"Sudah, sudah. Semua perhiasan itu juga pada akhirnya akan jadi milikmu. Sekarang lepaskan bajumu, kita tukaran," ujar Sheila.Sambil menahan jijik dan kesal di hatinya, Sheila menyuruh Aisha melepas pakaian. Aisha yang sudah menerima sogokan langsung menurut dan segera berganti pakaian dengan Sheila."Ulur waktu selama mungkin, jangan sampai mereka sadar kalau aku pergi," pesan Sheila pada Aisha sebelum pergi dari jendela."Oke, jangan cemas," sahut Aisha sambil mengangguk patuh.Sheila sama sekali tidak memercayai Aisha. Hanya saja, saat ini dia tidak memiliki pilihan selain meminta bantuannya untuk kabur.Sheila berhati-hati agar lolos dari mata-mata Darwin. Setelah itu, dia naik taksi di area sekitar kediaman utama menuju Grup Fonda.Di tengah perjalanan, Sheila membuka ponsel dan melihat namanya di trending topic. Namun, emosinya tersulut begitu membaca semua ulasan yang berisi kata-kata cacian.[ Sheila wanita manipulatif. ][ Sheila numpang tenar. ][ Sheila mengejar-ngejar Darw
"Aku akan bantu kamu ubah identitas," ujar Sheila.Sheila tahu bahwa Arya lebih mementingkan keuntungan dibanding apa pun. Jadi, dia menawarinya imbalan yang paling menggiurkan.Benar saja, Arya terdiam sebelum bertanya, "Apa rencanamu?""Kamu nggak perlu tahu, yang penting ini akan menguntungkan kita berdua," jawab Sheila.Sheila tidak menjelaskan secara detail. Sebab dia tahu, jika Paula mati, Darwin tidak akan pernah mengampuni Arya dan anak buahnya.Arya mempertimbangkannya cukup lama sebelum menyanggupi tawaran kerja sama Sheila. Dia harus berjuang demi bisa keluar dari situasinya sekarang.Sesudah menerima informasi kontak Aurel dari Arya, Sheila segera mengiriminya pesan terenkripsi. Isinya tidak lain adalah perintah untuk membunuh Paula sebelum malam tiba.Aurel terkejut bukan main saat membaca pesan yang diterimanya. Para atasan bahkan tidak mampu membunuh Paula. Sekarang malah cecunguk sepertinya yang ditugaskan menghabisinya?Sebelum Aurel sempat menolak, dia menerima sebuah
"Ya, aku tahu. Sekarang berikan ponselnya padaku. Aku curiga pamanku sudah gila," ucap Rhea sambil mengambil kembali ponselnya. Dia melihat lagi pesan yang diunggah oleh akun resmi Grup Sasongko.[ Setelah kamu bersedia .... ]Kalimat itu masih terpampang jelas di halaman utama perusahaan.Rhea belum pernah melihat pamannya bersikap begitu rendah hati sebelumnya. Selain itu, kapan pamannya mulai berkencan? Kenapa dia tidak tahu apa-apa tentang hal ini?Dengan begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya, Rhea secara refleks ingin menelepon Darwin untuk menanyakan hal tersebut.Saat Rhea sedang melamun, Paula sempat melihat trending topic. Dia sangat terharu karena perlindungan yang diberikan Darwin.Melihat Rhea ingin menelepon untuk mencari tahu lebih dalam, Paula segera menghentikannya. Dia berujar, "Jangan. Pak Darwin sangat sibuk sekarang. Jangan ganggu dia dengan masalah kecil seperti ini."Rhea menatap Paula sejenak. Makin lama, dia makin merasa ada yang aneh. Paula merasa t
Paula terkejut dengan ucapan Rhea. Dia buru-buru menutup telepon dan menyimpan ponselnya ke dalam saku sambil membalas, "Aku ini lagi hamil, mana mungkin mau cari pacar?""Memangnya kenapa kalau hamil? Cuma main-main saja kok!" ujar Rhea. Sebenarnya dia hanya suka bercanda, tetapi tidak pernah benar-benar melakukan sesuatu yang melanggar batas.Apalagi dengan adanya Charlie yang selalu mengawasinya, jika Rhea benar-benar berani melakukan sesuatu yang nakal, mungkin dia akan dikurung di kamar selama berhari-hari.Jadi, semua pria yang ada di ponselnya kebanyakan hanya yang tampan, berbadan bagus, dan yang paling penting, punya kecerdasan emosional tinggi serta pandai menghibur.Paula menggeleng, lalu menghela napas sebelum berucap, "Sejak memutuskan untuk melahirkan ketiga anak ini, aku harus bertanggung jawab.""Aku nggak bisa sembarangan melakukan sesuatu yang bisa menyakiti mereka. Apalagi, aku juga nggak butuh hal-hal seperti itu sekarang," tambah Paula. Lelucon apa ini? Dengan adan
Paula memang benar-benar khawatir dengan Darwin. Dia takut pria itu terlalu sibuk dan tidak bisa menangani semuanya sendirian."Aku akan tetap di sini untuk menjaga situasi di belakang," jawab Charlie sambil menarik napas dalam dan mengalihkan pandangannya dari Rhea.Ketika berbicara tentang urusan perusahaan, Charlie sama sekali tidak menyembunyikannya dari Paula. Baginya, Paula adalah kekasih Darwin. Jadi sebagai keluarga, tidak ada yang perlu dirahasiakan.Paula mengangguk dan menuangkan segelas air untuk Charlie. Saat mendekat, dia melihat Rhea berdiri di depan Charlie dengan kesal dan menuntut penjelasan.Charlie segera menarik Rhea ke dalam pelukannya dan memeluknya erat-erat. Paula terpaksa meletakkan gelas di meja dan kembali ke kamarnya.Belum sempat menutup pintu, Paula mendengar teriakan Rhea dari luar. "Charlie, kamu ini anjing ya? Kamu gigit apa?"Mendengar kata-kata itu, Paula langsung merasa wajahnya memanas. Dia buru-buru mengunci pintu kamarnya.Berhubung situasi akhir
Paula menyadari bahwa begitu perasaan rindu muncul, itu seperti gelombang pasang yang menenggelamkan akal sehatnya dengan cepat. Dia sangat ingin segera bertemu dengan Darwin.Tatapan Darwin padanya juga makin dalam. Lehernya terlihat menelan ludah beberapa kali. Tiba-tiba, dia mendekat ke kamera dan berbisik, "Sayang, aku lagi di luar. Jangan goda aku. Punyaku bahkan sudah mengeras loh."Paula yang awalnya serius merindukannya, langsung merasa kesal dan menatapnya dengan tajam. Wajahnya seketika memerah."Aku nggak bilang apa-apa," gumam Paula pelan.Darwin malah meledek sambil tersenyum, "Kamu nggak perlu bilang apa-apa. Tatapanmu saja sudah cukup bikin aku menyerah."Paula menyadari bahwa ketika Darwin mabuk, dia benar-benar berubah jadi orang lain. Pria itu menjadi bawel dan menjadi-jadi.Paula berujar, "Sudah, aku nggak mau bicara lagi. Aku tutup dulu ya.""Oke," jawab Darwin dengan berat hati. Pria itu masih menatapnya dengan penuh sayang.Namun bukannya memutuskan panggilan, Dar
Tak lama kemudian, Paula mendengar suara gelas yang pecah dari ponsel. Dia terkejut dan segera membuka halaman panggilan video.Tepat pada saat itu, Paula melihat seorang wanita berlutut di depan Darwin dan terus-menerus meminta maaf. Dia berujar, "Maaf, Pak Darwin. Aku nggak sengaja, benar-benar nggak sengaja."Wajah wanita itu terlihat sangat lemah dan penuh air mata. Dia benar-benar terlihat tak berdaya.Paula tiba-tiba merasa tidak nyaman. Dari sudut pandang kamera, dia bisa melihat noda minuman di kemeja putih Darwin. Wanita itu sedang mencoba membersihkannya dengan sapu tangan.Hal yang mengejutkan Paula adalah meskipun Darwin biasanya sangat menjaga kebersihan, kali ini dia tidak menghindar.Seorang pria tiba-tiba maju dan menarik rambut wanita itu dengan kasar. Dia mencoba menyeretnya ke tempat lain seraya berucap, "Sialan! Padahal kamu bekerja di sini, kenapa sok suci? Nggak mau layani tamu ya? Aku akan memberimu pelajaran!"Dalam sekejap, Paula melihat keputusasaan di mata wa
Semua yang terjadi selama beberapa waktu ini menyadarkan Wilson bahwa tidak ada yang lebih penting dari Paula di mata Darwin. Jadi, meskipun dia tahu Darwin mabuk dan baru tertidur, dia tetap mengetuk pintu untuk melaporkan telepon dari Paula.Namun, Wilson tidak mendengar tanggapan apa pun setelah mengetuk beberapa lama. Menurutnya, Darwin yang selalu waspada tidak mungkin tidur sepulas ini meski sedang mabuk. Pasti telah terjadi sesuatu!Wilson langsung menerobos masuk sambil menyuruh pengawal yang berjaga di luar untuk mengikutinya.Begitu pintu terbuka, terlihat Darwin tertidur dengan bertelanjang dada. Wanita yang ditolong Darwin di bar sedang berbaring di sampingnya dengan separuh tubuh terbuka. Tangan wanita itu sedang memegang ikat pinggang Darwin."Apa yang kamu lakukan pada Pak Darwin?" hardik Wilson sambil buru-buru mendekat. Dia mencekik leher wanita itu dan menariknya menjauh dari Darwin.Selimut yang menutupi wanita itu terjatuh, mengekspos tubuh moleknya. Dia berupaya me