Dipermainkan oleh Takdir

Dipermainkan oleh Takdir

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-19
Oleh:  Yeiron Jee  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
50Bab
876Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Cinta Stella yang begitu kuat bagi Charles, membuatnya menikahinya atas restu Kakek dari Charles. Disetir oleh ambisinya, dia secara egois merebut Charles dari kekasihnya yang begitu berharga. Selama tiga tahun, Stella percaya bahwa dia sudah mengambil hatinya. Namun, setelah semua yang dilakukannya untuk Charles, pernikahan mereka harus berakhir. Menandatangani surat perceraian membuatnya sedih, sekaligus lega. Seiring waktu berjalan, orang-orang akhirnya mengetahui siapa sebenarnya Stella. Hatinya yang semula hangat bagi Charles, berubah menjadi sedingin kutub. Jika takdir membuat mereka kembali bertemu, akankah cinta lama itu bersemi kembali?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

“Apakah Charles sudah pulang?” tanya Stella Mahardi pada Siti, pelayannya sembari melihat ke sekeliling ruang tamu. Dia baru saja terbangun dan sadar bahwa suaminya, Charles Tjandra, sudah tidak ada di ranjang.“Mengapa kamu menanyakan soal suamimu padaku?” tanya Siti dengan ketus. Stella menggigit bibirnya, menahan bicaranya. Meskipun mereka sepantaran, Siti tetaplah seorang pelayan, tetapi Siti bersikap seolah posisi mereka setara. Ini menyakitkan, sebab bahkan Charles dan saudaranya memperlakukannya selayaknya seorang pembantu. Alih-alih merespon ucapan sarkastik Siti, dia pergi ke dapur. Stella tahu Siti tidak akan memasak untuknya jika tidak ada Charles. Siti hanya berlaku baik ketika Charles ada di depannya. Siti mengikuti Stella ke dapur dan memerintahnya, “Cepatlah dan bersihkan piring-piringnya. Nona Sophie dan Bu Magda akan datang.”Stella lanjut memasak telur, berpura-pura tidak mendengarnya. Yang dimaksud oleh Siti adalah saudara Charles dan Ibu tirinya. Stella sudah ter

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

default avatar
selvi selvi
Cerita yang bagus, tidak sabar menunggu chap 51
2024-08-31 12:58:04
0
50 Bab

Bab 1

“Apakah Charles sudah pulang?” tanya Stella Mahardi pada Siti, pelayannya sembari melihat ke sekeliling ruang tamu. Dia baru saja terbangun dan sadar bahwa suaminya, Charles Tjandra, sudah tidak ada di ranjang.“Mengapa kamu menanyakan soal suamimu padaku?” tanya Siti dengan ketus. Stella menggigit bibirnya, menahan bicaranya. Meskipun mereka sepantaran, Siti tetaplah seorang pelayan, tetapi Siti bersikap seolah posisi mereka setara. Ini menyakitkan, sebab bahkan Charles dan saudaranya memperlakukannya selayaknya seorang pembantu. Alih-alih merespon ucapan sarkastik Siti, dia pergi ke dapur. Stella tahu Siti tidak akan memasak untuknya jika tidak ada Charles. Siti hanya berlaku baik ketika Charles ada di depannya. Siti mengikuti Stella ke dapur dan memerintahnya, “Cepatlah dan bersihkan piring-piringnya. Nona Sophie dan Bu Magda akan datang.”Stella lanjut memasak telur, berpura-pura tidak mendengarnya. Yang dimaksud oleh Siti adalah saudara Charles dan Ibu tirinya. Stella sudah ter
Baca selengkapnya

Bab 2

Stella terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Dr. Jenny Djaja, dokter yang merawat, bersikukuh untuk merawatnya di sini karena kondisinya yang kritis. “Nona Miranda, bukankah Anda seharusnya menelepon suami Anda, supaya ada yang menemani di sini?” tanya Jenny pada Stella. Stella tersenyum pada Jenny. “Aku sudah mengirimnya pesan.”Jenny tersenyum padanya dengan simpatik dan menganggukkan kepalanya, merasa kasihan pada pasien barunya, yang jelas saja tidak memedulikan dirinya sendiri. Ketika Jenny pergi, Stella menghela nafas dalam-dalam, sembari mengelus perutnya yang masih rata dengan lembut. Senyuman tipis terpatri di wajahnya. Akhirnya, dia dan Charles akan menjadi orangtua. Dia berharap kehamilannya akan memberikannya alasan untuk mencintainya serta melengkapi keluarga mereka. Beruntungnya, kehamilannya baik-baik saja. Dia tidak sadar kalau usia kehamilannya sudah lima minggu. Sekarang, dia harus berhati-hati untuk melindungi janin yang bertumbuh di perutnya. “Haruskah saya m
Baca selengkapnya

Bab 3

Stella merasa kerongkongannya tersumbat. Dia menatap Charles sekali lagi dan bertanya, “Aku hanya ingin tahu apakah kamu setitik pun pernah peduli padaku?”Charles menatapnya dingin. “Kamu tahu sendiri kalau aku menikahimu hanya karena kakekku. Ambil saja yang yang kamu inginkan ketika kita menikah dan berikan kebebasanku kembali.”Stella kesulitan untuk menyembunyikan senyuman getirnya. Dia tidak bisa menyalahkan Charles untuk berpikir seperti itu. Ketika Charles bertanya padanya mengapa dia ingin menikahinya, dia tidak memiliki jawaban yang bagus. Dia hanya menjawab bahwa mimpinya adalah menikahi pria kaya. Meskipun dia memberinya jawaban berbeda, Charles tetap akan memandangnya sebagai wanita materialistis. Apa yang lebih menyakitkannya adalah Charles tidak pernah mencintainya selama tiga tahun mereka bersama. Dia menghela nafas dan mengangguk perlahan, menerima kebenaran pahit.“Apakah kamu akan mencintaiku jika aku setara denganmu?” tanya Stella tanpa berpikir panjang.“Cinta seja
Baca selengkapnya

Bab 4

“Selamat pagi sayang!” Ujar Elizabeth saat dia menyadari Charles di dapur yang sedang menyesap kopinya.Ekspresi Charles memburuk saat melihat mantan pacarnya. Dia melihat sekeliling, bertanya-tanya apakah dia salah masuk rumah."Aku menginap tadi malam bersama Sophie. Kamu ingin ketenangan, jadi aku tidak mengganggumu," jelasnya sambil tersenyum."Silahkan duduk."Elizabeth segera duduk di sampingnya. Dengan tidak adanya Stella, dia merasa gembira bisa duduk bersama Charles di meja setiap pagi. Hatinya dipenuhi kebahagiaan, percaya bahwa Charles adalah miliknya sekali lagi.“Siti, bangunkan Stella untuk sarapan.”Tangan Elizabeth membeku di udara, rasa tidak percaya terlihat di wajahnya saat dia memproses kata-kata Charles.“Pak, Nyonya Miranda belum kembali sejak kemarin,” kata Siti ragu-ragu.Meskipun hubungan mereka tegang, Stella tidak pernah melewatkan makan bersama Charles ketika dia di rumah.Charles menjatuhkan garpunya dan menatap Siti."Jangan marah pada Siti. Stella pergi t
Baca selengkapnya

Bab 5

“Ada kabar terbaru?” tanya Charles sambil mengetukkan kakinya dengan tidak sabar. "Maaf Pak. Sudah dicek kemana-mana, tapi tidak berhasil," jawab Roy.Charles menjatuhkan penanya, menatap Roy. “Apakah tidak ada cara lain untuk menemukannya dan mendapatkannya kembali?”Roy menghela nafas, mengetahui Charles cepat kehabisan kesabaran. Charles bertekad untuk membawa Stella kembali ke rumah sebelum kakeknya muncul."Keluar!" Charles berteriak lagi ketika Roy berusaha menjawab.Hari-hari terus berlalu, dan Charles masih belum bisa menghubungi Stella. Hal yang paling membuatnya frustrasi adalah kegagalannya memenuhi kesepakatan mereka. Dia sudah mengambil uang itu tetapi tidak muncul dan setuju untuk bertemu Ramon, sebuah syarat agar perceraian mereka terlihat lancar dan tidak berbelit-belit.Charles merenung dalam-dalam, bertanya-tanya di mana Stella bisa menemukan tempat berlindung. Dia berharap dia tahu lebih banyak tentang keluarganya atau ke mana dia melarikan diri.'Kenapa aku mengkha
Baca selengkapnya

Bab 6

“Karena kamu sudah pulih, apa rencanamu sekarang?” tanya Lutfi pada Stella.Stella tersenyum dan menyentuh lembut pipi anaknya sebelum menoleh ke arah Lutfi. “Kami akan pergi ke luar negeri sebentar. Aku akan kembali ketika waktu yang disepakati tiba.”Lutfi memandangi wajah cucunya, memperhatikan ketampanan dan hidung mancung anak laki-laki itu, yang sepertinya tidak mirip dengan keluarga mereka. Stella masih merahasiakan identitas mantan suaminya dari Firdaus, dan Lutfi menghormati pilihannya, tetap bungkam. Dia sangat mencintai anak satu-satunya dan selalu memberikan semua yang diinginkannya. Satu-satunya penyesalannya adalah membiarkannya hidup sendiri sebelumnya. Pada saat dia menyadari dia telah menikah dengan seseorang yang tidak mencintainya, semuanya sudah terlambat."Aku akan mengurus dokumen dan anakmu.""Terima kasih, Ayah! Ayah bisa sering mengunjungi kami di sana."Lutfi mengangguk sambil tersenyum dan mengecup lembut kening cucunya yang tertidur itu. Dia benar-benar mer
Baca selengkapnya

Bab 7

Tangis Stella pecah begitu dia mendengar kabar dari Surabaya. Dia terduduk di sofa, terlihat begitu lesu dan menatap ke Firdaus.“Ada apa? Kamu bicara dengan siapa?” Firdaus bertanya, terdengar khawatir.Stella semakin menangis, kesulitan berbicara. Bibirnya bergerak, tapi tidak ada kata yang keluar."Stella, ceritakan padaku apa yang terjadi!" Kata Firdaus lantang, semakin cemas melihatnya menangis."Kakek, ini Ayah..."Firdaus mengencangkan rahangnya, bahunya terkulai. Dia menggelengkan kepalanya, melihat Stella menangis."Ayah sudah pergi, Kakek!" kata Stella.Firdaus bergegas ke sisinya, memeluknya erat. Dia merasa mati rasa di dalam, tidak mampu menitikkan air mata."Apa yang harus aku lakukan sekarang setelah Ayah pergi? Mengapa ini bisa terjadi? Aku baru saja berbicara dengannya, dan dia datang ke sini," kata Stella di sela-sela isak tangisnya, bahunya bergetar karena kesedihan. Semua hal yang tiba-tiba ini terlalu berat untuk ditanggungnya.“Aku akan kembali, dan kamu akan teta
Baca selengkapnya

Bab 8

Elizabeth dan Sophie menunjukkan raut bahagia karena mereka bertemu di butik baju mahal. Mereka beristirahat dari mencari Stella dan mulai berburu gaun untuk pesta minggu depan. "Apakah menurutmu dia ingin berteman bersama kita?" Sophie bertanya-tanya."Tentu saja! Lihat kita! Jika dia berteman dengan kita, semua orang akan sangat iri," kata Elizabeth sambil membusungkan dadanya dan mengedipkan mata.Surat kabar banyak membicarakan tentang cucu seorang pengusaha super kaya, baik di negaranya maupun di seluruh dunia. Mereka bilang dia pilih-pilih teman dan agak menjauh.Stella berhenti sejenak saat mencari gaun ketika dia mendengar kedua wanita itu berbicara. Dia tahu mereka sedang membicarakannya. Suara mereka familiar, jadi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menguping. Dia baru saja kembali ke Surabaya, dan hanya Firdaus yang mengetahuinya."Apakah Anda berencana membeli sesuatu, Nona?" tanya seorang pramuniaga pada Stella, dengan nada yang terdengar kasar. Sophie dan Elizabeth
Baca selengkapnya

Bab 9

Si pramuniaga mencibir pada Stella, berpikir dia sudah menilai Stella dengan benar.Stella mengangkat bahu ke arah Sophie, menyeringai. "Kamu tahu kan, cucu Pak Mahardi tidak tahan dengan orang yang palsu dan bermuka dua?"Sophie mengepalkan tinjunya dan menatap Stella. Perkataan Stella yang semakin tajam sejak meninggalkan keluarga Tjandra membuatnya gelisah.“Terus, mengapa dia mempertimbangkan untuk berteman denganmu, seseorang yang hanyalah sampah dan materialistis?” Elizabeth melontarkan hinaan."Oh, apakah ada bukti kalau aku mengincar uang? Lantas, apa alasanmu tetap melajang?" tanya Stella dengan nada menusuk sambil melirik jari Elizabeth yang tanpa cincin."Itu bukan urusanmu!" bentak Elizabeth, merasa tersinggung oleh ejekan Stella terhadap dirinya dan status Charles yang belum menikah.“Charles sedang sibuk dengan usaha bisnis baru, jadi rencana pernikahan mereka ditunda, dan asal kamu tahu saja, perusahaannya sekarang bekerja sama dengan Firdaus, jadi kami mungkin akan bert
Baca selengkapnya

Bab 10

Begitu melihat itu, si manajer segera sadar bahwa karyawannya salah menilai situasi ini. Dia menatap karyawannya dengan tajam, lalu berjalan ke arah Stella. “Maafkan perilaku karyawan saya,” ujarnya.Sophie dan Elizabeth tercengang dengan apa yang dilakukan manajer itu."Apa yang terjadi? Wanita itu baru saja menjatuhkan karyawanmu!" Seru Sophie pada manajer itu.Manajer itu melirik kedua wanita itu, tiba-tiba tidak yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya. Bagaimana pun, dia harus memprioritaskan pelanggan berdasarkan nilai mereka.Ketika Stella menghubungi Alex, dia segera menyerahkan kartu emas padanya. “Anda dapat memeriksa rekaman pengawasan untuk melihat siapa yang sebenarnya harus disalahkan di sini.”"Wow, kamu terlalu percaya diri! Apa yang bisa dibanggakan? Pria tua yang kamu kencani itu?" Elizabeth menghina Stella.Stella menyeringai dan menggelengkan kepalanya. Dia menyadari Alex adalah pria yang disebut Charles sebagai kekasih barunya. Dia tidak mengira ada orang yang bi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status