Share

Dianterin Reza

Author: HalSya
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
(Kembali POV Reynata?

Ini sudah hampir pukul empat sore dan rasanya aku harus segera pulang karena katanya, Akang akan jemput aku dan tidak akan melebihi dari jam empat. jadi aku putuskan untuk pamit saja ke ketiga sahabatku itu sambil nunggu Akang datang.

Tapi hampir setengah jam menunggu, Akang belum ngasih kabar dan menunjukkan tanda-tanda kehadirannya, dan itu tentu saja bikin aku cemas. Akang itu adalah orang yang selalu on time dan kalau harus telat, dia pasti gak bakal lupa ngasih kabar. Ke mana ya? Jadi cemas..

"Rey, katanya mau dijemput, kok suami lo belum datang?" Reza yang habis selesai membereskan potongan kertas sisa dekorasi, berjalan ke arahku. Namun tidak terlalu dekat.

"Gak tau nih, tadi katanya gak sampai jam empat. Eh bentar-" Baru saja aku mengecek ponsel, ternyata sudah ada satu panggilan masuk dari orang yang kutunggu-tunggu kehadirannya sejak tadi. Tanpa berlama-lama lagi, aku langsung mengangkatnya.

"Assalamualaikum.. Akang ih, ini jam berapa?" Aku membelakangi
HalSya

Kesel gak sama cerita season 2 ini? Isinya konflik semua loh.. yang gak suka dengan senam jantung lebih baik menyerah. Tapi aku harap kalian masih setia sama buku ini.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Angkat Teleponku!

    Maaf kalau ada typo, karena typo adalah manusiawi ahaaayyyy...Sepanjang perjalanan hening. Aku lebih suka mengalihkan pandanganku ke luar jendela, membiarkan hembusan angin menyapa lembut pipiku. Kututup mata menikmati sejuknya suasana ini sambil menenangkan diri, berujar beberapa kali bahwa perjalanan ini pasti baik-baik saja. Secara tiba-tiba aku merasa seperti Dejavu. Membuat Ingatan buruk itu terputar begitu saja. Bukan hanya tentang Reza yang menculik aku, tapi ketika aku melihat raut wajah Akang yang menahan sakit hati atas perselingkuhan yang pernah aku lakukan.Itu jauh lebih menyakitkan dari pukulan Reza saat menculikku.Hal yang sebenernya ingin aku lupakan adalah wajah kecewa akang saat itu. Huftt, aku memang payah."Udah sampai." Sekian lama memejamkan mata, aku disadarkan oleh interupsi Reza yang berkata kalau kita udah sampai. Yah, setidaknya aku aman hari ini, selamat sampai tujuan."Makasih banyak ya Pak Reza.""Iya sama-sama ibu Reynata.""Kalau gitu saya turun ya!"

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Supir Pengganti

    "Ay...!!!"Aku menoleh begitu mendengar seseorang memanggil namaku dan yang kulihat adalah lelaki yang wajahnya pucat pasi, berlarian mencari keberadaanku. Ya hanya aku sendiri yang ikut di mobil ambulance dan anak-anak bersama Retno.Aku putuskan untuk cepat-cepat membawa ibu, dan menyuruh akang untuk menyusul. Karena perjalanan dari lokasi pembangunan yang cukup jauh, aku takut semakin beresiko jika tetap memaksakan untuk menunggunya."Akang.." Begitu melihatku, Akang memeluk tubuhku dengan erat tanpa menekan perutku. Jujur saja, sampai detik ini kram itu masih terasa, hanya saja tidak separah tadi. Aku sudah konsul ke dokter kandungan selagi menunggu ibu diperiksa oleh dokter. Kata dokter kandungan itu sangat lumrah jika memasuki trimester kedua karena otot-otot perut semakin melebar dan tentu saja perut perlu adaptasi.Tapi aku memutuskan untuk tak memberitahu Akang karena aku gak mau menambah beban pikirannya."Apa yang terjadi.. saya sepanjang jalan panik Ay.. saya bahkan gak fo

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Apa Sudah waktunya?

    Bagai mendengar petir di siang bolong. Bahkan ibu baru beberapa hari di rumah dan ini terjadi? Secepat ini?Tau gitu, mending kita menahan ibu untuk tetap di pondok kiayi Manshori daripada pulang dan akhirnya ibu jadi celaka.Kami memang meminta ibu untuk cepat pulang karena kami sangat rindu dengan kehadirannya.. Tapi bukan untuk seperti ini..Aku gak bisa membendung air mata, dan kuyakin muka ini sudah tak berbentuk lagi. Tapi hebatnya, lelaki di sampingku ini kelihatan begitu tegar. Walau kesedihan nampak di wajahnya, tapi dia tidak memperlihatkannya. Mungkin karena dia laki-laki, dan dia lebih hebat mengendalikan perasaannya."Nak.. sini..."Usai berperang dengan ego, kami pun memberanikan diri masuk ke ruang perawatan ibu dan yang terlihat pertama kali adalah sosok yang rapuh dan lemah sedang terbaring di kasur ditutupi selimut berwarna hijau."Ibu.. kenapa.. hikss.. kenapa.."Tapi, akhirnya pertahanan dia runtuh. Semakin mendekat ke dekat ibunya, semakin deras air matanya."Sstt

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Selesai

    "Rey.. kemarilah.."Aku yang merasa terpanggil, segera mendekat dan meraih pergelangan tangan ibu. Ya Allah, aku baru sadar kalau kulit ibu pucat dan banyak lebam biru di mana-mana. Aku bukan dokter, tapi sedikitnya aku pernah baca-baca artikel mengenai berbagai macam penyakit dan ciri spesifiknya.Di antara yang pernah aku baca adalah tanda-tanda penyakit jantung yaitu banyak lebam di kulit, dan ini persis seperti yang aku lihat di gambar waktu itu."Iya bu, ini Rey.. hikss.. ibu yang kuat.."Rasanya suaraku hampir hilang, tenagaku rasa mau habis.. aku paksakan untuk tetap di samping ibu, walau rasanya aku seperti mau ambruk.Ibu menggeleng lemah, "Ibu tidak bisa. Rasa rindu pada bapak lebih besar.. maafin ibu ya.. dan.." Air kata beliau turun lagi, dan aku mengusapnya."Ibu mau minta maaf sama kamu Rey.. perlakuan ibu.. ketika awal kamu menikah.. sangat buruk.. hahhh..." Ya Allah, ibu... kenapa masih mengingatnya.. aku padahal sudah melupakan masa itu. Bagiku, itu adalah jalan yang

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Ikhlas

    Kami semua berduka.. Al-aqso kembali berduka setelah lima tahun ditinggalkan pemimpinnya. Kami kehilangan cahaya pondok ini, dan kami semua menangis...Aku sudah memberitahukan Ayah dan Bunda, para sahabat aku, termasuk Reza perihal kepergian ibu mertuaku untuk selamanya. Mereka semua sangat shock karena selama ini benar-benar tidak ada sedikitpun kabar mengenai sakitnya ibu.Aku pun begitu.. karena aku pikir ibu sehat-sehat saja mengingat beliau jarang mengeluh sakit dan selalu aktif. Tapi itu lah garis takdirnya. Ibu harus pergi karena rasa rindunya.. Dan aku ingat sekali, beberapa waktu yang lalu, sebelum ibu pergi ke pondok kiayi Manshori, ibu pernah bilang sesuatu padaku."Nanti kalau suatu saat ibu dipanggil Allah dan bertemu sama bapak.. hal pertama yang mau ibu ceritakan adalah bagaimana bahagianya ibu dengan adanya kamu, dua cucu ibu.. hanya kalianlah penyemangat ibu setelah ditinggal bapak ... Jadi untuk saat ini, ibu beruntung telah hadir di tengah-tengah kalian.."Ternyat

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Pemakaman

    Prosesi pemakaman sudah dilakukan dengan lancar, mulai dari sholat jenazah hingga sampai di liang lahat, semua dipimpin langsung oleh Akang. Aku tidak melihat secara langsung bagaimana prosesnya, hanya saja sekarang aku dengan rombongan lainnya pergi ke tanah di belakang pondok yang sengaja dibangun khusus makam-makam pendiri pondok. Bahkan, lahan itu juga di sediakan untuk santri yang mana pada saat menuntut ilmu di Al-aqso harus menemui ajalnya.Dan rupanya, ibu telah menyiapkan tempat khusus di samping makam bapak. Di mana ia tak ingin berjauhan dengan pasangan hidupnya lagi."Nenek.. hikss nenek.. Uma.. nenek.. zuya mau sama nenek..""Zupi juga Uma.. nenek baik, nenek cuka ngacih peymen dan uang.. hikss nenek..." Begitulah tangis kedua anakku yang sepertinya sangat terpukul dengan kepergian neneknya. Ada ibu dan bunda juga yang sudah tiba tadi pagi, melalui penerbangan subuh. "Ya Allah, yang sabar ya Rey.. bunda yakin kamu dan Husein pasti kuat.." Hanya dekapan ibu yang membuat a

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Melihat Seseorang

    Tadi aku lihat mereka ikut ke pamakaman, tapi setelah prosesi selesai mereka memilih balik duluan dan akhirnya duduk-duduk di teras rumahku. Ada beberapa cemilan dan minuman segar juga di sana, yang mungkin disajikan sama bunda. Buru-buru aku ke sana, mendudukkan tubuhku yang terasa pegal ini.Menyambar es yang rasanya segar di tenggorokan itu."Capek ya? Pegel gak punggungnya? Sini aku pijit.." Nadine yang duduk di sebelahku, menggerakkan tangannya memijat bagian yang dirasa pegal.Dia pernah hamil kali, makanya dia paham banget sama apa yang aku rasakan."Banget.. tapi untungnya gak rewel.." "Yang sabar ya Rey.. ibu udah gak kesakitan lagi.." Clara berkata sambil menggenggam tanganku. Sedikit banyaknya, Clara itu pernah tinggal sama kita dulu pas akang kuliah di Kairo. Jadi, dia dan ibu udah sempat dekat sebelum akhirnya dia kembali ke Jakarta dan sekarang berdomisili di Bandung."Udah jalan Allah nya begini.. oh ya, di mana Rania?""Main sama anak lo Rey, sama siapa tuh Retno.. be

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Siapa Perempuan Itu?

    "Gue rasa sih, kalau kembaran yang bener-bener plek ketiplek mirip tapi gak ada hubungan darah, gak ada. Kecuali ya dia emang punya kembaran identik. Emang siapa sih yang lo liat?!"Aku juga gak tau siapa yang aku lihat. Apakah benar wanita itu, atau bukan. Masalahnya ini sudah dua tahun berlalu dan masa iya dia harus hadir lagi? Astaghfirullah, pikiranku udah ke mana-mana kan jadinya.."Jangan bilang lo liat almarhum bokap mertua lo, ih Rey! Seremmmm..." Aku cuma memutarkan bola mata dengan malas karena jiwa lebay Clara itu gak pernah ilang, meski mau kepala tiga."Bokap mertua gue orang soleh, gak mungkin arwahnya gentayangan, apalagi setelah lima tahun. Gue itu kayak ngeliat seseorang di masa lalu gue, dan itu kayak gak mungkin dia ada di sini.. dia itu orang jauh..." Semakin gue cerita, rasa penasaran kedua orang itu semakin tinggi dan mereka berdua saling pandang buat tau jawabannya."Sejauh mana?"Aku diem dulu, belum berani jawab karena ini cuma praduga aku aja."Jangan-janga

Latest chapter

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Belum Siap Ketemu

    Dengan sangat perlahan Husein mendekati Rey yang tidur memunggunginya. dia memeluk tubuh kecil itu dari belakang sembari mencium kepala belakang Rey dengan sangat lama. Tak lupa sebelah tangannya juga mengelus perut bunci berusia lima bulan itu."Ana uhibbuka fillahi, Rey.. Demi Allah saya sangat mencintai kamu.. walaupun kamu milik Allah, tapi saya tidak mau Allah mengambilmu.."Tentu tak akan ada jawaban, karena Rey terlelap dalam tidurnya. Husein tahu mungkin saja istrinya itu kelelahan, sehingga sejak sore tadi menjadi lebih sensitif. Dan pikirnya, Masih banyak waktu untuk berbicara mengenai masalah mereka yang Husein tidak tahu karena apa, tetapi sepertinya Ini masalah serius. Dia akan menyelesaikannya besok pagi saat keduanya sudah merasakan tubuh yang segar.Tapi..Sayangnya ketika bangun tidur saat terdengar murrotal sebelum adzan subuh itu, Husein tidak menemukan Reynata. Pikir Husein, mungkin Rey ke dapur sedang memasak seperti hari-hari biasanya, jadi Husein hanya beranjak

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Mengobrol Nanti Malam

    Terdengar seperti kata-kata penuh ketegasan, dan seolah enggan mengatakan hal lebih dari itu. Jelas memang terjadi sesuatu pada istrinya, dan sukses membuat Husein tidak tenang."Rey, tatap saya dulu!"Reynata menoleh sejenak, menuruti perintah Husein tanpa mengatakan apapun."Jika kamu tidak keberatan, setelah makan malam, saya ingin berbicara denganmu."Meski sempat terdiam sebentar, Reynata kemudian hanya mengangguk dan mengatakan. "Ya!" dengan singkat. Baiklah, Husein tak akan menunda apapun lagi, dia mengambil tas yang dia simpan di sofa tadi lalu meninggalkan ruangan tersebut, dengan lemah masuk ke kamar mereka sembari sesekali melihat Reynata yang fokus menscrol ponsel dari arah belakang. Tubuh yang begitu lelah tak dirasanya lagi, justru Husein merasa sangat khawatir dan tak mau ini semakin berlarut-larut. Reynata, tidak pernah bersikap dingin padanya, selama ini sosok Reynata selalu mampu membuat Husein berdebar sepanjang saat. ***Waktu berlalu begitu cepat. Setelah bicara

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Berubah

    Ketika Husein pulang ke rumah pada pukul setengah enam sore, ia mendapati istriinya sedang duduk menonton televisi. Wanita cantik itu terlihat segar karena sepertinya baru mandi, terlihat dari sisi kiri kanan bajunya yang masih kelihatan basah. Padahal tadi baru beberapa menit yang lalu Husein berkali-kali menghubungi Reynata untuk sekedar menanyakan mau pesan apa, atau mau makanan apa. Namun karena tak kunjung mendapatkan balasan Husein mengira Rey sedang sibuk.Dan apa yang dia lihat saat ini berbalik dengan pikirannya tadi. Justru ponsel yang tadi dihubungi Husein itu terlihat bertengger santai di atas meja tak jauh dari posisi duduk istrinya. Jelas Husein merasa heran karena Reynata tidak menyambut kehadiran dia seperti biasanya. "Assalamualaikum, Ay.." sapa Husein saat mencoba duduk di samping Istrinya."Waalaikumsalam." Hanya ucapan itu, tanpa menoleh tanpa embel-embel senyum dan teriakan kangen seperti biasanya. Duduknya pun tidak berpindah posisi bahkan televisi yang Rey to

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Di Hotel

    "Loh itu kan mobil Akang?" Reynata jelas melihat siluet yang dia kenal, sedang duduk di dalam mobilnya, saat ia harus berhenti di lampu merah. Memang bagaimana bisa Reynata, tidak tahu?Dialah lelaki yang tidur bersamanya selama lima tahun. Tapi ke mana arah perginya? Bukankah seharusnya dia ada di lokasi pembangunan? Itu bukan arah pondok pesantren As-Salam yang baru dan ketika lampu sudah hijau mobil Husein lurus melewati Reynata. Tanpa pikir panjang lagi, Rey menggunakan lajur kanan untuk putar balik dan Ya! Dia mengikuti ke mana arah perginya mobil sang suami."Baiklah, ini sudah saatnya aku tahu ke mana perginya Akang yang bersembunyi di balik kata sibuk beberapa hari ini. Ada apa dengan kertas UGD dan segalanya, aku menjadi lebih penasaran." decit perempuan itu saat matanya tak henti untuk mengikuti ke mana arah laju mobilnya Husein.Dengan berat hati, Rey mengakui bahwa saat ini, dia sedang mencurigai suaminya. Lalu dia paksa terus mengikutinya hingga tak lama, dia masuk ke se

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Ready For Konflik?

    "Hoaammm.."Hah? Dengan sangat terkejut Reynata mencoba untuk mendudukkan dirinya dan mulai menelaah keadaan sekitar. Berapa lama ia tertidur?Sepertinya tiga jam, karena saat ini pukul satu siang dan selama itu tidak ada yang membangunkannya?Padahal Rey tau anak-anaknya sudah pulang dan kenapa bundanya juga tak membangunkan dirinya? Rey benar-benar tidak sadar sudah tidur selama itu, seperti pingsan atau mati suri saja. Padahal sebelumnya-sebelumnya Rey dapat julukan pemilik telinga tajam, tapi ini seperti baru saja tidur 30 menit, namun kenyataannya justru tiga jam.Kepalanya terasa sedikit berdenyut namun Rey paksakan jalan keluar kamar dan di sana ia melihat sang bunda sedang memberi makan dua anaknya."Bunda... kenapa gak bangunin Rey? Anak Uma udah pulang? Belajar apa tadi?" Wanita cantik itu mencium kening dua buah hatinya dan menarik kursi lalu duduk di samping ibunya. Ia mengambil garpu lalu menojos buah apel yang sudah dikupas bundanya itu."Uhmm apelnya enak.. siapa yang

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Tolong Kuatkan Saya

    "Apa yang ustadz Husein sembunyikan? Apa jangan-jangan ustadz pemilik dari sebuah kawasan apartemen? Hahaha wajah ustadz memerah tadi."Reza tak berhentinya tertawa saat menyaksikan wajah Husein yang sempat menegang tadi. Pikirnya, kenapa Husein harus takut kalau dia kepergok ada di sebuah kawasan apartemen, sedang seorang manusia itu punya sejuta kegiatan di satu tempat dan gak musti sedang mengerjakan hal-hal yang negatif kan?Lagian kalau tidak ada apa-apa kenapa harus takut menjelaskan?"Apa kamu sedang mengajak saya bercanda?""Hah, aduh maaf ustadz, saya tidak bermaksud begitu. Saya bukan mengajak bercanda, hanya saja saya seperti melihat ustadz dan tak jauh di sana ada seorang perempuan. Tapi yah itu sudah pasti bukan anda kan? Karena yang saya lihat perempuan itu bukan Reynata."Tanpa dipungkiri, Husein dua kali lebih tegang dari sebelumnya.TEETTTTTTTEEETTTTTT"Ahh sudah bunyi bel..Kalau begitu, saya pergi dulu ya ustadz. Selamat pagi, dan assalamualaikum.""Wa-waalaikumsala

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Percakapan dengan Reza

    "Yeaayy sampai.." sorak dua anak kembar itu di kursi belakang. Walau sudah pakai sabuk pengaman tapi tetap saja karena postur tubuhnya yang mungil, mereka masih dapat bergerak bebas dan itu membuat Husein tersenyum sambil geleng-geleng kepala."Abi ayoklah.. anter zula sampe depan kelas.." rengek Zulaikha sambil menarik-narik lengan abinya."Memangnya kenapa gitu harus diantar sampai di depan kelas?""Supaya temen-temen Zula tau kalau abi zula adalah ustadz yang sangaaaat tampan.."Duh, turunan siapa sih genit banget? Mungkin seperti itulah batin Husein melihat tingkah random putrinya."Iya, biar temen-temen Zulfi juga tau kalau zulfi itu ganteng sepelti abinya.." sahut Zulfikar tak kalah heboh dan itu membuat Husein tak berdaya, mau tak mau Husein mengiyakan keinginan dua anaknya."Oke oke Abi anter sampai ke kelas ya.."Sebetulnya baik Reynata maupun Husein memang akan selalu mengantar anak-anaknya sampai ke kelas, tapi entah kenapa hari ini Husein ingin sekali menggoda anaknya deng

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Kertas Ugd

    "Nah anak uma yang soleh solehah, hari ini diantar sama Abi ya, soalnya Uma mau ngajar kakak-kakak. Mau??""Mau uma.. kalau Abi yang antar pulangnya kita makan esklim.. hoye.."Reynata melirik suaminya yang sedang sarapan kemudian sedikit mendengus. Pasalnya kemarin anak-anak baru saja sembuh dari batuk dan apa kata mereka? Husein membelikan eskrim lagi? Bentar suaminya itu ya.. gak kasian apa liat Reynata tidak tidur gara-gara hidung dua anaknya yang mampet dan berakhir rewel. Harusnya Husein sadar dan ya itu.. suaminya malah mengeyel."Ohh kalian ingat tiga hari yang lalu kenapa? Batuk pilek.. Akang, anak-anak jangan dulu dikasih eskrim ya.. kalau mau beli salad buah aja. Rey kasian liat mereka kemarin gak bisa nafas pilek, ngerti enggak?"Mendengar suara sang istri yang menggema di ruang keluarga, buru-buru Husein menyelesaikan agenda sarapannya setelah itu berjalan menemui sang istri."Ini apa toh? pagi-pagi kok sudah teriak-teriak? Saya dengar, cukup sekali saja." kata Husein sam

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   78

    Ini entah Husein sedang diselamatkan, atau Allah yang memang ingin menghukum Husein, tapi kali ini Husein memiliki sebuah alasan lain hingga tidak jadi jujur lagi dan lagi."Halo, selamat malam.."Husein juga tidak tau jika orang ini, akan meneleponnya larut malam. Oh ayoklah, ini pukul setengah dua belas malam."Assalamualaikum, selamat malam juga.""Ah waalaikumsalam. maaf ya Pak, saya hubungi larut malam seperti ini. Saya cuma mau mengabari jika pesanan anda sudah selesai. Tapi saya harus ke bandara dan terbang ke NTT, karena ibu saya meninggal dunia jadi saya tidak yakin masih ada di Bandung atau tidak. Tadinya saya mau lari begitu saja, tapi saya ingat pesanan anda yang minta buru-buru. Jadi, bisakah kita bertemu sekarang?"Saat itulah Husein keceplosan untuk bilang alhamdulilah, dia punya cara dan alasan untuk menjawab keberadaan dia malam ini."Baiklah kalau begitu, saya bisa. Saya ada di dekat Bandung center medikal, anda di mana, biar saya jemput ke sana.""Oh tidak jauh, ada

DMCA.com Protection Status