共有

Bab 258

作者: Hazel
"Oh, oke. Omong-omong, kamu mendengar igauanku nggak tadi?" tanya Tirta setelah berdeham sesaat dan merapikan pakaiannya untuk menutupi kemaluannya.

"Nggak dengar. Tapi, dari penampilanmu ini, kamu pasti bermimpi yang aneh-aneh," sahut Susanti sambil memelotot.

Mobil ini bisa dibilang kedap suara, ditambah lagi suara Tirta tidak besar tadi. Susanti memang tidak mendengar apa pun. Namun, dari ekspresi Tirta, dia bisa menebak bahwa pria ini bermimpi tentang seks!

"Uhuk, uhuk. Wajar kalau mimpi seperti itu di usiaku ini. Ya sudah, bahas dulu strategi kalian," ucap Tirta untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Kita akan menyamar menjadi sepasang kekasih. Kita bisa memancing ikan di pinggir waduk atau jalan-jalan santai untuk mengamati situasi di sekitar. Sisanya bukan urusanmu," ujar Susanti dengan serius. Meskipun begitu, dia tetap merasa malu.

"Apa? Menyamar menjadi sepasang kekasih? Nggak bisa! Nggak boleh!" tolak Tirta langsung sambil menggeleng. Dia sudah kebingungan harus bagaimana men
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** tirta menang banyak lanjut
すべてのコメントを表示

関連チャプター

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 259

    Menurut Joko, kemunculan ular itu berarti makam kuno di dasar waduk akan segera dibuka. Tirta seketika menjadi sangat bersemangat! Meskipun tidak tertarik pada makam kuno itu, siapa yang tidak ingin melihatnya?"Ah! Ularnya makin dekat!" pekik Susanti dengan suara nyaring. Pada saat yang sama, dia memeluk Tirta dengan makin erat.Tirta tersadar dari lamunannya. Dia sontak menendang ular itu sehingga kepala ular itu meledak. Dia berkata, "Ularnya sudah mati, nggak perlu takut lagi."Tirta menepuk bahu Susanti untuk menenangkannya. Saat ini, Susanti bertanya, "Kamu bilang racun ular ini sangat berbahaya? Bisa membunuh orang dalam waktu setengah jam?""Ya. Waktu aku masih kecil, ada penduduk desa yang digigit ular cecak. Ayahku gagal menolongnya. Selain itu, bisa ular ini mengandung bahan afrodisiak." Selesai berbicara, Tirta tiba-tiba terpikir akan sesuatu. Dia bertanya dengan waswas, "Kamu ... nggak digigit ular itu, 'kan?""Hm, sepertinya begitu. Coba kamu bantu periksa," sahut Susanti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 260

    Tanpa perlu diragukan lagi, situasi ini benar-benar mematikan bagi Tirta. Meskipun demikian, dia tetap menahan diri. Situasi ini pun berlangsung sekitar 10 menit.Kondisi Susanti akhirnya membaik. Dia tidak lagi mengisap jari Tirta dengan kuat dan tatapannya berangsur jernih. Ketika melihat Susanti tidak bergumam lagi, Tirta bertanya, "Gimana? Sudah jauh lebih baik?"Tirta segera menarik jarinya sambil tersenyum getir. Susanti mendapati dirinya telanjang dan duduk di atas pangkuan Tirta. Dia menyahut dengan ekspresi malu, "Sudah, terima kasih sudah membantuku."Meskipun pakaian Tirta utuh, Susanti tetap bisa merasakan betapa kekarnya kemaluan Tirta. Pria ini memang mengambil keuntungan darinya sebelumnya, tetapi sekarang Susanti benar-benar luluh dibuatnya! Jika itu orang lain, belum tentu mereka akan mengambil tindakan seperti Tirta!"Uhuk, uhuk. Jangan salah paham." Tirta hendak menjelaskan bahwa Susanti yang berinisiatif duduk di pangkuannya, jadi wajar kalau dia bereaksi seperti in

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 261

    Tirta sedang duduk di kursi kecil dan berusaha untuk mengalihkan perhatiannya dengan memancing. Saat melihat Susanti mendekat, dia berusaha menenangkan diri dan bertanya, "Kamu ... masih mancing?""Nggak ... nggak mancing lagi. Kenapa sekujur tubuhmu basah semua?" tanya Susanti dengan kebingungan."Menurutmu? Semua ini gara-gara kamu," jawab Tirta yang masih ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya mengurungkan niatnya."Aku nggak sengaja. Semua ini gara-gara racun ular. Selain itu, jangan bilang pada siapa pun mengenai kejadian tadi. Anggap saja nggak pernah terjadi apa pun ...," kata Susanti dengan malu."Tentu saja aku nggak akan sebarkan masalah ini dengan sembarangan. Kita ini teman, aku harus menjaga nama baikmu," balas Tirta tanpa ragu-ragu.Tentu saja, setelah kejadian tadi, Tirta juga tidak yakin dengan posisi Susanti di hatinya."Ya ... kita ini ... teman," balas Susanti sambil mengangguk dengan ekspresi canggung.Tiba-tiba, ponsel Tirta berdering. Setelah mengangkat telepon i

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 262

    "Apanya yang licik? Aku cuma bicara fakta. Kalau kamu merasa nggak bersalah, kamu nggak akan keberatan dengan ancamanku ini," ujar Susanti yang merasa dirinya sudah pasti menang."Hebat sekali kamu! Pokoknya aku nggak mungkin bergabung dengan kepolisian. Tapi, kalau ada kasus yang nggak bisa terpecahkan atau kasus rumit, kamu boleh minta bantuan dariku. Ini sudah batas toleransiku yang paling besar.""Kamu jangan dikasih hati minta jantung. Kalau nggak, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan!" balas Tirta sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Ingin sekali rasanya dia menggigit bagian tubuh Susanti yang montok."Boleh juga. Satu-satunya syarat adalah, kamu harus bersikap kooperatif kalau aku minta bantuan darimu," balas Susanti setelah berpikir sejenak."Nggak masalah," jawab Tirta seraya menghela napas.Tiba-tiba, muncul gelombang di permukaan air yang tenang sejak tadi. Awalnya gelombang itu tidak terlalu jelas, hanya terlihat seperti permukaan air yang tertiup angin. Namun lamb

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 263

    Jenny mengabaikan godaan wanita berambut pirang. Dia mengambil sebuah laptop dari samping tempat tidur dan mulai memberi laporan. Fakta bahwa mereka mampu mengumpulkan semua informasi ini tanpa mengusik pihak kepolisian, menunjukkan betapa hebatnya orang-orang dalam organisasi ini."Memang agak sulit, tapi jalankan saja sesuai rencanaku." Mata biru wanita itu berkilat dingin."Joko, Jack, siapa pun di antara kalian yang telah membuat polisi mengetahui masalah ini, organisasi pasti akan membuat kalian menyesal telah dilahirkan di dunia ini!"....Waktu terus berlalu detik demi detik. Sementara Tirta dan Nabila semakin cemas menunggu. Di dalam klinik, Ayu dan Melati yang lama tidak melihat Tirta juga merasa gelisah dan tidak tenang."Nabila, kamu sudah gelisah sepanjang pagi. Apa itu karena Tirta? Katakan sejujurnya, apa yang dilakukan Tirta sebenarnya?"Kedua orang itu merasa kepergian Tirta pagi ini pasti berhubungan dengan datangnya begitu banyak polisi semalam. Oleh karena itu, merek

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 264

    "Ini namanya nggak mau nolong? Tirta lagi nggak ada, kami semua nggak tahu caranya menawarkan racun. Mau bagaimana menolong mereka? Orang jahat memang suka berpikiran negatif!" maki Melati sambil meludah dan menutup pintu klinik dengan kesal.Boris dan Dina sedang merasa sangat pusing sekarang, sehingga tidak sempat lagi berdebat dengan Melati. Mereka bersiap-siap untuk memanggil taksi untuk pergi ke rumah sakit di kota."Sialan, kenapa tubuhku panas sekali? Kemaluanku keras sekali sekarang. Dina, biarkan aku menidurimu!" ucap Boris dengan terengah-engah setelah berjalan cukup lama."Kamu ini yang benar saja? Sudah keracunan masih bisa kepikiran hal begini?" Kepala Dina sangat pusing dan tubuhnya juga kepanasan sekarang."Duh, mungkin racun ini nggak terlalu serius. Kalau nggak, mana mungkin aku bisa sekuat ini? Sini kutiduri kamu! Mungkin setelah selesai nanti kita berdua sudah sembuh!" Pikiran Boris saat ini hanya ingin meniduri Dina dan membual seberapa kuatnya dirinya.Tidak peduli

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 265

    "Apa racunnya sehebat itu?" Wajah Nabila langsung berubah pucat."Memang begitu. Cepat ambil bubuk belerang dan taburkan di sekitar klinik. Suruh tim konstruksi di lokasi pembangunan vila untuk pulang dulu!""Nabila, kamu bawa bubuk belerang pulang, lalu taburkan di sekitar rumahmu. Hati-hati jangan sampai tergigit!" Meski agak panik, Ayu tetap bisa mengatur semuanya dengan baik."Baiklah, aku suruh orang-orang di rumah lama untuk pulang duluan. Dik Arum, kamu bantu tabur bubuk belerang di sekitar rumah!" Setelah berkata demikian, Melati langsung berlari keluar."Oke, aku cari belerangnya!" jawab Arum.""Aku juga ikutan. Aku tahu di mana letaknya!" sahut Nabila mengikutinya. Setelah melewati semalaman bersama, beberapa wanita ini sudah mulai akrab."Bibi, aku pulang dulu!" Setelah menemukan bubuk belerang itu, Nabila mengambil sebagian dan berlari pulang ke rumah.Kemudian, dia menelepon Tirta, "Tirta, di sana ada ular berbisa nggak? Jangan sampai tergigit ya, nyawa bisa melayang. Mau

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 266

    "Cih, aku masih perawan. Selain kamu, nggak ada pria lain yang pernah menyentuhku sama sekali. Mana mungkin ada airnya," ucap Susanti dengan nada manja dan wajah yang merona."Kalau kamu nggak mau makan ini, nggak ada makanan lain lagi yang kubawa!" Susanti sepertinya memahami bahwa Tirta tidak berani berbuat macam-macam padanya karena mengingat status Susanti. Hal ini membuatnya semakin ingin menggoda Tirta."Haeh, kalau kamu bukan polisi, aku memang ingin mencicipinya," keluh Tirta setelah menghela napas berat.Dalam hatinya bertanya-tanya, apakah Susanti benar-benar tidak menganggapnya sebagai seorang pria? Apa dia pikir Tirta benar-benar tidak berani menidurinya? Ini keterlaluan sekali!"Cuma punya nafsu tapi nggak punya nyali. Kamu ini benar-benar pria paling pengecut yang pernah kutemui.""Huh! Kamu ini benar-benar keterlaluan! Aku nggak bisa bersabar lagi! Akan kuhabisi kamu hari ini. Kamu harus tahu kehebatanku!" seru Tirta.Ucapan Susanti yang penuh penghinaan ini membuat Tirt

最新チャプター

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status