Share

Penuh Syukur

“Duh kumat manjanya.” Rossa mencubit gemas pipi Elina saat sang keponakan nempel kayak perangko dengan sang mama.

“Neneeeeeek,” rengek Elina.

“Iya sayang,” jawab Mayang lembut. Dia duduk di samping Febby sambil memangku Elio yang terlelap. Mereka masih di dalam restoran mewah itu dan akan segera pulang.

“Pipi Elina dicubit lagi sama tante,” adunya pura-pura kesakitan.

“Nanti sampai di rumah nenek akan hukum dia,” ujarnya.

Elina tergelak, “makasi nenek,” sahutnya.

“Sama-sama sayang.”

“Yuk pulang,” ajak Rangga.

“Yeeeeee, udah semua masuk hadiahnya Papa?” tanya Elina.

“Udah sayang. Sini gendong sama Papa,” ajaknya. Elina masuk dalam dekapan sang papa. Tangannya usil menarik jambul sang kembaran hingga Elio yang tengah tidur menangis kencang.

“Elinaaaaa!” tegur sang mama.

“Maaf Mama. Gak sengaja ketarik.”

Febby mengambil alih Elio dari gendongan sang mama. Tubuh bongsor keduanya mewarisi sang papa hingga mereka terlihat lebih besar dari usianya.

Mereka pun kembali ke rumah.

****

Setelah p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status