Share

Bab 3

Penulis: Bulan Cantik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-24 15:26:13
Nada bicaranya terdengar tidak acuh, tetapi suaranya terdengar sangat menggoda. Jadi, pria ini yang bersamanya malam itu?

Meskipun malam itu seperti mimpi, Paula tidak bisa melupakan betapa gila dan nakalnya pria itu, bahkan terlihat seperti ingin melahapnya hidup-hidup, jauh berbeda dari penampilan dinginnya ini.

Rhea merasa dirinya telah mendapatkan persetujuan dari Darwin. Dia buru-buru membawa Paula ke lantai atas sambil berkata, "Terima kasih, Paman. Aku bawa Paula ke atas dulu."

Ketika mereka berpapasan, langkah kaki Darwin sontak terhenti. Dia mengernyit, lalu menatap gaun Paula dan bertanya dengan dingin, "Kenapa bisa ada darah?"

Rhea segera menjelaskan, "Paula nggak sengaja terjatuh, makanya terluka. Aku akan membantunya mengoleskan obat nanti."

Setelah mengatakan itu, Rhea langsung membawa Paula pergi. Tangga agak sempit, jadi Paula bisa mencium aroma segar tubuh Darwin. Paula pun berusaha untuk menghindar, tetapi tubuhnya tetap bergesekan dengan jubah mandi Darwin. Tekstur yang agak kasar itu membuat jantungnya berdebar-debar.

Setelah masuk ke kamar Rhea, Paula baru merasa lega. Sementara itu, Rhea khawatir Paula merasa tidak nyaman sehingga menghiburnya, "Paula, maaf. Pamanku biasanya jarang pulang, entah kenapa dia di rumah hari ini."

Paula berusaha menenangkan diri. Namun, setiap kali teringat pada pria itu, dia merasa ingin sekali kabur. Dia membalas, "Bukan salahmu, tapi sebaiknya aku tinggal di hotel saja."

Darwin memang paman Rhea sehingga Rhea tidak merasa ada yang aneh. Namun, Paula dan Darwin pernah bersetubuh, bahkan Paula melihatnya yang masih memakai jubah mandi hari ini. Kalau pria malam itu benar-benar paman Rhea .... Paula tidak berani membayangkan hasilnya!

Rhea tentu merasa cemas jika membiarkan Paula sendirian. Dia berkata, "Paula, tinggal saja di sini! Aku jamin pamanku itu nggak akan sering-sering datang. Aku nggak akan membuatmu merasa nggak nyaman. Dia cuma terlihat cuek, aslinya baik kok."

Rhea membawa Paula ke sofa, lalu meneruskan, "Jangan pikir yang aneh-aneh. Anggap saja rumahku adalah rumahmu. Lukamu harus diperban. Tunggu di sini, aku akan minta obat dari pamanku."

Selesai berbicara, Rhea langsung berbalik dan pergi, meninggalkan Paula yang merasa gelisah. Untuk sesaat, Paula tidak tahu harus bagaimana melanjutkan kehidupannya ....

Paula tiba-tiba hamil, dicampakkan calon suami, diusir oleh keluarganya, bahkan anak di perutnya mungkin adalah anak paman sahabatnya. Paula menunduk menatap perutnya yang masih rata. Rasa sakit yang sebelumnya sudah hilang. Entah bagaimana kondisi kandungannya setelah dirinya terjatuh dari tangga barusan.

Jika pria malam itu benar-benar Darwin, mungkin Paula tidak bisa mempertahankan kandungannya. Bagaimanapun, Rhea tidak pernah merahasiakan identitasnya dari Paula. Paula tentu tahu mereka adalah keluarga terkaya di ibu kota.

Darwin adalah pewaris baru Keluarga Sasongko sekaligus ahli medis terkemuka. Bisa dibilang, pria ini berada di puncak dunia. Sekalipun anak orang kaya seperti Richie bekerja keras, dia tidak mungkin sanggup melampaui Darwin.

Darwin adalah orang yang rendah hati, misterius, dan jarang pulang. Itu sebabnya, Paula tidak tahu seperti apa penampilan paman Rhea. Setelah melihat wajah Darwin, Paula baru sadar bahwa wajah pria ini persis dengan yang ada di mimpinya itu.

Paula tidak ingin merepotkan Rhea karena kehadiran anak ini. Dia memutuskan untuk merahasiakan semuanya dari sahabatnya. Apalagi, ekspresi Darwin terlihat sangat datar barusan. Pria ini pasti telah melupakan semuanya atau mungkin dia bukan pria malam itu?

Asalkan Paula tidak mengatakan apa pun, asalkan dia menggugurkan kandungannya, rahasia ini tidak akan diketahui siapa pun untuk selamanya. Sebenarnya, Paula juga merasa enggan karena dia baru mengetahui kehadiran anak ini.

Karena khawatir Rhea melihat kesedihannya, Paula pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah. Ada noda darah di tubuhnya, jadi dia memutuskan untuk melepaskan gaunnya dan mandi.

Akan tetapi, rambutnya malah tersangkut di ritsleting belakang. Paula kesakitan hingga mendesis, bahkan air matanya hampir menetes.

Tiba-tiba, terdengar suara pintu terbuka. Paula mengira Rhea telah kembali, jadi berkata, "Rhea, rambutku tersangkut. Bantu aku dong ...."

Paula tidak mendengar tanggapan apa pun, tetapi mendengar suara langkah kaki. Saat berikutnya, tercium aroma gaharu. Paula merasa punggungnya ditatap oleh tatapan tajam.

Jantungnya seketika berdetak kencang. Ketika hendak berbalik, sebuah tangan besar menggenggam bahunya, membuatnya tidak bisa bergerak.

"Jangan bergerak," ujar seorang pria dengan suara rendah. Begitu mendengarnya, Paula seketika membeku di tempatnya. Dia merasakan tekanan besar, bahkan pendengaran dan indranya menjadi lebih sensitif.

Paula bisa merasakan tangan besar itu menarik ritsletingnya. Sebelum sempat menahan, gaun itu sudah terlepas dari tubuhnya. Dia buru-buru hendak meraih, tetapi malah terpeleset.

Paula tidak merasakan sakit karena tangan besar pria itu menangkapnya. Lengannya yang ramping tampak menempel pada dada kekar si pria.

Rambut hitam Paula yang indah terlihat mengenai tulang selangka pria itu. Kulitnya yang putih mulus benar-benar menggoda, belum lagi pinggang, paha, mata, dan bibirnya.

Paula yang panik mencoba untuk melepaskan diri. Dia tidak pernah melakukan kontak sedekat ini dengan Darwin. Pada akhirnya, Paula berkata, "Maaf, aku kira Rhea tadi. Kenapa kamu bisa di sini?"

Paula hanya mengenakan bra dan celana dalam. Dia benar-benar malu, mengingat Darwin ini paman Rhea.

Darwin tidak melakukan apa-apa. Dia melepaskan tangannya, lalu melirik wajah Paula sekilas sambil menyahut, "Rhea membantuku menerjemahkan dokumen, jadi aku datang untuk membantumu mengoles obat."

Ketika merasakan tatapan Darwin tertuju pada pahanya, Paula menolak dengan malu. Dia bergegas membalut tubuhnya dengan handuk, lalu berkata dengan wajah merah, "Nggak perlu repot-repot, aku ...."

Paula tidak berani berduaan dengan Darwin, khawatir pria ini teringat pada kejadian malam itu, meskipun dia sendiri belum bisa memastikan identitas Darwin. Namun, setiap kali melihat wajahnya dan mendengar suaranya, adegan malam itu akan langsung muncul di benak Paula.

Di malam yang gelap dan indah, napas pria itu terasa kuat dan memburu. Paula sungguh kewalahan malam itu. Postur tubuhnya pun tidak karuan .... Pria itu benar-benar mematikan. Paula tidak akan pernah melupakannya. Namun, jika dibandingkan dengan Darwin yang sekarang, mereka seperti dua orang yang berbeda.

Paula tidak berani menatap Darwin. Dia ingin menghindar sejauh mungkin. Sebelum sempat pergi, Darwin tiba-tiba mengadang jalannya.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Herwanti Sri
interesting
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 4

    Bahu lebar dan tubuh tegap menghalangi pintu kamar mandi. Darwin menatap Paula sembari merangkul pinggangnya, lalu menariknya ke pelukan untuk bertanya, "Mau kabur ke mana? Kamu wanita malam itu, 'kan?"Suara serak Darwin sungguh menggoda, sampai-sampai sekujur tubuh Paula menegang. Meskipun begitu, dia tetap berusaha tenang saat bertanya balik, "Paman, apa maksudmu? Aku nggak ngerti."Jari Darwin yang dingin mengangkat dagu Paula. Dia memicingkan matanya sambil membalas, "Apa aku perlu menjelaskannya secara rinci kepadamu? Aku meninggalkan nomor teleponku di nakas, kenapa nggak menghubungiku?"Darwin mengelus tahi lalat di ujung mata Paula. Malam itu, dia tergoda dengan pesona Paula dan memberi bantuan yang tidak seharusnya. Paula masih muda, dia pasti takut jika bertemu bahaya.Ketika wanita ini mendesah dan menjeratnya, pertahanan Darwin pun hancur. Dia awalnya berniat untuk menunggu Paula bangun dan bertanggung jawab, tetapi tiba-tiba ada urusan sehingga harus pergi. Dia meninggalk

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 5

    Jantung Paula sontak berdetak kencang, tetapi ekspresinya tetap terlihat tenang saat berkata, "Nggak kok! Dia pamanmu, mana mungkin terjadi sesuatu di antara kami. Kamu begitu ingin aku menjadi bibimu ya?""Benar juga, generasi kalian berbeda." Rhea meneruskan dengan mata berbinar-binar, "Kalau pamanku nggak cocok denganmu, masih ada kakakku kok. Kamu pernah melihatnya, 'kan? Dia memang kalah sedikit dari pamanku, tapi jelas menang jauh dari Richie. Kamu jadi kakak iparku saja, kelak kita akan menjadi keluarga.""Nanti, kami akan mengadakan pernikahan termewah untuk kalian supaya seluruh dunia gempar, sekaligus membuat Richie dan Keluarga Ignasius menyesal!""Rhea, nggak perlu." Paula menghela napas dalam hatinya. Dia merasa sangat tersentuh dengan perhatian Rhea. Saat ini, seluruh kepedihannya seolah-olah digantikan oleh kehangatan.Paula memeluk Rhea erat-erat dan berucap, "Aku sudah memikirkan semuanya. Setelah mengambil ijazah, aku akan mencari orang tua kandungku dan kembali ke si

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 6

    Darwin bersandar di jendela dengan ekspresi dingin. Bahunya yang lebar menghalangi cahaya di luar jendela.Ketika melihat keduanya keluar dari ruang USG, Darwin bertanya dengan suara rendah, "Apa sudah beres?"Tatapannya tanpa sadar tertuju pada perut Paula yang rata. Sementara itu, ekspresi Willy tampak kebingungan. Dia mengambil hasil tes dari tangan Paula, lalu menyerahkannya kepada Darwin."Ya. Dari hasil USG, usia kehamilannya sudah sebulan lebih. Detak jantung janin sudah bisa dirasakan dan perkembangannya sangat baik. Hasil tes darah juga nggak masalah. HCG naik 2 kali lipat. Tapi, Paula kurang darah dan harus mengonsumsi makanan bergizi," lapor Willy.Darwin menerima hasil tes itu dengan ekspresi masam. Suasana seketika menjadi suram. Paula tidak berani melihat wajah Darwin sehingga bertanya pada Willy, "Dokter, kapan aku bisa menggugurkan kandunganku? Makin cepat makin bagus."Paula khawatir dirinya merasa makin enggan untuk menggugurkan kandungannya. Sebelum Willy menjawab, D

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 7

    Perasaan Paula sungguh campur aduk. Dia mengerti maksud Darwin, pria ini hanya menginginkan anaknya. Setelah melahirkan, Paula bisa terlepas dari semuanya dan melewati kehidupan bahagia tanpa beban.Sementara itu, Darwin dan Rhea akan memperlakukan anak ini dengan baik. Anaknya pun akan mendapatkan sumber daya terbaik di dunia ini sehingga Paula tidak perlu mencemaskan apa pun. Namun, Paula tidak akan memiliki hubungan apa pun dengan anaknya lagi.Paula merasa bingung. Bisa dibilang, dia sebatang kara dan hanya memiliki anak ini sebagai keluarga. Dia tidak tahu apakah dirinya bisa merelakan anak ini atau tidak nanti."Paman, apa aku boleh mempertimbangkannya dulu? Aku akan memberimu jawaban nanti," tanya Paula.Darwin mengangguk dengan murung sambil membalas, "Oke. Kalau begitu, biar kuantar pulang.""Jangan, Paman. Kamu turunkan aku di depan saja, aku takut Rhea melihat kita," tolak Paula. Hari ini, dia sebenarnya berniat mencari apartemen dan pekerjaan.Darwin merasa kesal mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 8

    Begitu mendengar pertanyaan Rhea, jantung Paula sontak berdetak kencang. Dia menggigit bibir sambil menatap Rhea dan merasa ingin sekali memberi tahu kebenarannya. Namun, jika Rhea tahu dirinya hamil karena minum-minum dengannya waktu itu, bahkan gagal bertunangan karena masalah ini, mungkin wanita ini akan merasa bersalah.Lagi pula, Paula belum membuat keputusan tentang hubungannya dengan Darwin. Dia masih belum tahu bagaimana caranya memberi tahu Rhea semua ini."Nggak mungkin, aku hanya masuk angin," jawab Paula."Mengejutkanku saja, aku kira Richie si bajingan itu melakukan sesuatu padamu," balas Rhea.Saat berikutnya, Darwin yang sudah setengah sadar muncul di depan pintu kamar mandi. Sorot mata yang dingin tertuju pada Paula saat bertanya, "Ada apa?"Rhea segera menjelaskan, "Nggak apa-apa, Paman. Paula hanya masuk angin.""Ada obat di ruang kerjaku. Rhea, cepat ambilkan," ujar Darwin dengan murung."Oh, oke." Rhea mengiakan, lalu berpesan, "Paula, kamu tunggu aku di kamar. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 9

    Paula juga tidak menyangka dia akan bertemu mereka di sini. Dia bahkan mendengar rumor yang disebarkan oleh Richie. Namun, dia tidak takut, juga tidak akan menghindar!Begitu melihat Paula, ekspresi Richie menjadi masam dan senyumannya membeku. Dia bersandar di sofa dengan culas, lalu terkekeh-kekeh sinis dan berkata, "Dunia ini memang sempit. Paula, berani sekali kamu muncul di hadapanku lagi. Kamu sudah bosan hidup, ya?"Paula berpura-pura tidak mendengarnya. Dia bahkan tidak mendongak menatap Richie, melainkan hanya meletakkan bir di meja dan berucap, "Pak, ini birnya. Silakan.""Berhenti!" seru Richie. Paula pun berbalik. Tatapannya yang dingin tertuju pada Richie dan Aurel sekarang. Dia bertanya, "Kenapa, Pak?"Richie memerintahkan dengan sorot mata penuh kebencian, "Berlutut dan tuangkan bir itu untukku!"Entah mengapa, amarah Richie melonjak saat melihat Paula mengenakan seragam kelinci seperti itu. Dulu, wanita ini sangat kaku dan selalu menghindar saat Richie hendak menyentuhn

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 10

    "Pak Darwin?" Begitu berada di pelukan Darwin, Paula langsung membuka matanya. Pelukan ini terasa agak dingin karena Darwin baru datang dari luar. Meskipun demikian, Darwin memeluknya dengan erat, seperti khawatir ada harta karun yang rusak.Paula pun tidak bisa mengendalikan suasana hatinya lagi. Air mata berderai di wajahnya. Dia berkata, "Perutku sakit sekali ....""Jangan takut." Darwin membawanya ke Maybach hitam, lalu langsung mengemudikan mobilnya ke rumah sakit.Willy memeriksa kondisi Paula. Setelah selesai, dia menoleh menatap Darwin sembari mengernyit. "Kenapa kamu cemas sekali? Biasanya kamu nggak begitu."Darwin tidak memedulikan godaan temannya itu dan hanya bertanya, "Gimana kondisinya?""Perutnya ditendang. Dia mengalami syok dan kontraksi janin, tapi nggak ada masalah serius. Yang penting istirahat dengan tenang," jawab Willy.Begitu mendengarnya, Darwin sontak mengepalkan tangan dengan erat. Pena di tangannya sampai patah karena tenaganya terlalu besar."Tsk, tsk, tsk

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 11

    "Siapa takut!" Yuni mendengus dan meneruskan, "Tapi, hasilnya baru akan keluar beberapa hari lagi. Biaya hidup di ibu kota sangat mahal. Kondisi kesehatan ayahmu kurang baik, aku juga nggak bekerja. Kamu harus menghidupi kami.""Ya." Paula mengiakan. Tidak masalah kalau mereka benar-benar orang tuanya. Kalaupun bukan, mereka akan pergi sendiri setelah hasil tes DNA keluar.Sesudah pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes, Paula mengurus prosedur check-in hotel untuk mereka.Yuni jelas merasa tidak puas dengan hotel ini. Dia mengernyit sambil merepet, "Kenapa tempat ini terpencil sekali? Ada bau aneh juga di kamarnya.""Ini sudah kamar terbaik yang bisa kuberikan untuk kalian," jawab Paula."Jangan kira kami bodoh karena dari desa, ya. Aku sudah dengar orang kaya di kota selalu tinggal di hotel bintang 5. Kamu sudah tinggal di kediaman Keluarga Ignasius selama 20 tahun, masa seperti ini perlakuanmu terhadap orang tuamu?" tegur Yuni."Kamar di hotel ini sudah mencapai ratusan ribu per ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24

Bab terbaru

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 455

    Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 454

    Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 453

    Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 452

    Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 451

    Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 450

    Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 449

    Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 448

    Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 447

    Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang

DMCA.com Protection Status