Share

Bab 650

Penulis: Hazel
Sejak awal, kesan orang-orang terhadap Tirta memang sudah buruk. Setelah mendengar ucapan Tabir, mereka pun langsung percaya. Orang-orang menunjuk Tirta dan membentak.

"Dasar bocah! Masih muda, tapi sudah pintar bohong! Kamu terlalu menjijikkan!"

"Kamu kira kami semua bodoh?"

"Mau kamu jelasin sampai mulutmu kering, kami nggak bakal percaya!"

Tentunya, yang berteriak paling keras adalah teman-teman Aaris. Para wanita sontak menatap Tirta dengan tatapan penuh kebencian.

"Ini pertama kalinya aku melihat orang yang begitu menjengkelkan!"

"Cih!"

Aaris merasa lega melihat respons orang-orang. Dia tidak menyangka orang-orang akan memercayai kebohongannya.

Jadi, Aaris menatap Tirta sambil tersenyum dingin dan bangga. Tidak ada gunanya Tirta mengatakan kebenaran. Tidak akan ada yang percaya padanya! Tirta akan mendapat ganjarannya hari ini!

"Tirta nggak bohong kok! Kenapa kalian nggak percaya padanya? Aaris ini memang ingin ...." Saking paniknya, Nabila hampir menangis.

"Diam! Kamu pacarnya, p
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 651

    "Kak Nabila, kamu sembunyi dulu di belakang. Jaga dirimu, nggak usah khawatirkan aku!" ucap Tirta kepada Nabila melihat situasi seperti ini. Dengan kecepatan tinggi, dia menerobos ke dalam kerumunan dengan ekspresi marah."Hahaha ... dasar bodoh! Kamu kira bisa hadapi orang sebanyak ini dengan tangan kosong? Ayo hajar saja. Lebih bagus lagi kalau hajar sampai mati di tempat!" seru Aaris seraya tertawa dingin saat melihat Tirta menerobos ke kerumunan.Pandangan itu melampaui kerumunan, jatuh pada sosok Nabila yang canggung di sudut ruangan. Wajahnya tampak penuh keserakahan. Namun, tubuh Tirta saat ini sudah sekuat baja. Bahkan tanpa mengerahkan seluruh kekuatannya sekalipun, kemampuannya jauh melampaui para antek kecil ini.Bagaikan harimau yang menerobos para kawanan domba, semua lawannya langsung berjatuhan dan terluka parah. Senjata mereka sama sekali tidak ampuh melawan Tirta.Hanya dalam beberapa saat, belasan orang tampak sudah tersungkur di bawah pukulan Tirta. Sementara itu, Bi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 652

    "Ngomong sembarangan apa kamu? Yang kukatakan itu semua kenyataan. Jangan kira kamu bisa memutarbalikkan fakta hanya karena kamu jago bela diri!"Tabir tidak menyangka Tirta akan sehebat itu. Menghadapi tudingan Tirta, dia merasa ketakutan hingga terhuyung mundur beberapa langkah. Sementara itu, Aaris dan beberapa pemuda lainnya juga semakin ketakutan.Melihat Tirta yang berjalan mendekat, mereka hampir saja mengompol di celana!"Oh ya? Kelihatannya kamu nggak bakal jera sebelum diberi pelajaran. Kalau begitu, biar cucumu saja yang jelaskan pada semua orang!"Tirta memang bukan tipe orang yang mudah diperlakukan semena-mena. Setelah difitnah dan ditekan oleh Aaris dan Tabir, dia tidak akan membiarkan mereka lepas begitu saja! Dia berniat membongkar wajah asli mereka di depan semua orang supaya mereka mendapat pelajaran.Di saat Tirta baru saja hendak menggunakan jarum hipnotis pada Aaris, muncul seorang gadis berwajah tegas yang mengadang di hadapannya."Besar sekali nyalimu! Berani-be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 653

    Selain itu, pakaiannya juga dipenuhi dengan noda darah yang membuatnya tampak sangat menyedihkan. Jelas sekali, tuduhannya terhadap Tirta tadi telah terbantahkan. Tuduhan sengaja melukai orang itu lebih tepat jika ditujukan pada Aaris dan Tabir.Di saat Shinta masih merasa malu menghadapi pertanyaan dari Tirta, Tirta kembali melanjutkan, "Nona, kutanyakan satu hal lagi padamu.""Kalaupun memang benar aku ingin memaksa mereka mengakui bahwa mereka telah memfitnahku, kenapa saat mereka memanggil orang untuk menyerang, Nona nggak berusaha menghentikannya? Tapi waktu aku bertindak, Anda justru ingin memanggil orang untuk menangkapku?""Bisakah Nona memberiku penjelasan yang masuk akal?" lanjut Tirta.Shinta tidak menyangka bahwa Tirta mampu membaca pikirannya dengan begitu jelas. Namun, untuk pertanyaan kedua Tirta, dia akhirnya menemukan alasan dan menjelaskan."Itu karena masalah ini ditimbulkan olehmu. Kamu yang bersalah duluan, makanya aku nggak menghalangi keluarga Tabir. Kalau memang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 654

    "Bu, cara apa yang mau digunakan Guru? Bukannya akupunktur itu untuk pengobatan? Apa bisa digunakan untuk interogasi?" tanya Bima dengan panik saat melihat Nabila berseru."Kali ini tebakanmu benar. Jarum perak mungkin cuma bisa digunakan sebagai pengobatan di tangan orang lain. Tapi kalau di tangan Tirta, fungsinya jadi sangat besar! Kamu lihat saja sendiri. Nanti Aaris bakal mengungkapkan kebenarannya sendiri!" bisik Nabila dengan percaya diri saat melihat sosok Tirta dari belakang."Baik, Bu. Aku akan perhatikan dengan baik."Mendengar hal itu, Bima terpaksa menahan rasa penasarannya dan melihat ke arah Tirta."Bukannya mau interogasi? Kenapa kamu bawa jarum perak? Memangnya mau ngobatin orang?" Puluhan tamu di tempat itu merasa kebingungan melihat Tirta, termasuk Shinta.Pada saat ini, Aaris dan Tabir malah tampak santai saat melihat Tirta mendekati mereka."Dasar bodoh. Aku salut sama keberanianmu berani mengajukan persyaratan yang nggak bisa direalisasikan ini di hadapan Bu Shint

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 655

    Tabir yang merasa panik langsung mengadu pada Shinta, "Nona Shinta, kamu lihat sendiri, 'kan? Dia sama sekali nggak berniat untuk interogasi, melainkan mau mencelakai cucuku!""Nona Shinta, dia sudah mencelakai cucuku sampai begini, Anda harus menuntut keadilan untukku!"Melihat kondisi Aaris yang bagaikan telah lumpuh, Shinta juga beranggapan bahwa Tirta memang sedang mencelakainya. Dengan alis mengernyit, dia memarahi Tirta, "Sialan, keterlaluan sekali kamu! Seharusnya aku nggak percaya sama omong kosongmu tadi!""Cepat obati Pak Aaris sekarang juga. Kalau nggak, aku bakal kurung kamu seumur hidup di penjara!"Shinta merasa bahwa jika bukan karena dia yang menyetujui untuk membiarkan Tirta menginterogasi Aaris, Aaris juga tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Oleh karena itu, dalam hatinya merasa bersalah dan marah.Saat berbicara, dia mengangkat tangannya untuk menampar Tirta dengan keras.Plak! Tangan Shinta yang putih mulus itu langsung ditangkap Tirta di tengah udara."Nona Sh

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 656

    Benar saja. Setelah mengetahui kebenarannya, Shinta merasa marah sekaligus malu hingga wajahnya tampak pucat. Perlu diketahui bahwa dia ini adalah cucu dari tangan kanan mantan penguasa negara dan dewa perang, Saba!Dari orang tua sampai saudara-saudara dan kerabatnya, semuanya memegang posisi dan kekuasaan penting di negara ini. Dengan status Shinta saat ini, mungkin hanya segelintir orang yang mampu disandingkan dengannya.Biasanya, orang akan bersikap hormat, segan, dan bahkan menyanjungnya saat bertemu. Namun, ternyata dia malah diperalat oleh Aaris dan Tabir dalam kejadian hari ini. Apalagi, semua ini dilakukan di hadapan banyak orang! Mana mungkin Shinta bisa menerima semua ini?Shinta bergegas maju ke hadapan Tabir untuk mempertanyakannya, "Pak Tabir, sia-sia saja aku melindungimu tadi. Nggak kusangka kamu malah membohongiku! Apa kamu nggak merasa bersalah sudah memanfaatkan kepercayaanku?"Menghadapi pertanyaan dari Shinta, wajah Tabir sontak memucat dan langkahnya menjadi limb

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 657

    Melihat sikapnya yang melunak, Tirta memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah ini lagi. Niscaya setelah kejadian hari ini, kedua orang itu juga tidak akan berani mencarinya untuk balas dendam lagi.Sambil berbicara, Tirta telah mencabut beberapa jarum perak yang tertancap di kepala Aaris."Baik, aku akan ingat perkataanmu. Nggak akan biarkan dia menimbulkan masalah lagi!" ujar Tabir. Dia juga tidak menyangka ternyata Tirta begitu mudah diajak untuk berkompromi. Tabir tak kuasa merasa bersalah atas tindakannya tadi."Kakek, kenapa kamu membungkuk sama dia? Semenit sudah berlalu. Nona Shinta, cepat tangkap dia!" Berhubung tadi dirinya dihipnotis, Aaris masih tidak sadar dengan kondisi saat ini. Setelah jarumnya dicabut, dia langsung marah saat melihat kakeknya membungkuk terhadap Tirta.Plak!Tabir langsung menampar Aaris dan memakinya, "Anak sialan! Kamu kira semua orang nggak tahu apa yang kamu lakukan? Anak muda ini sudah memutuskan untuk memaafkanmu, kamu malah masih mau nangkap

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 658

    Mendengar kata-kata Tirta, Aaris langsung melirik ke arah Bima secara refleks. Ketika melihat belasan luka di tubuh Bima, dia langsung berdiri dan berteriak kepada Tirta, "Kenapa aku harus dengar perintahmu untuk berlutut setengah jam atau dipukul? Kamu kira kamu ini siapa?""Aku nggak mau milih apa pun, lihat saja apa yang bisa kamu lakukan padaku?"Setelah berkata demikian, Aaris tidak peduli lagi pada upaya Tabir untuk menahannya dan buru-buru melangkah menuju ruang dalam. Saat Tirta hendak maju untuk menghentikannya, tiba-tiba Shinta telah duluan maju untuk angkat bicara."Berhenti! Menurutku permintaan tuan ini nggak keterlaluan. Setidaknya kamu harus tanggung jawab setelah mukul orang! Kalau kamu nggak mau milih antara dua pilihan itu, aku bisa memberimu pilihan ketiga.""Aku nggak keberatan untuk nyuruh orang menangkapmu dan proses sesuai hukum!" lanjut Shinta.Aaris sontak terpaku di tempat setelah mendengar ucapan Shinta. Dia sudah cukup kebingungan saat melihat Tabir membela

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1017

    Yahsva menegur, "Kamu buat masalah apa lagi? Aku lagi minum teh dan main catur dengan Saba! Kalau nggak ada urusan penting, aku langsung akhiri panggilan telepon!"Sepertinya, Yahsva tidak merasa puas dengan Simon. Sementara itu, Simon sangat takut kepada kakeknya. Mendengar teguran Yahsva, Simon langsung menceritakan masalah yang dialaminya di kediaman Keluarga Purnomo, "Kakek, aku juga nggak ingin mengganggumu karena masalah sepele, tapi Pak Chandra keterlaluan sekali!"Simon melanjutkan, "Pak Chandra mempermalukanku di depan umum demi seorang pria kampungan! Aku nggak bisa terima! Kakek, aku mohon ...."Simon tidak mengungkit Keluarga Purnomo. Dia berencana membalas mereka secara diam-diam. Setelah mendengar cerita Simon, Yahsva membentak, "Kamu selalu membuat masalah! Aku bantu kamu terakhir kali."Simon menambahkan, "Kalau ke depannya kamu berani bertindak semena-mena dengan mengandalkan identitasmu, kamu selesaikan masalahmu sendiri! Aku nggak bisa melindungimu seumur hidup, kamu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1016

    Saba tertawa, lalu berujar, "Sudah kuduga, kamu pasti ingin bertemu Tirta setelah aku ceritakan pengalamanku. Sebenarnya ini nggak sulit, hanya saja ...."Saba terlihat bimbang. Yahsva yang melihat Saba berhenti bicara langsung mengentakkan kakinya dan membalas dengan ekspresi cemas, "Saba, kenapa? Apa pemuda itu mau minta uang? Nggak masalah, aku rela membayar berapa pun harganya."Saba berpikir sejenak, lalu menyahut, "Bukan begitu, Tirta nggak tertarik dengan uang. Hanya saja, belakangan ini dia sibuk mengurus kebun buah di desa. Aku nggak berani jamin Tirta sempat datang ke ibu kota negara atau nggak."Saba bertanya, "Bagaimana kalau kamu tunggu Tirta punya waktu senggang dulu? Nanti aku baru suruh dia datang ke ibu kota negara."Yahsva yang merasa terpukul mengomel, "Apa? Mengurus kebun buah? Saba, kamu nggak bercanda, 'kan? Aku ini sesepuh dalam dunia pemerintahan dan berjasa untuk negara. Masa aku harus tunggu dia punya waktu senggang untuk cari dia?"Yahsva melanjutkan, "Aku bu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1015

    Sementara itu, di sebuah vila yang terletak ibu kota negara. Vila ketujuh itu berada di bagian pusat. Dua orang pria tua duduk di gazebo vila tersebut. Mereka sedang main catur sambil minum teh.Tentu saja, orang yang bisa duduk di tempat seperti ini memiliki identitas yang luar biasa. Pembicaraan mereka bisa memutuskan masalah kenegaraan.Rambut pria tua yang memainkan bidak hitam sudah memutih. Giginya ompong dan wajahnya berkerut. Hanya saja, tatapannya sangat tajam.Pria tua yang tampak heran itu memikirkan strategi sambil berbicara dengan Saba, "Saba, kenapa aku merasa wajahmu jauh lebih cerah setelah pulang liburan kali ini? Apa ... penyakitmu sudah sembuh?"Pria ini adalah kakek Simon yang bernama Yahsva. Dia adalah sesepuh dalam dunia pemerintahan. Yahsva dan Saba berteman baik.Jadi, Saba diundang Yahsva untuk berbincang seraya minum teh di vila setelah dia kembali ke ibu kota dan menemui presiden. Hanya saja, Yahsva merasa ada yang berbeda dengan Saba begitu melihatnya. Itula

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1014

    Darwan menjelaskan sambil mengernyit, "Kalau begitu, kita harus memercayai Tirta. Sebenarnya Ayah juga percaya Tirta mampu menyelesaikan masalah ini. Kalau nggak, Pak Chandra dan lainnya nggak akan bersikeras berpihak pada Tirta. Padahal mereka tahu status Simon dan orang lain sudah berusaha menghentikan mereka.""Ayah, aku paham," sahut Bella. Kegundahannya langsung hilang. Dia memandang para junior Keluarga Purnomo, lalu berkata dengan tegas, "Aku berani taruhan dengan kalian, kalau Tirta nggak bisa membereskan Pak Simon, aku akan meninggalkan Keluarga Purnomo bersama Tirta."Bella melanjutkan, "Apa pun yang dilakukan aku dan Tirta ke depannya, juga nggak akan memengaruhi masa depan Keluarga Purnomo. Kalau Tirta bisa membereskan Simon, kalian harus minta maaf kepadanya."Mendengar ucapan Bella, para junior Keluarga Purnomo merasa Bella pasti sudah diperdaya Tirta. Kalau tidak, Bella tidak mungkin setuju bertaruh. Sudah jelas Bella tidak akan memenangkan pertaruhan ini.Namun, mereka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1013

    Melihat Tirta berjalan ke sudut serta mengatakan dirinya bisa menyelamatkan Chandra dan lainnya, junior Keluarga Purnomo berkomentar dengan ekspresi sinis."Bahkan dia mengandalkan Keluarga Purnomo untuk menyelamatkan diri, tapi dia masih berani bilang bisa melindungi Pak Chandra dan lainnya.""Apa dia nggak takut ditertawakan?""Benar. Dia lahir di desa, mana mungkin dia kenal tokoh hebat?""Kalau dia bisa membereskan Pak Simon, apa mungkin dia masih mengandalkan kepala keluarga kita untuk bernegosiasi dengan Pak Simon?""Orang seperti ini nggak kompeten dan suka berpura-pura!""Aku benar-benar nggak paham. Kenapa kepala keluarga kita menyinggung tokoh hebat seperti Pak Simon demi orang nggak penting seperti ini?""Biarpun Pak Simon melepaskan Keluarga Purnomo karena orang itu, masa depan Keluarga Purnomo pasti tetap terpengaruh."Setelah mendengar sindiran anggota Keluarga Purnomo yang lain, sebenarnya Bella juga tidak yakin Tirta bisa membereskan Simon dengan mengandalkan koneksinya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1012

    Tentu saja, maksud Camila sudah jelas. Dia ingin memberi tahu Darwan dirinya tidak akan membiarkan Darwan meredam masalah ini dengan mengandalkan statusnya sebagai pacar Simon.Bella yang tahu niat Camila mengepalkan tangannya dengan erat dan berucap, "Camila, kamu benar-benar licik!"Melihat kondisi sekarang ini, Tirta ragu-ragu sejenak sebelum berkata, "Bu Bella, sebenarnya aku juga bisa cari orang untuk menyelesaikan masalah ini. Kalau nggak, kamu suruh Paman Darwan kembali saja."Tirta berencana mencari Saba, tetapi dia merasa malu karena mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan masalah berkali-kali. Itulah sebabnya Tirta tidak langsung menghubungi Saba.Bella berusaha tersenyum dan membalas, "Nggak usah, Tirta. Seharusnya ayahku bisa menghentikan masalah ini. Kita lihat dulu situasinya."Bella belum memberi tahu Tirta sesuatu. Jika masalah ini tetap tidak bisa diselesaikan setelah Darwan mengungkap identitas orang itu, Tirta juga tidak mungkin mampu menyelesaikannya.Mendengar

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1011

    Selesai bicara, Simon segera menghubungi koneksinya dalam dunia bisnis di ibu kota negara. Seorang senior menjawab panggilan telepon Simon, "Simon, bukannya kamu jalan-jalan di ibu kota provinsi bersama pacarmu? Kenapa kamu tiba-tiba telepon aku? Apa kamu ada masalah di ibu kota provinsi?"Orang itu terdengar menyanjung Simon. Dia adalah rekan bisnis Simon dan tokoh hebat di dunia bisnis ibu kota negara.Simon menegaskan, "Paman Iswar, aku memang ada masalah. Sekelompok pecundang yang nggak tahu diri melawanku demi orang kampungan! Apa pun caranya, aku mau dengar kabar Keluarga Purnomo, Keluarga Gumarang, Keluarga Wisono, Keluarga Reksa, dan Grup Sapari di Provinsi Narta bangkrut dalam waktu setengah jam!"Simon mengancam, "Kalau nggak, ke depannya kamu nggak usah bertemu aku lagi!"Mendengar ucapan Simon, para tokoh hebat dan putra keluarga kaya di lokasi acara berkomentar dengan ekspresi gembira."Kelihatannya hari ini Keluarga Purnomo, Keluarga Gumarang, Keluarga Wisono, dan lainnya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1010

    Simon mempunyai status yang tinggi. Jika seseorang salah bicara, Simon pasti akan membenci orang itu dan memberinya pelajaran. Apalagi tindakan Chandra lebih keterlaluan daripada Darwan. Simon tidak akan membiarkan Chandra menginjak-injaknya.Mendengar perkataan Simon, Chandra berkeringat dingin. Namun, dia sudah memutuskan untuk berpihak pada Tirta. Chandra tidak akan berubah pikiran. Lagi pula, Tirta disokong orang itu.Para tamu terus mengomentari tindakan Chandra. Tiba-tiba, sekelompok orang mendatangi kediaman Keluarga Purnomo lagi. Terdengar suara-suara dari keluarga berpengaruh di luar."Aku Argono, Kepala Keluarga Gumarang, datang bersama adik keduaku dan anggota Keluarga Gumarang. Aku menyiapkan hadiah 20 triliun untuk merayakan acara tunangan Tirta dan Bella.""Aku Hendrik, Kepala Keluarga Wisono, datang bersama anggota keluarga Wisono. Aku menyiapkan hadiah 20 triliun untuk merayakan acara tunangan Tirta dan Bella.""Aku Toby, Kepala Keluarga Reksa, datang bersama anggota Ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1009

    "Pak Simon apanya? Kenapa dia mau membereskan Tirta dan melawan Keluarga Purnomo?" tanya Chandra seraya mengernyit.Chandra menghabiskan banyak waktu untuk menyiapkan hadiah. Setelah datang ke kediaman Keluarga Purnomo, dia juga tidak mendengar orang lain mengungkit masalah ini. Tentu saja, Chandra kebingungan.Diego melipat kedua tangannya di dada dan menakut-nakuti Chandra, "Masa Pak Chandra nggak tahu Keluarga Unais dari ibu kota negara? Pak Simon itu cucu kandung sesepuh di dunia pemerintahan!"Diego melanjutkan, "Pria kampungan ini memukul pacar Pak Simon di depan umum! Bahkan, dia bilang Pak Simon akan menyesali perbuatannya hari ini! Pak Darwan malah berniat melawan Pak Simon dan melindungi pria kampungan ini."Diego menambahkan, "Pak Simon itu tokoh hebat! Mana mungkin dia terima diremehkan seperti ini? Pak Chandra, kami sarankan kamu cepat putus hubungan dengan Keluarga Purnomo dan pria kampungan ini! Kalau nggak, Pak Chandra juga akan terlibat masalah!"Sofyan ingin mendekatk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status