Home / Pernikahan / Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami / 144. Teriakan Minta Tolong yang Semakin Jelas

Share

144. Teriakan Minta Tolong yang Semakin Jelas

Author: Diganti Mawaddah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tomi mengikuti nasihat teman-temannya. Ia belanja banyak makanan ringan, termasuk roti, dan kue. Di dalam kamar yang ada Luisa di dalamnya, ada kamar mandi, kulkas, dan ada teko listrik untuk membuat air panas. Tomi bahkan membawakan rice cooker dan juga beras untuk Luisa. Ia juga meminta saudaranya untuk membumbui ayam agar tinggal goreng saja. Ada beragam rasa mi instan kuah dan juga goreng.

Luisa yang lelah karena pikirannya, tidur begitu pulas. Wanita itu tidak tahu kapan Tomi membawakan aneka makanan dan juga rice cooker serta beras.

Pagi hari ia terbangun saat azan subuh berkumandang. Ia tidak tahu juga bahwa kamarnya sudah dipenuhi makanan, karena lampu kamar yang padam. Luisa berwudhu, lalu solat subuh.

Tanpa sengaja kakinya menendang bungkusan plastik. Luisa terkejut, langsung menyalakan lampu. Ia melihat ada banyak makanan di dalam kamarnya. Di atas meja dan juga di lantai. Ada juga rice cooker dan beras. Apa ini? Pikir Jelita terheran. Wanita itu bergegas membuka kulkas d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Diganti Mawaddah
belum ngeh karena suaranya kedengeran jauh ya
goodnovel comment avatar
Carla
yaa ampun, pak itu suara anak kamu yg minta tolong loh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   145. Tetangga

    "Anunya bau kali ya, masa baru tiga hari nikah udah ditinggal begitu saja. Mana katanya juragan pergi ke Yogyakarta dan belum balik.”“Eh, malah pas disusulin gosipnya gak bisa masuk rumah suami sendiri. Sama aja kayak nikah bohongan ya kan? Cuma ngangkang dua kali karena keburu datang bulan, terus ditinggal pergi suaminya yang tukang kawin itu. kalau saya sih, pasti malu banget karena jadi istri gak dianggap. Sombongnya kemarin dinikahi juragan, tetapi gak dapat apa-apa. Dua puluh juta bisa buat beli apa sih, hari gini? Apalagi bapaknya gak kerja, maunya juga banyak.”“Emang, yang bagus doang itu nasibnya Rana. Walau nikah komtrak, tapi kayaknya bahagia loh. Status Rana sama mertuanya lagi di Bali. Wah, aman harta warisan kalau bisa sampai disayang mertua.” Adis hanya bisa menggeram saat tanpa sengaja ia mendengar percakapan ibu-ibu tetangga yang membicarakan nasib dirinya. Gadis itu mungkin akan tahan saat dibilangmacam-macam tentang pernikahannya, tetapi ia langsung terusik

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   146. Adis Memaksa Masuk

    "Aku hamil, Sya." Suara Jelita pelan. Wanita itu masih lemah karena ia terus saja muntah saat makanan masuk ke dalam mulutnya. Syabil tidak bisa berangkat untuk menjaga Juragan Andri kemarin dan hari ini, ia tidak berniat izin lagi, tetapi kalau tidak izin, ia tidak tega juga dengan Jelita."Iya, kemarin dokter udah bilang. Saya udah nebak karena kita gak pernah pake pengaman. Tapi saya gak tahu juga secepat ini karena di pernikahan Non sebelumnya, dua tahun setengah menikah belum juga dapat anak. Ternyata selain enak, saya juga kudu siap kalau jadi anak. Terus sekarang gimana? Non emangnya mau nikah sama saya?" "Mau." Syabil menepuk keningnya. "Saya bisa dibunuh juragan kalau begini ceritanya. Ya sudah, nanti kalau udah enakan, kita pulang ke Indonesia aja deh. Mudah-mudahan itu penjahat gak menangkap kita." Syabil berdiri dari duduknya. "Saya berangkat kerja gak papa ya?" Jelita hanya mengangguk saja. "Saya sudah siapkan bubur dan ada buah pisang di atas meja. Buah mangga juga s

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   147. Guci Antik

    "Halo, Udin, apa rumah aman?" "Halo, Bu Gina, alhamdulilah...."Srek!Adis berhasil merampas ponsel Udin. "Halo, maaf, saya istrinya Juragan Andri yang baru sepuluh hari dinikahi. Saya mau masuk ke dalam rumah, tetapi tidak bisa. Saya dilarang masuk. Apa ini sodaranya suami saya?""Iya betul, kamu Adis?""Iya, Bu, benar saya Adis. Apa saya boleh masuk ke rumah suami saya?""Tentu saja boleh, tapi kamu gak boleh sembarangan masuk ke kamar yang ada di rumah itu ya. Kamar tamu adanya di bawah, sedangkan kamar khusus Andri tidak bisa dimasukin siapapun. Istrinya pun tidak boleh. Kalau kamu patuh, kamu bisa masuk. Minta Udin bukakan pintu.""Baik, Bu, saya akan patuh." Adis memberikan ponsel pemuda itu kembali. Udin hanya bisa menghela napas. Jika sudah di ijinkan Bu Gina, maka ia bisa apa?"Udin, bukakan pintu rumah untuk Adis. Ia boleh ada di sana, jangan dilarang.""I-iya, Bu, saya hanya menjalankan tugas dari juragan.""Iya, saya paham. Kamu boleh bukakan pintu untuk Adis ya. Terus k

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   148. Pak Darmono Melihat Luisa

    Syabil pulang ke rumah pukul sebelas malam. Ia sudah minta ijin pada Bu Gina dengan alasan ia sedang tidak enak badan. Pemuda itu pulang dengan membawa oleh-oleh buah apel dan jeruk. Jelita begitu senang menyambut Syabil pulang, meskipun dalam keadaan lemas. Ia bergerak sebisanya untuk tetap membuatkan teh untuk Syabil."Hari ini makan gak?" tanya Syabil setelah ia selesai mandi dan duduk di dekat Jelita."Makan, tapi gak banyak. Kalau buah bisa aku makan sampai habis. Apalagi buah mangga." Jelita tersenyum senang. "Masih ada dua biji lagi belum terlalu matang. Jangan di makan dulu. Makan buah jeruk saja." Jelita mengangguk paham. Syabil makan roti dan juga minum teh buatan Jelita sebelum ia pergi tidur. "Non, karena Non lagi sakit begini, Non balik ke Indonesia aja ya. Tinggal di rumah. Ada Udin dan nanti ada perempuan yang mengurus Non Jelita." Jelita yang tadinya berbaring, langsung duduk tegak dengan wajah terkejut."Pulang sama kamu kan?""Bukan, tapi sendiri.""Gak mau kalau g

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   149. Dicari Polisi

    "Bapak tidur di mana?" tanya Adis pada bapaknya yang tengah menonton film di televisi berukuran amat besar, mirip layar bioskop."Di kamar pembantu saja. Gak papa, nyaman juga di sana. Ada kipas angin yang kayak AC itu loh. Kasurnya juga sangat empuk, beda dengan kasur di rumah. Bapak tidur di sana saja. Kenapa? Kamu gak bisa tidur?" tanya Pak Ramdan."Iya, Pak, iseng di kamar tamu. Tapi ya sudah, saya mau maksain merem aja, siapatahu pules. Tidur pakai AC gak biasa, jadinya susah pules.""Wah, anak Bapak harus belajar adaptasi lingkungan orang kaya karena udah jadi istri orang kaya kan. Sudah sana tidur, Bapak masih mau nonton. Acara di televisi rumah ini bagus-bagus. Gak perlu pakai set top box udah jernih gambarnya. Di kamar tamu ada tivinya gak?" Adis mengangguk "Nyalakan saja tivi di kamar kamu kalau iseng." Adis pun masuk ke dala kamarnya, lalu menyalakan televisi dengan siaran TV kabel itu. Ada banyak film yang seru, hingga tanpa terasa ia menonton hingga jam tiga subuh.Di ru

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   150. Pulang ke Jakarta

    "Aku gak tahu, Sya," jawab Jelita gugup. "Syukurlah kalau Non memang tidak tahu karena kalau Non tahu, pasti Non dinyatakan bersalah karena diam saja saat mengetahui ada penyekapan.""Aku bersumpah aku gak tahu, Sya. Kamu nakutin aku aja nih." Syabil tersenyum. "Kalau gitu, saya akan ikut pulang ke Indonesia. Saya akan dampingi Non di sana.""Lalu kerjaan kamu?""Saya akan beli tiket untuk berangkat sore nanti. Semoga masih ada seat kosong. Pagi ini saya ke rumah sakit dulu, sekalian pamit sama Bu Gina.""Bu Gina?" Jelita seperti tidak asing dengan nama tersebut. "Iya, Bu Ginapok yang meminta saya mengurus sodaranya yang sakit. Sudah, saya berangkat ke rumah sakit dahulu ya. Siang nanti kita balik sama-sama." Jelita tersenyum sambil mengangguk. Begitu Syabil pergi, Jelita tidak bisa melanjutkan kembali tidurnya, padahal biasanya ia akan tidur lagi setelah Syanil berangkat kerja. Wanita itu takut akan nasibnya saat nanti tiba di kampung. Lalu bagaimana papanya dan ada di mana papan

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   151. Pamer

    Bu Hera dan Rana menumpang taksi online untuk pulang ke rumah yang mereka sewa. Ada dua orang polisi berjaga di depan sebuah rumah besar yang sudah diberi garis polisi. Bu Hera dan Rana tentu saja terus menata ke arah rumah tersebut.“Ada apa ya? Apa rumahnya kemalingan?” tanya Bu Hera pada Rana.“Kamu juga baru lihat?” tanya wanita itu lagi pada Rana dan Rana mengangguk.“Tadi pagi berangkat ke rumah sakit gak ngeh, Ma. Kira-kira ada apa ya? Kalau rampok berarti lingkungan di sini gak aman domg ya? Tapi kata Pak Samsul lingkungan tempat tinggal saudaranya ini aman, Ma,” komentar Rana. Taksi yang mereka tumpangi pun sudah berhenti tepat di depan rumah mereka.“Ada wanita hamil disekap di rumah besar itu, Bu. Ada masuk TV dan ramai beritanya. Sampai sekarang polisi masih mencari tahu pemilik rumah dan siapa yang menyekap wanita hamil itu di dalam sana.” Bu Hera dan Rana saling pandang. “Wah, serem ya. Makasih informasinya, Pak.” Bu Hera masuk ke dalam rumah setelah Rana mem

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   152. Jelita Bertemu Adis

    "Selamat malam Non Jelita, apa kabar?” sapa Yadi dan Udin bersamaan.“Malam Udin dan Yadi. Saya sehat sejak ada Syabil di dekat saya,” jawab Jelita sambil mencolek lengan Syabil yang tengah memegang koper Jelita. Udin dan Yadi tertawa. Jika Udin sudah tahu tentang kisah Syabil dan anak juragannya, beda dengan Yadi yang belumtahu apa-apa. Hanya saja, Syabil masih merahasiakan kehamilan Jelita pada orang lain. Untuk saat ini, hanya dirinya dan Jelita yang tahu bahwa wanita itu tengah hamil.“Katanya saya ada tamu ibu sambung dan kakek sambung. Orangnya di mana?” tanya Jelita pada Udin.“Ada di dalam kalau Mbak Adis, tetapi bapaknya sedang keluar.”“Oke, di rumah ini tidak mungkin ada kakek sambung karena saya tidak nyaman. Saya tidak ijinkan pria itu untuk masuk ke sini. Cukup anaknya saja. saya gak suka rumah sayan dimasuki orang asing.” Petuah itu tentu saja disambut senyuman oleh Udin dan Yadi. Akhirnya satu orang benalu pergi dari rumah majikannya. Tersisa satu wanita yang a

Latest chapter

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   260. Ekstra part

    "Ma, Kevin gak bersalah, Ma. Wanita itu memfitnah Kevin. Kevin gak tahu apa-apa soal Dion dan Kevin gak kenal wanita itu!" Kevin terus merengek pada mamanya dari balik jeruji besi. "Mama justru bingung sama kamu. Kalau kamu gak kenal, kenapa wanita bernama Elsa itu punya semua buktinya? Dia sampai punya struk pembayaran hotel, villa, bukti chat ponsel, bukti transfer, dan rekaman suara kamu berencana mencelakai lelaki bernama Dion. Mama gak bisa bantu kamu, Kevin. Mama harap kamu bertaubat! Pantas Tuhan tidak ijinkan Mama berbesan dengan Bu Rana, ternyata emang anak Mama yang gak pantas bersanding dengan putri mereka.""Mama, semua itu fitnah! Mama harus percaya Kevin." Namun yang dilakukan wanita adalah segera beranjak dari penjara. Tujuannya hari ini adalah pergi ke rumah orang tua Elsa. Ya, ia harus mendengar cerita tentang Elsa dan juga Kevin.Bu Dian terheran-heran melihat kedatangan seorang wanita yang tidak ie kenal."Ibu siapa ya?" tanya Bu Dian yang saat ini sedang menimang

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   259. Pengantin dan Keputusan

    Dewasa(21+) Romi dan Mutia sudah tiba di Bali. Tiket honeymoon pemberian Elsa tentu saja saja tidak akan dilewatkan oleh keduanya. Ya, Elsa-lah yang memberikan Romi tiket bulan madu sebagai hadiah pernikahan kedua suaminya. Sampai kapan pun Elsa merasa tidak akan bisa membalas semua kebaikan dan juga ketulusan suaminya. Pemuda yang menjadi tersangka atas skandal yang ia susun bersama kekasihnya Kevin. Sebuah foto dikirimkan Mutia pada Elsa sebagai informasi bahwa mereka sudah sampai di kamar pengantin yang dipesan oleh Elsa. Selamat berbulan madu. Itulah pesan yang dibalas oleh Elsa. Mutia memperlihatkan balasan pesan pada suaminya. “Aa yakin kalau Mbak Elsa baik-baik saja? kenapa diterima hadiah bulan madu seminggu ini. Mahal banget loh,. Padahal papa juga mau kasih tiket bulan madu, tapi udah keduluan Mbak Elsa,” kata Mutia tisak enak hati. Romi tersenyum hangat, lalu menarik Mutia dalam pelukannya. “Ing

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   258. Senangnya Dalam Hati, Punya Dua Istri

    “Kamu ini, Pa, gak dapat ibunya, tetap saja terobsesi dengan keluarganya. Anak sendiri masih muda, cantik kaya, malah dapatnya suami orang. Nambah anaknya pula.” Rana terus menggerutu di kursi orang tua pengantin. Wanita itu masih tidak ikhlas jika putrinya menikah dengan Romi; anak dari wanita yang dahulunya digilai suaminya. Ditambah posisi Romi saat ini masih istri dari Elsa yang baru tiga puluh dua hari yang lalu melahirkan, tentu saja pernikahan yang seperti terburu-buru ini mengundang banyak gosip di luaran sana. “Ma, anaknya saling suka, kok. Kenapa kita harus gak setuju? Romi itu anak baik. Solatnya rajin dan juga pintar. Dia belum lulus aja udah dapat kerjaan. Pernikahannya dengan Elsa itu kecelakaan, bukan seperti pernikahan lainnya. Mama gak perlu khawatir, anak perempuan kita pasti senang dan bahagia bisa menikah dengan pujaan hatinya.” Levi tersenyum pada para tamu undangan yang sedang berjalan ke arahnya untuk bersalaman. Di seberang kursi orang tua ada L

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   257. Mendadak Mulas

    "Selamat Pak Romi, bayinya lelaki dan lahir dengan selamat, meskipun baru delapan bulan di dalam perut.""Alhamdulillah, apa saya bisa melihat istri saya, Dok? Istri saya beneran gak papa?""Nggak papa, Pak, semuanya sehat selamat. Lagi disiapkan dulu untuk pindah kamar ya. Bayinya juga dibersihkan dulu, baru nanti bisa diazankan.""Berat badannya berapa, Dok?" tanya Bu Diana menyela."Beratnya tiga kilogram lebih dua ons. Panjangnya empat puluh sembilan. Normal semua dan tampan." Romi tersenyum senang sambil menoleh pada mertuanya. "Alhamdulillah, terima kasih banyak, Dok." Semua orang yang ada di sana ikut senang dengan kabar yang diberikan dokter, termasuk Luisa dan suaminya. Meski mereka tahu yang lahir bukanlah cucu dari benih anak mereka, tetapi mereka tidak keberatan dan tetap menerima Elsa. "Selamat Romi, terima kasih sudah menjaga Elsa dengan baik. Bunda gak sangka anak lelaki Bunda bisa hebat sekali seperti ini," ucap Luisa sembari memeluk putranya. Romi terharu, hingga ad

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   256. Persiapan Pernikahan

    "Mama gak habis pikir sama kamu, Elsa. Apa maksud kamu membiarkan Romi menikahi gadis bernama Mutia? Romi itu suami kamu. Dia peduli sama kamu, Elsa. Kamu hamil dan dia juga sayang sama anak kamu!" Bu Diana hampir menangis saat mengetahui kabar bahwa Romi baru saja melamar gadis bernama Mutia. "Gak adil buat Romi, Ma. Sampai saat ini saya gak tahu bagaimana saya di masa lalu. Saya juga gak ngerti hubungan saya dan Romi seperti apa. Ternyata Romi punya wanita yang ia suka, begitu juga sebaliknya. Romi terlalu baik, Ma. Gak mungkin Elsa tega mengambil Romi. Setelah anak ini lahir, Elsa akan melepas Romi. Ini sudah keputusan Elsa. Romi pun setuju. Mama gak usah khawatir, Elsa gak papa. Elsa udah anggap Romi itu adik Elsa. Benar dia sayang Elsa, tapi sebagai kakak, bukan pasangan karena Romi menyukai dan mencintai Mutia. Bulan depan mereka akan menikah, dua Minggu menjelang saya HPL, semoga saja berjalan lancar." Bu Dian memijat keningnya. Ia tidak bisa begitu saja merubah keputusan putr

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   255. Berdamai dengan Takdir

    "Mbak Elsa mau tinggal di sini?" Romi menatap Elsa tidak percaya."Iya, mau di sini saja nginep lagi. Rumah bunda kamu adem." Romi merapikan baju kemeja yang hari ini ia pakai ke kampus. Pemuda itu tidak keberatan saat istrinya membantu mengancingkan beberapa kancing kemeja bagian bawah. "Saya mau kuliah.""Iya, yang bilang kamu mau konser itu siapa? Kuliah aja. Aku mau di sini. Ini kan rumah suamiku." Elsa memegang kedua pipi Romi sambil tersenyum."Boleh? Kalau gak boleh, aku cium, nih!" pemuda itu tidak punya pilihan selain setuju. Elsa tertawa, lalu mengambil tas ransel Romi untuk dibawa ke depan."Aku tunggu di ruang makan ya." Romi menatap pintu yang tertutup kembali. Tidak ada debat di jantungnya, seperti bila ia berdekatan dengan Mutia. Murni sikapnya pada Elsa adalah bentuk perhatiannya sebagai suami. Ditambah Elsa yang sedang amnesia bersikap begitu baik, maka tidak ada alasan baginya untuk membalas sikap buruk Elsa sebelum kejadian kecelakaan itu. Gegas ia menyemprotkan p

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   254. Rumah Mertua

    "Halo, Bun, assalamualaikum." Elsa menyapa sembari mencium punggung tangan ibu mertuanya yang berkurang lebar. Luisa, hari ini ia kedatangan tamu spesial. "Wa'alaykumussalam." Luisa memperhatikan wajah putra dan juga menantunya bergantian."Kalian sudah makan?" "Sudah, Bunda, saya makan makanan di klinik tadi. Boleh duduk ya, Ma." "Oh, iya, duduk aja!" Luisa sedikit canggung. Ia tidak suka dengan Elsa, itu sudah jelas, tetapi Elsa yang malam ini datang ke rumahnya adalah Elsa yang tengah amnesia. "Mau minum apa?" Romi menurunkan ranselnya."Mau air putih saja. Apa saya boleh ambil sendiri ke dalam? Saya mau lihat-lihat rumah mertua." Elsa tersenyum lebar. Sekali lagi Luisa menatap Romi dengan penuh tanda tanya. Putranya itu hanya tersenyum tanpa berkata apapun ."Ada di sebelah kanan." Luisa menunjuk dapurnya. Elsa berjalan melewati mertuanya dengan sedikit membungkuk sopan. "Kenapa dia?" tanya Luisa tanpa suara pada Romi."Lagi bener," jawab Romi juga tanpa suara. Pemuda itu men

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   253. Istri Kedua

    "Gadis yang kemarin pacar Romi?" Elsa menaruh kembali gelas yang hampir saja menyentuh bibirnya. "Bukan, Ma, hanya dekat saja." Elsa meneruskan minum susu ibu hamil."Masih muda. Teman kampus?" Elsa mengangguk."Kayaknya suka Romi." Elsa tersenyum."Iya, kelihatan kok. Kalau tidak suka, mana mungkin berani ke sini hanya ingin tahu kenapa pesannya tidak dibalas." "Lalu kamu?" Bu Dian penasaran dengan raut wajah putrinya."Biasa saja. Tidak cemburu juga. Kehidupan Romi di luar sana bukan sepenuhnya menjadi urusan Elsa. Apalagi masalah hati. Elsa kira, mungkin akan bisa terus menjadi istri Romi, tetapi karena Elsa hamil dan Romi sebenarnya punya kekasih, lebih baik kami berpisah, Ma. Elsa gak papa.""Nak, k-kamu harus tarik ucapan kamu tadi," ujar Bu Dian terkejut. Elsa menggelengkan kepala."Kami masih bisa silaturahmi seperti saudara, Ma. Mama jangan khawatir." Elsa bangun dari duduknya sambil membawa piring kue berisi brownies.Bu Dian hanya bisa menatap kasihan pada putrinya. Nasib

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   252. Siapa Mutia?

    "Jadi kalian pacaran?" tanya Elsa pada Romi dan Mutia. "Kami teman, Mbak," jawab Mutia jujur. "Lalu, ada apa ke sini? Apa kamu belum tahu bahwa Romi sudah menikah?" tanya Elsa tanpa memutus pandangannya terhadap Mutia."Sudah tahu, hanya A Romi udah gak ke kampus dua hari. Saya kira sakit. Wa saya gak dibalas, hanya dibaca saja." Elsa tersenyum pada suaminya. "Karena dia sedang menjaga saya. Jangan sungkan, kalian bicara saja, saya gak mau ganggu. Saya mau istirahat.""Biar saya bantu, Mbak," ujar Romi sudah berdiri untuk memapah Elsa."Aku belum jompo." Elsa mencebik, lalu berjalan masuk ke kamar.Kini, Romi dan Mutia ada di taman belakang. Mutia canggung berduaan saja dengan Romi di rumah mertua lelaki itu."Jadi, apa yang membawa kamu sampai di sini? Kamu nekat sekali," kata Romi sambil menggaruk rambutnya yang tidak terlalu gatal. "Mutia hanya ingin tahu kabar A Romi. Karena pesan Mutia gak dibalas.""Aku gak papa, Mutia. Terima kasih atas perhatian kamu. Sekarang aku masih su

DMCA.com Protection Status