"Belum, dia menghilang dan jejaknya belum ditemukan sampai sekarang," ujar Darwin sambil terus berjalan."Dia luka parah! Bisa gawat kalau nggak segera dirawat!" ucap Paula dengan cemas.Darwin segera menghibur, "Aku akan segera menemukannya."Paula gelisah dan cemas. Kemudian, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan buru-buru berkata, "Martin! Pasti orang-orang Martin yang membawa Alvin pergi!"Langkah Darwin sontak terhenti. Sejak awal dia sudah merasa ada sesuatu yang dia lupakan. Ternyata itu Martin!Pantas saja Martin begitu percaya diri bisa lolos dari penjara. Ternyata dia sudah membuat rencana. Seharusnya Darwin menyadari hal ini sejak awal!Saat itu, hanya Martin yang mengambil rute berbeda dari Rhea dan yang lainnya. Dia bisa mencegat Paula tepat waktu pasti karena sudah mengetahui kecelakaan mobil itu terlebih dahulu.Itu sebabnya Martin menyiapkan mobil dan helikopter untuk menjemput Paula. Kemungkinan besar, dialah yang menculik Alvin!Biarpun penyelidikan Wilson sebelumnya tid
"Kak Darwin lagi ngomong apa, sih?" tanya Sheila berpura-pura bodoh.Detik berikutnya, pintu ditendang terbuka. Seorang pria bertubuh kekar menerobos masuk dan mendekati Sheila."Apa maumu? Kak Darwin, tolong aku!" seru Sheila. Di saat kritis begini, dia masih sempat-sempatnya berakting manja pada Darwin.Pria bertubuh kekar itu langsung mencekik leher Sheila dan merebut ponselnya. Niatnya tidak lain adalah memeriksa unggahan wanita itu barusan.Sheila membelalakkan matanya dengan perasaan enggan. Dia sengaja berulah di saat seperti ini karena tahu Darwin sedang sibuk menangani masalah Keluarga Fonda. Pikir Sheila, kalaupun Darwin tahu, dia mungkin tidak akan terlalu peduli.Lagi pula, semua orang tahu bahwa Darwin ibarat mesin yang hanya fokus ke satu hal saat bekerja. Tidak disangka, kali ini Darwin akan menangguhkan semua pekerjaannya dan memperingatkan Sheila secara pribadi demi Paula.Apa Darwin sadar berapa banyak uang yang akan hilang dengan meluangkan beberapa menit waktu yang
"Kak Alif dikurung Darwin? Di mana?" tanya Sheila dengan raut tidak percaya.Tiga bersaudara Keluarga Fonda itu diam-diam bekerja sama dengan Darwin. Sheila lengah dan hal itu menjadi salah satu alasan kegagalan misinya.Siapa sangka, mereka sudah berselisih sebelum Sheila sempat memikirkan cara untuk menghadapi mereka. Dia harus memanfaatkan kesempatan ini untuk memecah belah mereka!"Di perusahaan. Banyak orang yang melihatnya," sahut Aisha sambil menatap Sheila dengan simpatik.Sheila mengerjapkan matanya. Kemudian, dia menatap Aisha dengan lembut dan berucap, "Aisha, sekarang rumah ini dipenuhi orang-orang Darwin. Hanya kamu yang bisa kupercayai. Kamu mau membantuku, 'kan?"Aisha tidak langsung menyahut. Dia mengalihkan pandangannya dari wajah Sheila ke meja rias di belakang. Terdapat berbagai perhiasan mahal di atas meja itu. Kilat serakah di mata Aisha terlihat sangat jelas.Sheila mendadak kesal. Tadinya dia mengira Aisha hanyalah pelayan bodoh. Ternyata selain bodoh, dia juga s
"Sudah, sudah. Semua perhiasan itu juga pada akhirnya akan jadi milikmu. Sekarang lepaskan bajumu, kita tukaran," ujar Sheila.Sambil menahan jijik dan kesal di hatinya, Sheila menyuruh Aisha melepas pakaian. Aisha yang sudah menerima sogokan langsung menurut dan segera berganti pakaian dengan Sheila."Ulur waktu selama mungkin, jangan sampai mereka sadar kalau aku pergi," pesan Sheila pada Aisha sebelum pergi dari jendela."Oke, jangan cemas," sahut Aisha sambil mengangguk patuh.Sheila sama sekali tidak memercayai Aisha. Hanya saja, saat ini dia tidak memiliki pilihan selain meminta bantuannya untuk kabur.Sheila berhati-hati agar lolos dari mata-mata Darwin. Setelah itu, dia naik taksi di area sekitar kediaman utama menuju Grup Fonda.Di tengah perjalanan, Sheila membuka ponsel dan melihat namanya di trending topic. Namun, emosinya tersulut begitu membaca semua ulasan yang berisi kata-kata cacian.[ Sheila wanita manipulatif. ][ Sheila numpang tenar. ][ Sheila mengejar-ngejar Darw
"Aku akan bantu kamu ubah identitas," ujar Sheila.Sheila tahu bahwa Arya lebih mementingkan keuntungan dibanding apa pun. Jadi, dia menawarinya imbalan yang paling menggiurkan.Benar saja, Arya terdiam sebelum bertanya, "Apa rencanamu?""Kamu nggak perlu tahu, yang penting ini akan menguntungkan kita berdua," jawab Sheila.Sheila tidak menjelaskan secara detail. Sebab dia tahu, jika Paula mati, Darwin tidak akan pernah mengampuni Arya dan anak buahnya.Arya mempertimbangkannya cukup lama sebelum menyanggupi tawaran kerja sama Sheila. Dia harus berjuang demi bisa keluar dari situasinya sekarang.Sesudah menerima informasi kontak Aurel dari Arya, Sheila segera mengiriminya pesan terenkripsi. Isinya tidak lain adalah perintah untuk membunuh Paula sebelum malam tiba.Aurel terkejut bukan main saat membaca pesan yang diterimanya. Para atasan bahkan tidak mampu membunuh Paula. Sekarang malah cecunguk sepertinya yang ditugaskan menghabisinya?Sebelum Aurel sempat menolak, dia menerima sebuah
"Ya, aku tahu. Sekarang berikan ponselnya padaku. Aku curiga pamanku sudah gila," ucap Rhea sambil mengambil kembali ponselnya. Dia melihat lagi pesan yang diunggah oleh akun resmi Grup Sasongko.[ Setelah kamu bersedia .... ]Kalimat itu masih terpampang jelas di halaman utama perusahaan.Rhea belum pernah melihat pamannya bersikap begitu rendah hati sebelumnya. Selain itu, kapan pamannya mulai berkencan? Kenapa dia tidak tahu apa-apa tentang hal ini?Dengan begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya, Rhea secara refleks ingin menelepon Darwin untuk menanyakan hal tersebut.Saat Rhea sedang melamun, Paula sempat melihat trending topic. Dia sangat terharu karena perlindungan yang diberikan Darwin.Melihat Rhea ingin menelepon untuk mencari tahu lebih dalam, Paula segera menghentikannya. Dia berujar, "Jangan. Pak Darwin sangat sibuk sekarang. Jangan ganggu dia dengan masalah kecil seperti ini."Rhea menatap Paula sejenak. Makin lama, dia makin merasa ada yang aneh. Paula merasa t
Paula terkejut dengan ucapan Rhea. Dia buru-buru menutup telepon dan menyimpan ponselnya ke dalam saku sambil membalas, "Aku ini lagi hamil, mana mungkin mau cari pacar?""Memangnya kenapa kalau hamil? Cuma main-main saja kok!" ujar Rhea. Sebenarnya dia hanya suka bercanda, tetapi tidak pernah benar-benar melakukan sesuatu yang melanggar batas.Apalagi dengan adanya Charlie yang selalu mengawasinya, jika Rhea benar-benar berani melakukan sesuatu yang nakal, mungkin dia akan dikurung di kamar selama berhari-hari.Jadi, semua pria yang ada di ponselnya kebanyakan hanya yang tampan, berbadan bagus, dan yang paling penting, punya kecerdasan emosional tinggi serta pandai menghibur.Paula menggeleng, lalu menghela napas sebelum berucap, "Sejak memutuskan untuk melahirkan ketiga anak ini, aku harus bertanggung jawab.""Aku nggak bisa sembarangan melakukan sesuatu yang bisa menyakiti mereka. Apalagi, aku juga nggak butuh hal-hal seperti itu sekarang," tambah Paula. Lelucon apa ini? Dengan adan
Paula memang benar-benar khawatir dengan Darwin. Dia takut pria itu terlalu sibuk dan tidak bisa menangani semuanya sendirian."Aku akan tetap di sini untuk menjaga situasi di belakang," jawab Charlie sambil menarik napas dalam dan mengalihkan pandangannya dari Rhea.Ketika berbicara tentang urusan perusahaan, Charlie sama sekali tidak menyembunyikannya dari Paula. Baginya, Paula adalah kekasih Darwin. Jadi sebagai keluarga, tidak ada yang perlu dirahasiakan.Paula mengangguk dan menuangkan segelas air untuk Charlie. Saat mendekat, dia melihat Rhea berdiri di depan Charlie dengan kesal dan menuntut penjelasan.Charlie segera menarik Rhea ke dalam pelukannya dan memeluknya erat-erat. Paula terpaksa meletakkan gelas di meja dan kembali ke kamarnya.Belum sempat menutup pintu, Paula mendengar teriakan Rhea dari luar. "Charlie, kamu ini anjing ya? Kamu gigit apa?"Mendengar kata-kata itu, Paula langsung merasa wajahnya memanas. Dia buru-buru mengunci pintu kamarnya.Berhubung situasi akhir