"Kita ke sana," ucap Darwin.Darwin cukup puas karena Alif tidak termakan hasutan Sheila. Dia akan membuat wanita itu menerima ganjaran setimpal atas perbuatannya."Kak Darwin, kakakku barusan bilang kalau Paula berhasil diselamatkan berkat bantuan Pak Martin," lapor Koa usai membaca pesan dari Alif.Darwin mengernyit. Martin selalu berniat membawa Paula ke luar negeri. Dia yakin pria itu pasti diam-diam merencanakan sesuatu. Hanya saja, Darwin tidak berbuat apa-apa karena yakin Martin tidak akan menyakiti Paula.Tepat ketika Darwin sedang memikirkannya, Martin tiba-tiba menelepon. Emosinya seketika memuncak begitu mendengar kata-kata pria itu."Pak Darwin, Paula hampir mati kali ini. Bukankah ini bukti kalau kamu sama sekali nggak mampu melindunginya?" ucap Martin dengan nada semenyebalkan biasanya.Darwin menahan amarahnya dan membalas, "Terima kasih banyak atas bantuanmu, Pak Martin.""Salah, aku nggak membantumu. Aku hanya menyelamatkan Paula demi alasan pribadi," balas Martin."Ng
Paula mencemaskan Rhea dan ingin menyusulnya. Namun, Winelli menghentikannya dan berkata, "Nona Paula harus istirahat.""Tapi, Rhea ...," ucap Paula."Tenang saja, ada orang-orang yang mengikuti Nona Rhea," kata Winelli sambil membantu Paula berjalan ke gerbang kompleks.Begitu Winelli melambaikan tangan, sebuah Rolls-Royce segera berhenti di depan mereka. Paula tidak punya pilihan selain masuk ke dalam mobil."Nggak perlu cemas. Pak Darwin sudah mengutus tenaga ekstra untuk melindungi Nona dan Nona Rhea," hibur Winelli saat melihat raut khawatir di wajah Paula.Paula mengangguk. Sebelum mobil tiba di area vila Bayfront, dia menerima panggilan video dari Rhea.Wajah Rhea di layar terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Paula, lihat, nih. Ini alat-alat yang kubeli untuk menyiksa Richie. Nanti aku akan menyiksanya habis-habisan."Paula mengamati kantong yang dibawa Rhea dengan cermat. Terdapat beberapa alat penyiksaan seperti air cabai, tongkat setrum, alat jepit jari, dan lain sebagainya
Rhea menatap Richie sambil tersenyum kejam. Dia lalu berkata, "Dia sudah mencelakaimu, mana bisa dilepas begitu saja? Kalian tahan dia!"Dua orang pengawal segera maju dan menahan Richie. Richie berucap dengan mata terbelalak ngeri, "A ... apa ... maumu?"Sambil tertawa kecil, Rhea menyuruh seorang pengawal lainnya untuk melepas kaus kaki Richie. Kemudian, dia mengambil sehelai bulu dari tumpukan alat penyiksaannya dan menggelitik telapak kaki Richie.Richie meronta sambil menangis dan tertawa. Tak berapa lama, luka-luka di tubuhnya kembali terbuka."Tolong! Tolong!" seru Richie. Orang-orang Rhea sudah mengontrol situasi di luar. Jadi, tidak ada yang datang menolong Richie.Baru lewat beberapa menit, Rhea sudah bosan dan menyuruh pengawal untuk menggantikannya. Richie terus disiksa hingga berguling-guling di ranjang tanpa memedulikan apa pun lagi.Pengawal Rhea baru berhenti ketika Richie sudah benar-benar terlihat tidak berdaya. Sebelum Richie sempat menghela napas lega, Rhea mengambi
Rhea mendengus, lalu menyumpal mulut Richie dengan gulungan perban. Dia berkata pada Angga, "Richie dan Aurel menyulut api, mereka hampir membakarku dan Paula hidup-hidup. Ini hanya pembalasan kecil dariku. Yang seharusnya Kakek Angga pikirkan itu cara supaya dia nggak dijebloskan ke penjara."Setelah itu, Rhea langsung berjalan melewati Angga bersama para pengawalnya. Di depan pintu, dia menoleh ke arah Richie dan menatapnya dengan tajam.Tubuh Richie bergetar ketakutan. Begitu pintu ruangan ditutup, Richie meraih tangan Angga dan memohon pilu, "Kakek, aku nggak mau masuk penjara!"Angga menepis tangan Richie dengan kasar dan memarahinya, "Sudah kubilang, jangan mengontak Aurel lagi. Kamu nggak pernah mendengar nasihatku! Sekarang kamu malah berkomplot melakukan tindakan kriminal dengannya. Apa kamu baru puas setelah menghancurkan semua orang di Keluarga Antoro?"Angga memukuli dadanya sendiri dengan perasaan pahit. Kemudian, dia mendadak sesak napas dan jatuh pingsan.Richie terkejut
"Makanya, kita harus lebih hati-hati," ucap Paula. Dia juga gelisah karena Aurel tidak ditemukan.Rhea takut kecemasan Paula memengaruhi bayi dalam kandungannya. Jadi, dia segera menghiburnya, "Tenang saja, pamanku pasti akan segera menemukannya."Keduanya lalu mengobrolkan topik yang lebih ringan. Ketika Rhea tiba di bandara, dia baru memutus panggilan dengan enggan.Setelah panggilan berakhir, Paula menerima pesan dari Darwin.[ Aurel kabur ke luar negeri. Aku akan suruh orang melacaknya. ]Paula menghela napas lega, setidaknya Aurel tidak berada di dalam negeri. Dia masih sedikit trauma dengan perbuatan Aurel. Mengapa wanita itu begitu membencinya?Paula segera membalas.[ Hal itu nggak mendesak. Yang penting kamu jaga diri. ]Kantor Darwin terus dipenuhi orang yang masuk dan keluar. Ada yang mencarinya untuk meminta tanda tangan, ada pula yang meminta instruksi untuk tugas selanjutnya.Mereka semua adalah tulang punggung Grup Fonda. Awalnya mereka kurang menerima Darwin yang mendad
Keluarga Sasongko bisa menjadi keluarga terkemuka di ibu kota, tentu saja tidak mungkin tanpa dukungan di belakangnya.Itu sebabnya, masalah proyek Grup Sasongko yang dihentikan bisa diselesaikan oleh Darwin hanya dalam satu hari.Hanya saja, pihak yang tidak bisa menyentuh Grup Sasongko justru mulai memperkuat tekanan terhadap beberapa keluarga yang bersekutu dengan mereka.Para kepala keluarga itu benar-benar tidak sanggup menahan tekanan tersebut sehingga terpaksa meminta bantuan dari Darwin."Menurut informasi dari orang-orang kita, pagi ini beberapa keluarga itu sudah bertemu dengan Rudi," lapor Wilson kepada Darwin. Kini, mereka dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan yang telah ditentukan dengan beberapa keluarga tersebut.Rudi adalah salah satu dari kaki tangan yang mereka ungkap kali ini. Dia memiliki dukungan besar di belakangnya. Nama lengkapnya adalah Rudi Bramasta."Maksudmu, mereka mungkin sudah beralih mendukung Rudi?" tanya Darwin sambil melipat kedua tangan di depan d
Sekelompok orang licik ini menunggu Wade untuk mengambil langkah pertama."Darwin, kamu masih terlalu muda. Banyak hal yang belum kamu pahami sepenuhnya. Dengarkan nasihat dari Paman, orang yang cerdas tahu kapan harus menyesuaikan diri dengan keadaan," ujar Wade dengan nada yang tidak begitu ramah.Pandangan dingin Darwin langsung terkunci padanya. Hal itu membuat Wade merinding. Kemudian, Darwin membalas, "Aku sudah mengerti maksud kalian. Kalau begitu, kerja sama kita berakhir sampai di sini."Darwin awalnya merasa kasihan pada mereka dan berniat membantu. Namun, siapa sangka dia hampir saja dikhianati dari belakang. Dia tidak tertarik lagi untuk melakukan pekerjaan yang sulit dan tidak dihargai seperti ini.Melihat reaksinya, para kepala keluarga segera menghalangi Darwin yang ingin pergi. Aliansi mereka bukan hanya sekadar omong kosong.Grup Sasongko telah memberikan mereka banyak sumber daya dalam beberapa waktu terakhir. Apabila Grup Sasongko menarik kembali sumber daya tersebut
Dibandingkan dengan Rudi yang hanya kerabat jauh, status Rika jauh lebih bernilai. Para kepala keluarga lainnya langsung menangkap maksud Rudi. Kini, mereka memandang Darwin dengan penuh rasa iri.Mereka berpikir seandainya tahu lebih awal, mereka juga akan membawa beberapa pemuda dari keluarga mereka. Siapa tahu salah satu dari mereka bisa menarik perhatian Rika?Saat ini, Keluarga Bramasta adalah perwakilan dari pihak yang sangat berpengaruh. Apabila mereka bisa menjalin hubungan dengan Keluarga Bramasta, tentu tidak perlu khawatir tentang masa depan bisnis mereka ataupun memusingkan uang lagi.Darwin melihat ekspresi para kepala keluarga dengan jelas. Mereka hanyalah sekelompok orang yang berpandangan sempit. Segera membubarkan aliansi memang lebih baik."Kak, seingatku waktu kuliah dulu kamu sangat menyukai ilmu kedokteran. Kebetulan, aku juga mengambil Jurusan Kedokteran ...," ujar Rika. Tubuhnya sudah makin dekat.Darwin tiba-tiba bersin, lalu berujar dengan sopan, "Maaf, aroma p
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang