Share

Bab 686

Penulis: Hazel
Saad yang ditahan oleh orang-orang berujar dengan cemas, "Tirta, bukannya aku bilang jangan datang ke sini? Kamu ... kamu nggak seharusnya menampar Pak Budi demiku! Cepat pergi, cepat!"

Saad terus mengusir Tirta. Hanya saja, Tirta menolak sambil menggeleng, "Pak Saad, aku nggak akan pergi sebelum menolongmu. Tenang saja, aku bakal bertanggung jawab atas tindakanku sendiri dan nggak membiarkanmu terseret."

Tirta menampar Budi demi membela Saad. Sebab baginya, siapa pun yang memukul temannya harus merasakan balasannya.

"Haha. Dia benar-benar bodoh. Dia pikir dia bisa melawan Pak Budi atau bahkan Pak Chandra?" komentar Joshua.

Melihat kelakuan Tirta yang nekat tanpa berpikir panjang, Joshua dan teman-temannya tertawa puas Dipikir-pikir masuk akal juga.

Kalau bukan karena Tirta kurang waras, mana mungkin dia berani mematahkan tangan Resnu? Kalau Tirta tidak bertindak sembrono, mana mungkin mereka bisa melibatkan Chandra yang berkuasa?

Malah, mungkin di masa depan mereka bisa memanfaatkan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 687

    Melihat kejadian ini, sisa anak buah Budi yang berjumlah belasan orang pun naik darah dan segera menyerang ke arah Lutfi. Sayangnya, suara benturan keras terdengar.Ternyata mereka bukan tandingan bagi para pengawal yang dibawa Lutfi dan Shinta. Dalam sekejap, mereka semua sudah dikalahkan."Kalian ini sebenarnya siapa? Beraninya bertindak seperti ini. Apa nggak takut dihukum?" tanya Budi. Dia akhirnya sadar bahwa orang-orang ini bukan orang sembarangan.Orang biasa tidak mungkin punya kemampuan sehebat ini. Namun, Budi tidak percaya bahwa di kota kecil ini bisa ada tokoh besar. Kini, dia sudah bertekad untuk menangkap Lutfi dan Shinta juga.Lutfi maju selangkah dan berseru, "Kami siapa? Kamu buta ya? Ini cucu Pak Saba, masa kamu nggak kenal?"Kemudian, Lutfi mengeluarkan sebuah bukti identitas berwarna biru dan menempelkannya tepat di depan wajah Budi.Begitu melihat isi dokumen itu, wajah Budi langsung pucat. Tubuhnya menggigil ketakutan hingga nyaris terjatuh.Budi berujar, "Apa? Ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 688

    Suara Shinta terdengar di telinga Budi, Joshua, Toby, dan Hendrik. Itu bagaikan bom besar yang meledak tepat di depan mereka!Mereka semua ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat pasi. Toby yang kemampuan menerima kenyataannya lemah, bahkan langsung jatuh terduduk.Lelucon macam apa ini? Siapa yang tidak tahu Saba? Dia adalah salah satu pahlawan besar negara ini, juga seorang pendiri bangsa yang sangat dihormati. Bahkan, Chandra yang selalu mereka banggakan pun harus tunduk di depan Saba.Saat ini, Tirta telah menjadi adik angkat yang dihormati oleh Saba. Bisa dikatakan bahwa dia setara dengan Saba. Di seluruh negeri, hampir tidak ada yang bisa menandinginya.Bagaimana mungkin mereka masih berani menangkap Tirta? Walaupun tidak menangkapnya, mereka sudah menyinggung Tirta barusan. Akibatnya mungkin akan sangat mengerikan.Saat ini, Joshua, Toby, dan yang lainnya kehilangan seluruh kepercayaan diri mereka. Sebaliknya, mereka luar biasa ketakutan.Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 689

    Shinta menelepon pamannya sendiri, Abdul Dinata. Dia memberi tahu, "Paman Abdul, aku Shinta. Belakangan ini, Kakek punya adik angkat baru. Tapi, Pak Chandra dari Provinsi Kantos mau menangkapnya cuma karena sedikit kesalahpahaman ....""Aku rasa orang seperti dia nggak perlu dipromosikan lagi!" tambah Shinta secara singkat dan langsung menutup teleponnya.Melihat situasi ini, Budi hanya bisa melongo. Sekalipun tidak pintar, dia tahu betul kali ini Chandra telah terlibat dalam masalah besar.Tidak masalah jika kariernya berhenti sampai di sini. Akan tetapi, kemungkinan besar Budi juga akan terkena dampaknya.Budi buru-buru menjelaskan, "Nona Shinta, sebenarnya Pak Chandra nggak tahu apa-apa soal tindakan Resnu ...."Kemudian, Budi menunjuk Joshua, Toby, dan Hendrik sebelum melanjutkan, "Mereka yang kasih tahu Pak Chandra tentang masalah Resnu dan Tirta. Tapi, mereka sama sekali nggak ungkit soal kelakuan Resnu.""Kalau nggak, Pak Chandra nggak mungkin suruh aku untuk menangkap Tirta. To

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 690

    Saad sangat puas ketika melihat mereka mendapat balasan. Melihat ketakutan mereka, Tirta pun tertawa mengejek sebelum bertanya, "Mau aku lepaskan kalian?"Tirta melanjutkan, "Coba jawab dulu. Apa keponakan kalian yang secara diam-diam memerintahkan penculikan Kak Agatha nggak pantas dijebloskan ke penjara?""Pantas, tentu saja mereka pantas!""Bahkan kalau mereka dipukul sampai mati pun pantas!"Itu adalah kata-kata jujur dari Joshua, Toby, dan Hendrik. Mereka tidak mungkin terjebak konflik dengan Tirta kalau saja Dipo dan yang lainnya tidak membuat masalah.Mereka bahkan ingin menyeret Dipo dan yang lainnya keluar dari penjara dan langsung menghabisi mereka.Tirta menimpali, "Kalau kalian tahu itu pantas, kenapa masih mau balas dendam? Sekarang, kalian malah minta ampun padaku. Kalian ini benar-benar segerombolan tua bangka yang nggak tahu malu!"Tirta memandang tajam ketiga orang itu, lalu mengubah topik dengan berujar, "Aku mau tanya satu hal. Jawab dengan jujur, baru aku pikirkan a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 691

    Budi bertanya, "Kalian mau ke mana? Berhenti di sana. Setelah bikin masalah sebesar ini, aku nggak akan memaafkan kalian meskipun Tirta bersedia. Aku akan laporkan semuanya pada Pak Chandra. Keluarga kalian bersiap-siaplah diusir dari Provinsi Kantos.""Gawat .... Riwayat kita benar-benar tamat!" Mendengar itu, Joshua, Toby, dan Hendrik yang baru saja berdiri dengan susah payah, langsung jatuh lemas lagi dengan penuh penyesalan.Kalau diberi kesempatan lagi, mereka tidak akan berani mencari masalah dengan Tirta. Namun sekarang, penyesalan pun sudah terlambat.Hanya saja sebelum Budi sempat menelepon Chandra, ponsel Joshua tiba-tiba berdering lebih dulu. Saat Joshua melihat layar ponselnya, tubuhnya langsung bergetar ketakutan. Dia berujar, "Um ... Pak Chandra yang telepon ....""Sebaiknya diangkat atau nggak?" tanya Toby dengan suara gemetar. Dia sudah membayangkan bagaimana Chandra akan menegur mereka."Diangkat saja. Kalau nggak, akibatnya mungkin lebih parah," ucap Hendrik sambil me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 692

    Melihat Amal mengejeknya dengan puas, Mauri tahu bahwa dia memang sengaja ingin mempermalukannya. Dia berteriak marah sambil membelalakkan mata, "Amal, jangan keterlaluan!"Amal menimpali, "Orang tanpa dukungan jangan harap bisa jadi pejabat. Itu pepatah kuno yang benar adanya. Kamu nggak punya latar belakang apa pun.""Orang yang kamu kenal cuma Saad. Sekarang, dia pasti sudah dihajar habis-habisan sama Pak Budi. Jadi, apa yang bisa kamu lakukan padaku meskipun aku keterlaluan?" tanya Amal. Dia tertawa terbahak-bahak dan merasa sangat puas.Amal menegaskan, "Pokoknya aku sudah perjelas semuanya. Kalau kamu nggak mau merangkak di bawah kakiku, aku akan usir semua rekanmu dari kantor ini!"Sebelum Mauri sempat menjawab, puluhan polisi lainnya termasuk Troy dan Niko, datang mengepung dengan wajah penuh amarah."Pak Mauri, kamu nggak perlu minta belas kasihan padanya. Sekalipun kami semua dipecat, kami nggak akan menyesal!""Tapi, kami nggak bisa terima penghinaan ini. Kamera CCTV sudah m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 693

    Mauri melambaikan tangan, lalu berbicara kepada seorang polisi muda berusia 20 tahunan, "Um ... Louis, lepaskan mereka. Cepat.""Baiklah .... Pak Mauri, nanti kalau kamu pergi menemui Tirta, bawa kami juga," ujar Niko dan Troy. Mereka tahu ini adalah bentuk kompromi terakhir Mauri yang terpaksa dilakukannya.Walau tidak terima, mereka juga menyadari bahwa melawan Amal itu tidak mudah. Lagi pula setelah kejadian ini, mereka sudah tak ingin lagi menjadi polisi. Mengikuti Mauri dan bergabung dengan Tirta terdengar jauh lebih baik."Oke, kalau begitu kalian ikut denganku nanti," jawab Mauri.Tak lama kemudian, Louis membawa Dipo, Lukky, dan Fendi keluar. Awalnya, mereka tidak percaya bahwa Mauri benar-benar akan membebaskan mereka.Namun ketika melihat Amal dan mendengar penjelasannya, barulah mereka sadar apa yang terjadi. Ketiga orang itu sontak emosi."Sialan, ternyata Resnu takut sama Tirta cuma karena takut dihajar!""Dasar pengecut! Kita sampai dikurung berhari-hari karena dia!""Ini

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 694

    Dipo dan teman-temannya merasa percaya diri karena berpikir ada Budi yang mendukung mereka. Dengan sikap seenaknya, Dipo bahkan berjalan mendekati Tirta dan hendak menepuk wajahnya dengan angkuh.Namun Dipo tidak sadar bahwa setelah perkataannya itu, wajah Budi, Joshua, Toby, dan Hendrik menjadi pucat ketakutan."Siapa yang bebaskan kalian?" tanya Tirta dengan nada dingin begitu melihat Dipo dan yang lain keluar dari tahanan. Segera, dia menepis tangan Dipo yang hendak menepuk wajahnya."Aduh!" Dipo sontak merasa seperti tangannya dipukul palu. Dia meringis kesakitan dan emosi karena Tirta yang dia anggap sudah terpojok malah berani melawannya.Dipo memaki, "Sialan! Kamu sudah bosan hidup ya? Hari ini, aku akan menghajarmu sampai ...."Namun sebelum Dipo bisa berbuat apa-apa, Budi melangkah cepat dan menendangnya keras-keras. Dia memarahi, "Kurang ajar! Siapa yang kasih kamu nyali untuk bersikap seperti ini pada Tirta? Aku rasa, kamulah yang sudah bosan hidup. Cepat berlutut dan minta

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1025

    Camila tidak pernah melihat Simon mengamuk seperti ini. Mungkin karena ucapan Yahsva, Simon yang marah juga terlihat sedikit ketakutan.Camila yang dipaksa untuk menerima kenyataan berusaha menahan emosinya dan menghibur Simon, "Simon, biarpun dia itu adik angkat Kakek Saba, kamu itu cucu kandung Kakek Yahsva. Kamu nggak usah panik cuma karena masalah sepele seperti ini."Camila melanjutkan, "Paling-paling kita minta maaf kepada ... Tirta untuk menghormati Kakek Saba. Bagaimanapun, Kakek Yahsva nggak akan mempersulitmu demi orang luar."Camila takut ditendang Simon lagi, tetapi sebenarnya dia tetap menganggap Tirta sebagai orang kampungan. Camila tidak akan mengubah pandangannya karena Tirta adalah adik angkat Saba.Simon memelototi Camila sambil membentak, "Dasar tolol! Kalau memang segampang itu, aku nggak mungkin begitu marah! Kamu tahu Kakek menyuruhku minta maaf pada Tirta dengan cara apa?"Simon ingin menampar Camila. Sementara itu, Camila mulai ketakutan. Dia mundur, lalu beruca

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1024

    "Kenapa aku bisa punya cucu yang nggak berguna sepertimu? Apa kamu tahu Saba mau bawa bawahannya untuk memberimu pelajaran?" lanjut Yahsva.Sebelumnya Yahsva masih berharap orang yang dilawan Simon bukan temannya Tirta. Setelah mendengar perkataan Simon, amarah Yahsva langsung meluap. Dia terus memarahi Simon.Biarpun Simon sudah mematikan pengeras suara, sebagian orang yang berdiri di dekat Simon bisa samar-samar mendengar suara Yahsva. Salah satu orang menceletuk, "Pak Yahsva nggak bercanda, 'kan? Ternyata pria kam ... salah ... Tirta itu adik angkat Pak Saba! Apa tadi aku salah dengar?"Suasana menjadi heboh. Para tamu mulai berkomentar, tetapi mereka tidak menyebut Tirta orang kampungan lagi."Tadi aku juga dengar, sepertinya memang benar!""Kalau nggak, ekspresi Pak Simon juga nggak akan begitu masam!""Pantas saja, Tirta sama sekali nggak takut kepada Pak Simon. Ternyata omongan Pak Chandra memang benar. Tirta lebih hebat daripada Pak Simon!""Tirta itu adik angkat Pak Saba! Hubu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1023

    Simon tertawa sinis, lalu mengomentari, "Kamu menyarankanku jangan bersikap keterlaluan? Memangnya orang seperti kalian pantas menegurku?"Tiba-tiba, ponsel Simon berdering. Dia bergumam, "Eh, Kakek yang menelepon. Apa Kakek sudah menyuruh orang untuk mencabut jabatan Pak Chandra?"Ekspresi Simon tampak senang. Dia hendak menjawab panggilan telepon. Namun, Camila berniat memamerkan latar belakang keluarga pacarnya.Camila berucap kepada Simon, "Simon, bagaimana kalau kamu aktifkan pengeras suara biar pria kampungan itu dan semuanya bisa mendengarnya dengan jelas? Dengan begitu, mereka bisa menyerah!"Wirya juga maju dan memanas-manasi, "Benar, Pak Simon. Pria kampungan ini bilang bisa mencari orang untuk melindungi Pak Chandra dan lainnya. Jadi, kamu harus buat dia dipermalukan habis-habisan!"Simon malas berbuat seperti itu, tetapi dia tidak bisa menolak permintaan Camila. Jadi, dia menuruti kemauan Camila untuk mengaktifkan pengeras suara setelah menjawab panggilan telepon.Suasana d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1022

    Tirta menambahkan, "Tadi aku sudah menghubungi Pak Saba. Dia bilang dia akan bantu aku selesaikan masalah ini."Camila mencibir saat mendengar Tirta mengakui dirinya memang mempunyai sokongan hebat. Ketika hendak menyindir Tirta dan Bella, tiba-tiba Simon mengernyit.Simon yang mempunyai firasat buruk bergumam, "Saba? Apa yang dia maksud itu Kakek Saba? Nggak mungkin ... aku bahkan jarang bertemu Kakek Saba. Mana mungkin dia berteman dengan orang rendahan seperti ini? Dugaanku pasti salah."Melihat ekspresi Simon yang khawatir, Camila langsung bertanya, "Simon, kamu bilang apa?"Simon menahan kegelisahannya dan menjelaskan kepada Camila, "Nggak apa-apa. Belakangan ini aku dapat kabar teman kakekku yang bernama Saba kembali ke ibu kota negara dan menduduki jabatannya sebelumnya. Aku berencana bawa kamu bertemu Kakek Saba saat senggang."Camila sengaja berseru ke arah Bella, "Kakek Saba itu salah satu sesepuh di dunia pemerintahan yang paling terkenal, ya? Wah! Simon, kamu nggak bercanda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1021

    Jika Tirta belum menghubungi Saba, mungkin Chandra dan lainnya tidak akan memedulikan sindiran mereka. Namun, sekarang mereka tahu Tirta sudah menghubungi Saba untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi, Chandra dan lainnya tidak akan berdiam diri lagi.Hendrik melihat Wirya dan Diego dengan dingin sambil angkat bicara, "Semuanya belum pasti. Pak Diego, Pak Wirya, kalian begitu yakin Keluarga Gumarang, Keluarga Reksa, Keluarga Wisono, dan Grup Sapari akan bangkrut. Apa kalian nggak takut kami akan melawan Keluarga Bazan dan Keluarga Liman setelah kami selamat?"Mendengar ucapan Hendrik, Diego tertawa terbahak-bahak dan menyindir, "Kalian hampir celaka, tapi masih bisa berkhayal! Apa kalian kira Pak Simon cuma bercanda saat bilang mau buat kalian bangkrut dalam waktu setengah jam? Apa kalian juga punya sokongan hebat yang bisa membuat Pak Simon takut seperti Keluarga Purnomo?"Bukan hanya Diego yang tidak percaya. Selain orang-orang yang dekat dengan Tirta, semua orang di aula merasa Chandra

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1020

    Chandra dan lainnya sudah mendengar Tirta menelepon Saba. Biarpun mereka terlihat tidak peduli, sebenarnya mereka juga merasa gugup.Tirta menegaskan, "Nggak. Kita memang teman, tapi aku tetap berutang budi pada kalian. Aku bisa membedakannya dengan jelas, jadi aku akan tetap menebus kesalahanku. Kalau nggak, ke depannya aku nggak berani bertemu kalian lagi."Sebelum Chandra dan lainnya bicara, Darwan menghampiri mereka dan tertawa. Dia berkata, "Pak Chandra, Pak Argono, Pak Toby, Pak Hendrik, dan Pak Hubert, silakan duduk. Kalian sudah berikan hadiah yang mahal untuk putriku dan Tirta. Kalian itu tamu terhormat Keluarga Purnomo."Darwan meneruskan, "Mohon dimaklumi kalau pelayananku kurang memuaskan. Mulai hari ini, kalian itu rekan kerja sama Keluarga Purnomo yang paling penting. Kalau ada proyek, kalian bisa bahas denganku. Kita bisa berkembang bersama!"Sudah jelas Darwan bermaksud membantu Tirta membayar utang budinya. Bagi Keluarga Gumarang, Keluarga Reksa, Keluarga Wisono, dan H

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1019

    Selesai bicara, Yahsva hendak menelepon Simon dan menegurnya. Namun, Saba menghentikan dengan ekspresi marah, "Tunggu, Yahsva. Kamu bilang dulu mau beri pelajaran apa pada Simon. Tirta sudah minta bantuanku, aku rasa Simon pasti melakukan hal yang keterlaluan! Mana mungkin Simon bisa jera kalau diberi hukuman yang ringan?"Sebelumnya Saba tidak tahu orang yang ingin dibereskan Simon adalah teman Tirta. Jadi, dia tidak ingin ikut campur dan mengabaikannya. Namun, sekarang masalah ini melibatkan adik angkatnya. Tentu saja, Saba harus menyikapinya dengan serius.Ini adalah pertama kalinya Yahsva melihat sikap Saba yang begitu serius. Dia tahu Saba menganggap Tirta sangat penting. Yahsva menimpali, "Saba ... coba aku pikirkan dulu .... Kalau nggak, aku suruh Simon minta maaf pada Tirta di depan umum dan beri Tirta kompensasi 20 triliun."Mendengar perkataan Yahsva, Saba mendengus dan mengomel, "Yahsva, tadi aku sudah bilang Tirta nggak tertarik dengan uang. Nggak ada gunanya kamu beri dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1018

    Tiba-tiba, ponsel Saba berdering. Begitu melihat Tirta menelepon, mata Saba berbinar-binar. Saba segera memanggil Yahsva, "Yahsva, tunggu sebentar. Tirta yang telepon, aku bantu kamu tanya kapan dia punya waktu datang ke ibu kota. Nanti kamu baru bereskan urusanmu.""Kebetulan sekali! Saba, cepat bantu aku tanya Tirta punya waktu atau nggak! Urusanku nggak terlalu penting," timpal Yahsva.Tentu saja Yahsva merasa urusan memperpanjang umur lebih penting. Dia langsung menghentikan langkahnya begitu mendengar Saba mengatakan Tirta yang menelepon. Yahsva kembali ke sisi Saba dan mendengar percakapannya dengan Tirta.Melihat Yahsva yang antusias, Saba juga langsung berkata sebelum Tirta sempat bicara, "Tirta, kenapa kamu tiba-tiba meneleponku? Kebetulan aku butuh bantuanmu, entah kamu bisa menyanggupinya atau nggak."Mendengar ucapan Saba, Tirta tidak langsung mengungkapkan permintaannya. Bagaimanapun, Tirta hendak merepotkan Saba. Dia berutang budi pada Saba. Jadi, Tirta memutuskan untuk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1017

    Yahsva menegur, "Kamu buat masalah apa lagi? Aku lagi minum teh dan main catur dengan Saba! Kalau nggak ada urusan penting, aku langsung akhiri panggilan telepon!"Sepertinya, Yahsva tidak merasa puas dengan Simon. Sementara itu, Simon sangat takut kepada kakeknya. Mendengar teguran Yahsva, Simon langsung menceritakan masalah yang dialaminya di kediaman Keluarga Purnomo, "Kakek, aku juga nggak ingin mengganggumu karena masalah sepele, tapi Pak Chandra keterlaluan sekali!"Simon melanjutkan, "Pak Chandra mempermalukanku di depan umum demi seorang pria kampungan! Aku nggak bisa terima! Kakek, aku mohon ...."Simon tidak mengungkit Keluarga Purnomo. Dia berencana membalas mereka secara diam-diam. Setelah mendengar cerita Simon, Yahsva membentak, "Kamu selalu membuat masalah! Aku bantu kamu terakhir kali."Simon menambahkan, "Kalau ke depannya kamu berani bertindak semena-mena dengan mengandalkan identitasmu, kamu selesaikan masalahmu sendiri! Aku nggak bisa melindungimu seumur hidup, kamu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status