Share

Merasa Tak Pantas

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2024-09-12 17:28:40

Ponsel Rangga bergetar dengan derasnya, mengejutkan diamnya malam itu. Layar menampilkan nama Arka yang berkedip dengan mendesak. Rangga menarik napas dalam, menekan tombol hijau.

"Halo," suaranya mengambang di udara.

"Tuan," suara Arka terdengar tegang dari ujung sana. "Bayu meminta pengembalian hutang itu dua kali lipat dari yang dipinjam oleh Mayang. Jika tidak, dia menolak untuk menerima pelunasan."

Rangga merasakan urat di kepalanya menegang. "Sialan, betapa liciknya dia!" amarahnya mendidih mendengar permintaan yang tak masuk akal itu.

Arka, sejenak terdiam, mencerna kegelisahan yang menjalar dari suara Rangga. Suara deburan ombak di kejauhan makin menggencarkan suasana.

"Anda lagi di mana, Tuan?" tanyanya, nada suaranya penuh kekhawatiran.

"Di pantai," jawab Rangga lirih, seolah-olah tiap kata terbawa angin laut.

"Di pantai?" Arka mengulang, rasa ingin tahu dan kekhawatiran bercampur jadi satu. "Apa ada masalah, Tuan?"

Rangga menarik napas panjang, mengumpulkan keberani
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 70

    ‘Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Baru saja hubungan kami membaik, namun sekarang harus kembali diterpa kenyataan pahit ini,’ Febby membatin menunggu suaminya yang masih membersihkan diri.Tak berselang lama Rangga keluar dari dalam kamar mandi. Bahkan saat Febby mengajaknya makan pria itu menggeleng dan duduk di depan TV. Pikirannya mulai tak tenang, cemas berlebih tengah ia rasakan saat ini. Namun Rangga tetap harus bicara dengan sang istri, meski berat sepertinya ini adalah keputusan terbaik untuk mereka.Sebab kenyataan yang paling menyakitkan bagi seorang laki-laki adalah ketika dia divonis mandul. Hal inilah yang kini dirasakan Rangga. Hatinya sangat perih dan terasa teriris.Hubungannya dengan Febby yang baru saja membaik seolah tak lagi ada artinya setelah kabar buruk itu. Rasa pahit menggerogoti batinnya, dan dia merasa telah mengecewakan Febby.Rangga duduk termenung, mengingat hasil pemeriksaan medis yang telah mengubah hidupnya. Ucapan dokter Irwan terngiang-ngiang dalam be

    Last Updated : 2024-09-13
  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Keputusan Terbaik

    "Sudah kuduga sejak dulu kalau kau hanya pria payah yang menyusahkan. Sudah miskin, mandul pula. Haduuuuh, kebangetan kalau sampai manusia sepertimu masih tak punya harga diri dan bertahan di sini," sindir Mayang dengan nada sinis.Mayang tak pernah peduli apakah ucapannya akan menyakiti orang lain atau tidak. Yang jelas, bagi dirinya, menantu gembelnya ini harus segera disingkirkan.Sementara itu, Rangga memilih untuk segera keluar dari rumah dan menuju ke kantor. Emosinya bisa saja meledak bila terus-menerus berada di tempat itu. Ia tak tahu sampai kapan dirinya bisa menahan amarah yang sudah berada di ujung tanduk.Pikirannya kacau. Sepanjang perjalanan, Rangga terus berpikir tentang apa yang harus dia lakukan. Apakah benar dirinya harus memilih pergi dari kehidupan wanita yang sangat ia cintai, ataukah ia bertahan?Namun, hati kecilnya menolak untuk bertahan. Meskipun cintanya pada Febby begitu besar, Rangga tidak ingin menyaksikan wanita itu terluka dalam jangka waktu yang lama.

    Last Updated : 2024-09-13
  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Tawaran Menarik

    Febby berdiri terpaku saat suaminya, Rangga, bergegas ingin meninggalkan restoran tanpa menoleh ke arahnya sekalipun. Amarah bergejolak dalam hati Febby. Febby berlari kecil lalu menahan sang suami dengan menarik tangannya.“Rangga, tunggu! Kau tahu kan, kalau aku di sini hanya sedang makan siang bersama Pak Bayu, beliau atasan di kantorku, dan ini masih dalam jam kantor. Aku harap kau tak cemburu lalu menjadikan pertemuan kita ini sebagai alasan untuk bertengkar lagi di rumah,” suara Febby tampak kesal.Dia mulai paham dengan sifat suaminya, kalau marah pria itu menghilang tanpa jejak. Febby takut suaminya sengaja mencari-cari kesalahannya.Rangga, yang semula hanya ingin keluar tanpa keributan, menghentikan langkahnya, napasnya tertahan. “Febby, ini bukan soal cemburu. Aku tahu banyak sekretaris yang menemani bosnya makan siang, aku tidak tidak sedang menuduhmu selingkuh. Aku juga punya kegiatan yang harus aku kerjakan lagi.” Febby menelan ludah, matanya berkaca-kaca karena air m

    Last Updated : 2024-09-14
  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 73

    “Aaaah,” Bayu mendesah.“Kalau aku bisa memuaskanmu, kau tak perlu lagi mencari wanita diluar sana, aku akan mengobati sakitmu itu,” bisik Mayang di samping telinga Bayu.Mayang masih berdiri di depan kursi kebesaran Bayu, dengan sengaja mendekatkan dadanya ke bibir Bayu.Pria itu segera menyusu seperti bayi yang sedang lamar. Ternyata benar kata Mayang, dia merawat tubuhnya dengan sangat baik, buktinya di usianya yang sudah 50 tahun dadanya masih kencang dan besar.Bayu juga mendengar dia pernah mengoperasi wajahnya, hingga tak ada keriput yang terlihat.“Kau menyukainya kan sayang?” tanya Mayang. Saat mulutnya sibuk mengulum puncak dada Mayang, pria itu mengangguk.“Jujur aku lama sekali tidak merasakan kenikmatan sentuhan pria, tapi sejak malam itu aku tak bisa tidur sayang. Meski kita belum menemukan pelaku dan motifnya, tapi setidaknya kita mendapat kepuasan yang tak bisa dibayar oleh uang.”Bayu kembali mengangguk menyetujui membuat Mayang tersenyum bahagia.“Buka sayang,” kata

    Last Updated : 2024-09-14
  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 74

    "Katakan padaku, Rangga, kamu mau pergi ke mana? Kamu tidak sedang menghindariku, kan?" suara Febby bergetar, matanya berkaca-kaca sementara air mata mulai menelusuri pipinya yang pucat. Dia merasa seolah-olah setiap sudut rumah ini menyembunyikan cerita duka dari pertengkaran-pertengkaran kecil yang kian menumpuk, merajam ke dalam fondasi cinta yang mungkin tak pernah benar-benar ada. Rangga menarik napas dalam-dalam dan duduk lesu di tepi tempat tidur. Tatapannya menerawang, mencari kata-kata yang tepat, seolah berusaha menenangkan ombak kegundahan yang melanda Febby. "Aku ada perjalanan kantor selama beberapa bulan di West Country," ucapnya pelan, mencoba memberi penjelasan namun suaranya tertimbun oleh beratnya ketidakpastian.Febby memicingkan mata menatap ke arah suaminya. "Ini bukan karena kamu ingin menghindar kan?” tanya FebbyRangga menggeleng, “buat apa aku menghindarimu. Kalau kamu tidak percaya, tanyakan saja pada Pak Brian tentang kebenarannya," lanjut Rangga, berboho

    Last Updated : 2024-09-15
  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 75

    Rangga memutuskan untuk mengajak Febby makan malam romantis di restoran seafood ternama di pusat kota. Mereka berdua sengaja memilih taksi online sebagai alat transportasi untuk menghindari amarah mama tiri Febby yang pasti membara jika mengetahui Rangga menyentuh mobil Febby. Tiba di restoran, tanpa reservasi terlebih dahulu, mereka disambut hangat oleh pelayan yang ramah, namun tanpa perlakuan istimewa. Rangga dan Febby memilih meja di sudut ruangan, tepat di samping kolam ikan koi yang menenangkan. Keduanya saling bertatapan, mata Rangga memancarkan kegundahan. Sambil menggenggam tangan Febby, Rangga mencoba merangkai kata demi kata dengan penuh kelembutan, berusaha menciptakan momen malam yang sempurna. Dia sadar, malam ini adalah malam terakhir mereka bersama sebelum rencana pemisahan sementara mereka dimulai esok hari. "Mudah-mudahan perpisahan ini benar, Feb. Semoga kita bisa belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri," gumam Rangga dalam hati, penuh dengan harapan da

    Last Updated : 2024-09-15
  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 76

    "Febby, sebaiknya kamu pikirkan lagi hubunganmu dengan pria miskin itu. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik daripada dia," kata tetangga yang masih berdiri di depan rumah Febby. Ucapannya seolah melayang tajam menembus hening pagi. Dengan suara penuh tegas, Febby membalas, "Sudah, Ibu. Tolong jangan terlalu keras mencampuri urusan rumah tangga kami." Wajahnya merah padam, matanya berkaca-kaca menahan amarah yang hampir meluap. Kejadian itu hampir memuncak ketika ibu tirinya hampir menampar dia, tapi Rangga dengan sigap menghalangi. "Coba kalian pikir, suami mana yang bisa tenang melihat istrinya terus dicaci maki oleh Mama tirinya sendiri!" teriak Febby. Suaranya menggelegar, mengundang tatapan terperanjat dari orang-orang di sekitarnya. Tanpa menunggu jawaban atau respon lebih lanjut, Febby berlalu cepat masuk ke dalam rumah. Langkahnya gegas, perasaan bergejolak dan kerumunan orang-orang di luar berangsur menghilang. Febby harus segera pergi ke kantor, mencoba meredam gemur

    Last Updated : 2024-09-15
  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 77

    Dengan sabar Mayang menunggu, tiba-tiba Bayu mengirim pesan ada meeting dadakan dan dia tak jadi menemui Mayang. “Siaaaal. Aku harus pulang tangan kosong. Uangku benar-benar habis. Belum lagi kalau Febby tahu uangnya hilang, aku pasti ribut dengannya.”Mayang memilih duduk di sebuah coffee shop menenangkan hatinya sejenak. Sebelum pulang ke rumah.****Febby pulang dari kantor dengan perasaan lelah, tetapi juga senang karena hari ini semuanya berjalan sesuai rencana. Pekerjaan yang menumpuk berhasil ia selesaikan, dan kini yang ada di pikirannya hanyalah istirahat. Setelah membuka pintu depan rumah, dia langsung berjalan menuju kamarnya. Namun, sebelum beristirahat, Febby ingat bahwa dia perlu mengambil sejumlah uang tunai dari dalam lemari untuk membayar beberapa tagihan keesokan harinya.Dia membuka pintu lemari dengan santai, merogoh ke dalam laci tempat dia biasa menyimpan uang. Namun, sesuatu yang aneh membuat alisnya berkerut. Tangannya tidak menemukan apa-apa. Perlahan, Fe

    Last Updated : 2024-09-16

Latest chapter

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Tamat

    Arka masih berdiri dengan ekspresi serius, berhadapan dengan Nabila yang tampak gugup. Sebuah kesalahan fatal baru saja terjadi, membuat Nabila harus menghadapi amarah Arka, rekan kerjanya yang juga dikenal sebagai tangan kanan Rangga.“Ma–maaf,” ucap Nabila dengan nada terbata-bata. Matanya menatap meja, tak berani menatap langsung ke arah Arka. “Aku akan memperbaikinya.”Arka menyilangkan tangan di depan dada, ekspresinya tetap tegas. “Sudah seharusnya begitu, Nabila. Jangan campur adukkan masalah pribadi dengan urusan kantor,” tegurnya. “Data ini sangat penting. Kita dibayar untuk bekerja, bukan untuk mengecewakan pemilik perusahaan.”Nada suaranya yang dingin membuat Nabila merasa semakin bersalah. Rekan kerja lain di tempat itu, yang mendengar percakapan mereka, memilih untuk mengabaikannya.Nabila menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Ia tahu Arka benar, dan ia harus memperbaiki kesalahan ini secepat mungkin. “Baik, Arka,” ucapnya dengan nada penuh penyesalan. “Unt

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Pulang Saja

    Arka mengetuk pintu ruang kerja Rangga dengan hati yang sudah terasa berat sejak tadi. Ia tahu, percakapan ini akan melibatkan Nabila, yang terlihat semakin berusaha mendekatinya belakangan ini. Setelah mendengar suara Rangga mempersilakan masuk, Arka membuka pintu dan melangkah masuk bersama Nabila. Mereka duduk berdampingan, meskipun suasana di antara keduanya terasa canggung.Rangga menatap mereka sejenak, matanya tajam namun tetap ramah. Ia memulai pembicaraan, “Arka, saya akan segera mempersiapkan penggantimu-”Belum selesai kalimat itu terucap, Nabila langsung memotong, “Maksud Anda bagaimana, Tuan?”Nada suaranya terdengar penuh rasa ingin tahu, namun juga sedikit ketakutan. Ia menatap Rangga, mencoba mencari penjelasan dari kalimat yang setengah terucap itu.Rangga tersenyum tipis, mengalihkan pandangannya pada Arka yang tampak tenang. “Arka kan sebentar lagi akan menikah,” lanjut Rangga, nadanya penuh pengertian. “Dia akan menjadi pimpinan salah satu anak cabang Wijaya Group

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Nguping

    “Kalian ini berani-beraninya, ya, ngomongin Mama,” ujar Febby pura-pura marah sambil memandang mereka dengan alis terangkat.Elina dan Elio hanya tertawa kecil, tampak tak terpengaruh oleh wajah pura-pura serius mamanya. “Kami hanya bercanda, Mama!” jawab mereka serempak dengan wajah polos dan senyum lebar, seperti berusaha meyakinkan bahwa mereka tidak bersalah.Febby menggeleng, lalu tersenyum. “Ya sudah, ayo cepat sarapan dulu. Nanti keburu terlambat ke sekolah,” katanya dengan suara lembut, namun tetap tegas.“Siap, Mama!” balas mereka, masih dalam nada polos dan penuh semangat.Tak lama kemudian, Elina dan Elio mengambil tas mereka, dan bersiap turun ke lantai bawah. Di ruang makan, Rangga, sudah duduk dengan rapi dan tampan dalam setelan kerjanya, menunggu mereka dengan sabar. Di meja itu juga sudah ada nenek mereka, dan Rossa, yang duduk menunggu sambil tersenyum melihat keceriaan anak-anak itu.Melihat kedatangan mereka, Rangga segera berdiri dari kursinya dan dengan penuh kas

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Nyonya Muda Pelit

    Malam telah larut ketika Mayang dan Rossa memasuki kamar. Setelah percakapan hangat bersama keluarga, mereka kini berdua, bersiap untuk beristirahat. Namun, suasana hati Rossa tampak tidak tenang. Ia duduk di tepi tempat tidur dengan pandangan menerawang, sementara Mayang mengamati anaknya dengan lembut dari sudut ruangan."Ma," Rossa akhirnya membuka suara dengan nada pelan, tapi penuh rasa takjub, "Rossa sama sekali nggak menyangka, ternyata Arka bakal mendapatkan hadiah sebesar itu dari Rangga. Padahal tadi kami sempat diskusi, setelah menikah mungkin dia hanya akan pulang ke Sun City setiap akhir pekan. Tapi sekarang… hadiah itu mengubah segalanya. Kami bahkan bisa tinggal di sana bersama Mama."Mayang mendekati anaknya dan duduk di sebelahnya. Ia menggenggam tangan Rossa dengan lembut. "Iya, Sayang. Mama juga nggak pernah menyangka. Kalau Mama ingat-ingat lagi… Mama malu sekali atas apa yang pernah Mama lakukan ke Rangga dulu." Suara Mayang mulai serak. "Mama dulu menghina dia

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Kejutan

    Setelah Arka pamit pulang, Febby, Rangga, dan Mayang masih duduk bersama. Di samping mereka, Rossa duduk tenang, menyimak obrolan sambil tersenyum kecil, namun di wajahnya ada keraguan yang tersirat.Febby yang duduk di sebelah Rossa menatapnya dengan penuh perhatian. "Kakak, rencananya mau menikah di sini atau di kota Sun City?" tanyanya lembut, ingin tahu keputusan kakak tirinya itu. Pertanyaan itu sontak membuat semua mata di ruangan tertuju pada Rossa, menunggu jawabannya.Rossa tersenyum tipis, lalu menghela napas panjang. "Kak Rossa sih inginnya di Sun City saja," jawabnya akhirnya, memandangi mereka satu per satu. "Di sana banyak kenangan yang ingin kami pertahankan, tempat-tempat yang istimewa untukku dan Arka. Lagipula, kami juga akan tinggal di sana setelah menikah... meskipun harus berpisah jarak dan waktu dengan Arka yang akan tetap bekerja di sini." Ada sedikit nada ragu di ujung kalimatnya, seakan-akan perpisahan itu adalah pengorbanan yang tak mudah baginya.Rangga ya

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Pembahasan Serius

    “Kamu serius, sayang?” tanya Arka.Rossa mengangguk, “aku serius sayang. Kapanpun aku siap,” ulang Rossa.“Dua bulan lagi ada hari baik, apa kamu mau?”Rossa mengangguk.Arka kembali masuk ke dalam rumah sang atasan, dia minta Rangga dan febby kembali turun sebentar. Mereka pun berkumpul di ruang keluarga rumah mewah Rangga.Suasana hangat penuh kekeluargaan begitu terasa, terutama dengan adanya Febby yang tengah mengandung anak kedua, membawa kebahagiaan tersendiri bagi seluruh keluarga. Melihat Arka yang tampak ragu-ragu, Rangga segera menepuk punggungnya dan mempersilakannya duduk di samping."Ada apa, Ark? Kok wajahmu serius banget?" tanya Rangga, berusaha mencairkan suasana.Arka menarik napas dalam-dalam, memandangi ketiganya satu per satu, lalu berkata, "Saya ingin minta izin, Sama tante, Tuan dan Nyonya. Setelah berdiskusi dengan Rossa, kami memutuskan untuk menikah dua bulan lagi."Pernyataan itu mengejutkan semua orang, terutama Mayang, yang tidak menyangka rencana pernika

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Siap Menikah

    Rangga dan keluarganya bersiap untuk malam spesial mereka. Ia merangkul bahu istrinya, Febby, yang sedang hamil, dengan lembut sembari mengajak kedua anak kembar mereka, Elina dan Elio."Ayo, sayang, kita bersiap," ucapnya dengan suara hangat yang penuh semangat.Bocah kembar berusia empat tahun yang energik, tidak bisa menahan kebahagiaan mereka. Setiap kali diajak makan di luar, mereka tahu pasti bisa memilih menu yang mereka inginkan tanpa batasan. Restoran mewah dengan berbagai pilihan hidangan daging adalah favorit mereka.Si kembar masuk ke dalam kamarnya bersama suster Barbara."Kamu mau daging apa nanti?" tanya Elina sambil memandang adik kembarnya, dengan mata berbinar. Mereka sedang dibantu mengganti pakaian oleh suster Barbara, yang setia menemani mereka setiap hari."Aku mau daging sapi saja, kamu daging ayam saja, nanti kita bagi," jawab Elio, mencoba memberi saran."Oke, tos dulu dong!" Elina mengulurkan tangannya, dan keduanya melakukan tos sambil tertawa kecil.Suster

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Merayakan

    Rangga menatap Febby dengan perasaan yang tak menentu, dia nyaris tak percaya dengan berita yang baru saja ia dengar. Matanya menatap lekat-lekat wajah istrinya, seolah mencari kepastian lebih dalam dari sekadar kata-kata.“Ka—kamu beneran hamil, sayang?” tanyanya dengan suara terbata, penuh harap dan ketidakpercayaan.Febby tersenyum hangat, lalu mengangguk dengan penuh keyakinan. “Iya, sayang. Kita akan punya anak lagi,” jawabnya lembut, seolah kata-katanya itu adalah musik indah yang meresap ke dalam hati Rangga.Seolah tak mampu menahan luapan rasa bahagianya, Rangga menarik tubuh Febby ke dalam pelukan. Air mata jatuh tanpa malu-malu dari kedua matanya, namun ia tak peduli. Dalam hatinya, ia terus-menerus bersyukur pada Tuhan atas anugerah ini. Ia mengusap wajah Febby dengan jemari lembutnya, lalu menghujani pipi, kening, dan bibir istrinya dengan ciuman bertubi-tubi.“Aku bahagia sekali, sayang. Aku benar-benar nggak menyangka kalau Tuhan memberi kita kepercayaan lagi,” ucap Ra

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Hamil

    "Nabila!" panggil Rangga ketika ia sudah ada di lobi. Kebetulan, Nabila juga masih berada di sekitar lobi. Dengan cepat, Nabila mendekati Rangga."Iya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sopan."Harusnya sih, saya tidak perlu bicara seperti ini. Saya minta maaf sebelumnya kalau apa yang akan saya ucapkan ini menyinggung perasaanmu," ucap Rangga mengawali kalimatnya, membuat jantung Nabila berdebar semakin kencang."I-iya, Tuan. Ada apa?" tanya Nabila dengan suara lirih."Tolong jangan berharap apa pun lagi pada Arka, apalagi mengejarnya secara berlebihan. Dia bisa menjadi orang yang paling membencimu karena dia sangat tidak menyukai wanita agresif. Dan sekarang, Arka sudah memiliki calon istri, dan mereka akan segera menikah. Calon istrinya itu adalah kakak iparku sendiri. Jadi, jangan coba-coba untuk mengganggu hubungan mereka lagi. Kamu sudah pernah melewatkan kesempatan emas, di mana saat itu Arka benar-benar ingin mengulang kembali hubungan kalian yang pernah terputus," uca

DMCA.com Protection Status