Share

LOVE, BIAN

"Harusnya kau merasakan rasa takut ini lebih awal," sambung Nevan lagi.

Nevan tidak bisa memberi tips apapun karena menurutnya Bian harus menikmati rasa sesalnya dulu. Nevan sudah lebih dari cukup menasehati Bian agar tahu kapan ia harus berhenti.

Bian tenggelam dalam pikiran keruhnya. Baru satu hari, ia tidak melihat Jihan, rasanya sudah sekacau ini, padahal sebelum ini, ia tidak merasa begitu harus melihat entitasnya.

Karena dirasa bertemu Nevan tidak banyak membantu, Bian memilih pulang dan itu semakin menambah rasa sesak di dadanya.

Bian duduk termenung di dapur. Melihat ke arah meja yang sering Jihan gunakan untuk memasak. Dapur tersebut seperti tidak memiliki kehidupan. Bian menatap tak selera pada meja makan yang sudah juru masak siapkan hari itu.

Bian memasuki kamar yang masih berantakan. Para pelayan tidak berani masuk ke kamar Tuan dan Nyonya mereka jika tidak ada perintah lebih dulu. Bian masih bisa mencium bau habis bercinta sisa semalam. Bian melepas seprei dan selimu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status