"Tuan Putri, jangan takut. Aku akan melindungimu." Usai berbicara, kaki Harry malah terkilir. Dia pun terjatuh ke tanah.Jadi, Martin langsung menarik Paula masuk ke mobil. Paula tentu tidak tega meninggalkan Harry sendirian. Dia hendak membuka pintu mobil dan membawa Harry bersamanya."Tenang saja, nggak akan ada yang berani menyentuhnya," ujar Martin yang segera menutup pintu.Harry pun bangkit. Dengan wajah berlumuran tanah, dia melambaikan tangannya sambil berseru, "Tuan Putri, kamu pergi saja dulu! Aku akan menyusulmu nanti!"Paula melihat dengan mata kepala sendiri bahwa para preman itu tidak meladeni Harry. Bahkan, ada yang bergegas menghindar saat hampir menginjaknya. Dia pun yakin Harry akan baik-baik saja, jadi mengalihkan pandangannya dengan lega."Pegangan yang erat!" Martin yang mengemudikan mobil. Dia menginstruksi Paula agar wanita ini lebih berwaspada.Ketika melihat belasan orang hendak mengadang mobil dengan ekspresi galak, Paula buru-buru berpegangan dengan erat.Mob
Dalam sekejap, Darwin telah menyingkirkan tiga orang yang mengepungnya. Kemudian, dia merampas pisau dari tangan orang yang bersiap untuk menyerangnya dan melemparkannya kepada Paula. Paula menggenggam erat pisau itu, siap untuk menusuk siapa pun yang mendekatinya."Perlakuan Nona Paula benar-benar berbeda, ya. Padahal tadi aku juga mempertaruhkan nyawa untuk melindungimu," kata Martin dengan nada sinis sambil bertarung.Paula sama sekali tidak mendengar apa yang dikatakan Martin. Dia hanya memusatkan perhatian penuh pada pisau tersebut. Saat nyawa berada di ujung tanduk, siapa lagi yang masih punya waktu untuk mengobrol denganmu?Saat ini, Paula menyadari bahwa orang-orang di luar jendelanya telah dihabisi Darwin. Namun, Darwin malah terjebak oleh orang-orang yang datang untuk membantunya dan tidak bisa melepaskan diri. Akhirnya, mobil yang ditumpanginya itu pun bergerak.Saat menoleh, Paula melihat Martin juga sudah menyingkirkan orang-orang yang mengepungnya. Dengan darah dan luka d
Beberapa menit kemudian, Paula baru memahami maksud Martin setelah melihat helikopter yang diparkirkan tidak jauh dari sana."Turunlah, Nona Paula," ucap Martin sambil membuka pintu mobil.Paula turun dengan perlahan-lahan dari mobil. Saat ini hanya ada dia dan Martin berduaan. Jika dia segera berbalik dan naik kembali ke mobil, apakah dia bisa lepas dari Martin?Namun sebelum dia sempat melakukan apa pun, Martin sudah langsung menangkap pergelangan tangannya. "Guru ingin bertemu denganmu." Martin menyerahkan ponsel yang terhubung dengan video call ke hadapan Paula.Melihat pria tua yang menatapnya dengan penuh kasih, Paula menahan kekesalannya terhadap Martin untuk sementara."Bagus, mirip sekali dengan anggota Keluarga Tanadi," ucap pria tua itu setelah mengamati Paula beberapa detik dengan saksama. Paula tidak ingin bicara. Dia hanya menatap layar sambil termenung.Pria tua itu menyadari keheningannya, lalu akhirnya berkata sambil terkekeh-kekeh, "Martin pasti sudah banyak menggangg
"Kenapa aku harus percaya padamu?" tanya Paula.Pria tua itu terdiam selama dua detik. Setelah itu, dia berbicara pada orang di sampingnya dengan suara pelan dan orang itu langsung pergi setelah mengangguk."Aku bisa membantumu mengatasi semua orang yang mengejarmu itu. Kelak nggak akan ada lagi yang berani mengusikmu. Ini adalah bentuk ketulusanku untuk mengundangmu."Paula mengernyit, dia bahkan tidak tahu mengapa begitu banyak orang ingin membunuhnya. Dia hanyalah seorang putri palsu yang biasa-biasa saja, kenapa bisa sampai sebegitu pentingnya?"Kamu tahu sesuatu?" tanya Paula."Setelah kamu datang ke Swiza nanti, aku akan ceritakan semuanya padamu," balas pria tua itu dengan waswas.Paula mencibir, lalu berjalan ke arah helikopter. Martin segera mengakhiri panggilan video itu dan bergegas mengikutinya."Kalian nggak punya niat tulus sama sekali, cuma mau menipuku ke Swiza saja," ucap Paula sambil memelototi Martin dengan kesal.Martin tertawa, lalu bertanya, "Memangnya apa untungn
"Oke, kalian naik penerbangan yang mana? Aku mau antar kamu." Suara Darwin terdengar sangat tenang dan tidak ada emosi sedikit pun.Paula menggigit bibirnya, tidak bisa berkata-kata. Martin menunjuk jam tangannya untuk mengingatkan Paula agar tidak menunda-nunda waktu."Nggak usah lagi. Belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi. Aku nggak tahu apakah itu berhubungan denganku, tapi aku nggak ingin menjalani hidup seperti itu lagi." Paula sangat paham bahwa Darwin pasti tidak akan menyerah jika dia tidak menolak Darwin dengan kejam."Percayalah padaku, semuanya akan segera berakhir." Darwin menghela napas dan memerintahkan Wilson untuk melacak lokasinya secepatnya."Lalu memangnya kenapa? Kamu jelas-jelas tahu aku nggak suka kehidupan kaya raya. Aku nggak ingin lagi menjalani kehidupan seperti di Keluarga Ignasius sehari pun," tolak Paula.Tanpa menunggu Darwin menjelaskan lebih lanjut, Paula kembali berkata, "Kamu bahkan nggak bisa menangani ibumu sendiri. Bukankah begitu?"Jika ha
"Lalu di mana mereka?" Darwin melirik ke belakang Rhea, tetapi tidak menemukan jejak Richie ataupun Aurel."Ehem .... Mereka nggak mau beri tahu aku letak Paula, jadi aku dan Charlie memberi mereka sedikit pelajaran," lanjut Rhea sambil menolehkan pandangannya. Kemudian, dia membawa Darwin ke toilet.Masing-masing di dalam toilet pria dan wanita, kedua orang itu telah babak belur dipukul dan jatuh pingsan di salah satu bilik. Rhea menyeret Aurel keluar, lalu menyiramkan air di wajahnya. Aurel baru tersadar dan memelototi Rhea dengan kejam.Wajahnya pernah rusak sebelumnya. Setelah akhirnya sembuh, Aurel sempat menjalani operasi plastik kecil. Sekarang wajahnya kembali rusak setelah dipukuli oleh Rhea."Mau apa kalian? Menahan orang secara sepihak itu melanggar hukum!" teriak Aurel dengan lantang.Rhea memutar bola matanya, lalu berkata, "Cepat bilang, di mana Paula sekarang.""Mana kutahu dia di mana?" balas Aurel. 'Lebih baik lagi kalau dia mati di luar sana, jangan muncul lagi di had
Perasaan di ambang kematian menyelimuti Aurel. Semua niat untuk menghina Paula atau menggoda Darwin lenyap seketika. Pada saat itu, yang tersisa di hatinya hanyalah ketakutan mendalam terhadap Darwin. Dengan segenap tenaga yang tersisa, dia berusaha keras mengucapkan, "Maafkan ... aku ...."Saat Aurel hampir saja pingsan, Darwin melepaskan cengkeramannya dan mengelap tangannya beberapa kali dengan saputangan.Aurel memegangi dadanya sambil terbatuk dengan keras. Dari sudut matanya, dia melihat Richie tersenyum tipis. Hatinya langsung berdegup kencang. Dia pura-pura pingsan? Dasar pengecut!"Katakanlah," ujar Darwin dengan nada dingin.Aurel merasa sangat marah. Kenapa Darwin masih berpihak pada Paula, padahal dia sudah menunjukkan bukti perselingkuhan Paula?Jelas-jelas Aurel yang merupakan putri kandung Keluarga Ignasius. Paula si jalang itu telah mencuri keberuntungannya. Semua yang dimiliki Paula seharusnya adalah miliknya, termasuk Darwin!"Huh, sepertinya kamu nggak akan jera sebe
Bagi Martin, tidak ada perasaan yang abadi di dunia ini. Yang ada hanyalah kepentingan pribadi. Di masa depan saat dia bisa memberikan keuntungan besar bagi Grup Sasongko, mana mungkin keluarga itu akan menolaknya?"Kami berbeda denganmu, kami semua manusia." Paula sengaja menekankan kata "manusia". Dia ingin menegaskan bahwa mereka adalah manusia yang berperasaan, tidak seperti Martin yang bagaikan robot yang diprogram untuk berdarah dingin."Kalau begitu, kita lihat saja bisa sampai sejauh mana Darwin berkorban untukmu?" Martin mengangkat pundaknya dengan ekspresi tertarik.Namun sesaat kemudian, senyumnya mulai memudar. Sebab, tiba-tiba muncul lima buah helikopter yang mengepung mereka di udara.Helikopter milik Martin tidak bisa bergerak maju dan bahkan terpaksa untuk berhenti di udara. Jika kondisi seperti ini terus berlanjut, bahan bakar helikopter itu pasti akan habis.Sementara itu, ponsel pilot berbunyi. Awalnya tidak ada yang peduli, tetapi ponsel itu terus berbunyi tiada hen
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang