Share

3.KDRT

Penulis: Niki_Tawa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-16 12:13:54

Gina terbangun dari tidurnya karena mendengar ketukan di jendela kamarnya, dinyalakannya lampu kamar tersebut dan menyibak tirai jendela.

"Mas Adam!" ucapnya terkejut.

"Buka Gin, aku mau masuk!" ucap lelaki tersebut dengan nada bicara yang normal, seakan tidak pernah terjadi apa-apa antara dirinya dan Gina tempo hari.

Adam masuk lewat jendela yang dibuka oleh Gina.

"Maaf mengganggu tidur kamu!" ucapnya melepas satu persatu pakaiannya yang sangat kotor seperti habis dari pematang sawah.

Gina tak menyahut, perasaan marah atas kelakuan suaminya masihlah terasa menghimpit dada. Istri mana yang tidak marah ketika melihat chat mesra suaminya dengan wanita lain, bahkan pada saat itu dirinya dicekik oleh Adam karena terlalu lancang membuka pesan yang masuk ke handphone suaminya sendiri. Juga mengenai sertifikat rumah yang di jadikan jaminan hutang, mereka hampir saja kehilangan tempat tinggal mereka. Belum lagi telpon dari orang pinjaman online. Dan semua bukti chat dari Jamal kepadanya tentanh barang haram tersebut membuat Gina tak ingin kesal dan mendiamkan Adam.

Adam keluar dari kamar mereka dengan membawa handuk yang ia letakkan di pundaknya. Sepertinya lelaki itu akan mandi.

Tak lama berselang, Adam kembali dengan badan yang segar, sementara itu Gina yang berbaring di atas tempat tidur memejamkan matanya. Hatinya masihlah sangat dongkol dengan kelakuan sang suami. Dapat ia rasakan gerakan Adam yang naik ke atas ranjang, dapat Gina tebak lelaki itu pasti akan merayu untuk meminta haknya sebagai seorang suami.

Tangan Adam mulai memeluk perut Gina, mencumbui Gina dari bekalang, karena posisi Gina saat ini sedang menghadap dinding. Gina melepaskan pelukan tersebut, namun Adam tak menggubris penolakan dari istrinya tersebut, ia terus saja memancing gairah Gina. Meski ia tahu bahwa hati dan pikiran Gina mungkin saja menolak perlakuannya, namun tidaklah dengan tubuhnya. Tangan itu semakin liar bermain dikedua gunung kembar milik Gina.

"Mas lepas!" Gina menepis tangan tersebut. Alih-alih mengikuti permintaan Gina, Adam malah membalikkan tubuh tersebut menjadi telentang. Memaksa Gina untuk mau melayani nafsunya yang sudah menggebu. Ia mencium kasar bibir Gina dan melumatnya.

Hanya tetesan air mata yang dapat menggambarkan betapa sakitnya hati Gina saat ini, ia hanya di jadikan Adam pelampiasan nafsunya saja. Setelah selesai menuntaskan hajatnya, Adam duduk di tepi ranjang, menatap Gina yang meringkuk di bawah selimut.

"Kamu kenapa?" tanyanya ketus. Gina tak menjawab. "Kamu tau Gin, berhubungan sama kamu itu tidak ada sensasinya sama sekali. Makanya jangan salahkan aku jika bermain dengan wanita lain!" mendengar ucapan Adam, dada Gina semakin terasa sesak.

"Kurang ajar kamu Mas!" ucap Gina menatap Adam penuh kebencian.

"Salah kamu sendiri kenapa tidak pernah mau memuaskan suami." ucap Adam tanpa merasa bersalah.

"Apa untungnya bagiku jika memuaskan kamu Mas, kamu juga akan tetap merepotkan dan tetap akan  menjadikanku babu," ucap Gina sinis.

"Merepotkan bagaimana?" tanya Adam cuek.

"Kamu selalu berhutang, dan selalu aku yang membayarnya Mas. Dan apa kamu tahu kemaren aku mendapatkan telepon dari orang pinjaman online dia bilang kalau nomorku kamu jadikan kontak darurat. Satu lagi, seseorang ke sini dan mengatakan bahwa kamu berhutang sebanyak 50 juta dengan menjadikan sertifikat rumah ini sebagai jaminannya. Untuk apa uang sebanyak itu Mas?" tanya Gina emosi.

"Kamu lupa Gin, dua bulan lalu mama kamu masuk rumah sakit. Aku berhutang untuk biaya ibu kamu."

"Kamu gila Mas, biaya mama masuk rumah sakit hanya 8 juta, kemana sisa uang itu kamu buang. Oh iya aku tahu... Kamu habiskan uangnya untuk beli sabu, main slot dan juga tidur dengan pelac*r itukan. Tega kamu Mas!" kalimat yang diucapkan oleh Gina penuh dengan penekanan. Membuat Adam bungkam.

"Kamu tidak bisa mengelak lagi kan Mas, kenapa? Karena semua itu benar!" saking kesalnya Gina melempar bantal kewajah Adam.

"Mulai berani kamu ya!" emosi Adam mulai terpancing, ia menarik tangan Gina untuk turun dari atas ranjang dan menyeretnya turun kebawah.

Buuugh... 

Aaakkhhh...

Gina terjerembab ke bawah, plak... buugh...

Beberapa kali wajah Gina ditampar dan dipukul olehnya, bukan hanya wajah saja yang jadi sasaran Adam melainkan juga bagian tubuh lainnya juga tak lepas, hingga Gina terkulai lemas tak berdaya.

Setelah melampiaskan kemarahannya, Adam mengambil pakaiannya yang ada di dalam lemari, dan setelah berpakaian ia pergi meninggalkan Gina yang tengah meringis kesakitan. 

Air mata Gina merembes tak tertahankan, ia menyeka sesuatu yang keluar dari sudut bawah bibirnya yang ternyata adalah darah. Tak ada kata yang tepat selain rasa kecewa yang sangat teramat besar yang Gina rasakan saat ini kepada Adam.

Tak hentinya Gina menangis meratapi nasipnya yang begitu malang karena menikah dengan lelaki pilihannya tersebut. Sebenarnya Gina menikah dengan Adam bukan berdasarkan cinta, namun karena malu sebab lelaki yang selama ini menjadi kekasihnya malah menikah dengan wanita lain.

Di saat terpuruk seperti itu, Adam datang memberikan janji manis kebahagiaan. Meski perasaannya saat itu ragu, karena belum mengenal pribadi Adam. Gina dan kedua orang tuanya menerima lamaran tersebut. 

Di awal pernikahan kehidupan mereka terbilang berkecukupan, Gina yang terlahir sebagai anak bungsu dari dua bersaudara dipinta untuk tinggal bersama orang tuanya. Ayahnya dan Adam bekerja bahu-membahu dan bekerja sama di ladang.

Semua keadaan mulai berubah ketika cinta pertama Gina tersebut meninggal dunia, Adam malas dan tak mampu bekerja sendirian. Selain itu pergaulan pertemanan juga membuat Adam berubah tak seperti dulu lagi. Sikapnya yang bertanggung jawab hanya terlihat ketika mertua laki-lakinya masih ada saja. Selama beberapa bulan ini ia sangat jarang berada di rumah, jarang memberi nafkah kepada Gina, jikapun ia memberi uang kepada Gina, uang tersebut hasil ia berhutang. Gina jugalah yang harus bekerja membayarnya.

"Gin... Gina..." ketukan terdengar dari pintu kamarnya membuat Gina terkesiap. Entah sejak kapan ia tertidur di lantai tanpa alas dan juga pakaian.

"Iya Ma, Mama mau berangkat sekarang?" tanya Gina kepada Mamanya, meski terkejut dirinya masih ingat tentang agenda mamanya yang akan bepergian, dan tentu saja ia bertanya dengan nada suara yang ia buat-buat, agar mamanya tak khawatir kepada dirinya.

"Iya," jawab Maria yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.

"Ouh iya, berangkat aja Ma. Maaf aku lagi sibuk gak bisa nganter Mama ke depan."

'Tumben...' pikir Maria karena tidak biasanya Gina bertingkah seperti itu.

"Kamu gak apa-apakan Gin?" 

Belum lagi pertanyaan itu dijawab oleh Gina yang berada di dalam kamar. Seseorang memanggil Maria.

"Mama berangkat ya Gin, udah dipanggil sama bu Yanti." Maria pamit setengah berteriak.

"Iya Ma..." setelah mamanya pergi barulah Gina merasa lega. Jika mamanya tersebut melihat kondisinya saat ini mungkin dia akan pingsan, atau mungkin penyakit jantungnya kumat dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Untungnya Maria dan beberapa tetangga lain yang merupakan kader posyandu diajak bu Lurah untuk pergi ke sebuah tempat untuk menjalani pelatihan para kader, sehingga mamanya tersebut tidak perlu melihat keadaannya yang menyedihkan saat ini.

Sekuat tenaga Gina mencoba bangkit memunguti pakaiannya dan berjalan ke kamar mandi yang berada di belakang di dekat dapur. Namun tiba-tiba kepalanya merasakan pusing yang teramat sangat hingga ia terjatuh dan tidak sadarkan diri di ruangan tengah rumah tersebut.

Tok... tok... tok...

"Spada... hellooo, apa ada orang di dalam?" dua orang laki-laki yang merupakan orang suruhan Alex berdiri di depan pintu rumah Gina.

"Bagaimana ini?" tanya salah satu dari mereka.

"Kita masuk aja Wan, lagi pula rumahnya sudah terbuka tuh sedikit!" jawab Andi.

Kedua orang itu masuk perlahan.

"Astaga Di!" tunjuk Wawan kepada sesosok tubuh di atas lantai.

"Jangan-jangan itu mayat, ayo kita pergi. Nanti kita disangka pembunuh oleh orang," Andi bergidik ketakutan.

Wawan diam, kemudian menelpon seseorang sembari mendekat.

"Hallo Bos..."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
hallo boss yg punya rumah pingsan bos gmn atuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   4.Mengenaskan

    "Kami takut jika membawanya sendiri, bagaimana jika kami nanti dituduh macam-macam. Karena kondisi wanita ini seperti habis digebukin!" jelas salah satu anak buahnya disambungan telepon tersebut."Benar-benar merepotkan!" umpat Alex sembari menaiki mobilnya dan langsung berangkat ke tempat di mana anak buahnya berada.15 menit kemudian Alex pun sampai di tempat tujuannya tersebut, ia segera masuk ke dalam rumah di mana kedua anak buahnya menunggu dengan wajah yang pucat."Kenapa tidak kalian angkat?" tanyanya sanksi menatap keduanya."Kami takut Bos, coba Bos lihat sendiri bagaimana keadaannya." Alex mendekat kearah Gina yang tak sadarkan diri di lantai. Dilihatnya bahkan pakaian yang dipakai oleh istri anak buahnya tersebut tak sempurna. Wajah cantik yang ia temui kemaren berubah menjadi biru lebam dan membengkak. Begitu juga dengan tubuhnya, di beberapa bagian terdapat memar. Alex terlebih dulu mengecek nadi dan hembusan wanita tersebut, setelah yakin bahwa Gina masih hidup ia pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   5.Dingin Namun Perhatian

    Setelah berucap seperti itu Alex keluar dan melangkah, kini Gina hanya sendirian diruangan tersebut. Seketika tubuhnya merinding, Apa jangan-jangan Bos dari suaminya itu, mempunyai niat tersembunyi seperti akan menjual ginjalnya. Entahlah yang jelas ia berhutang nyawa kepada lelaki tersebut.Tak berapa lama kemudian Alex datang dengan membawa sebuah plastik di tangannya yang isinya tak lain adalah makanan."Apa kau bisa menyuap makanan ini sendiri?" tanyanya melirik ke arah tangan Gina."Bi... bisa Mas!" ucap Gina sungkan. Meski tangan kanannya terpasang selang infus, tidak mungkin rasanya ia meminta untuk disuapi oleh lelaki asing yang bukan siapa-siapanya tersebut. Ia akan berusaha untuk mandiri, menyuap makanan itu sendiri.Alex duduk sebuah kursi yang berada dekat dengan ranjang Gina."Saya belikan kamu bubur, biar gak perlu robek-robek ikannya." ucapnya menyerahkan mangkuk berwarna bening tersebut kepada Gina. Entah apa maksudnya dengan merobek-robek ikan."Terima kasih karena M

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   6. Bekerja Di Tempat Alex

    "Sepertinya kau sangat terkejut melihatku?" ucap Alex tersenyum miring menatap wajah Gina yang wajahnya sudah terlihat normal seperti sedia kala."Iya Mas." ucap Gina malu, ia teringat akan kejadian tentang paper bag berisi pakaian untuknya tersebut."Ku dengar kau ingin pulang, padahal masih perlu perawatan," ucap Alex menatap lekat ke arah Gina. Jika biasanya lelaki itu berbicara menggunakan kata 'saya' untuk menyebut dirinya, kali ini Alex berbicara menggunakan 'aku'."Orang tuaku akan pulang Mas, tidak ada orang di rumah," jawab Gina merasa risih karena sepertinya sedari tadi Alex terus saja memperhatikan gerak geriknya."Memang ke mana orang tua kamu?" Alex ikut berjalan ketika Gina melangkahkan kakinya."Mama ada pelatihan kader posyandu," Gina menunduk, sungguh ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Alex yang sedari tadi berjalan beriringan dengannya."Oh..." hanya itu tanggapan Alex, namun langkah kakinya tetap mengikuti kemanapun Gina melangkah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   7. Fitnah Tetangga

    Alex beranjak dan turun dari mobilnya."Kalian mau mesum?" tanya wanita bertubuh gempal yang mengetuk kaca mobil tersebut. Sementara itu Gina juga keluar langsung menepis semua tuduhan yang dilontarkan oleh Ibu Komariah tersebut."Ibu jangan salah sangka, ini tidak seperti yang ibu bayangkan," ucap Gina."Alah maling mana ada yang mengaku!" Ibu Komariah malah berteriak memancing kerumunan warga."Ada apa ini?" tanya beberapa orang wanita yang baru saja datang, termasuk Maria, mamanya Gina.Ini Gina dari tadi lama banget di dalam mobil, pas saya intip dia sama lelaki ini deket banget, pasti habis ciuman!" tuduh Ibu Komariah lagi.Gina menggeleng menatap ke arah Maria , ia takut jika mamanya tersebut percaya dengan ratu gosip tersebut, dan akan berdampai pada kesehatan mamanya.Ehheem...! Alex berdehem, "Ada yang bisa membantu saya membuktikan ucapan beliau?" tanya Alex menatap beberapa orang bu-ibu tersebut."Saya perlu seseorang yang bersedia duduk di

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   8. Bertemu Ibumu

    Keesokan harinya...Sesuai alamat yang ia bawaa, Gina turun dari angkot yang ia tumpangi tersebut. Setelah turun, ia beberapa kali menatap kartu nama di tangannya. Alamatnya benar, namun tak ia sangka ternyata tempat tersebut adalah bangunan yang menyerupai toko bangunan.Berjalan memasuki gerbang, ia melihat seseorang yang dikenalnya ditempat tersebut."Gina, ngapain kamu disini?" tanya Rian menghampiri Gina."Aku disuruh kesini oleh Mas Alex," jelas Gina lagi.Rian menatap Gina serius, sadar dengan tatapan Rian yang curiga padanya."Aku ikut kerja, buat bayar hutang Mas Adam!" bisik Gina kemudian. Rian menatap Gina iba, kemudian ia geleng-geleng kepala.'Adam keterlaluan!' batinnya."Sebentar aku telpon bos Alexnya dulu," Rian mengambil telpon genggamnya yang berada di dalam tas dan digantung di dinding tersebut.Ia berbicara sebentar dan setelah itu melirik ke arah Gina."Ayo aku antar ke rumah bos." ia menaiki sepeda motornya dan menyuruh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   9. Harus Jadi Milikku

    Mendengar ucapan Alex, Gina terdiam. Untuk apa lelaki ini ingin bertemu dengan ibunya. Pintu rumah itupun diketuk oleh Gina.Kriiiieet..."Gina, kamu kenapa baru pulang sekara..." ucapan Maria berhenti tatkala menyadari keberadaan Alex."Maaf tante, di hari pertama Gina bekerja dia pulang selarut ini. Padahal seharusnya dia pulang jam 5 tadi sore, tapi karena orang tua saya yang meminta dimasakkan masakan lagi jadinya seperti ini," Alex menjelaskan."Oh, iya." hanya dua kata tersebut yang bisa Maria ucapkan. Dalam hal ini Maria menilai bahwa Alex adalah orang yang cukup bertanggung jawab.****Sesampainya di rumah Alex melepas jaket yang ia kenakan dan merebahkan tubuhnya di atas pembaringan. Bayangan wajah Gina semakin membuat pikirannya tidak karuan, seharian ini ia selalu memperhatikan wanita tersebut tentunya tanpa sepengetahuan dari Gina sendiri.Andai status Gina pasti, ia akan segera menjadikan Gina sebagai kekasihnya, atau jika dia bersedia menjad

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   10. Dijebak Oleh Hujan

    "Kalau seperti itu, sebaiknya aku juga pulang!" ucap Gina melangkah kembali keluar."Apa kau tidak melihat di luar hujan deras?" Alex mengikuti langkah Gina."Aku sudah menyuruh Rian untuk memberitahumu agar tidak usah ke sini hari ini!" jelas Alex lagi."Emm... mungkin dia lupa Mas," Gina mulai panik karena sedari tadi Alex terus saja mengikuti kemana ia melangkahkan kakinya. Apa lagi kondisi Alex saat ini hanya memakai handuk saja, hal itu membuatnya merasakan ketakutan yang berlebih. Apa lagi Gina sendiri menyadari bahwa saat ini pakaian yang ia gunakan bisa memancing gairah para lelaki, bagaimana tidak? bagian dadanya yang lumayan besar terlihat begitu sangat menonjol dibalik pakaian yang ia kenakan."Jangan pergi, di luar kau akan kedinginan, lagi pula tidak ada ojek di daerah sini!" cegah Alex ketika Gina memegang handle pintu.Deg... deg... deg...Jantung Gina kembali berdetak kencang saat tangan Alex menahan tangannya untuk membuka pintu. "Seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   11. Rasa Bersalah, Juga Menikmatinya!

    Gina menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos, rasa dingin menjalar ditubuhnya saat seseorang yang tadi memeluknya beranjak pergi entah kemana. Ia membuka mata, meski rasa kantuk masih menghinggapinya.Lelah...Hal itulah yang kini Gina rasakan, tubuhnya seakan remuk redam seperti baru pecah perawan. Alex begitu bersemangat menggaulinya hingga ia melakukan kegiatan tersebut berulang.Rasa sakit pada bagian bawah tubuhnya tersebut membuat Gina malas untuk bergerak dari tempatnya saat ini, namun ia haruslah segera pulang.Dengan perlahan Gina berjalan menyeret selimut ke kamar mandi, ia membersihkan diri di dalam sana. Buih sabun yang ia balurkan keseluruh tubuh nampaknya tak akan mampu membersihkan diri yang telah kotor.Gina menangis sesengukkan, merasa begitu hina karena tak bisa menolak semua perlakuan Alex padanya, bahkan iapun juga menikmatinya.Rasa bersalah kepada Adam, rasa benci karena ia melakukan hal ini karenanya, rasa takut, serta rasa y

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06

Bab terbaru

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   77. Coba Saja!

    Setelah perdebatannya dengan Angel Alex memilih keluar dan pergi ke kamarnya yang berada tepat disamping kamar Angel, meski menginap dihotel yang sama, namun ia memesan kamar kamar lain untuk dirinya sendiri karena memang Alex menyukai ketenangan. Alex berdiri di depan jendela besar di kamar tersebut. Sinar matahari sore memantulkan bayangan tubuhnya yang kokoh ke lantai kayu. Tatapannya kosong menembus kaca, tetapi pikirannya penuh dengan berbagai rencana. Ia sudah terlalu muak dengan permainan Angel. Istrinya itu sudah melampaui batas, dan kali ini, Alex tidak akan tinggal diam.Pintu kamar terbuka perlahan. Entah dari mana Angel mendapatkan kunci kamar tersebut, ia melangkah masuk dengan anggun, mengenakan gaun merah yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Wajahnya penuh percaya diri, seperti biasa, tetapi sorot matanya menyimpan sesuatu—ketakutan yang ia coba tutupi.“Maafkan aku," Angel bersuaranya terdengar menyesal, juga ada nada gugup yang terselip di sana.Alex

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   75. Teror

    Langit sore itu terlihat mendung, menambah suasana muram di sekitar tempat Gina berpijak saat ini. Udara terasa lembap, dan aroma tanah basah mulai tercium, tanda-tanda hujan akan segera turun. Gina menatap cakrawala dimana cahaya jingga serta awan hitam menutupi langit bagian barat wilayah tersebut. Handphone dalam tas selempangnya bergetar."Iya, Ma," ucapnya sedikit cemas."Kamu kok belum pulang? ini Tama nanyain dari tadi," ucap Maria disebrang sana."Iya Ma ini lagi dijalan, Mama sudah dirumah?" Gina memastikan keduanya baik-baik saja."Iya kami sudah dirumah, tadi ada orang baik nawarin tumpangan naik mobil, jadi Mama gak perlu nunggu jemputan dari Paman Andi,"Deg...Pernyataan dari Maria membuat Gina semakin yakin bahwa Angel tidak berbohong atas ucapannya."Ya sudah Ma, aku mau lanjutin perjalanan nanti keburu hujan!""Iya hati-hati..." Sepanjang perjalanan lagi-lagi Gina merasa tidak tenang, sebab ada seseorang yang terus saja men

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   74. Ancaman

    Malam itu terasa sunyi, meski di luar suara kendaraan pengangkut barang produksi masih hilir mudik melewati jalanan ibu didepan rumah sederhana, Satria duduk di dalam kamarnya, menatap layar ponselnya yang menyala. Nama Gina terpampang di sana, tetapi ia tak punya keberanian untuk mengetuk ikon “panggil”. Ada ribuan kata yang ingin ia ucapkan, tetapi semuanya terhenti di tenggorokan. Kepalanya bersandar di sandaran ranjang sementara pikirannya penuh dengan bayangan Gina.Satria menghela napas panjang. “ Aku nggak bisa terus kayak gini…” gumamnya, setengah berbisik. Ia tahu, perasaannya kepada Gina bukan sekadar rasa suka biasa. Ini cinta. Cinta yang tumbuh tanpa ia rencanakan, meski ia tahu Gina masih menyimpan banyak misteri dari masa lalunya. Setiap kali ia melihat wanita itu, ada dorongan kuat untuk mengungkap misteri tersebut. Namun, semuanya terasa rumit. Gina, dengan sikapnya yang dingin namun penuh keraguan, selalu menolak untuk memberikan kepastian. Satria tahu

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   73.Konspirasi Angel

    Malam itu, Angel berdiri di balkon kamarnya, memandang gelapnya malam di sekitar hotel tempat ia menginap. Pikirannya berputar-putar, penuh dengan rasa cemburu dan amarah yang tak bisa ia kendalikan. Gina. Nama itu terus menghantui pikirannya. Angel tidak bisa menerima kenyataan bahwa Alex, suaminya, masih memendam perasaan untuk wanita itu, apalagi setelah insiden malam pesta kemarin. Angel menggenggam ponselnya erat-erat, jemarinya gemetar. Tekadnya sudah bulat, Gina harus disingkirkan.Angel menekan nomor seseorang yang sudah ada di daftar kontaknya. Suaranya dingin ketika dia berbicara.“Aku butuh kamu lakukan sesuatu,” ucap Angel, nada suaranya rendah namun tegas.“Siapa targetnya?” balas suara pria dari seberang telepon.“Seorang wanita. Namanya Gina. Aku nggak peduli caranya gimana, tapi aku nggak mau dia lagi ada di sekitar suami aku. Buat dia kapok, atau lebih baik lagi... lenyapkan dia. Selamanya.”Hening sejenak di telepon, hanya terdengar suara nafas

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   76. Pindah

    Malam itu, hujan turun deras, menghantam genteng rumah seperti ketukan berirama yang memecah keheningan. Gina duduk di ruang tamu dengan segelas teh yang sudah dingin di meja kecil di depannya. Matanya menatap kosong ke arah jendela, melihat bayangan dirinya yang terpantul samar di kaca. Di sudut ruangan, Maria duduk tak jauh darinya."Gin, beberapa hari ini kok Mama merasa ada sesuatu yang aneh ya," ucap Maria "Sesuatu yang aneh bagaimana Ma?" tanya Gina penasaran."Seperti ada seseorang yang memperhatikan kegiatan Mama dan Tama,"Gina diam sesaat, ia berpikir apa sebaiknya mereka pindah saja, sementara itu Maria masih memperhatikan putrinya dengan cemas. Tama sudah tertidur di kamar dengan selimut hangat yang membungkus tubuh kecilnya."Ma, apa sebaiknya kita pindah saja?" akhirnya sebuah kalimat keluar dari bibir Gina"Gin," suara Maria terdengar pelan, memecah keheningan. "Apa kamu yakin dengan keputusan ini?"Gina menghela napas panjang, mencob

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   72. Kebimbangan Gina

    "Kamu masih tidak bisa mengambil keputusan atas hubungan kamu dengan Mbak Gina kan!" Laura beranjak bangkit sembari tersenyum smirk kemudian berjalan meninggalkan Satria yang masih terpaku duduk ditempatnya. Tak ada niat dalam hatinya untuk mengejar Laura karena memang gadis itu sudah masuk kedalam mobil yang ada didepan tempat tersebut.Masuk kedalam mobil dalam perasaan yang kecewa, Laura kembali dihadapkan dengan telepon dari Angel."Ra, kamu tau keberadaan suamiku?" tanya Angel posesif."Dia tadi pergi sama Pak Ganjar, ada urusan!" jawab Laura seadanya."Hah... gak mungkin! kamu jangan bohong. Aku baru saja ketemu sama Pak Ganjar dia baru saja pulang ke kantor," mendengar pernyataan Angel, Laura terdiam."Ra, Lauraaaaa!" teriak Angel disebrang sana."Ehh...""Kamu kok malah diam aja sih?" protes Angel."Aku lagi mikir dia dimana, sekarang aku lagi dijalan nanti ku telpon lagi!" Laura mematikan sambungan telepon tersebut secara sepihak.Ia berp

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   71. Tanggung Jawab

    "Pak Alex, kebetulan sekali!" ucap Satria ketika melihat kehadiran Alex. Satria mendekat dan melangkah menghampiri Alex, ia keluar dari ruangan itu karena ia sadar, tidak baik jika banyak orang dalam ruang perawatan pasien."Bagaimana Pak Alex bisa sampai sini?" tanya Satria ketika sudah berada diluar, ia yakin sekali bahwa Alex pasti juga baru mengetahui tentang kecelakaan yang menimpa Tama."Saya yang membawa Tama kerumah sakit ini!" jawab Alex datar. Satria terdiam, sekali lagi ia merasa hidupnya tak berguna karena selalu orang lain yang berada disisi Gina ketika gadis tersebut berada dititik kesulitan, kemana dirinya?"Ayo balik, kita ada rapat satu jam lagi!" ucap Alex dengan penuh penekanan, ia seolah tahu akan niat lelaki dihadapannya ini."Hah...?" belum selesai dengan satu keterkejutan, Satria yang berencana ingin libur dan menemani Gina hari ini terpaksa harus kembali kekantor."Sebenarnya saya, ingin ijin hari ini Pak!" ucap Satria menolak ajakan Alex.

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   70. Rasa Yang Menusuk

    "Golongan darah saya sama seperti anak itu Dok!" ucap Alex serius."Sus," dokter tersebut memanggil suster yang berjalan tak jauh dari mereka."Tolong antarkan Mas ini, dia mau donor darah!" ucap dokter tersebut."Mari Pak!" suster tersebut membawa Alex kesebuah ruangan yang dimaksud, sementara itu Gina hanya bisa menatap punggung Alex yang semakin menjauh. Jantungnya berdegub kencang, jika golongan darah Tama dan Alex sama, akankah Alex menyadari bahwa Tama adalah darah dagingnya.Ina dan Maria datang dengan tergesa,"Bagaimana keadaan Tama Gin?" tanya mereka hampir bersamaan, Gina menggeleng tanda bahwa iapun tidak mengetahui bagaimana keadaan Tama saat ini.Maria berdiri dengan bersandar didinding, matanya terpejam, berharap cucu semata wayangnya tersebut tidak kenapa-napa.Tak lama berselang, Alex kembali dengan seorang suster yang membawa satu kantong darah dan masuk kedalam ruangan dimana Tama berada, transfusi dilakukan. Suster itu masuk kedal

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   69. Kecelakaan

    "Kamu sedang apa?" Laura menautkan alis ketika melihat isi pesan yang dikirim oleh Satria ke nomornya. Ia coba membalas pesan tersebut namun kemudian menghapusnya.Di tempat berbeda Satria menunggu balasan dari Laura yang terlihat sedang mengetik namun tak juga ada pesan yang masuk ke hpnya tersebut. Lama ia menunggu, namun pesan yang diketik oleh Laura tak juga masuk ke benda pipih yang ia pegang tersebut. Karena tak sabar lagi menunggu, Satria akhirnya menelpon gadis tersebut.Tuuuut...Tuuuuttt...Tak ada jawaban dari Laura, gadis itu membiarkan saja benda pipih itu bergetar di samping bantalnya. Laura hanya menatap benda yang sedari tadi bergetar hebat tersebut, setelah ia berpikir entah mengapa ia merasa sangat jijik kepada dirinya sendiri. Kepercayaan dirinya lenyap seiring dengan bayangan kejadian malam itu dimana ia menyerahkan semua yang ada pada dirinya kepada Satria.Sementara itu Satria sendiri merasa sangat bersalah kepada Laura dan juga Gina. Ia telah menyentuh Laura dan

DMCA.com Protection Status