Share

Bab 6

Darwin bersandar di jendela dengan ekspresi dingin. Bahunya yang lebar menghalangi cahaya di luar jendela.

Ketika melihat keduanya keluar dari ruang USG, Darwin bertanya dengan suara rendah, "Apa sudah beres?"

Tatapannya tanpa sadar tertuju pada perut Paula yang rata. Sementara itu, ekspresi Willy tampak kebingungan. Dia mengambil hasil tes dari tangan Paula, lalu menyerahkannya kepada Darwin.

"Ya. Dari hasil USG, usia kehamilannya sudah sebulan lebih. Detak jantung janin sudah bisa dirasakan dan perkembangannya sangat baik. Hasil tes darah juga nggak masalah. HCG naik 2 kali lipat. Tapi, Paula kurang darah dan harus mengonsumsi makanan bergizi," lapor Willy.

Darwin menerima hasil tes itu dengan ekspresi masam. Suasana seketika menjadi suram. Paula tidak berani melihat wajah Darwin sehingga bertanya pada Willy, "Dokter, kapan aku bisa menggugurkan kandunganku? Makin cepat makin bagus."

Paula khawatir dirinya merasa makin enggan untuk menggugurkan kandungannya. Sebelum Willy menjawab, Darwin langsung membawa Paula ke lift.

Paula ingin melepaskan diri, tetapi tenaga pria ini terlalu besar. Dia yang merasa panik pun berteriak, "Pak Darwin, tolong lepaskan aku. Aku belum membuat jadwal dengan dokter."

Darwin menggenggam erat pergelangan tangan Paula. Tatapannya yang suram tertuju pada Paula, tetapi dia berbicara kepada Willy, "Jangan masuk. Kalau kamu berani melakukan aborsi untuknya, jangan harap rumah sakit ini masih bisa buka!"

Begitu mendengarnya, Willy sontak terkesiap. Dia ingin membela diri, tetapi pintu lift sudah tertutup rapat. Sebelum itu, Darwin tidak lupa berpesan, "Jangan beri tahu siapa pun tentang ini, termasuk Keluarga Sasongko."

Paula yang ditarik pun merasa kesakitan. Dari lift, mereka tiba di basemen. Kemudian, Darwin segera membawanya ke Mercedes-Benz yang terlihat cukup sederhana dan membuka pintu untuknya. Pria ini memerintahkan dengan tegas, "Masuk!"

Paula menggigit bibirnya, lalu memastikan tidak ada yang melihat ini sebelum masuk ke mobil. Dia tidak tahu Darwin akan membawanya ke mana, juga tidak tahu bagaimana Darwin akan mengatasi masalah ini. Paula ingin melakukan aborsi, tetapi malah ditangkap basah oleh ayah anaknya. Yang paling parah adalah pria itu adalah paman sahabatnya!

Pintu mobil akhirnya ditutup. Darwin memegang setir dengan satu tangannya, lalu menginjak pedal gas dan keluar dari basemen. Gerakan Darwin sangat gesit. Pria ini hanya mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, tetapi karismanya membuat siapa pun yang melihatnya berdebar-debar.

Dengan satu tangan diletakkan di samping jendela, Darwin bertanya dengan dingin tanpa menoleh, "Bukannya kamu bilang nggak hamil?"

Paula bisa melihat betapa masamnya wajah pria ini. Dia menggigit bibirnya, lalu merendah sebisanya saat menjawab, "Maaf, Paman. Aku juga baru tahu kemarin. Aku bukan sengaja menyembunyikan masalah ini. Aku terlalu syok saat tahu kamu paman Rhea."

"Terima kasih sudah menolongku hari itu. Aku nggak ingin menimbulkan kerepotan untukmu, apalagi merusak persahabatanku dengan Rhea. Aku kira bisa menangani masalah ini dan menganggap nggak ada yang terjadi. Aku sengaja pergi ke rumah sakit yang terpencil, tapi malah bertemu denganmu!" lanjut Paula. Semua ini seperti sudah ditakdirkan!

"Oh? Jadi, menggugurkan kandungan adalah caramu mengatasi masalah?" ejek Darwin.

Paula menggigit bibirnya. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa dia pikirkan. Karena Darwin sudah tahu semuanya, dia akan bersikap terbuka sekarang.

Paula memberanikan diri untuk menatap Darwin sambil berkata, "Jadi, apa kamu bisa membantuku menandatangani formulir persetujuan operasi?"

Darwin tidak berbicara, hanya memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Sesudah itu, dia melepaskan sabuk pengamannya dan mencondongkan tubuhnya ke arah Paula.

Tatapan Darwin benar-benar suram saat berkata, "Kamu ingin menggugurkan kandungan tanpa izin dariku? Kamu kira ada yang berani menyetujui operasi ini di ibu kota?"

Paula mendongak menatap wajah tampan Darwin. Dia menjelaskan dengan canggung, "Maksudku bukan begitu! Aku tahu kamu berencana untuk menikah, makanya aku nggak mau mengganggumu, apalagi mengancammu dengan menggunakan anak ini. Ini cara terbaik yang bisa kupikirkan. Tenang saja, aku pasti akan pergi sejauh mungkin setelah operasinya selesai."

"Oh? Kamu ingin putus hubungan dengan Rhea?" tanya Darwin sambil melirik perut Paula.

Jantung Paula berdetak kencang karena jarak keduanya yang begitu dekat. Dia tidak berani menatap mata Darwin sehingga menunduk saat membalas, "Aku nggak ingin putus hubungan dengannya ...."

"Kalau begitu, gimana kamu bisa menjauh dan nggak muncul di hadapanku lagi?" tanya Darwin lagi.

Pertanyaan ini seketika membuat Paula tidak bisa berkata-kata. Darwin menatapnya lekat-lekat, lalu menarik dasinya dan melepaskan 2 kancingnya. Dia tiba-tiba mendekat lagi dan berucap, "Lahirkan anak itu."

Ucapan ini sontak membuat Paula terbelalak dan terkesiap. Dia mengira dirinya salah dengar. Akan tetapi, pria ini jelas begitu dekat dengannya. Begitu mendongak, keduanya langsung bertatapan. Dia bahkan bisa merasakan napas Darwin di wajahnya.

Sesaat kemudian, Paula baru bertanya, "Kamu bilang apa?"

"Lahirkan anak itu. Aku ayahnya, aku akan bertanggung jawab," jelas Darwin.

Paula akhirnya paham. Dia bertanya dengan tidak percaya, "Kamu bisa membesarkannya?"

Darwin menelan ludah, lalu membalas dengan suara serak, "Janin di kandunganmu punya nyawa. Dia sudah datang ke dunia ini, nggak ada yang berhak mengusirnya. Kamu hanya akan menambah dosa dan menyakiti diri sendiri kalau melakukan aborsi."

Darwin menunduk sambil meneruskan, "Rhea pasti memberitahumu kalau aku terus didesak untuk menikah dan memberi keturunan. Ini waktu yang tepat."

Semua perkataan Darwin ini bagaikan bom di kepala Paula. Dia bisa melihat kebijaksanaan pada tatapan Darwin.

Darwin benar, memang tidak ada yang berhak merenggut nyawa anak ini. Pria ini bahkan khawatir pada kesehatannya. Pantas saja, Rhea terus memuji pamannya ini.

"Aku nggak pernah berpikir untuk melahirkannya ...," gumam Paula.

"Asalkan kamu bersedia, aku akan mengatasi semuanya untukmu. Katakan saja kalau kamu punya permintaan," ujar Darwin.

Saat ini, Paula benar-benar kebingungan ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status