalu menuruti kemauan pria itu? Atau ada alasan lain. Selalu saja, ada rasa kasihan dan tidak tega setiap kali melihat wajah si pria. Dengan cepat Arion menganggukkan kepalanya. Hatinya sangat senang, akhirnya gadis itu tidak menolak keinginannya. Lagi-lagi dia selalu berpikir bagaimana untuk mendapatkan perhatian full dari dokter cantik yang sudah menyelamatkan nyawanya. Ia juga ingin memanfaatkan waktunya selama di sini, untuk bisa mendapatkan hati sang dokter. "Beby, jangan lupa sikat gigi dan juga odol aku tidak bisa bila tidak menyikat gigiku."Zahira hanya diam dan kemudian pergi meninggalkan kamar. Gadis itu kembali dengan membawa perlengkapan untuk membersihkan tubuh Arion dan juga sikap serta odol gigi. Arion tersenyum ketika Zahira mulai membersihkan tubuhnya yang terasa gerah. Dokter cantik itu hanya fokus membersi
"Dimana kamu, aku sudah mengambil ahli kekuasaan dari tangan David." Sebastian berkata sambil memandang layar komputer. Ditipu seperti ini sungguh membuat pria berusia 40 tahun itu murka. "Kondisiku masih belum stabil Paman, tolong handle perusahaan." Arion berkata dengan santainya. Keberadaan Sebastian di Indonesia dan mau membantu menghandle perusahaan, sungguh membuat Ario merasa lega. Begitu sangat sulit membujuk pamannya untuk mau kembali ke perusahaan. Ternyata kali ini pamannya menyerah dan mau membantunya. "Kirimkan alamatmu, aku akan datang ke sana." Mendengar perkataan keponakannya, membuat pria itu kesal."Tidak perlu paman, paman selesaikan saja masalah di kantor, paman tidak perlu mencemaskan aku." Arion tersenyum tipis. Berada di dekat Zahira, membuat suasana hatinya selalu senang. Pria itu bahkan tidak ingin terganggu oleh masalah apapun.Sebastian mengerutkan keningnya, apa alasan Arion tidak ingin memberi tahu keberadaannya. Pria itu tersenyum dengan memiringkan b
Wajah David semakin memucat saat mendengar ucapan wanita yang merupakan sekretaris Sebastian. "Ada apa?" tanyanya dengan terbata-bata."Saya juga tidak tahu pak," jawab si wanita.David berusaha menutupi rasa gugupnya. Pria itu menarik nafas panjang dan kemudian menghembuskannya secara perlahan-lahan. Setelah menetralkan detak jantungnya barulah dia beranjak dari duduknya dan mengikuti langkah wanita yang tadi memanggilnya. "Anda silakan masuk dan tunggu sebentar, pak Sebastian masih rapat," jelas si wanita.David menurut dan kemudian duduk di kursi yang ada di depan Sebastian. Dingin suhu udara di dalam ruangan, sudah tidak dirasakannya lagi. Keringat terus saja bercucuran di pelipis kening bahkan tubuhnya. Otaknya terus berfikir dengan apa yang harus dilakukannya. David duduk dengan gelisah sambil terus memijat keningnya. Ancaman yang diberikan oleh orang yang memerintahkannya, sangat mengerikan. Karena mereka mengancam keselamatan istri serta calon anaknya.Berulang kali David me
Setelah selesai menjenguk sang Papi, Shelina berpindah ke lapas perempuan. Ia di kursi tunggu sambil menunggu kedatangan sang Mami dan juga Kakaknya. Shelina tersenyum ketika melihat Ema dan Alina datang secara bersama. "Mami, Shelin bahwa dimsum." Dengan senyum ceria Shelina memeluk Ema. Setelah seluruh keluarganya ditahan, Shelina kehilangan semangat dalam hidupnya. Ia juga tidak bisa bebas keluar, karena pembencinya yang begitu banyak. Dimanapun Shelina berada, Jika berjumpa dengan masyarakat, pasti langsung di hujat. Tak jarang juga, ia dipukul dan dipermalukan di depan umum. Karena statusnya anak seorang pembunuh. Naman Irwan yang melekat di belakang namanya, membuat Shelina tidak bisa bekerja di manapun. Namun walau seperti kondisinya, Shelina tetap tidak mengeluh dan menyalakan orang tuanya."Wah enak sekali, apa ini Shelin yang masak?" Ema langsung membuka kotak makanan dan mencicipi masakan yang dibawakan Shelina."Iya dong mi," jawab Shelina dengan bangga."Enak sekali k
Shelina tidak kuasa menahan tangisnya ketika melihat berita. Pemberitaan diberitahukan bahwa tanggal eksekusi mati untuk 3 orang terpidana pembunuhan sadis sudah di tetapkan. Tanggal 25 Januari 2025, tiga orang terpidana akan dieksekusi. Terpidana itu adalah Heru Irawan 50 tahun, Ema Sari 47 tahun, Alina Irawan, 25 tahun. Itu artinya hanya satu Minggu lagi. Seharusnya Heru sudah di hukum mati sejak tanggal 10 November 2024. Namun ternyata diundang hingga tanggal 25 Januari. Shelina duduk termenung sambil memandang foto keluarga. Foto ini diambil ketika Alina baru kembali dari Paris. Ia tidak menduga bahwa inilah foto terakhirnya bersama keluarga. Kuat tidak kuat, ia harus tetap menghadapinya dan mencoba untuk iklas menerima kematian orang-orang yang disayanginya dengan cara seperti ini. Mungkin dengan cara kematian seperti ini dosa-dosa mereka dapat sedikit terampuni. Tubuh Shelina semakin lama semakin lemah. Kesehatannya juga semakin memburuk. Seharusnya dia sudah menjalani operasi
"Apa?"tanya Jhon. Pria itu terlalu polos dan tidak bisa memikirkan hal yang menarik seperti Arion."Balas dendam terbaik dengan menjadikan Mereka manusia sampah. Dipandang hina dan menjijikan. Hidup segan mati tak mau," bisik Arion "Maksudmu?" tanya Jhon yang masih tidak paham. "Kau bisa memotong kedua tangan mereka. Memotong kaki, cungkil juga matanya. Jika tidak ingin mereka berbicara dan bernyanyi, potong lidahnya juga," kata Arion.Tubuh Agus dan tiga orang rekannya yang lain langsung gemetar bahkan sampai kencing di celana. Meskipun anggota tubuhnya masih utuh, namun dia sudah bisa membayangkan jika tidak memiliki kaki. Lalu bagaimana dengan nasib anak istrinya.Jhon menganggukkan kepalanya tanda setuju. Bahkan pria itu terlihat sangat bersemangat. Apa yang dikatakan Arion benar-benar menarik. "Aku akan potong tangan, kaki, congkel mata dan potong pisangnya juga." Ha... Ha .... Suara tertawa Jhon memenuhi seisi ruangan tersebut. "Kau suruh orang gila bertindak?" Sebastian yan
"Kau tidak dengar apa yang aku katakan." Arion meninju perut Agus dengan keras. Hingga pria itu menjerit kesakitan."Aku." Agus ingin berbicara namun tidak bisa. Kakinya sudah gemetar lebih dulu. Bahkan ia sangat ketakutan untuk mengakui semua perbuatan bejatnya terhadap Cecilia.Setelah peristiwa itu, Cecilia menjadi gila. Itu artinya tidak ada yang akan mengetahui apa sebenarnya yang terjadi terhadap wanita itu. Ia sangat yakin bahwa perbuatannya tidak akan pernah diketahui oleh siapapun. Terbukti selama 7 tahun ini ia bisa hidup nyaman tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dilakukannya di masa lalu. Agus juga memiliki istri serta dua orang anak. Bisa dikatakan hidupnya sangat bahagia. "Jelaskan apa maksudmu." John sudah mulai marah. Kepalanya pusing ketika menebak apa yang sebenarnya terjadi."Kau tidak bisa jelaskan?" Arion menunjuk wajah pria itu dengan keras. "Barang milik mu ini sudah menghancurkan hidup seorang gadis, hingga dia gila dan bahkan melahirkan anak. Apa kau ta
"Kau devil, setelah apa yang kau lakukan terhadap adikku, kau katakan tidak mengenalinya?" John begitu sangat marah dan ingin meninju Arion. Namun sayang Arion tak bernyali melawannya. Bahkan sengaja mengingat tangan serta kakinya. "Aku tidak pernah mengelak dengan apa yang telah kulakukan. Aku memang dulunya sering melakukan hal seperti itu dengan para wanita. Namun asal kau tahu, aku tidak pernah memperlakukan wanita dengan cara menjijikan seperti itu. Perbuatan yang seperti itu bukan aku banget. Pada umumnya para wanita bodoh yang menyerahkan tubuhnya secara sukarela. Dan mereka juga melakukannya dalam keadaan sadar. Mereka juga yang memaksaku untuk menyentuhnya. Jadi aku tidak pernah membuat hal memalukan seperti itu. Aku juga tidak pernah meminta lawan main ku untuk menutup mata seperti sedang bermain Lu-lu China buta." Tak ada ekspresi apapun dari raut wajahnya. Dan hal ini yang membuat John semakin marah."Kau tidak perlu berbohong?" Jangan tersenyum mengejek. Kondisinya saat
Alex beserta anak buahnya sudah berada di parkiran mobil. Saat ini mereka berada di perusahaan milik John. Sesuai jadwal, pria dengan rambut plontos itu keluar dari kantornya dan langsung ke parkiran mobil. John berjalan dengan santai menuju ke parkiran. Jika dilihat gaya serta gerak-geriknya tidak ada sedikitpun mencerminkan bahwa dia salah seorang pembunuh yang ikut serta dalam misi Heru. Tempat parkiran khusus untuk pemilik perusahaan ini memang termasuk sepi, karena hanya ada satu mobilnya yang terparkir di sana. Kondisi seperti ini dimanfaatkan Alex dengan baik. Dalam waktu singkat mereka sudah berhasil melumpuhkan John. Pria bertubuh tinggi itu tidak sadarkan diri ketika tekuk lehernya dipukul dengan keras. Alex meminta kepada anak buahnya untuk memasukkan John ke dalam mobil. Setelah itu mengikat tangan serta kaki pria tersebut dan membawanya ke markas yang sudah ditentukan oleh Arion. Didalam markas ini sudah ada 4 orang pria yang merupakan Agus beserta 3 orang rekannya.
"Mungkin kau bisa ingat ketika melihat fotonya." Sebastian menunjukkan foto seorang gadis yang disimpannya di galeri. Arion memandang foto itu dengan serius namun tetap menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak mengingat gadis itu. "Apa benar dia pernah tidur denganku? Aku saja baru melihat wajahnya.""Kau tidak mengingatnya?""Sama sekali tidak paman. Jika si John itu bekerja sama dengan paman Heru sejak 6 tahun terakhir, kemungkinan aku mengenal adiknya lebih dari 6 tahun."Sebastian menganggukkan kepalanya. "6, 7 bahkan 10 tahun yang lalu sekalipun, aku bukanlah pria brengsek. Aku baru menjadi seperti itu sejak 5 tahun terakhir, dan tobat setelah mengenal Zahira." Arion mengingat kembali dosa masa lalunya."Ya mana aku tahu kalau masalah di atas ranjang kau," jawab Sebastian.Arion menggelengkan kepalanya. "Apa benar dia tidur denganku?"Sebastian mengambil handphonenya dan menghubungi orang yang selama ini diperintahkan nya menyelidiki tentang Jhon. "Coba kau selidiki kapa
"Aku merasa menjadi anak yang durhaka, paman. Mereka yang sudah membunuh papi, mami serta calon adikku. Namun aku justru menjadi dia raja. Aku beri saham yang cukup tinggi. Dengan tujuan dia, istri dan anak-anaknya hidup serba berkecukupan. Aku beri dia jabatan yang tinggi, agar semua orang menghormatinya." Arion tertawa sumbang. Meskipun hukuman mati sudah di tentukan untuk mengakhiri hidup Heru berserta keluarganya, tetap saja Arion merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan dia tidak akan pernah memaafkan orang itu. Jangankan untuk memaafkan, melihat wajahnya pun tak sudi."Ya sudahlah kalau kau tidak mau berjumpa dengan orang itu. Aku hanya menyampaikan pesan Briptu Ambri. Jika aku jadi kau, aku juga tidak akan mau berjumpa dengan dia." Sebastian mengangkat kedua bahunya dan dengan gaya acuh tak acuh. Sudah berulang kali Heru meminta untuk berjumpa dengannya. Namun Arion tidak mau menerima bertemu dengan pria bejat tersebut. Ia juga tidak tertarik untuk mendengar drama kesedihan He
Arion sibuk dengan handphone ditangannya, sedangkan mata melirik ke arah Zahira yang sedang memakai baju. Perut istrinya itu sudah semakin besar, namun mengapa Zahira terlihat semakin menggoda. Bobot berat tubuhnya bertambah hingga 15 kg, membuat tubuhnya terlihat berisi dan semok. "Hubby, tolongin." Zahira berkata ketika kesulitan memasukkan kakinya ke dalam kaki celana. "Tolong apa?" Arion berpura-pura sibuk dengan handphone nya sehingga tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Zahira. "Hobi, Hira susah pakai celana," kata Zahira dengan kesal."Kalau begitu tidak usah dipakai sweet heart. Arion melepaskan handphone di tangannya dan langsung mendekati istrinya yang sedang duduk di atas tempat tidur. "Hobi mau ngapain?" Zahira memandang Arion dengan mata terbelalak. "Kata dokter agar pembukaan cepat maka si botak harus sering-sering lihat anak." Arion tersenyum mesum memandang perut buncit Zahira. Sebagai seorang dokter, Zahira tidak bisa membantah Perkataan suaminya. "Iya, t