Devan dan Kinan sama-sama mengatur nafas mereka. Kinan baru saja mendapatkan pelepasannya. Ia tak menyangka, percakapan mereka perihal larangan dokter Surya akan berakhir dengan kegiatan mereka ini.Beruntung mereka tak terlalu berisik dan banyak gerak di dalam permainan mereka tadi. Kalau tidak, mereka sudah pasti akan diciduk warga. Walaupun mereka suami istri, melakukan hal seperti tadi di tempat umum juga.Keduanya saling pandang dan ujung-ujungnya mereka tertawa. Devan mengusap bibir Kinan lembut, "Kayaknya bakalan sulit." Ucapnya lalu kembali tertawa.Keduanya sepakat untuk pulang dan menyiapkan pesta kejutan untuk keluarga dan memberi kabar tentang kehamilan tersebut. Hari ini mereka akan mengadakan makan malam saja di rumah dengan mengundang keluarga Devan dan juga keluarga Kinan. Namun sebelum itu, mereka berbelanja dulu di supermarket. Tentu saja yang masuk ke dalam hanya Devan dan Kinan hanya memberikan daftar belanjaannya saja. Walaupun sebenarnya Kinan sangat ingin ikut
Kinan menceracau tak karuan saat ia menggesek lembut belahan miliknya pada bagian batang milik sang suami. Tubuhnya benar-benar meremang. Bahkan kelakuan Kinan itu membuat Devan tak bisa menahan lebih lama lagi. namun Ia juga tak mungkin melakukan seperti biasanya pada Kinan. Kali ini ia benar-benar harus bersabar dan membiarkan Kinan memimpin permainan. Karena ia yakin Kinan tahu mana yang aman dan tidak. Walaupun sebenarnya Ia juga tahu mana yang aman dan tidak, namun saat nanti mereka menyatu ia pasti akan hilang kendali."Pelan pelan sayang..." Ucap Devan mengingatkan. Devan bahkan ikut menopang pinggul Kinan dengan tangannya agar Kinan tak terlalu kuat melakukannya.Blessh...Keduanya mendesah bersamaan. Bahkan keduanya sama-sama meremang. Devan masih Tak bosan mengingatkan Kinan untuk berhati-hati dan pelan-pelan. Kali ini Devan benar-benar frustasi. Ia ingin menghentak milik kinan dan membuat tubuh sang istri bergerak tak karuan karena ulahnya. namun ia lagi-lagi harus dibuat
Persiapan untuk acara makan malam di kediaman Devan dan Kinan sudah selesai 80%. Koki yang Devan bayar ternyata dua orang dan kerja mereka sangat cekatan dan bersih. Bahkan Kinan sangat menyukai pergerakan tangan mereka yang cepat. Sudah setengah jam Kinan duduk hanya memperhatikan kedua koki itu bekerja. Sesekali Kinan mengajak mereka bicara dan mereka menyahuti dan menjawab pertanyaan Kinan dengan kalimat yang lembut dan tenang. Sementara Devan, pria itu Tengah sibuk mendekor bagian samping rumah yang nanti akan dipakai untuk acara barbeque-an saat malam. Acara utama mereka saat ini sebenarnya adalah barbeque an. namun koki yang disewa juga diminta oleh Devan untuk menyiapkan makanan-makanan western yang enak. Ia benar-benar ingin merayakan kehamilan istrinya dan acara ini hanya untuk keluarga besarnya saja. Dia juga tak mau terlalu gembar-gembor dengan yang lainnya karena takut pamali. Sebenarnya Kinan sendiri sudah ingin memberitahu Yuna jika dirinya sedang hamil, namun Devan
"bro."Riko memutar tubuhnya ke belakang. Devan. Sudah berdiri di depannya saat ini. Ia sudah tahu apa tujuan Devan ke sini, jadi ia hanya perlu bersiap."Lo kenapa? Kenapa sensian seperti ini?" Tanya Devan baik-baik.Riko menghela nafas berat. Ia mengusap wajahnya kasar. "Gue tahu kenapa Kinan begitu. Ini pasti masih ada hubungannya dengan Yuna. Tapi kenapa di acara keluarga yang Lo buat, Kinan harus menanyakan hal ini? Gue tahu tujuan dia begitu buat apa. Pasti buat cari tahu siapa pacar gue, iya kan? Yuna atau bukan.""Untuk sekarang, Lo jangan ambil pusing dulu ucapan Kinan. Dia terbawa perasaan.""Terbawa perasaan apa? Sejak seminggu yang lalu Kinan selalu begini. Kenapa sih dia? Gue tahu dia sahabatnya Yuna tapi dia nggak suka gue berhubungan dengan Yuna. Oke, fine. Tapi kenapa harus diungkit ungkit di sini.""Dia nggak bilang Yuna.""Tapi dari pertanyaan dia sudah jelas di curiga gue kirim pesan sama siapa."Devan menarik nafas panjang. Ia seperti sedang menyelesaikan masalah
Acara perayaan kehamilan Kinan sudah selesai. Jam juga sudah menunjukkan pukul 11.00 malam. Namun Riko belum ingin kembali ke rumahnya. Iya berencana untuk menemui Yuna terlebih dahulu. Karena besok Yuna libur bekerja Jadi ia ingin membawa Yuna jalan-jalan terlebih dahulu. Iya juga ingin memberitahukan Yuna kabar kehamilan Kinan. Ia yakin Yuna pasti senang mendengar kabar tersebut. Dan kini Riko sudah tiba di depan kos kekasihnya itu namun ia belum memberitahukan pada Yuna jika dirinya berada di sana sekarang. Ia mengirimkan pesan pada Yuna jika dirinya berada di bawah. Beruntung kekasihnya itu belum tertidur. Tak lama ia menunggu, Yuna pun turun ke bawah dan langsung menghampirinya di dalam mobil. "Mas kok belum pulang? Kenapa malah ke sini. Kan capek habis dari tempat Kinan." Ucapnya. Yuna langsung masuk ke dalam dan kembali menutup pintu mobil. Bukannya menjawab pertanyaan Yuna, Riko justru menarik kekasihnya itu ke dalam pelukannya. Ia menarik nafas panjang dan membuangnya sec
Ciuman itu kini terasa cukup panas. Riko bahkan sudah bermain lidah saat Yuna memberikan akses untuk Riko menciumnya lebih dalam. posisi Yuna masih di atas pangkuan Riko. udara panas tiba-tiba masuk ke tubuh mereka. keringat mulai keluar mewakili seberapa panasnya ciuman mereka saat ini. Riko melumat lebih dalam. ia juga tak pernah takut aksinya ini akan diganggu oleh tamu. karena orang-orang tak tahu jika dirinya punya apartemen kecuali Devan, namun Devan sendiri juga tak tahu dimana lokasi tepatnya. yang Devan tahu, ia punya apartemen. itu saja.Lenguhan pelan terdengar dari Yuna. seperti memberi tanda pada Riko jika dirinya siap untuk di DP lebih dulu. jam sudah menunjukkan hampir pukul dua belas malam. dan disaat orang-orang sudah tertidu, dua insan ini justru tengah asik saling pagut.lenguhan Yuna kembali terdengar. kali ini memang karena keisengan Riko mengusap perut ratanya. Riko menelipkan tangannya ke dalam baju kaos yang Yuna kenakan. dan untuk kali ini, ciuman itu terlep
Riko merasakan kelembaban di miliknya saat Yuna tiba-tiba berdiri sebentar dan duduk lagi. Ternyata kekasihnya itu berani sampai sejauh ini. Oh shit! Ia tak tahan lagi. Ia juga pria dewasa yang butuh pelampiasan. Sejak dulu ia selalu bermain solo dan itu sangat sulit baginya. Melihat Yuna yang seagresif ini, entah kenapa ia merasa hidupnya akan selalu memanas.Ini pertama kalinya si Joni bersentuhan langsung dengan daging kenyal ini. Namun walaupun begitu, ia tak berani memulai karena takut kebablasan. Ciuman itu masih berlangsung bahkan semakin memanas karena baik dirinya dan Yuna sama-sama menikmati dan mendesah. Apalagi Yuna yang sudah bergerak maju mundur.Gghhhh..Ini sangat nikmat.Desahan Yuna semakin membuat Riko terlena. Keringat dingin sudah mengalir di pelipis mereka masing-masing, padahal saat itu AC di ruang tengah itu menyala.Milik Riko yang semakin mengeras, memanjang dengan diameter yang cukup waw membuat Yuna semakin menggigit bibir bawahnya. Ia benar-benar ingin m
Yuna terbangun tepat pukul tiga subuh. Mimpi buruk membangunkannya yang membuatnya sulit untuk tidur bahkan sampai pagi tiba. "Jangan menyerah Yuna. Lo yang salah, jadi Lo harus tanggung jawab sama tubuh Lo sendiri." Ucapnya bermonolog. ia terus mencoba menyemangati dirinya sendiri. melupakan hal selamam dan semua yang terjadi di hari-hari sebelumnya. ia harus bisa keluar dari semua itu. di sini, ia tetap akan menyalahkan dirinya yang bisa bertindak seb.inal itu semalam. semua ini bukan salah Riko. bahkan Riko sudah menolaknya dan mencoba untuk menghentikan semuanya sebelum semuanya terlanjur, tapi dirinnya justru menggila dan tak mengindahkan permintaan riko semalam. Yuna menghela nafas panjang. ia akan memulai hidupnya dari sekarang tanpa cinta. dirinya yang sudah rusak seperti ini akan ia cari kekasih yang sepadan pula. "Semangat Yuna." Yuna keluar dari kamar kos nya. mulai hari ini ia akan menggunakan angkutan umum. jika sebelumnya ia menggunakan taksi online, tapi tidak untuk
Waktu pun berlalu. Hari berganti minggu minggu pun berganti bulan. Dan hari ini kemeriahan baru saja terjadi di kampung Harapan. Yuna dan Rama baru saja melangsungkan pernikahannya dan sudah sah menjadi sepasang suami istri. Pernikahan Yuna juga dihadiri oleh Riko. Dan sering berjalannya waktu juga Riko dan Rossa akhirnya berkomitmen untuk berpacaran. Dan hubungan mereka sudah berjalan 4 bulan. Tentu saja tanpa sepengetahuan keluarga Riko. Karena ia sendiri tak mau direkcoki lagi oleh orang tuanya. Rossa sendiri sudah mengetahui bagaimana hubungan Riko dengan kedua orang tuanya. Walaupun Rossa tidak menuntut namun Gadis itu selalu mengingatkan Riko untuk tetap menjalin hubungan baik dengan keluarga besar Riko. "Selamat ya." Ucap Riko pada Yuna dan Rama. "Lo jaga baik-baik Yuna. Awas kalau lu sakit tidur berhubungan sama gue." Ucap Riko membuat Rossa langsung cemberut."Tuh yayang bebeb kamu marah tuh."Riko langsung melirik ke arah Rossa yang merajuk menatapnya. "Hahahaha. Nggak ap
Sudah 1 jam Riko berada di Bandung. Dan sudah satu jam pula ia, Yuna dan Rama saling berbincang-bincang tentang banyak hal. Awalnya Yuna benar-benar merasa tidak enak dengan Rama , namun pria itu bisa meyakinkan Yuna kalau baginya tidak ada masalah tentang masa lalu Yuna dengan Riko. Masa lalu ya sebatas masa lalu, sekarang adalah masa depan dirinya dan Yuna, jadi tidak ada sakit hati atau kecewa dan sebagainya. Bahkan Riko pun tidak membahas lagi tentang masa lalunya dengan Yuna, Jadi mereka hanya bicara tentang sekarang. Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang. "Di sini ada yang jual makanan gak sih, laper aku." Ucap Riko sembari bertanya. Karena memang dari pagi ia belum makan. "Lapar? Kamu belum makan?" "Belum. Didatangi pagi-pagi cuma buat digambar bikin nafsu makan hilang." Rutuknya ."Ck! Kasihan banget sih hidup lu bro. Ya udah ke rumah gue yuk. Kebetulan ibu gue tadi masak banyak.""Eh, nggak usah. gue beli makanan di luar aja." "Nggak apa-apa sekalian Lo kenalan sama i
Kinan masih terdiam di dalam ruang rawatnya. Mulai dari ia siuman tadi sampai sekarang, ia belum melihat kehadiran abangnya Riko datang ke sini. Apa sekecewa itu abangnya padanya. Bahkan sampai ia dirawat seperti ini pun Riko tak melihatnya sama sekali.Ia juga tak berniat bertanya kepada suaminya karena ia sudah yakin Apa jawaban yang akan Mas Devan berikan padanya. "Sayang..." Devan mengejutkan Kinan karena muncul secara tiba-tiba. "Mas, mas Devan dari mana?" "Mas dari ruangan dokter." Jawabnya, "Apa kamu butuh sesuatu?" Tanyanya lagi dengan khawatir. Kinan menggeleng, "enggak mas. Cuma lagi mikir aja kenapa Bang Riko nggak ke sini. Apa sebenci itu bang Riko sama aku.""Sssttt.. udah Mas bilang jangan dipikirin dulu. Nanti terjadi sesuatu lagi sama kandungan kamu. Dokter bilang kamu harus jaga kandungan kamu agar anak kita di dalam juga nggak ikutan stres. Kalau urusan Riko sudah diurus sama papa. Jadi biar papa Yang menyelesaikan semua masalah dengan Riko.""Tapi sampai kapan M
Riko Baru saja sampai di rumah adiknya. Ia cukup terkejut mendengar Yuna mengatakan jika dirinya harus memberitahu Kinan untuk tak datang lagi ke kontrakan Yuna. Apa maksud Yuna? Apa Kinan pernah ke tempat tinggal Yuna?.Langit sudah mulai gelap saat Riko sampai di kediaman adiknya itu. Ia langsung nyelonong masuk tanpa permisi. "Kinan!" Teriak Riko membuat Kinan yang tadinya sedang bersantai di ruang tv langsung terkejut."Bang Riko?""Oh, kebetulan kamu di sini. Sepertinya kita perlu bicara Kinan." Ucapnya cukup sinis pada adiknya itu. Kinan yang melihat raut wajah Riko mendadak ketakutan. Beruntung di rumah sudah ada suaminya."Riko? Ada perlu apa ke sini?" Tanya Devan yang keluar dari dalam kamar."Gue nggak mau basa-basi di sini. Karena gua masih banyak urusan." Ucapnya. Riko lalu kembali melirik ke arah Kinan, "Abang mau tanya sama kamu Kinan, sejauh mana kamu ikut campur urusan Abang dengan Yuna?"Kinan tergugu. Ia tak tahu harus menjawab pertanyaan Abangnya seperti apa."Hey b
Yuna masih terisak sedih. Ia benar-benar tak bisa mengontrol hatinya. Ia benar-benar terluka dengan apa yang tadi Riko lakukan padanya. Ia tak menyangka Riko akan seperti itu. Pria itu sangat jahat."Sudah. Jangan berpikir yang aneh-aneh lagi. Semua sudah selesai.""Tapi aku nggak nyangka Rama kalau dia sampai sejahat itu. Ngancam bongkar aib aku kalau aku nggak mau ikut dia." Isaknya.Rama menatap Yuna yang masih menunduk. Ia tersenyum lucu. Rama meletakkan tangannya di atas kepala Yuna dan sedikit menunduk untuk bisa mensejajarkan wajahnya dengan Yuna, "Jangan pikirkan lagi. Kamu tahu, aku nggak peduli soal dia. Tapi aku pastikan, dia tak akan berani lagi untuk seperti tadi sama kamu." Ucap Rama penuh yakin.Yuna menatap penuh mata Rama dan itu membuat kepercayaan diri-annya kembali lagi. Ia lalu mengangguk. "Sekarang, hapus air mata kamu, kita ke rumahku." Yuna kembali mengangguk. Ia mulai kembali melangkah, walaupun langkahnya ada sedikit keraguan namun ia mencoba meyakinkan diri
Seperti janjinya pada ibunya, pagi-pagi sekali Rama sudah bersiap untuk menjemput Yuna dan membawanya ke rumah. Tentu saja kegigihan Rama ini mendapat godaan dari orang tuanya. Dan fakta bahagia yang Rama terima lagi pagi ini adalah bahwa ayahnya juga tidak mempermasalahkan tentang status keluarga Yuna. Yang jelas yang mereka tahu Yuna adalah anak baik-baik. Yuna adalah gadis yang penuh dengan sopan santun. apalagi sapaan Yuna pada warga sekitar sangat ramah dan lembut. Jika Yuna tidak mau berhubungan lagi dengan masa lalunya, tidak apa-apa. mereka akan dengan senang hati menerima Yuna di kampung ini. Bahkan mereka akan senang hati menerima sebagai menantunya.Rama berjalan kaki untuk sampai di rumah Yuna. Bahkan pria itu tak menyadari jika Yuna masih tertidur. Rama mencoba menghubungi ponsel Yuna. "Halo..." Sapa Yuna dari seberang sana dengan suara yang masih serak membuat Rama tertawa. "Kamu masih tidur? ya ampun Maaf aku ganggu ya.""Siapa ini?"Tawar Rama kembali meledak. Bahka
PLAAKK!!"Kamu benar-benar kurang ajar Riko!!!" Teriakan Hartono pada Anak laki-laki semata wayangnya itu. Tamparan keras baru saja ia layangkan pada Riko yang kini sudah terlihat seperti orang gila. Sangat tak terurus.Sementara Ayu, wanita itu menatap anaknya dengan tatapan frustasi. Ia selalu menangis setiap Riko kembali dalam keadaan mabuk."Mau sampai kapan kamu seperti ini terus? Kamu ingin perusahaan ini hancur?" Teriak Hartono lagi.Riko yang tadi terdiam karena rasa panas dari tamparan keras itu belum hilang di pipinya, tiba-tiba tertawa menakutkan."Apa yang papa mau dari aku? Anak laki-laki yang sempurna? Bawa Yuna padaku dulu.""RIKO!!" Kali ini giliran Ayu yang berteriak. "Kamu jangan gila Riko. Mau dikemanain muka kami kalau kamu sama perempuan tak jelas itu!!""Ma, ini hidup Riko. Riko yang jalani semuanya. kenapa Mama dan papa yang ngatur. Riko berhak pilih masa depan Riko sendiri ma." "Kamu memang berhak Riko, tapi tidak dengan perempuan itu.""Emangnya kenapa? Yuna
Terkadang apa yang kita rencanakan dengan begitu matang tidak bisa kita realisasikan di dalam kehidupan kita. karena memang Tuhan yang tidak mengizinkan. Terkadang ada pula kita tidak menginginkan hal itu tapi Tuhan memberikan itu. Jadi mau tidak mau, kita harus menerimanya bagaimanapun kondisinya.Seperti yang saat ini Yuna rasakan. Ia tak menginginkan kehidupan seperti ini. Banyak kehidupan yang indah yang sudah ia khayalkan untuk masa depannya namun Tuhan tidak mengizinkan kehidupan indah itu masuk dalam hidupnya.Jadi mau tidak mau, ia harus menerima semua takdir yang Tuhan tuliskan untuknya. menerimanya dengan lapang dada tanpa protes apapun.Ini ia harus menatap ke depan. Menata kehidupannya untuk menjadi yang lebih baik. Walaupun nanti rintangan akan datang, ia harus bisa melalui semua itu. Mengakui kesalahan dihadapan Tuhan itu jauh lebih baik. Dan mau berubah agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Yuna kini menatap lurus pria yang saat ini mulai memetik beberapa straw
Pagi menyapa. Yuna masih asik bergelung nyaman dalam selimut tebalnya yang baru ia beli kemarin. Dan hari ini, ia ada janji bertemu dengan Rama. Oh ya, dua hari sudah berlalu sejak kejadian ciuman panas waktu subuh di teras kontrakan Yuna. Dan sejak saat itu juga, hubungan Yuna dan Rama kembali mencair. Rama bahkan semakin gencar memberikan perhatian pada Yuna walaupun sesekali pria itu juga terus mengatakan jika cintanya terluka karena Yuna. Tapi Yuna selalu menganggapnya sebagai lelucon dari Rama.Yuna menggeliat. Hari ini hari Minggu dan ia berencana untuk ke kebun strawberry milik Rama lagi. Ia ingin memetiknya kembali. Dan ia sudah janji dengan Rama ke sana pukul delapan nanti. Yuna melirik jam di ponsel kecilnya dan masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Tapi ia akan bersiap. Hari ini ia juga berencana akan ikut masak bersama dengan para ibu-ibu di sini karena nanti sore ada acara silaturahmi kampung. Kata Rama, acara itu biasanya akan dimeriahkan dengan karaoke kecil-kecilan di