Share

Bab 0002

last update Last Updated: 2023-12-08 16:25:52

Embun pikir hanya dirinya yang menginginkan parfum edisi terbatas itu, nyatanya antrian di toko parfum lumayan mengular. Gadis itu mencoba menghitung urutan, dia heran melihat orang-orang di barisan depan dan berpikir jam berapa mereka datang, padahal pusat perbelanjaan itu baru buka pukul sepuluh pagi.

“Kita nikmati saja,” gumam Embun sambil menggoyangkan pundaknya. Dengan santai gadis itu duduk bersila hingga membuat orang-orang terheran. Toko itu seharusnya buka tepat saat pusat perbelanjaan buka, tapi karena peluncuran produk parfum edisi terbatas, pihak toko memutuskan membukanya pukul sebelas siang. Melihat Embun yang santai duduk lesehan, beberapa orang yang mengantri akhirnya melakukan hal yang sama.

Dua puluh menit kemudian, toko pun dibuka. Orang-orang yang duduk termasuk Embun langsung berdiri. Mereka diminta masuk ke dalam toko sesuai barisan, pihak toko lantas memberi pengumuman bahwa setiap orang hanya boleh membeli satu botol parfum saja.

Gurat kekecewaan nampak jelas di wajah calon pembeli. Beberapa dari mereka bahkan protes dan mencoba memprovokasi yang lain, tapi tidak dengan Embun. Gadis itu menyombongkan diri dan tersenyum miring. Keputusannya untuk tidak membeli parfum edisi terbatas itu di jasa titip ternyata tepat. Embun semakin jemawa, berpikir bahwa prasangkanya tentang beberapa hal di hidupnya tidak akan pernah meleset.

Setelah sabar menunggu giliran sampai lah Embun di antrian terdepan. Ia menoleh pelayan toko yang tiba-tiba saja mendekat. Pelayan itu memberitahu orang yang mengantri tepat di belakangnya, bahwa parfum edisi terbatas itu sudah habis. Meski kecewa dan sempat marah-marah, orang yang berbaris di belakang Embun hanya bisa pasrah lalu membubarkan diri, dan lagi-lagi Embun bersorak kegirangan di dalam hati, dewi keberuntungan seperti terus berpihak kepadanya. Hingga saat dia hampir meraih botol parfum edisi terbatas yang tinggal satu-satunya di toko itu, sebuah tangan menyambarnya lebih dulu. Embun pun terkejut dan menoleh.

“Hai, that is mine dude!” ucapnya. Embun yakin tukang serobot itu berjenis kelamin laki-laki melihat dari jam tangan yang dikenakan.

Pelayan toko juga kaget. Mereka menyenggol lengan satu sama lain mendapati siapa yang merebut jatah parfum itu dari Embun. Pria itu mengeluarkan sebuah kartu. Dan seperti tersihir, pelayan toko itu malah meraihnya.

“Hei … apa orangtuamu tidak pernah mengajarimu sopan santun?”

Embun dengan berani menarik lengan pria itu agar menoleh ke arahnya. Awalnya dia berniat melihat seperti apa wajah pria yang seenak jidatnya merebut parfum jatahnya. Namun, pada akhirnya Embun malah terperanga. Rain. Ya Rain. Cowok yang enam tahun lalu dia tinggalkan begitu saja kini berdiri tepat di hadapannya.

“Bungkus untukku!” titah Rain ke pelayan toko tanpa mengalihkan pandangan dari wajah Embun. Sorot matanya begitu tajam dan dingin. Ia menerima parfum itu dan keluar dari toko. Tanpa mengeluarkan satu patah kata pun, dan tanpa menyapa Embun yang masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

“Mbak,”panggil pelayan toko. Mereka sampai harus memanggil Embun berulang kali karena gadis itu membeku. “Mbak, maaf! tapi Mas yang tadi … “

Pelayan toko itu terdiam mendapat pelototan tajam dari Embun, gadis itu benar-benar marah karena baru saja mengalami sesuatu yang paling dia benci dalam hidupnya, yaitu ketidakadilan.

“Kenapa kalian memberikan parfum yang seharusnya menjadi milikku ke dia?” bentak Embun murka. “Apa hal seperti ini wajar terjadi di negara kalian, Ha!”

Pelayan toko itu ketakutan, bahkan salah satu dari mereka merasa tenggorokannya kering dan tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Keduanya mengamati penampilan Embun dari atas sampai bawah. Wajah gadis itu tidak terlihat seperti orang asing, tapi kenapa bertanya seolah tidak tahu kebiasaan yang terjadi di negara 62. Mereka pun hanya bisa meminta maaf dan menjelaskan bahwa Rain salah satu pemilik kartu VVIP di pusat perbelanjaan itu. Keistimewaan anggota VVIP, mereka bisa menggunakan kartu itu untuk membeli apapun di sana, intinya setiap toko yang berada di pusat perbelanjaan itu harus memberikan barang yang diinginkan oleh anggota VVIP karena mereka memiliki dana tertinggal layaknya saldo uang elektronik di sana.

“Di mana aku bisa mendapatkan kartu seperti itu?” tanya Embun yang masih belum bisa meredam amarah. Meski begitu, dia sebenarnya sedang berusaha menutupi perasaan karena pertemuan tak terduganya dengan Rain barusan.

“Rain, dia- apa dia tidak mengenaliku? Apa mungkin aku semakin cantik hingga dia tidak sadar itu aku?”

_

_

Rain masuk ke dalam mobil dan meletakkan tas kertas berisi parfum yang dia rebut dari Embun tadi. Sementara Embun bingung memikirkan apa mungkin Rain tidak mengenalinya, pria itu malah yakin seratus persen bahwa yang dia temui tadi memang lah Embun-gadis yang pernah sangat dia cintai tapi mencampakannya begitu saja. Rain mencengkeram erat kemudi-geram, gadis yang sudah menghancurkan hatinya tiba-tiba saja muncul dalam kondisi baik-baik saja, dan malah terlihat semakin mempesona.

“Sejak kapan dia kembali ke Indonesia?”

Rain menyandarkan punggung dan sejenak menutup mata. Mengingat bagaimana saat remaja dulu dia begitu tergila-gila pada Embun. Hingga gadis itu meninggalkannya begitu saja tanpa alasan yang jelas dan bisa dengan mudah dia pahami. Embun bahkan menghilang bak di telan bumi.

Memilih untuk tidak memikirkan Embun lagi. Rain membawa mobilnya pergi dari pusat perbelanjaan. Namun, tak dia duga saat berbelok di tikungan parkiran, sebuah mobil menabrak bagian belakang mobil yang dia kendarai. Tubuh Rain bahkan sampai mengayun ke depan karena dia lupa memakai sabuk pengaman. Ia pun bergegas turun dari mobil, mendekat ke arah pintu pengemudi mobil yang menabraknya dan ingin memaki.

“Turun!” perintah Rain dengan raut muka kesal. Ekspresi keterkejutan nampak jelas di wajahnya saat si pengemudi mobil menurunkan kaca jendela.

“Kamu.” Rain membuang muka, apa yang ada di dalam hatinya sekarang jelas hanya dia yang tahu.

“Sorry,” lirih pengemudi mobil yang tak lain adalah Embun. Gadis itu kemudian menjulurkan kepala untuk melihat bagian belakang mobil Rain yang baru saja dia tabrak.

***

“Rain,” panggil Embun saat mereka berdua keluar dari kantor polisi. Rain bergeming seolah menganggap Embun mahkluk tak kasatmata.

Setelah perdebatan sengit di parkiran pusat perbelanjaan tak menemui jalan tengah, Rain menggelandang Embun ke kantor polisi yang berada tidak jauh dari sana. Pada akhirnya, petugas menerima niat baik Embun untuk memberikan ganti rugi perbaikan mobil, tapi Rain menolaknya mentah-mentah.

“Rain, aku tahu kamu pasti mengingatku. Aku yakin kamu tidak mungkin melupakanku.”

Teriakan Embun sukses membuat langkah kaki Rain terhenti. Meski begitu, Rain masih tidak mau menjawab. Sekadar menoleh menatapnya pun enggan. Tak patah semangat, Embun kembali meneriaki pria itu.

“Rain, berikan aku nomor ponselmu! Atau berikan nomor rekeningmu aku akan memberikan ganti rugi. Aku benar-benar tidak sengaja,” cerocos Embun yang sepertinya harus menelan pil pahit. Rain sama sekali tak peduli, pria itu bahkan masuk ke dalam mobil dan membanting pintu. Menginjak pedal gas dalam-dalam dan pergi menjauh dari halaman kantor polisi.
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Dendam kesumat si Rain
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
rain dendam banget ya sama embun
goodnovel comment avatar
Mbak Lina
sedih banget ya mbun
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0003

    6 tahun yang laluIndonesia“Rain sampai kapan kamu mau seperti ini hanya karena seorang gadis?”Skala sampai jauh-jauh datang ke Jogja karena sang keponakan yang tinggal satu apartemen dengan Rain mengabari bahwa putranya itu sudah berhari-hari mengurung diri di kamar dan tak mau berbicara. Dia han

    Last Updated : 2023-12-08
  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0004

    Embun duduk di meja kerja yang berada di kamarnya, matanya menatap layar laptop tapi pikirannya jelas tidak pada pekerjaan itu. Ia memikirkan tentang pertemuannya dengan Rain siang tadi, merasa bahwa Rain sangat berbeda dengan Rain yang dulu. Embun mendesau, “Ayolah Bu, apa yang kamu harapkan? Enam

    Last Updated : 2023-12-08
  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0005

    “Mau ke mana Rain?”Rain hanya melirik lantas kembali menatap pantulan dirinya di depan cermin, dia sibuk mengancingkan kemeja saat ibundanya masuk ke dalam kamarnya. Tak mendapat jawaban, Bianca memilih meraih tangan putra kesayangannya, membantu Rain mengancingkan ujung lengan kemeja.“Kamu mengad

    Last Updated : 2023-12-08
  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0006

    Suara dentuman musik dan teriakan terdengar di rooftop membuat beberapa penghuni kamar hotel menjadi tidak nyaman. Embun yang hampir tidur pun sampai terbangun. Gadis itu bergegas membuka buku catatan di meja kerjanya, salah satu tugasnya adalah menganalisa apa kekurangan hotel itu dan kini Embun me

    Last Updated : 2023-12-08
  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0007

    Embun terdiam di depan cermin, meratapi matanya yang bengkak karena menangis semalaman. Ia heran kenapa bisa sebucin itu ke seorang pria. Bukannya tidak pernah berpacaran, saat kuliah dia pernah menjalin kasih dengan temannya bernama Oskar. Namun, ternyata itu bukan cinta, dia bahkan masih tidak bis

    Last Updated : 2023-12-08
  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0008

    Embun menutup mulutnya dengan sebelah tangan, perlahan mendekat mencoba memastikan siapa pria yang tengah berdiri di depannya. Ia meletakkan tasnya ke sofa dan perlahan menurunkan tangannya. “G-Gege? Ini kamu?” Raut kegembiraan tidak bisa Embun sembunyikan. Ia merasa bahagia karena bisa bertemu d

    Last Updated : 2023-12-27
  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0009

    Hari itu, untuk pertama kalinya Embun datang ke rumah sang kakek. Dia disambut dengan ramah di sana, bahkan pelukan tak henti-hentinya dia dapat dari seluruh anggota keluarga papinya itu. Melihat rumah itu masih sama seperti enam tahun yang lalu, Embun pun serasa bernostalgia. Dia duduk di meja maka

    Last Updated : 2023-12-27
  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0010

    Memakai kacamata dan mengikat ekor kuda rambut panjangnya, hari itu Embun datang ke lokasi tes tertulis untuk bisa menjadi sekretaris Rain. Dari sisi penampilan jelas dia tidak kalah dari pelamar lainnya yang berdandan heboh, hanya saja Embun memang sengaja memakai kacamata dan berdandan sedikit jad

    Last Updated : 2023-12-27

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0111

    “Baby, itu daddy,” ucap Embun dengan senyuman manis. Karena kepalang tanggung untuk memindahkan Embun ke kamar persalinan, akhirnya dokter memutuskan untuk membawa beberapa alat ke sana. Terlebih persalinan itu tidak ada kendala, ibu dan bayinya sehat. Rain mendekat dengan mata yang berkaca-kaca,

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0110

    “Onty … onty, ya ampun aku harus bagaimana ini?” Una panik setelah mengabari Rain bahwa Embun sakit perut dan mungkin saja akan melahirkan. Remaja itu belutut di depan Embun dan malah bernafas dengan mulut sama seperti yang Embun lakukan. “Huh … hah … huh … hah, nafas onty nafas.” Una merasa perut

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0109

    Embun pun menoleh kebingungan, hingga Aura mendekat dan meraih tangannya Matanya tiba-tiba berkaca-kaca. “Aku minta maaf karena dulu jahat padamu, sebagai ABG labil yang sok berkuasa aku--” “Tidak apa-apa,” potong Embun cepat. Ia balas mengusap tangan Aura, baginya mendengar kata maaf dari gadis ya

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0108

    Dua Bulan kemudian Rain hari itu merasa ketar-ketir karena Embun masih saja berangkat bekerja. Kehamilan istrinya itu sudah melewati hari perkiraan lahir, tapi belum juga ada tanda-tanda Boo ingin terlahir ke dunia. Alasan Embun bersikeras bekerja hari itu karena ingin menemui sendiri klien yang ak

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0107

    “Dia sedang berdansa atau main bola? Anakmu sepertinya besok akan seperti kelinci yang suka melompat ke sana ke mari.” Bening menggelengkan kepala tak habis pikir, bibirnya tersenyum dan tangannya mulai membelokkan kemudi untuk membawa keluar mobil dari parkiran gedung. “Hiss … Tabebe, aku itu prin

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0106

    Sadar bahwa masalah tentang kelahiran mereka pasti akan terus menjadi kontroversi jika tidak segera diakhiri. Hari itu Bening dan Embun datang ke stasiun TV milik orangtua teman Bening. Keduanya ingin menceritakan sejarah kelahiran mereka. Baik Embun dan Bening sudah meminta izin pada orangtua masin

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0105

    “Perusahaan fashion Mama akan mengeluarkan produk pakaian bayi terbaru, Mama ingin mempersembahkannya untuk cucu Mama tercinta si Boo,” jelas Bianca. “Lalu? Apa Mama mau aku pergi ke Niel Fashion sekarang?” tanya Embun. “Tidak usah! Jangan, kalau terjadi sesuatu denganmu di jalan, aku bisa diamuk

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0104

    Malam itu juga Rain memanggil dua bodyguard yang Bianca hadiahkan untuk istrinya ke apartemen, bahkan Sky juga tak lolos dari murka sang kakak ipar. Embun merasa sangat bersalah, dia duduk di kursi dekat meja pajangan dengan Rain yang berdiri di depan ketiga pria itu dengan berkacak pinggang. “Kali

  • Mengejar Cinta Mantan Kekasihku   Bab 0103

    “Apa kakak baik-baik saja?” Sky menaikkan sedikit rok Embun dan melihat lecet di lutut kanan sang kakak. “Tidak apa-apa Sky.” Embun menatap sang adik dengan gurat kecemasan. “Sky apa tidak masalah kamu mengumpat seperti tadi? aku yakin banyak yang merekammu, bagaimana jika mereka menyebar video ber

DMCA.com Protection Status