“Onty … onty, ya ampun aku harus bagaimana ini?” Una panik setelah mengabari Rain bahwa Embun sakit perut dan mungkin saja akan melahirkan. Remaja itu belutut di depan Embun dan malah bernafas dengan mulut sama seperti yang Embun lakukan. “Huh … hah … huh … hah, nafas onty nafas.” Una merasa perut
“Baby, itu daddy,” ucap Embun dengan senyuman manis. Karena kepalang tanggung untuk memindahkan Embun ke kamar persalinan, akhirnya dokter memutuskan untuk membawa beberapa alat ke sana. Terlebih persalinan itu tidak ada kendala, ibu dan bayinya sehat. Rain mendekat dengan mata yang berkaca-kaca,
“Pertemuan seperti apa yang kalian inginkan, seandainya diberi kesempatan bertemu lagi dengan seseorang yang sangat kalian rindukan?”“Aku? Em …. kalau aku menginginkan pertemuan yang romantis. Di mana aku dan dia sedang berada di sebuah ruangan, dan orkestra dari penyanyi yang paling aku sukai baru
Embun pikir hanya dirinya yang menginginkan parfum edisi terbatas itu, nyatanya antrian di toko parfum lumayan mengular. Gadis itu mencoba menghitung urutan, dia heran melihat orang-orang di barisan depan dan berpikir jam berapa mereka datang, padahal pusat perbelanjaan itu baru buka pukul sepuluh p
6 tahun yang laluIndonesia“Rain sampai kapan kamu mau seperti ini hanya karena seorang gadis?”Skala sampai jauh-jauh datang ke Jogja karena sang keponakan yang tinggal satu apartemen dengan Rain mengabari bahwa putranya itu sudah berhari-hari mengurung diri di kamar dan tak mau berbicara. Dia han
Embun duduk di meja kerja yang berada di kamarnya, matanya menatap layar laptop tapi pikirannya jelas tidak pada pekerjaan itu. Ia memikirkan tentang pertemuannya dengan Rain siang tadi, merasa bahwa Rain sangat berbeda dengan Rain yang dulu. Embun mendesau, “Ayolah Bu, apa yang kamu harapkan? Enam
“Mau ke mana Rain?”Rain hanya melirik lantas kembali menatap pantulan dirinya di depan cermin, dia sibuk mengancingkan kemeja saat ibundanya masuk ke dalam kamarnya. Tak mendapat jawaban, Bianca memilih meraih tangan putra kesayangannya, membantu Rain mengancingkan ujung lengan kemeja.“Kamu mengad
Suara dentuman musik dan teriakan terdengar di rooftop membuat beberapa penghuni kamar hotel menjadi tidak nyaman. Embun yang hampir tidur pun sampai terbangun. Gadis itu bergegas membuka buku catatan di meja kerjanya, salah satu tugasnya adalah menganalisa apa kekurangan hotel itu dan kini Embun me
“Baby, itu daddy,” ucap Embun dengan senyuman manis. Karena kepalang tanggung untuk memindahkan Embun ke kamar persalinan, akhirnya dokter memutuskan untuk membawa beberapa alat ke sana. Terlebih persalinan itu tidak ada kendala, ibu dan bayinya sehat. Rain mendekat dengan mata yang berkaca-kaca,
“Onty … onty, ya ampun aku harus bagaimana ini?” Una panik setelah mengabari Rain bahwa Embun sakit perut dan mungkin saja akan melahirkan. Remaja itu belutut di depan Embun dan malah bernafas dengan mulut sama seperti yang Embun lakukan. “Huh … hah … huh … hah, nafas onty nafas.” Una merasa perut
Embun pun menoleh kebingungan, hingga Aura mendekat dan meraih tangannya Matanya tiba-tiba berkaca-kaca. “Aku minta maaf karena dulu jahat padamu, sebagai ABG labil yang sok berkuasa aku--” “Tidak apa-apa,” potong Embun cepat. Ia balas mengusap tangan Aura, baginya mendengar kata maaf dari gadis ya
Dua Bulan kemudian Rain hari itu merasa ketar-ketir karena Embun masih saja berangkat bekerja. Kehamilan istrinya itu sudah melewati hari perkiraan lahir, tapi belum juga ada tanda-tanda Boo ingin terlahir ke dunia. Alasan Embun bersikeras bekerja hari itu karena ingin menemui sendiri klien yang ak
“Dia sedang berdansa atau main bola? Anakmu sepertinya besok akan seperti kelinci yang suka melompat ke sana ke mari.” Bening menggelengkan kepala tak habis pikir, bibirnya tersenyum dan tangannya mulai membelokkan kemudi untuk membawa keluar mobil dari parkiran gedung. “Hiss … Tabebe, aku itu prin
Sadar bahwa masalah tentang kelahiran mereka pasti akan terus menjadi kontroversi jika tidak segera diakhiri. Hari itu Bening dan Embun datang ke stasiun TV milik orangtua teman Bening. Keduanya ingin menceritakan sejarah kelahiran mereka. Baik Embun dan Bening sudah meminta izin pada orangtua masin
“Perusahaan fashion Mama akan mengeluarkan produk pakaian bayi terbaru, Mama ingin mempersembahkannya untuk cucu Mama tercinta si Boo,” jelas Bianca. “Lalu? Apa Mama mau aku pergi ke Niel Fashion sekarang?” tanya Embun. “Tidak usah! Jangan, kalau terjadi sesuatu denganmu di jalan, aku bisa diamuk
Malam itu juga Rain memanggil dua bodyguard yang Bianca hadiahkan untuk istrinya ke apartemen, bahkan Sky juga tak lolos dari murka sang kakak ipar. Embun merasa sangat bersalah, dia duduk di kursi dekat meja pajangan dengan Rain yang berdiri di depan ketiga pria itu dengan berkacak pinggang. “Kali
“Apa kakak baik-baik saja?” Sky menaikkan sedikit rok Embun dan melihat lecet di lutut kanan sang kakak. “Tidak apa-apa Sky.” Embun menatap sang adik dengan gurat kecemasan. “Sky apa tidak masalah kamu mengumpat seperti tadi? aku yakin banyak yang merekammu, bagaimana jika mereka menyebar video ber