Share

Bab 342

Ekspresi pria tampan itu awalnya terlihat dingin. Namun, setelah bertemu pandang dengan Aurel, dia segera berkata dengan panik, "Ma ... maaf. Tapi, gimana kalau kamu tanda tangan dulu?"

"Tanganku lemas," sahut Aurel sambil bersandar di bahu pria itu dengan manja. Menurutnya, mudah saja baginya untuk menaklukkan pria selugu ini.

Kali ini, pria tampan itu tidak menghindar. Dia memapah Aurel ke ranjang, lalu meletakkan kontrak di atas kursi kecil dan menyerahkan pena kepadanya. Sambil memegang tangan Aurel, dia bertanya, "Begini bisa nggak?"

Mata Aurel berbinar-binar saat menatap pria itu. Dia jarang bertemu pria yang pembawaannya ceria seperti ini. Untuk sesaat, hati Aurel pun goyah dan pikirannya menjadi hampa. Tanpa disadarinya, dia menandatangani kontrak tersebut.

"Kalau begitu, aku ... aku akan mengantarkan makanan untukmu nanti." Selesai melontarkan itu, si pria tampan langsung berlari ke luar dengan wajah memerah.

Aurel pun menyunggingkan senyuman bangga. Begitu pintu ditutup, seke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status