Share

Bab 689

Penulis: Hazel
Shinta menelepon pamannya sendiri, Abdul Dinata. Dia memberi tahu, "Paman Abdul, aku Shinta. Belakangan ini, Kakek punya adik angkat baru. Tapi, Pak Chandra dari Provinsi Kantos mau menangkapnya cuma karena sedikit kesalahpahaman ...."

"Aku rasa orang seperti dia nggak perlu dipromosikan lagi!" tambah Shinta secara singkat dan langsung menutup teleponnya.

Melihat situasi ini, Budi hanya bisa melongo. Sekalipun tidak pintar, dia tahu betul kali ini Chandra telah terlibat dalam masalah besar.

Tidak masalah jika kariernya berhenti sampai di sini. Akan tetapi, kemungkinan besar Budi juga akan terkena dampaknya.

Budi buru-buru menjelaskan, "Nona Shinta, sebenarnya Pak Chandra nggak tahu apa-apa soal tindakan Resnu ...."

Kemudian, Budi menunjuk Joshua, Toby, dan Hendrik sebelum melanjutkan, "Mereka yang kasih tahu Pak Chandra tentang masalah Resnu dan Tirta. Tapi, mereka sama sekali nggak ungkit soal kelakuan Resnu."

"Kalau nggak, Pak Chandra nggak mungkin suruh aku untuk menangkap Tirta. To
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Kisworo Melati
kok kurang bab nya
goodnovel comment avatar
abangmawardi skd01
kurang banyak buka bab nya min udah buka perbab nya mahal nggak seru ni min
goodnovel comment avatar
Hadi Roesady
Iya baca nya kurang banyak bab nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 690

    Saad sangat puas ketika melihat mereka mendapat balasan. Melihat ketakutan mereka, Tirta pun tertawa mengejek sebelum bertanya, "Mau aku lepaskan kalian?"Tirta melanjutkan, "Coba jawab dulu. Apa keponakan kalian yang secara diam-diam memerintahkan penculikan Kak Agatha nggak pantas dijebloskan ke penjara?""Pantas, tentu saja mereka pantas!""Bahkan kalau mereka dipukul sampai mati pun pantas!"Itu adalah kata-kata jujur dari Joshua, Toby, dan Hendrik. Mereka tidak mungkin terjebak konflik dengan Tirta kalau saja Dipo dan yang lainnya tidak membuat masalah.Mereka bahkan ingin menyeret Dipo dan yang lainnya keluar dari penjara dan langsung menghabisi mereka.Tirta menimpali, "Kalau kalian tahu itu pantas, kenapa masih mau balas dendam? Sekarang, kalian malah minta ampun padaku. Kalian ini benar-benar segerombolan tua bangka yang nggak tahu malu!"Tirta memandang tajam ketiga orang itu, lalu mengubah topik dengan berujar, "Aku mau tanya satu hal. Jawab dengan jujur, baru aku pikirkan a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 691

    Budi bertanya, "Kalian mau ke mana? Berhenti di sana. Setelah bikin masalah sebesar ini, aku nggak akan memaafkan kalian meskipun Tirta bersedia. Aku akan laporkan semuanya pada Pak Chandra. Keluarga kalian bersiap-siaplah diusir dari Provinsi Kantos.""Gawat .... Riwayat kita benar-benar tamat!" Mendengar itu, Joshua, Toby, dan Hendrik yang baru saja berdiri dengan susah payah, langsung jatuh lemas lagi dengan penuh penyesalan.Kalau diberi kesempatan lagi, mereka tidak akan berani mencari masalah dengan Tirta. Namun sekarang, penyesalan pun sudah terlambat.Hanya saja sebelum Budi sempat menelepon Chandra, ponsel Joshua tiba-tiba berdering lebih dulu. Saat Joshua melihat layar ponselnya, tubuhnya langsung bergetar ketakutan. Dia berujar, "Um ... Pak Chandra yang telepon ....""Sebaiknya diangkat atau nggak?" tanya Toby dengan suara gemetar. Dia sudah membayangkan bagaimana Chandra akan menegur mereka."Diangkat saja. Kalau nggak, akibatnya mungkin lebih parah," ucap Hendrik sambil me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 692

    Melihat Amal mengejeknya dengan puas, Mauri tahu bahwa dia memang sengaja ingin mempermalukannya. Dia berteriak marah sambil membelalakkan mata, "Amal, jangan keterlaluan!"Amal menimpali, "Orang tanpa dukungan jangan harap bisa jadi pejabat. Itu pepatah kuno yang benar adanya. Kamu nggak punya latar belakang apa pun.""Orang yang kamu kenal cuma Saad. Sekarang, dia pasti sudah dihajar habis-habisan sama Pak Budi. Jadi, apa yang bisa kamu lakukan padaku meskipun aku keterlaluan?" tanya Amal. Dia tertawa terbahak-bahak dan merasa sangat puas.Amal menegaskan, "Pokoknya aku sudah perjelas semuanya. Kalau kamu nggak mau merangkak di bawah kakiku, aku akan usir semua rekanmu dari kantor ini!"Sebelum Mauri sempat menjawab, puluhan polisi lainnya termasuk Troy dan Niko, datang mengepung dengan wajah penuh amarah."Pak Mauri, kamu nggak perlu minta belas kasihan padanya. Sekalipun kami semua dipecat, kami nggak akan menyesal!""Tapi, kami nggak bisa terima penghinaan ini. Kamera CCTV sudah m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 693

    Mauri melambaikan tangan, lalu berbicara kepada seorang polisi muda berusia 20 tahunan, "Um ... Louis, lepaskan mereka. Cepat.""Baiklah .... Pak Mauri, nanti kalau kamu pergi menemui Tirta, bawa kami juga," ujar Niko dan Troy. Mereka tahu ini adalah bentuk kompromi terakhir Mauri yang terpaksa dilakukannya.Walau tidak terima, mereka juga menyadari bahwa melawan Amal itu tidak mudah. Lagi pula setelah kejadian ini, mereka sudah tak ingin lagi menjadi polisi. Mengikuti Mauri dan bergabung dengan Tirta terdengar jauh lebih baik."Oke, kalau begitu kalian ikut denganku nanti," jawab Mauri.Tak lama kemudian, Louis membawa Dipo, Lukky, dan Fendi keluar. Awalnya, mereka tidak percaya bahwa Mauri benar-benar akan membebaskan mereka.Namun ketika melihat Amal dan mendengar penjelasannya, barulah mereka sadar apa yang terjadi. Ketiga orang itu sontak emosi."Sialan, ternyata Resnu takut sama Tirta cuma karena takut dihajar!""Dasar pengecut! Kita sampai dikurung berhari-hari karena dia!""Ini

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 694

    Dipo dan teman-temannya merasa percaya diri karena berpikir ada Budi yang mendukung mereka. Dengan sikap seenaknya, Dipo bahkan berjalan mendekati Tirta dan hendak menepuk wajahnya dengan angkuh.Namun Dipo tidak sadar bahwa setelah perkataannya itu, wajah Budi, Joshua, Toby, dan Hendrik menjadi pucat ketakutan."Siapa yang bebaskan kalian?" tanya Tirta dengan nada dingin begitu melihat Dipo dan yang lain keluar dari tahanan. Segera, dia menepis tangan Dipo yang hendak menepuk wajahnya."Aduh!" Dipo sontak merasa seperti tangannya dipukul palu. Dia meringis kesakitan dan emosi karena Tirta yang dia anggap sudah terpojok malah berani melawannya.Dipo memaki, "Sialan! Kamu sudah bosan hidup ya? Hari ini, aku akan menghajarmu sampai ...."Namun sebelum Dipo bisa berbuat apa-apa, Budi melangkah cepat dan menendangnya keras-keras. Dia memarahi, "Kurang ajar! Siapa yang kasih kamu nyali untuk bersikap seperti ini pada Tirta? Aku rasa, kamulah yang sudah bosan hidup. Cepat berlutut dan minta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 695

    Setelah menyadari kesalahan mereka, Dipo dan yang lainnya segera berlutut di depan Tirta dan memohon ampun. Salah satu dari mereka berujar, "Tirta, kami salah. Tolong maafkan kami ...."Namun, Tirta hanya menanggapi dengan dingin, "Sudah terlambat untuk minta maaf sekarang. Aku memang orang biasa, tapi nggak akan pernah lupa balas budi dan juga dendam!"Tanpa memberi mereka kesempatan berbicara lebih lanjut, Tirta mengabaikan mereka dan berjalan ke arah Mauri dan lainnya.Tirta tahu bahwa Joshua pasti tidak akan melepaskan Dipo dan yang lainnya begitu saja, jadi dia tidak perlu repot-repot.Mauri terlihat baik-baik saja. Sebaliknya, dia sangat kaget. Tirta pun menghela napas sebelum memperkenalkan sambil tersenyum, "Pak Mauri, perkenalkan ini adalah cucu Pak Saba, Nona Shinta, dan ini adalah Pak Lutfi dari Badan Perlindungan Negara."Mauri segera memberi salam dengan penuh hormat, "Oh. Senang bertemu denganmu, Nona Shinta dan Pak Lutfi ....""Pak Mauri, kamu nggak perlu sungkan. Kamu a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 696

    "Minta maaf? Huh! Kalau minta maaf ada gunanya, apa gunanya polisi? Kalau minta maaf ada gunanya, untuk apa negara menetapkan begitu banyak aturan? Kamu rasa kamu bisa bertindak semena-mena dan menindas orang karena dirimu pemimpin ya?"Tirta mendengus dan memaki habis-habisan. Dia menendang Amal hingga Amal berguling-guling di lantai.Amal kesakitan, seolah-olah tubuhnya ditabrak oleh kereta api. Akan tetapi, dia tidak berani menunjukkan amarah ataupun kebenciannya. Dia buru-buru bangkit, menunjuk Joshua serta orang lainnya."Maaf, tapi dengarkan dulu penjelasanku. Sebenarnya bukan aku yang ingin menyulitkan Pak Mauri. Pak Joshua yang menghasutku melakukan seperti ini. Aku sangat puas dengan kinerja Pak Mauri. Bahkan ... aku ingin berteman dengannya!"Usai melontarkan kalimat terakhir, Amal tersenyum menyanjung. Namun, karena merasa bersalah, senyumannya itu terlihat sangat jelek.Niko tidak tahan lagi. Dia maju dan membentak Amal, "Tutup mulut busukmu itu! Kalau kamu ingin berteman d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 697

    "Ka ... kamu .... Argh!" Pertahanan mental Amal akhirnya hancur setelah mendengar ejekan Mauri. Seluruh wajahnya tampak merah seperti terkena air panas. Tiba-tiba, dia muntah darah dan jatuh pingsan."Bagus! Bagus sekali! Kalau bisa, aku mau lihat dia mati karena terlalu emosi!" Para petugas polisi bersorak melihat hasil ini. Amarah mereka seolah-olah terlampiaskan.Saat ini, Joshua, Toby, dan Hendrik telah menghajar Dipo dan lainnya hingga babak belur. Selagi Tirta memberi pelajaran kepada Amal, mereka menelepon keluarga masing-masing untuk melapor semua yang terjadi.Dalam waktu singkat, mereka pun mendapat solusi untuk mengatasi masalah ini. Mereka tersenyum sambil berkata kepada Tirta dengan hati-hati."Tirta, kami memang salah karena melakukan semua ini. Kami nggak minta kamu mengampuni kami. Tapi, karena kami sudah bertobat, tolong beri kami kesempatan untuk hidup. Kami akan menuruti semua permintaanmu."Keluarga Dinata bisa membuat keluarga mereka binasa dalam sekejap. Sekalipun

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1205

    Kemudian, dia berpura-pura menutup pintu. Padahal sebenarnya, dia menggunakan teknik menghilangkan diri dan berdiri di depan pintu kamar mandi untuk menyaksikan mereka. Jika saja ruang di dalam kamar mandi tidak terlalu sempit dan mudah ketahuan, Tirta bahkan ingin menggunakan teknik menembus dinding untuk masuk ke dalam dan melihat lebih jelas."Huh ... si berengsek akhirnya pergi juga. Dik, yuk kita lanjutkan mandinya. Coba kamu ceritakan padaku tentang dunia misterius. Aku belum pernah pergi ke sana. Setelah mendengar Tirta "keluar" dari kamar, Ayu akhirnya menghela napas lega dan mengalihkan pembicaraan terhadap Elisa yang berada di sampingnya."Dunia misterius sebenarnya adalah sebuah dunia kecil yang terpisah. Guru yang bilang padaku, dunia itu terasingkan dari dunia fana. Pintu masuknya berada di antara ribuan pegunungan yang menjulang. Saat ini, diketahui ada tiga pintu masuk ke dunia misterius, di antaranya ada di bagian Negara Darsia ...."Elisa yang juga mengira Tirta telah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1204

    "Astaga ... astaga ... astaga!!! Dua bibi lagi mandi! Ada apa ini? Jangan-jangan mataku bermasalah?"Di dalam kamar mandi, dua sosok tubuh yang indah dan putih bersih saling berdampingan, membuat darah Tirta mendidih seketika! Tenggorokannya kering dan matanya terbelalak lebar!Di saat yang bersamaan, "senjata rahasia" yang Yasmin bicarakan sebelumnya, juga ikut bereaksi ....Tirta tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Dia mengucek matanya berkali-kali, tetapi setiap kali dia melihat kembali, dua sosok yang sempurna itu tetap ada di sana. Bahkan semakin lama dia melihat, pemandangan itu terasa semakin nyata!"Ini sungguhan .... Jangan-jangan ini wanita misterius yang kutemui di puncak Gunung Tisatun?""Benar! Itu dia! Tapi bukankah dia sudah turun gunung? Kenapa tiba-tiba muncul di rumah Keluarga Purnomo dan malah mandi bersama Bi Ayu?"Tirta akhirnya bisa mengenali wanita misterius itu, tetapi tidak bisa memahami alasannya berada di sini. Ditambah lagi, tanpa pakaian yang menutupi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1203

    Mengapa orang tua mereka meninggalkan anak kandung mereka di dua tempat yang berbeda?"Nggak apa-apa. Meskipun cuma aku dan Tirta yang hidup saling bergantung satu sama lain, dia anak yang kuat. Sekarang kami hidup dengan baik, jadi kamu nggak perlu khawatir ....""Ngomong-ngomong, siapa namamu? Setelah kamu diadopsi, apakah hidupmu baik-baik saja?"Ayu tidak tahu apa yang dipikirkan Elisa saat ini. Namun, saat melihat ekspresi haru di wajah gadis itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggenggam tangan Elisa dengan hangat dan bertanya padanya dengan perhatian."Namaku Elisa. Aku juga hidup dengan baik, Kak. Kamu nggak perlu khawatir."Entah mengapa, Elisa memanggilnya Kakak tanpa sadar. Mungkin karena Ayu terlihat lebih matang dan keibuan dibanding dirinya. Meskipun dia belum berhasil menemukan jawaban tentang orang tua mereka, Elisa sudah yakin sepenuhnya bahwa Ayu adalah saudara kembarnya!Ayu juga merasakan hal yang sama. Melihat Elisa yang berdebu dan kusam, Ayu langsung me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1202

    Saat ini, suasana hati Ayu sudah pasti sangat panik. Dia sedang mandi dalam keadaan tanpa sehelai benang pun, tetapi tiba-tiba ada seorang wanita asing menerobos masuk. Jika saja wanita itu tidak langsung menutup mulutnya, atau jika tenaganya tidak lebih kuat dari Ayu, pasti Ayu sudah melawan dan berteriak minta tolong!"Mmm! Mmm!" Melihat ekspresi Ayu yang ketakutan, Elisa menyadari bahwa dia memang telah mengejutkan Ayu. Kalau dia tidak bisa menenangkan gadis ini, mustahil dia bisa menanyakan apa pun."Aku benar-benar nggak berniat menyakitimu. Kalau nggak percaya, lihat saja. Wajah kita berdua sama persis. Aku cuma ingin bertanya tentang asal-usulmu ...."Setelah agak ragu, Elisa akhirnya melepas cadarnya dan menunjukkan wajahnya yang telah lama tersembunyi. Dia berusaha melembutkan nada bicaranya. Untuk membuktikan bahwa dia tidak berniat jahat, Elisa juga melepaskan tangannya dari mulut Ayu.Namun, saat Elisa melihat kulit putih mulus Ayu yang sama persis dengan dirinya, dia semak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1201

    "Bibi, aku benaran nggak ganggu wanita mana pun!" Tirta buru-buru menangkap tangan Ayu dan meyakinkannya dengan serius."Kalaupun kamu nggak bohong sama aku, cepat pergi mandi dulu. Hilangkan dulu wangi wanita lain di tubuhmu, baru datang temui aku lagi. Aku tunggu di kamar ...."Saat tangan mereka bersentuhan, Ayu langsung panik dan melirik ke dua ujung lorong. Dia takut akan ada orang yang melihat mereka.Setelah itu, dia buru-buru melepaskan diri dan mendorong Tirta pelan, lalu kembali masuk ke kamarnya."Bibi mau tidur sama aku?""Hehe, asyik! Aku akan mandi sekarang!"Tirta tiba-tiba menyadari maksud Ayu dan bergegas berlari ke kamar Bella. Kemudian, dia melepas semua pakaiannya dan mandi.....Pada saat bersamaan, di kamar Ayu.Ayu menatap sepatu Yasmin yang tadi tertinggal di kamar, lalu pelan-pelan meletakkannya di rak sepatu dekat pintu.Dia menghela napas pelan, lalu bergumam pada dirinya sendiri."Dasar anak nakal .... Wanita-wanita itu pasti pacar barunya. Dia masih berani

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1200

    "Bajuku ... robek karena ditarik penjahat waktu bantu Pak Mauri tangani kasus. Kalau Bibi nggak percaya, aku bisa bawa kamu untuk temui Pak Mauri."Tirta jelas tidak mungkin mengatakan bahwa pakaiannya dirusak oleh shikigami. Jadi, dia tidak punya pilihan selain mencari alasan lain."Memangnya aku percaya omong kosongmu? Kamu kira Bibi bodoh? Tubuhmu penuh dengan wangi dari berbagai wanita! Cepat katakan dengan jujur! Siapa wanita yang merobek bajumu sampai seperti ini?!"Ayu memelintir telinga Tirta dan ingin mencubitnya dengan keras, tapi akhirnya dia tidak tega. Akhirnya, dia hanya bisa menepuknya dengan ringan.Jelas sekali, melihat pakaian Tirta yang compang-camping dan aroma berbagai wanita yang masih menempel di tubuhnya, Ayu curiga bahwa Tirta baru saja keluar untuk bersenang-senang dengan perempuan."Wah, sepertinya kalau Kak Tirta nggak bisa menjelaskan ini dengan baik, dia bakal kena batunya!"Yasmin yang duduk santai di atas tempat tidur sambil mengayunkan kaki kecilnya, me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1199

    "Lho ... kenapa wajah kalian semua jadi merah begini?" tanya Tirta tiba-tiba saat menyadari keanehan pada beberapa wanita itu.Tentu saja, tidak ada satu pun dari ketiga wanita itu yang bisa menjawab pertanyaan Tirta. Sementara itu, Kurnia memilih untuk menjauh terlebih dulu karena merasa canggung. Dia bahkan sampai bersembunyi di jarak 50 meter dari mereka."Tirta .... Kalau begitu, gimana kalau kamu pakai mantelku saja?" Pada akhirnya, Tina-lah yang memberanikan diri untuk berbicara, meskipun suaranya terdengar sangat malu-malu."Oh, jadi karena ini ya? Haha, nggak usah, aku tinggal tarik bajuku sedikit saja. Kenapa kalian nggak bilang dari tadi?" Tirta hanya tertawa santai sambil menarik kembali kain bajunya yang berantakan. Dia sama sekali tidak merasa canggung."Mesum! Sok pura-pura nggak tahu! Kami sudah mengingatkanmu tadi! Tapi apa kamu dengar? Nggak! Tetap saja kamu biarkan begitu!"Laras mendengus kesal, mencoba bersikap seolah tidak melihat apa pun."Tirta, sebenarnya tadi k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1198

    Adegan beralih ke Tirta.Saat kesadaran ular berkepala delapan tiba-tiba menerobos masuk ke dalam pikirannya, Tirta refleks berteriak keras. Teriakannya yang mendadak itu membuat Tina, Laras, dan Kimmy yang berjalan di sampingnya langsung terkejut."Kak ... tadi kamu bilang apa?"Kamu bilang ada ular berkepala delapan? Tapi kenapa kami nggak melihatnya?" Tina memandang sekeliling dengan ekspresi bingung, lalu menatap Tirta dengan curiga."Bajingan mesum, mana mungkin ada ular berkepala delapan di dunia ini? Sepertinya tubuhmu terlalu lemah, makanya kamu berhalusinasi!" Laras yang masih sedikit ketakutan, menepuk dadanya yang berdebar karena kaget, lalu melirik Tirta dengan tatapan kesal."Tirta, kamu mungkin terlalu lelah sampai mulai berhalusinasi. Gimana kalau kita cari tempat untuk istirahat sebentar?" Kimmy melangkah mendekat dan menatap Tirta dengan penuh perhatian."Uh ... mungkin aku memang terlalu capek, jadi sempat berhalusinasi. Nggak usah dipikirkan. Kita istirahat saja dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1197

    "Kenapa Anda nggak biarkan aku mati saja!" Yudha merosot lemas, bersandar pada tiang kayu dengan air mata bercucuran dan penuh penyesalan."Dasar bodoh .... Tentu saja aku ingin membunuhmu seribu kali, bahkan sepuluh ribu kali kalau bisa! Kamu memang pantas mati, tapi sekarang belum waktunya untukmu mati ....""Pergilah .... Segera kumpulkan 500 anak laki-laki dan perempuan yang berusia di bawah enam tahun! Aku butuh darah mereka untuk memulihkan kekuatan!"Kesadaran ular berkepala delapan yang lemah, berkata dengan terbata-bata."Baik .... Aku akan segera kumpulkan 500 anak untuk dikorbankan kepada Dewa Ular!"Mendengar perintah tersebut, Yudha langsung bangkit dari tanah. Dengan tubuh gemetar, dia segera berlari menuruni gunung dengan tergesa-gesa untuk mengatur semuanya."Tunggu sebentar ...." Tiba-tiba, suara serak ular berkepala delapan kembali terdengar dari belakangnya."Dewa Ular .... Apakah masih ada perintah lain?" Yudha langsung berhenti melangkah dan berlutut di tempat."Ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status