Share

6. Bekerja Di Tempat Alex

Penulis: Niki_Tawa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-05 05:09:31

"Sepertinya kau sangat terkejut melihatku?" ucap Alex tersenyum miring menatap wajah Gina yang wajahnya sudah terlihat normal seperti sedia kala.

"Iya Mas." ucap Gina malu, ia teringat akan kejadian tentang paper bag berisi pakaian untuknya tersebut.

"Ku dengar kau ingin pulang, padahal masih perlu perawatan," ucap Alex menatap lekat ke arah Gina. Jika biasanya lelaki itu berbicara menggunakan kata 'saya' untuk menyebut dirinya, kali ini Alex berbicara menggunakan 'aku'.

"Orang tuaku akan pulang Mas, tidak ada orang di rumah," jawab Gina merasa risih karena sepertinya sedari tadi Alex terus saja memperhatikan gerak geriknya.

"Memang ke mana orang tua kamu?" Alex ikut berjalan ketika Gina melangkahkan kakinya.

"Mama ada pelatihan kader posyandu," Gina menunduk, sungguh ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Alex yang sedari tadi berjalan beriringan dengannya.

"Oh..." hanya itu tanggapan Alex, namun langkah kakinya tetap mengikuti kemanapun Gina melangkah.

"Oh iya Mas, terima kasih banyak karena telah membawaku ke rumah sakit. Dan..." Gina tak meneruskan kalimatnya.

"Dan apa?" tanya Alex kemudian.

"Emmm... mengenai hutang, sepertinya aku belum bisa melunasinya sekarang. Tapi Mas Alex jangan khawatir, aku akan tetap membayarnya. Tapi aku minta kemurahan hati Masnya, aku bayarnya nyicil ya Mas..." suara Gina terdengar lirih.

Alex menghentikan langkahnya, kemudian menatap Gina dengan pandangan yang menusuk hingga ke jantung wanita tersebut. Kemudian ia menghela nafas gundah.

"Mau bekerja ditempatku? Kamu bisa nyicil uang itu dengan potong uang gajih,"

"Mau Mas!" sahut Gina langsung. Karena memang ia tidak mempunyai pekerjaan sama sekali selain berjualan gorengan. Itupun hasilnya tidak tentu kadang jualannya laris dan terkadang juga tidak.

"Kebetulan akan ada tamu di tempatku, aku memerlukan tukang masak untuk melayani mereka. Kamu bisa masakkan? soalnya gorengan yang kamu jual kemaren lumayan enak," jelas Alex lagi.

"Mau Mas, di mana tempat kerjanya?" Gina nampak bersemangat.

"Kerjanya di rumahku, sambil kita jalan ku jelaskan," ucap Alex. Gina mengangguk kemudian kembali melanjutkan langkahnya keluar dari rumah sakit tersebut. Ia sedikit tertegun tatkala Alex menyuruhnya masuk ke dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan.

"Aku akan mengantarmu!" ucapnya karena tau bahwa Gina tidak mempunyai uang untuk ongkos ia pulang.

Gina mengangguk mengiyakan, kali ini dirinya hanya bisa menurut karena memang ia tidak memegang uang sama sekali.

"Kamu akan aku beri gajih 2 juta perbulan, dan uang bensin 30 ribu perharinya," ucap Alex sembari menyetir mobilnya. Gina diam mendengarkan ucapan Alex, otaknya berpikir jika sebulan ia bisa membayar hutangnya sebanyak 2 juta, maka akan berapa lama ia bisa membayar hutang sebanyak 50 juta tersebut.

'Mas Adam, tega sekali kamu menggadaikan istrimu ini Mas!' batin Gina, tanpa sadar ia menghela nafas panjang.

"Kalau kamu mau jadi simpananku, hutang itu aku anggap lunas!"

"Hahhh?" sungguh tak pernah Gina sangka laki-laki di sampingnya ini berkata seperti ini.

"Kamu itu cantik Gina, cuman kurang perawatan. Sebenarnya aku ingin menikahimu. Tapi karena kamu istri orang, mana bisa," Alex kembali melanjutkan kalimatnya.

Gina hanya terdiam, ia masih syok dengan apa yang ia dengar dari lelaki berwajah tampan tersebut.

"Kenapa, kamu kaget?" tanya Alex menoleh sekilas kearah Gina.

"Emmm... itu... anu..." Gina tak dapat berkata-kata dan tergagap.

"Wajah kamu pucat sekali, kau sepertinya ketakutan. Apa aku terlihat seperti lelaki yang mesum?" tanyanya meminta pendapat Gina.

"Hah...?" sungguh Gina terlihat grogi, bahkan keringat dingin keluar dari pori-pori kulitnya.

"Percayalah, baru kali ini aku berbicara lancang seperti ini dengan istri orang," Alex kembali fokus pada jalan di depanya.

Sesaat keadaan dalam mobil menjadi hening, Gina lebih memilih memandang jalanan di luar jendela.

Sementara itu Alex juga diam, ia memahami ketidaknyaman yang dirasakah oleh Gina.

Sejak pertama bertemu, Alex memang memiliki ketertarikan kepada Gina. Dimana kecantikan wanita itu dapat dilihat meski tanpa menggunakan make up. Tubuh Gina juga bagus, tidak gemuk dan tidak juga kurus, namun ia dua bukit yang masih terlihat kencang, padat dan berisi. Apalagi ketika ia tidak sengaja melihat tubuh Gina ketika Gina pingsan dan ia bawa ke rumah sakit.

Bayangan keindahan tubuh Gina tersebut sering sekali melintas dalam pikirannya.

Tanpa Gina sadari mereka berdua sudah sampai di pinggir jalan tepat di depan rumah Gina.

"Sini biar aku bukakan!" ucap Alex melepaskan sabuk pengaman yang dipakai Gina karena memang macet.

Gina menahan nafas, ketika jarak mereka sangatlah dekat, bahkan pipi Alex hampir menempel dihidungnya. Begitu juga dengan aroma parfum maskulin yang digunakan oleh Alex menguar memenuhi indera penciumannya.

Deg... deg... deg...

Jantung Gina berdebar kencang, tatkala Alex menatapnya lekat.

"Sudah," bisik lelaki itu tersenyum.

'Ya ampun, malu sekali rasanya!' batin Gina karena Ia mengira Alex akan melakukan sesuatu dengannya.

Tok... tokk.. tok...

Seseorang mengetuk kaca mobil, membuat keduanya sama-sama tersadar.

"Apa yang kalian lakukan?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
g ngapa2in pak cuma bantuin Gina bukain sealtbelt kok bnran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   7. Fitnah Tetangga

    Alex beranjak dan turun dari mobilnya."Kalian mau mesum?" tanya wanita bertubuh gempal yang mengetuk kaca mobil tersebut. Sementara itu Gina juga keluar langsung menepis semua tuduhan yang dilontarkan oleh Ibu Komariah tersebut."Ibu jangan salah sangka, ini tidak seperti yang ibu bayangkan," ucap Gina."Alah maling mana ada yang mengaku!" Ibu Komariah malah berteriak memancing kerumunan warga."Ada apa ini?" tanya beberapa orang wanita yang baru saja datang, termasuk Maria, mamanya Gina.Ini Gina dari tadi lama banget di dalam mobil, pas saya intip dia sama lelaki ini deket banget, pasti habis ciuman!" tuduh Ibu Komariah lagi.Gina menggeleng menatap ke arah Maria , ia takut jika mamanya tersebut percaya dengan ratu gosip tersebut, dan akan berdampai pada kesehatan mamanya.Ehheem...! Alex berdehem, "Ada yang bisa membantu saya membuktikan ucapan beliau?" tanya Alex menatap beberapa orang bu-ibu tersebut."Saya perlu seseorang yang bersedia duduk di

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   8. Bertemu Ibumu

    Keesokan harinya...Sesuai alamat yang ia bawaa, Gina turun dari angkot yang ia tumpangi tersebut. Setelah turun, ia beberapa kali menatap kartu nama di tangannya. Alamatnya benar, namun tak ia sangka ternyata tempat tersebut adalah bangunan yang menyerupai toko bangunan.Berjalan memasuki gerbang, ia melihat seseorang yang dikenalnya ditempat tersebut."Gina, ngapain kamu disini?" tanya Rian menghampiri Gina."Aku disuruh kesini oleh Mas Alex," jelas Gina lagi.Rian menatap Gina serius, sadar dengan tatapan Rian yang curiga padanya."Aku ikut kerja, buat bayar hutang Mas Adam!" bisik Gina kemudian. Rian menatap Gina iba, kemudian ia geleng-geleng kepala.'Adam keterlaluan!' batinnya."Sebentar aku telpon bos Alexnya dulu," Rian mengambil telpon genggamnya yang berada di dalam tas dan digantung di dinding tersebut.Ia berbicara sebentar dan setelah itu melirik ke arah Gina."Ayo aku antar ke rumah bos." ia menaiki sepeda motornya dan menyuruh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   9. Harus Jadi Milikku

    Mendengar ucapan Alex, Gina terdiam. Untuk apa lelaki ini ingin bertemu dengan ibunya. Pintu rumah itupun diketuk oleh Gina.Kriiiieet..."Gina, kamu kenapa baru pulang sekara..." ucapan Maria berhenti tatkala menyadari keberadaan Alex."Maaf tante, di hari pertama Gina bekerja dia pulang selarut ini. Padahal seharusnya dia pulang jam 5 tadi sore, tapi karena orang tua saya yang meminta dimasakkan masakan lagi jadinya seperti ini," Alex menjelaskan."Oh, iya." hanya dua kata tersebut yang bisa Maria ucapkan. Dalam hal ini Maria menilai bahwa Alex adalah orang yang cukup bertanggung jawab.****Sesampainya di rumah Alex melepas jaket yang ia kenakan dan merebahkan tubuhnya di atas pembaringan. Bayangan wajah Gina semakin membuat pikirannya tidak karuan, seharian ini ia selalu memperhatikan wanita tersebut tentunya tanpa sepengetahuan dari Gina sendiri.Andai status Gina pasti, ia akan segera menjadikan Gina sebagai kekasihnya, atau jika dia bersedia menjad

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   10. Dijebak Oleh Hujan

    "Kalau seperti itu, sebaiknya aku juga pulang!" ucap Gina melangkah kembali keluar."Apa kau tidak melihat di luar hujan deras?" Alex mengikuti langkah Gina."Aku sudah menyuruh Rian untuk memberitahumu agar tidak usah ke sini hari ini!" jelas Alex lagi."Emm... mungkin dia lupa Mas," Gina mulai panik karena sedari tadi Alex terus saja mengikuti kemana ia melangkahkan kakinya. Apa lagi kondisi Alex saat ini hanya memakai handuk saja, hal itu membuatnya merasakan ketakutan yang berlebih. Apa lagi Gina sendiri menyadari bahwa saat ini pakaian yang ia gunakan bisa memancing gairah para lelaki, bagaimana tidak? bagian dadanya yang lumayan besar terlihat begitu sangat menonjol dibalik pakaian yang ia kenakan."Jangan pergi, di luar kau akan kedinginan, lagi pula tidak ada ojek di daerah sini!" cegah Alex ketika Gina memegang handle pintu.Deg... deg... deg...Jantung Gina kembali berdetak kencang saat tangan Alex menahan tangannya untuk membuka pintu. "Seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   11. Rasa Bersalah, Juga Menikmatinya!

    Gina menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos, rasa dingin menjalar ditubuhnya saat seseorang yang tadi memeluknya beranjak pergi entah kemana. Ia membuka mata, meski rasa kantuk masih menghinggapinya.Lelah...Hal itulah yang kini Gina rasakan, tubuhnya seakan remuk redam seperti baru pecah perawan. Alex begitu bersemangat menggaulinya hingga ia melakukan kegiatan tersebut berulang.Rasa sakit pada bagian bawah tubuhnya tersebut membuat Gina malas untuk bergerak dari tempatnya saat ini, namun ia haruslah segera pulang.Dengan perlahan Gina berjalan menyeret selimut ke kamar mandi, ia membersihkan diri di dalam sana. Buih sabun yang ia balurkan keseluruh tubuh nampaknya tak akan mampu membersihkan diri yang telah kotor.Gina menangis sesengukkan, merasa begitu hina karena tak bisa menolak semua perlakuan Alex padanya, bahkan iapun juga menikmatinya.Rasa bersalah kepada Adam, rasa benci karena ia melakukan hal ini karenanya, rasa takut, serta rasa y

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   12. Sudah Terlanjur

    "Apanya yang telat?" tanya Maria bingung."Riannya telat ngasih taunya," sahut Gina kecewa, semuanya sudah terlanjur."Terus tadi kamu darimana?" tanya Maria lagi karena melihat eksprei wajah Gina yang menyiratkan rasa kecewa."Tadi aku kehujanan, terus terpaksa mampir ketoko baju buat ganti dan beli baju baru!" jawab Gina memberi alasan, karena ia yakin mamanya pasti curiga karena pakaian yang ia gunakan bukanlah pakaian yang tadi pagi ia pakai."Terus kenapa kamu sedih, apa kamu seharian di toko bajunya?" tanya Maria penuh dengan selidik, ia tahu ada sesuatu yang disembunyikan oleh putrinya tersebut.Gina menggaruk tekuknya,"Aku sedih karena sayang uangnya kepakai buat beli baju,""Kamu seharian di toko bajunya?" tanya Maria sekali lagi."Tadi ketempat teman Ma, heee..." semanis mungkin Gina tersenyum, agar kegelisahan dalam hatinya saat ini, yang ia rasakan tidak nampak terlihat oleh wanita yang teramat dicintainya tersebut.****"Pakeeet!

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   13. Obat Yang Digunakan Adam

    "Mas ini gimana sih? masih tanggung nih!" Ike cemberut dan juga protes karena ia belum merasakan apa-apa, Adam sudah keluar."Maaf Ke, tadi aku lupa minum obat kuat." ucapnya mencabut sesuatu dari inti tubuh Ike. Ike mendengus kesal, ia segera bangkit dari atas ranjang, tempat di mana mereka memadu kasih.Sedari kemaren ia terus saja dibuat kesal oleh Adam, lelaki itu kerjanya hanya main judi online dan tidak pernah lagi menang, hal itu membuat uang Ike habis untuk keperluan sehari-hari. Dan kali ini setelah melakukan foreplay lama, nyatanya lelaki itu tak dapat memuaskannya hasrat liarnya. Ya tanpa obat kuat yang dikonsumsinya, keperkasaan Adam tidaklah bisa bertahan lama, ia mengalami ejakulasi dini. Hal itu terjadi sudah lama, mungkin akibat obat-obatan terlarang dan juga narkoba yang dikomsumsinya."Sayang, udah dong marahnya!" Adam memeluk Ike dari belakang."Maaf, aku janji nanti gak akan seperti ini lagi.""Mas, aku bukan hanya perlu kepuasan di ranjang. T

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   14. Maling Toko Emas

    "Maling...!" teriak si pemilik toko, sementara Adam sudah lari secepat mungkin dan menghilang di tengah kerumunan orang. Ia bingung kemana harus pergi, karena tempatnya berada saat ini dekat dengan rumah Gina, ia memutuskan untuk pulang dan berganti baju sebelum menjual hasil curiannya.Ia mengetuk pintu rumah, di mana tempat ia tinggal selama ini."Adam!" Maria membuka pintu, Adam masuk ke dalam rumah dan mencari keberadaan Gina."Gina mana Ma?" tanyanya ketika mendapati Gina tidak ada di rumah."Dia belum pulang," jawab Maria sembari meletakkan kopi di atas meja yang tak jauh dari tempat Adam berdiri."Dia pergi kemana?" tanyanya lagi."Gina bekerja di tempat bos kamu," mendengar ucapan ibu mertuanya Adam terdiam."Kamu sudah makan Dam?" tanya Maria lagi.Adam menggeleng, melihat menantunya yang menggeleng. Maria pergi ke dapur dan tak lama.kemudian ia kembali."Makan lah dulu, sudah Mama siapkan di dapur!" ia menyuruh Adam untuk makan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07

Bab terbaru

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   77. Coba Saja!

    Setelah perdebatannya dengan Angel Alex memilih keluar dan pergi ke kamarnya yang berada tepat disamping kamar Angel, meski menginap dihotel yang sama, namun ia memesan kamar kamar lain untuk dirinya sendiri karena memang Alex menyukai ketenangan. Alex berdiri di depan jendela besar di kamar tersebut. Sinar matahari sore memantulkan bayangan tubuhnya yang kokoh ke lantai kayu. Tatapannya kosong menembus kaca, tetapi pikirannya penuh dengan berbagai rencana. Ia sudah terlalu muak dengan permainan Angel. Istrinya itu sudah melampaui batas, dan kali ini, Alex tidak akan tinggal diam.Pintu kamar terbuka perlahan. Entah dari mana Angel mendapatkan kunci kamar tersebut, ia melangkah masuk dengan anggun, mengenakan gaun merah yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Wajahnya penuh percaya diri, seperti biasa, tetapi sorot matanya menyimpan sesuatu—ketakutan yang ia coba tutupi.“Maafkan aku," Angel bersuaranya terdengar menyesal, juga ada nada gugup yang terselip di sana.Alex

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   75. Teror

    Langit sore itu terlihat mendung, menambah suasana muram di sekitar tempat Gina berpijak saat ini. Udara terasa lembap, dan aroma tanah basah mulai tercium, tanda-tanda hujan akan segera turun. Gina menatap cakrawala dimana cahaya jingga serta awan hitam menutupi langit bagian barat wilayah tersebut. Handphone dalam tas selempangnya bergetar."Iya, Ma," ucapnya sedikit cemas."Kamu kok belum pulang? ini Tama nanyain dari tadi," ucap Maria disebrang sana."Iya Ma ini lagi dijalan, Mama sudah dirumah?" Gina memastikan keduanya baik-baik saja."Iya kami sudah dirumah, tadi ada orang baik nawarin tumpangan naik mobil, jadi Mama gak perlu nunggu jemputan dari Paman Andi,"Deg...Pernyataan dari Maria membuat Gina semakin yakin bahwa Angel tidak berbohong atas ucapannya."Ya sudah Ma, aku mau lanjutin perjalanan nanti keburu hujan!""Iya hati-hati..." Sepanjang perjalanan lagi-lagi Gina merasa tidak tenang, sebab ada seseorang yang terus saja men

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   74. Ancaman

    Malam itu terasa sunyi, meski di luar suara kendaraan pengangkut barang produksi masih hilir mudik melewati jalanan ibu didepan rumah sederhana, Satria duduk di dalam kamarnya, menatap layar ponselnya yang menyala. Nama Gina terpampang di sana, tetapi ia tak punya keberanian untuk mengetuk ikon “panggil”. Ada ribuan kata yang ingin ia ucapkan, tetapi semuanya terhenti di tenggorokan. Kepalanya bersandar di sandaran ranjang sementara pikirannya penuh dengan bayangan Gina.Satria menghela napas panjang. “ Aku nggak bisa terus kayak gini…” gumamnya, setengah berbisik. Ia tahu, perasaannya kepada Gina bukan sekadar rasa suka biasa. Ini cinta. Cinta yang tumbuh tanpa ia rencanakan, meski ia tahu Gina masih menyimpan banyak misteri dari masa lalunya. Setiap kali ia melihat wanita itu, ada dorongan kuat untuk mengungkap misteri tersebut. Namun, semuanya terasa rumit. Gina, dengan sikapnya yang dingin namun penuh keraguan, selalu menolak untuk memberikan kepastian. Satria tahu

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   73.Konspirasi Angel

    Malam itu, Angel berdiri di balkon kamarnya, memandang gelapnya malam di sekitar hotel tempat ia menginap. Pikirannya berputar-putar, penuh dengan rasa cemburu dan amarah yang tak bisa ia kendalikan. Gina. Nama itu terus menghantui pikirannya. Angel tidak bisa menerima kenyataan bahwa Alex, suaminya, masih memendam perasaan untuk wanita itu, apalagi setelah insiden malam pesta kemarin. Angel menggenggam ponselnya erat-erat, jemarinya gemetar. Tekadnya sudah bulat, Gina harus disingkirkan.Angel menekan nomor seseorang yang sudah ada di daftar kontaknya. Suaranya dingin ketika dia berbicara.“Aku butuh kamu lakukan sesuatu,” ucap Angel, nada suaranya rendah namun tegas.“Siapa targetnya?” balas suara pria dari seberang telepon.“Seorang wanita. Namanya Gina. Aku nggak peduli caranya gimana, tapi aku nggak mau dia lagi ada di sekitar suami aku. Buat dia kapok, atau lebih baik lagi... lenyapkan dia. Selamanya.”Hening sejenak di telepon, hanya terdengar suara nafas

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   76. Pindah

    Malam itu, hujan turun deras, menghantam genteng rumah seperti ketukan berirama yang memecah keheningan. Gina duduk di ruang tamu dengan segelas teh yang sudah dingin di meja kecil di depannya. Matanya menatap kosong ke arah jendela, melihat bayangan dirinya yang terpantul samar di kaca. Di sudut ruangan, Maria duduk tak jauh darinya."Gin, beberapa hari ini kok Mama merasa ada sesuatu yang aneh ya," ucap Maria "Sesuatu yang aneh bagaimana Ma?" tanya Gina penasaran."Seperti ada seseorang yang memperhatikan kegiatan Mama dan Tama,"Gina diam sesaat, ia berpikir apa sebaiknya mereka pindah saja, sementara itu Maria masih memperhatikan putrinya dengan cemas. Tama sudah tertidur di kamar dengan selimut hangat yang membungkus tubuh kecilnya."Ma, apa sebaiknya kita pindah saja?" akhirnya sebuah kalimat keluar dari bibir Gina"Gin," suara Maria terdengar pelan, memecah keheningan. "Apa kamu yakin dengan keputusan ini?"Gina menghela napas panjang, mencob

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   72. Kebimbangan Gina

    "Kamu masih tidak bisa mengambil keputusan atas hubungan kamu dengan Mbak Gina kan!" Laura beranjak bangkit sembari tersenyum smirk kemudian berjalan meninggalkan Satria yang masih terpaku duduk ditempatnya. Tak ada niat dalam hatinya untuk mengejar Laura karena memang gadis itu sudah masuk kedalam mobil yang ada didepan tempat tersebut.Masuk kedalam mobil dalam perasaan yang kecewa, Laura kembali dihadapkan dengan telepon dari Angel."Ra, kamu tau keberadaan suamiku?" tanya Angel posesif."Dia tadi pergi sama Pak Ganjar, ada urusan!" jawab Laura seadanya."Hah... gak mungkin! kamu jangan bohong. Aku baru saja ketemu sama Pak Ganjar dia baru saja pulang ke kantor," mendengar pernyataan Angel, Laura terdiam."Ra, Lauraaaaa!" teriak Angel disebrang sana."Ehh...""Kamu kok malah diam aja sih?" protes Angel."Aku lagi mikir dia dimana, sekarang aku lagi dijalan nanti ku telpon lagi!" Laura mematikan sambungan telepon tersebut secara sepihak.Ia berp

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   71. Tanggung Jawab

    "Pak Alex, kebetulan sekali!" ucap Satria ketika melihat kehadiran Alex. Satria mendekat dan melangkah menghampiri Alex, ia keluar dari ruangan itu karena ia sadar, tidak baik jika banyak orang dalam ruang perawatan pasien."Bagaimana Pak Alex bisa sampai sini?" tanya Satria ketika sudah berada diluar, ia yakin sekali bahwa Alex pasti juga baru mengetahui tentang kecelakaan yang menimpa Tama."Saya yang membawa Tama kerumah sakit ini!" jawab Alex datar. Satria terdiam, sekali lagi ia merasa hidupnya tak berguna karena selalu orang lain yang berada disisi Gina ketika gadis tersebut berada dititik kesulitan, kemana dirinya?"Ayo balik, kita ada rapat satu jam lagi!" ucap Alex dengan penuh penekanan, ia seolah tahu akan niat lelaki dihadapannya ini."Hah...?" belum selesai dengan satu keterkejutan, Satria yang berencana ingin libur dan menemani Gina hari ini terpaksa harus kembali kekantor."Sebenarnya saya, ingin ijin hari ini Pak!" ucap Satria menolak ajakan Alex.

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   70. Rasa Yang Menusuk

    "Golongan darah saya sama seperti anak itu Dok!" ucap Alex serius."Sus," dokter tersebut memanggil suster yang berjalan tak jauh dari mereka."Tolong antarkan Mas ini, dia mau donor darah!" ucap dokter tersebut."Mari Pak!" suster tersebut membawa Alex kesebuah ruangan yang dimaksud, sementara itu Gina hanya bisa menatap punggung Alex yang semakin menjauh. Jantungnya berdegub kencang, jika golongan darah Tama dan Alex sama, akankah Alex menyadari bahwa Tama adalah darah dagingnya.Ina dan Maria datang dengan tergesa,"Bagaimana keadaan Tama Gin?" tanya mereka hampir bersamaan, Gina menggeleng tanda bahwa iapun tidak mengetahui bagaimana keadaan Tama saat ini.Maria berdiri dengan bersandar didinding, matanya terpejam, berharap cucu semata wayangnya tersebut tidak kenapa-napa.Tak lama berselang, Alex kembali dengan seorang suster yang membawa satu kantong darah dan masuk kedalam ruangan dimana Tama berada, transfusi dilakukan. Suster itu masuk kedal

  • Disakiti Suami, Dicintai Bos Bucin   69. Kecelakaan

    "Kamu sedang apa?" Laura menautkan alis ketika melihat isi pesan yang dikirim oleh Satria ke nomornya. Ia coba membalas pesan tersebut namun kemudian menghapusnya.Di tempat berbeda Satria menunggu balasan dari Laura yang terlihat sedang mengetik namun tak juga ada pesan yang masuk ke hpnya tersebut. Lama ia menunggu, namun pesan yang diketik oleh Laura tak juga masuk ke benda pipih yang ia pegang tersebut. Karena tak sabar lagi menunggu, Satria akhirnya menelpon gadis tersebut.Tuuuut...Tuuuuttt...Tak ada jawaban dari Laura, gadis itu membiarkan saja benda pipih itu bergetar di samping bantalnya. Laura hanya menatap benda yang sedari tadi bergetar hebat tersebut, setelah ia berpikir entah mengapa ia merasa sangat jijik kepada dirinya sendiri. Kepercayaan dirinya lenyap seiring dengan bayangan kejadian malam itu dimana ia menyerahkan semua yang ada pada dirinya kepada Satria.Sementara itu Satria sendiri merasa sangat bersalah kepada Laura dan juga Gina. Ia telah menyentuh Laura dan

DMCA.com Protection Status