Di sebuah motel yang terletak dekat dengan pelabuhan Tanjong Priok, seorang wanita paruh baya berseragam maid sedang membujuk seorang anak gadis untuk makan. Namun ia tidak berhasil karena gadis itu selalu menolak. Jelas saja, ia menolak karena gadis itu merupakan korban penculikan. Rupanya, Farah sudah berada di luar kota. Sang ketua penculik membawanya ke sana karena sudah berniat akan menjual Farah. Misi utamanya sebenarnya ialah membuat keluarga Darren Dash menderita. Caranya ialah ia akan membuat putri kesayangannya juga menderita dengan cara memisahkannya dari keluarganya. Namun, tak hanya itu, otak licik dan cerdiknya ikut berperan dan segera mengambil kesempatan! Ia akan mengambil keuntungan pula dari aksinya tersebut. Gadis itu ibarat berlian yang sangat berharga maka ia akan menjualnya.Di tempat tersebut, ia sudah mendapatkan tawaran pertama dari seseorang yang terobsesi menginginkan gadis itu.“Nona cepatlah makan! Kalau Nona tidak makan nanti Bos semakin marah pada Nona.
Yusuf seketika bersemangat saat melihat denah di mana lokasi Farah berada. Ia baru teringat jika ia diam-diam memasang aplikasi pelacak pada ponsel Farah. Karena panik dan ketakutan, ia akhirnya lupa.Yusuf baru mengingatnya setelah mengikuti mobil polisi yang mengintai anak buah penculik tersebut. Saat itu mungkin ponsel Farah bisa saja terjatuh atau hilang. Namun tepat pukul tiga dini hari, akhirnya Yusuf bisa menemukan titik koordinat di mana Farah berada atau ponselnya berada. Ada dua kemungkinan yang terjadi.Yusuf sengaja tidak menelepon Farah, khawatir ponselnya itu memang sudah direbut oleh penculik. Ia hanya menggunakan petunjuk itu untuk mendekati lokasi tersebut.Remaja itu pun berusaha mengabari kepolisian soal lokasi Farah berada. [Farah berada di motel sekitar dermaga Tanjung Priok.]Yusuf menghubungi pihak kepolisian. Naasnya, ia menggunakan ponsel lain bukan ponsel yang biasa digunakan. Oleh karena itu, ia dianggap penipu. Apalagi ia menelepon saat pagi buta.Tut, tut
Yusuf buru-buru memakai masker dan topinya agar tidak dikenali oleh para anak buah penculik tersebut. Rupanya di luar dugaan mereka, para anak buah pria juga ikut masuk namun mereka seolah disebar di kabin yang berbeda agar tidak terlihat mencurigakan.Yusuf berusaha membaringkan Farah yang berada dalam setengah sàdar. Ia pun ikut berbaring di sampingnya seolah mereka suami istri agar tidak dicurigai. Sebelumnya, Yusuf memesan kabin eksekutif namun ketika ia menemukan anak buah penculik itu berada di sekitar sana, sudah barang tentu sangat membahayakan.Ia menukar kabinnya dengan penumpang kelas ekonomi, sepasang suami istri. Mereka sangat berterima kasih pada Yusuf. Yusuf hanya meminta bayaran kerudung dan celana panjang untuk bisa dikenakan oleh Farah. Kini Farah sudah berada dalam keadaan tertutup. Ia pun memasangkan masker pada gadis itu.Usaha Yusuf melindungi Farah dengan begitu hebatnya. Ia akan berkorban apapun untuk menyelamatkannya.Waktu seakan berjalan lamban. Yusuf menata
Farah segera meminum obat demam yang diberikan oleh Yusuf. Namun, rupanya tidak mempan. Suhu tubuhnya tetap saja sangat panas. “Yusuf, aku dingin. Apa aku akan mati di sini?” imbuh Farah menggertakan giginya beberapa kali. Farah menjadi mengalami kecemasan. Mungkin karena demam, ia mulai meracau tak karuan. Melihat kondisi Farah membuat Yusuf menjadi semakin panik. Namun ia berusaha mengontrol kepanikannya. Jika ia sama panik dengan Farah mereka akan kesulitan sendiri.Yusuf berkata dengan tenang. “Sabar ya! Kalau sudah tiba di pelabuhan kita akan pergi ke rumah sakit.”Yusuf semakin menarik tubuh gadis itu untuk dipeluknya. Lagi, ia hanya ingin membuatnya hangat. Waktu berlalu cepat, Farah dan Yusuf pun merasa mulai mengantuk. Yusuf yang tidak tidur semalaman demi mengintai Farah dan Farah yang tertidur karena obat.Seorang wanita bernama Anisa membangunkan mereka berdua yang tengah duduk bersebelahan. Yusuf tidur dengan posisi merangkul pundak Farah di sisinya. Kepala Farah berlabu
Setelah mendapat telepon dari Yusuf, Darren Dash dan anak buahnya bergegas menuju rumah sakit yang dituju. Ketika kehilangan kontak saat di motel, Tanjung Priok, Jakarta utara, ia dan timnya tak mengambil tempo, langsung terbang menjemput mereka. Sisi lain, Maesarah Basri dan Muhammad Attar memilih menunggu di pelabuhan. Mereka mempercayakan pada tim Darren Dash untuk menyelamatkan ke dua anak remaja itu. Pada saat itulah mereka menepikan ego mereka demi sebuah aksi penyelamatan.“Nah, Sayang, ternyata Allah sudah mengabulkan doa kita.”Darren Dash berkata pada istrinya yang duduk di sampingnya sembari berderai air mata. Namun tangisan Nuha kali ini tangisan penuh syukur dan haru, akhirnya putri kesayangannya selamat dan ditemukan. Kendati hatinya berdebar-debar karena mereka belum bisa langsung menemui mereka. Saat ini mereka masih berada di dalam taxi menuju ke rumah sakit. Dengan kekuasaan yang dimiliki Darren Dash, ia langsung meminta pertolongan pada pihak kepolisian di sana un
“Yusuf, apa? Cepat katakan!! Mau bicara apa?” Farah yang tak sabaran langsung menyerbu Yusuf dengan pertanyaan. Sungguh Yusuf merasa malu mengatakannya. Namun jika ia tidak mengatakannya, maka kapan lagi? Remaja lelaki itu sudah tidak memiliki waktu. Yusuf berkeringat dingin. Jantungnya berdebar-debar. Ia tak pernah nembak seorang gadis sebelumnya. Ia pun menguatkan hatinya. Ia begitu takut jika cintanya ditolak oleh Farah lalu Farah justru bersikap berbeda padanya karena mereka terjebak dalam friendzone.“Farah, aku harap, kau tidak akan marah setelah mendengarnya. Aku harap kita akan tetap berteman,” imbuh Yusuf dengan berhati-hati. Ia mengusai rambutnya beberapa kali dan menarik nafas dalam.“Mengapa aku harus marah padamu Yusuf? Memang apa sih??” desak Farah dengan agak kesal. Ia dilanda penasaran. Yusuf seperti sedang memberinya tebak-tebakan.Eh hem, Yusuf berdehem untuk mengusir rasa canggung di antara mereka. Ia menegakan tubuhnya dan menatap Farah yang juga sedang duduk me
Nuha dan Darren berucap ribuan syukur karena hasil tes visum menyatakan bahwa putrinya sama sekali tidak mengalami pelecehan seksual. Para penculik belum melakukan hal sejauh itu. Saat itulah mereka merasa kehadiran Yusuf memang sangat berarti. Jika tidak ada anak remaja lelaki itu. Mungkin sesuatu yang fatal akan menimpa putrinya!!Mereka saling berpelukan dan menguatkan. Setelah melihat hasil tersebut, mereka memutuskan untuk pulang. Farah akan kembali melanjutkan perawatan medisnya di Indonesia.Mereka pun pulang sore itu tanpa terkecuali. Tim Darren Dash membawa Yusuf dan Farah melalui jalur' penerbangan. Di bandara, mereka langsung disambut oleh keluarga besar masing-masing.Tampaklah Maesarah Basri dan Muhammad Attar yang langsung memeluk putra kesayangan mereka. Begitupula, Kinanti dan Jonathan Dash langsung menyambut cucu kesayangan mereka. Mereka menghujani Farah dengan pelukan dan ciuman di wajahnya.Baik Farah dan Yusuf saling lirik dan mengulas senyum. Mereka merasa lega ka
“Mbak Farah, coba ceritakan apa yang terjadi saat penculikan itu! Apa kau memukul penculik itu seperti ini? Hiya?!!!”Farrel yang bawel langsung menyerbu sang kakak dengan berbagai pertanyaan dan memperagakan aksi hajar-menghajar dengan ke dua tangannya yang tak bisa diam. Seakan-akan penculikan itu sebuah petualangan yang seru. Padahal jauh panggang dari api, petualangan itu begitu menakutkan dan membuat jantung deg-degan.“Farrel, Mbak mu masih syok. Jangan tanya yang aneh-aneh! Gimana sih,” tukas Ummi Aruni yang tengah menyuapi Farah makan buah-buahan. “Ummi, aku mau mangganya aja. Jeruknya asam.”Farah memprotes neneknya dengan meringis pelan.Karena tak mendapat respon, Farrel pun ikut duduk di samping neneknya. “Ummi, aku juga mau makan buah. Suapin!”Farah langsung mendelik tajam pada adiknya. “Ngapain minta disuapin! Farrel udah gede.”“Biarin, ya Ummi!! Mbak Farah juga udah gede disuapin,” sergah Farrel tak mau kalah. Aruni memang sangat dekat dengan cucu-cucunya. Tak ayal