Share

22. Tersedak

“Ingin kamu.”

“Hah?”

Angga terkejut, ia berdeham pelan lalu mengalihkan wajah. “Terserah, aku tidak punya alergi.”

Davita tersenyum kikuk. “Ekhm, aku buat omelet saja, ya. Biar cepat, takutnya Kakak lama menunggu, keburu lapar.”

“Tidak masalah.”

Angga memperhatikan Davita yang tengah sibuk membuat omelet untuknya. Ia menopang dagu, tanpa sadar tersenyum tipis. Davita yang masih menggunakan handuk kimono, malah sibuk di depan kompor.

“Besok pagi rencananya aku ingin membuat pasta dan beberapa makanan lain. Kalau Kakak tidak terburu-buru, bisa ke sini buat sarapan.” Davita tersenyum kepada Angga, ia meletakkan omelet di atas meja.

Angga menatap omelet buatan Davita. Lalu ia memandangi Davita yang masih tersenyum.

“Ah, aku izin ganti baju dulu sebentar, ya, Kak. Tidak nyaman pakai handuk kimono. Sebentar saja.” Davita langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya.

Angga tanpa sadar tersenyum memperhatikan gadis itu masuk kamar. Ia berdeham pelan. “Kenapa jadi seperti pasangan pengantin baru?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status