Share

Bab 687

Penulis: Hazel
Melihat kejadian ini, sisa anak buah Budi yang berjumlah belasan orang pun naik darah dan segera menyerang ke arah Lutfi. Sayangnya, suara benturan keras terdengar.

Ternyata mereka bukan tandingan bagi para pengawal yang dibawa Lutfi dan Shinta. Dalam sekejap, mereka semua sudah dikalahkan.

"Kalian ini sebenarnya siapa? Beraninya bertindak seperti ini. Apa nggak takut dihukum?" tanya Budi. Dia akhirnya sadar bahwa orang-orang ini bukan orang sembarangan.

Orang biasa tidak mungkin punya kemampuan sehebat ini. Namun, Budi tidak percaya bahwa di kota kecil ini bisa ada tokoh besar. Kini, dia sudah bertekad untuk menangkap Lutfi dan Shinta juga.

Lutfi maju selangkah dan berseru, "Kami siapa? Kamu buta ya? Ini cucu Pak Saba, masa kamu nggak kenal?"

Kemudian, Lutfi mengeluarkan sebuah bukti identitas berwarna biru dan menempelkannya tepat di depan wajah Budi.

Begitu melihat isi dokumen itu, wajah Budi langsung pucat. Tubuhnya menggigil ketakutan hingga nyaris terjatuh.

Budi berujar, "Apa? Ka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
budi f
wah rame ni tambah seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 688

    Suara Shinta terdengar di telinga Budi, Joshua, Toby, dan Hendrik. Itu bagaikan bom besar yang meledak tepat di depan mereka!Mereka semua ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat pasi. Toby yang kemampuan menerima kenyataannya lemah, bahkan langsung jatuh terduduk.Lelucon macam apa ini? Siapa yang tidak tahu Saba? Dia adalah salah satu pahlawan besar negara ini, juga seorang pendiri bangsa yang sangat dihormati. Bahkan, Chandra yang selalu mereka banggakan pun harus tunduk di depan Saba.Saat ini, Tirta telah menjadi adik angkat yang dihormati oleh Saba. Bisa dikatakan bahwa dia setara dengan Saba. Di seluruh negeri, hampir tidak ada yang bisa menandinginya.Bagaimana mungkin mereka masih berani menangkap Tirta? Walaupun tidak menangkapnya, mereka sudah menyinggung Tirta barusan. Akibatnya mungkin akan sangat mengerikan.Saat ini, Joshua, Toby, dan yang lainnya kehilangan seluruh kepercayaan diri mereka. Sebaliknya, mereka luar biasa ketakutan.Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 689

    Shinta menelepon pamannya sendiri, Abdul Dinata. Dia memberi tahu, "Paman Abdul, aku Shinta. Belakangan ini, Kakek punya adik angkat baru. Tapi, Pak Chandra dari Provinsi Kantos mau menangkapnya cuma karena sedikit kesalahpahaman ....""Aku rasa orang seperti dia nggak perlu dipromosikan lagi!" tambah Shinta secara singkat dan langsung menutup teleponnya.Melihat situasi ini, Budi hanya bisa melongo. Sekalipun tidak pintar, dia tahu betul kali ini Chandra telah terlibat dalam masalah besar.Tidak masalah jika kariernya berhenti sampai di sini. Akan tetapi, kemungkinan besar Budi juga akan terkena dampaknya.Budi buru-buru menjelaskan, "Nona Shinta, sebenarnya Pak Chandra nggak tahu apa-apa soal tindakan Resnu ...."Kemudian, Budi menunjuk Joshua, Toby, dan Hendrik sebelum melanjutkan, "Mereka yang kasih tahu Pak Chandra tentang masalah Resnu dan Tirta. Tapi, mereka sama sekali nggak ungkit soal kelakuan Resnu.""Kalau nggak, Pak Chandra nggak mungkin suruh aku untuk menangkap Tirta. To

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 690

    Saad sangat puas ketika melihat mereka mendapat balasan. Melihat ketakutan mereka, Tirta pun tertawa mengejek sebelum bertanya, "Mau aku lepaskan kalian?"Tirta melanjutkan, "Coba jawab dulu. Apa keponakan kalian yang secara diam-diam memerintahkan penculikan Kak Agatha nggak pantas dijebloskan ke penjara?""Pantas, tentu saja mereka pantas!""Bahkan kalau mereka dipukul sampai mati pun pantas!"Itu adalah kata-kata jujur dari Joshua, Toby, dan Hendrik. Mereka tidak mungkin terjebak konflik dengan Tirta kalau saja Dipo dan yang lainnya tidak membuat masalah.Mereka bahkan ingin menyeret Dipo dan yang lainnya keluar dari penjara dan langsung menghabisi mereka.Tirta menimpali, "Kalau kalian tahu itu pantas, kenapa masih mau balas dendam? Sekarang, kalian malah minta ampun padaku. Kalian ini benar-benar segerombolan tua bangka yang nggak tahu malu!"Tirta memandang tajam ketiga orang itu, lalu mengubah topik dengan berujar, "Aku mau tanya satu hal. Jawab dengan jujur, baru aku pikirkan a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 691

    Budi bertanya, "Kalian mau ke mana? Berhenti di sana. Setelah bikin masalah sebesar ini, aku nggak akan memaafkan kalian meskipun Tirta bersedia. Aku akan laporkan semuanya pada Pak Chandra. Keluarga kalian bersiap-siaplah diusir dari Provinsi Kantos.""Gawat .... Riwayat kita benar-benar tamat!" Mendengar itu, Joshua, Toby, dan Hendrik yang baru saja berdiri dengan susah payah, langsung jatuh lemas lagi dengan penuh penyesalan.Kalau diberi kesempatan lagi, mereka tidak akan berani mencari masalah dengan Tirta. Namun sekarang, penyesalan pun sudah terlambat.Hanya saja sebelum Budi sempat menelepon Chandra, ponsel Joshua tiba-tiba berdering lebih dulu. Saat Joshua melihat layar ponselnya, tubuhnya langsung bergetar ketakutan. Dia berujar, "Um ... Pak Chandra yang telepon ....""Sebaiknya diangkat atau nggak?" tanya Toby dengan suara gemetar. Dia sudah membayangkan bagaimana Chandra akan menegur mereka."Diangkat saja. Kalau nggak, akibatnya mungkin lebih parah," ucap Hendrik sambil me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 692

    Melihat Amal mengejeknya dengan puas, Mauri tahu bahwa dia memang sengaja ingin mempermalukannya. Dia berteriak marah sambil membelalakkan mata, "Amal, jangan keterlaluan!"Amal menimpali, "Orang tanpa dukungan jangan harap bisa jadi pejabat. Itu pepatah kuno yang benar adanya. Kamu nggak punya latar belakang apa pun.""Orang yang kamu kenal cuma Saad. Sekarang, dia pasti sudah dihajar habis-habisan sama Pak Budi. Jadi, apa yang bisa kamu lakukan padaku meskipun aku keterlaluan?" tanya Amal. Dia tertawa terbahak-bahak dan merasa sangat puas.Amal menegaskan, "Pokoknya aku sudah perjelas semuanya. Kalau kamu nggak mau merangkak di bawah kakiku, aku akan usir semua rekanmu dari kantor ini!"Sebelum Mauri sempat menjawab, puluhan polisi lainnya termasuk Troy dan Niko, datang mengepung dengan wajah penuh amarah."Pak Mauri, kamu nggak perlu minta belas kasihan padanya. Sekalipun kami semua dipecat, kami nggak akan menyesal!""Tapi, kami nggak bisa terima penghinaan ini. Kamera CCTV sudah m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 693

    Mauri melambaikan tangan, lalu berbicara kepada seorang polisi muda berusia 20 tahunan, "Um ... Louis, lepaskan mereka. Cepat.""Baiklah .... Pak Mauri, nanti kalau kamu pergi menemui Tirta, bawa kami juga," ujar Niko dan Troy. Mereka tahu ini adalah bentuk kompromi terakhir Mauri yang terpaksa dilakukannya.Walau tidak terima, mereka juga menyadari bahwa melawan Amal itu tidak mudah. Lagi pula setelah kejadian ini, mereka sudah tak ingin lagi menjadi polisi. Mengikuti Mauri dan bergabung dengan Tirta terdengar jauh lebih baik."Oke, kalau begitu kalian ikut denganku nanti," jawab Mauri.Tak lama kemudian, Louis membawa Dipo, Lukky, dan Fendi keluar. Awalnya, mereka tidak percaya bahwa Mauri benar-benar akan membebaskan mereka.Namun ketika melihat Amal dan mendengar penjelasannya, barulah mereka sadar apa yang terjadi. Ketiga orang itu sontak emosi."Sialan, ternyata Resnu takut sama Tirta cuma karena takut dihajar!""Dasar pengecut! Kita sampai dikurung berhari-hari karena dia!""Ini

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 694

    Dipo dan teman-temannya merasa percaya diri karena berpikir ada Budi yang mendukung mereka. Dengan sikap seenaknya, Dipo bahkan berjalan mendekati Tirta dan hendak menepuk wajahnya dengan angkuh.Namun Dipo tidak sadar bahwa setelah perkataannya itu, wajah Budi, Joshua, Toby, dan Hendrik menjadi pucat ketakutan."Siapa yang bebaskan kalian?" tanya Tirta dengan nada dingin begitu melihat Dipo dan yang lain keluar dari tahanan. Segera, dia menepis tangan Dipo yang hendak menepuk wajahnya."Aduh!" Dipo sontak merasa seperti tangannya dipukul palu. Dia meringis kesakitan dan emosi karena Tirta yang dia anggap sudah terpojok malah berani melawannya.Dipo memaki, "Sialan! Kamu sudah bosan hidup ya? Hari ini, aku akan menghajarmu sampai ...."Namun sebelum Dipo bisa berbuat apa-apa, Budi melangkah cepat dan menendangnya keras-keras. Dia memarahi, "Kurang ajar! Siapa yang kasih kamu nyali untuk bersikap seperti ini pada Tirta? Aku rasa, kamulah yang sudah bosan hidup. Cepat berlutut dan minta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 695

    Setelah menyadari kesalahan mereka, Dipo dan yang lainnya segera berlutut di depan Tirta dan memohon ampun. Salah satu dari mereka berujar, "Tirta, kami salah. Tolong maafkan kami ...."Namun, Tirta hanya menanggapi dengan dingin, "Sudah terlambat untuk minta maaf sekarang. Aku memang orang biasa, tapi nggak akan pernah lupa balas budi dan juga dendam!"Tanpa memberi mereka kesempatan berbicara lebih lanjut, Tirta mengabaikan mereka dan berjalan ke arah Mauri dan lainnya.Tirta tahu bahwa Joshua pasti tidak akan melepaskan Dipo dan yang lainnya begitu saja, jadi dia tidak perlu repot-repot.Mauri terlihat baik-baik saja. Sebaliknya, dia sangat kaget. Tirta pun menghela napas sebelum memperkenalkan sambil tersenyum, "Pak Mauri, perkenalkan ini adalah cucu Pak Saba, Nona Shinta, dan ini adalah Pak Lutfi dari Badan Perlindungan Negara."Mauri segera memberi salam dengan penuh hormat, "Oh. Senang bertemu denganmu, Nona Shinta dan Pak Lutfi ....""Pak Mauri, kamu nggak perlu sungkan. Kamu a

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1402

    Selain itu, perasaan Selina campur aduk saat melihat Tirta. Melihat ekspresi mereka yang terkejut, Idris tertawa dan bertanya, "Apa Pak Tirta nggak pernah beri tahu kalian?"Idris membatin, 'Pak Tirta sangat hebat. Biarpun nggak ada Pak Saba, Pak Tirta bisa mendekati petinggi negara yang lain asalkan dia mau.'Sayangnya, Idris sudah berjanji kepada Tirta tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Kalau tidak, Idris akan menjadi pelindung Tirta dan memamerkan kehebatannya.Yuli masih merasa antusias. Bahkan, dia sangat bangga hingga memandangi Tirta seraya tersenyum lebar dan menjawab, "Nggak. Pak Tirta, kenapa kamu nggak beri tahu kami hal sepenting ini?"Sekarang Tirta terpaksa harus mengakuinya. Dia berdeham, lalu menanggapi dengan ekspresi tenang, "Karena aku merasa hal seperti ini nggak perlu diumbar. Aku juga nggak ingin memanfaatkan status Pak Saba untuk bertindak semena-mena."Kenyataannya memang seperti itu. Tirta tidak pernah berinisiatif mengatakan dirinya adalah saudara Saba.Yu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1401

    Tirta tertawa licik, lalu membalas, 'Oke. Kak, aku akan pergi. Nanti malam jangan berpikiran untuk menghabisiku lagi.'Kemudian, Tirta keluar dengan perasaan gembira. Dia melihat Idris yang antusias sedang duduk tegak sambil mengobrol dengan Marila, Yuli, dan Selina.Begitu Tirta keluar, Idris langsung berhenti bicara. Dia berdiri, lalu menyambut Tirta, "Pak Tirta ...."Yuli juga menghampiri Tirta dan menimpali sembari tersenyum, "Pak Tirta, apa kita bisa bicara sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Ada apa? Tentu saja boleh," sahut Tirta.Yuli sangat senang melihat Tirta menyetujui permintaannya. Dia segera menarik Tirta kembali ke kamar. Namun, sebelum Yuli membawa Tirta masuk ke kamar, Anton yang keberatan menghentikan Yuli, "Aduh, berhenti! Yuli, kamu gila, ya? Kenapa kamu nggak langsung bertanya pada Pak Tirta di sini saja? Untuk apa kamu bawa dia ke kamar? Kamu kira ini rumahmu?"Anton berucap pada Tirta dengan ekspresi canggung, "Pak Tirta, begini. Ibunya Susanti ingin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1400

    Namun, bagian tubuh yang telah dipijat oleh Tirta terasa hangat dan nyaman, membuat Idris sangat rileks."Sudah beres. Pak Idris, masalahmu berasal dari kelelahan berkepanjangan ditambah dengan faktor bawaan, menyebabkan kondisi tubuhmu lebih lemah dari orang lain, makanya sulit menghasilkan sperma.""Dengan metode kedokteran barat, masalah seperti ini sangat sulit ditangani, bahkan sering kali tak terdeteksi.""Tapi di tanganku, ini bukan masalah besar. Kalau kondisi tubuh istrimu juga memungkinkan, aku jamin malam ini kamu bisa langsung tepat sasaran."Saat mengatakan itu, alis Tirta tiba-tiba berkerut. Dia baru teringat satu hal. Dia sudah berhubungan intim dengan begitu banyak wanita, tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang hamil."Wah, terima kasih banyak, Pak Tirta! Kalau aku dan istriku benar-benar bisa punya anak, aku pasti akan undang kamu ke acara syukuran!"Idris yang tenggelam dalam euforia itu sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh di wajah Tirta. Dia sangat bersyukur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1399

    "Pak Idris, kalau memang ada sesuatu, lebih baik berdiri dan bicarakan saja. Selama bukan hal yang melanggar nurani dan hukum, aku pasti akan bantu." Melihat keadaan itu, Tirta hanya bisa menghela napas dengan pasrah."Benarkah? Kamu benaran bersedia membantuku, tanpa mengungkit kesalahan masa lalu? Tapi, permintaanku ini .... Aku ingin kamu membantuku dan istriku agar bisa punya seorang anak.""Kami sudah menikah 20 tahun, sampai sekarang belum juga punya keturunan. Aku dan istriku sudah pergi ke rumah sakit di seluruh negeri, tapi nggak ada yang bisa menemukan penyebab pastinya ...."Idris akhirnya berdiri dari lantai, tetapi suaranya masih penuh emosi dan sedikit tidak percaya. Dia merasa Tirta yang seperti dewa hidup pasti sulit didekati dan tak mudah diajak bicara. Itu sebabnya, sikapnya terhadap Tirta sangat sungkan."Kenapa nggak? Pak Idris, kamu dan Bu Marila sudah susah payah membantuku mencari Susanti. Aku tentu harus membantumu semaksimal mungkin.""Lagi pula, sekalipun buka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status