แชร์

Mengikat Janji Suci

ผู้เขียน: Deshika Widya
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-04 06:29:07

Alaric ingat jelas saat ia membubuhkan tanda tangan di atas kertas pemberian Julian. Pria itu sama sekali tak menyesal meski beberapa poinnya cukup memberatkan. Salah satu di antaranya adalah poin yang menuliskan bahwa Alaric harus menyerahkan semua hartanya jika sampai melukai Isadora. Sementara poin lainnya hanya bersifat mengingkat pria tampan itu agar tak berkhianat kembali seperti dulu.

"Padahal aku tidak pernah berkhianat!" geramnya pelan. Mata hitam legam itu menatap tajam pada bayangan wajahnya di cermin.

"Tapi, tak apa. Demi bisa memilikimu, aku rela memakai gelar pengkhianat itu, Isadora."

Senyum Alaric mengembang sempurna. Di balik jas putih yang ia kenakan, tersimpan rapi kebahagiaan di dalam sana. Kebahagiaan yang sejak dulu ia impikan. 

"Hari ini kau akan menjadi milikku."

Ya, hari ini. Lebih tepatnya beberapa puluh menit lagi. 

Setelah merasa penampilannya sempurna, gegas Alaric melangkah untuk keluar dari kamar. Langkah pria tampan itu tetap sama, tegap dan berkharisma. Siapapun yang melihat, pasti akan terpesona. Alaric bisa memastikan itu. Termasuk Isadora.

Langkahnya tiba di lantai bawah kediaman Harrison. Tampak semua orang sudah siap menuju tempat diadakannya acara. Namun, ada satu yang menarik mata Alaric untuk menatapnya.

Isadora. Ya, siapa lagi jika bukan wanita itu?

"Kau sangat cantik," gumamnya yang masih bisa terdengar oleh wanita itu. Alaric bisa melihat ada semburat merah kala calon istrinya memalingkan wajah.

"Itu artinya dia tersipu? Baiklah, sudah cukup. Simpan senjatamu untuk nanti malam, Alaric," ucapnya dalam hati.

Setelah Julian memastikan keluarga besar Harrison lengkap, baru mereka bertolak ke tempat acara. Hanya Alaric yang sendirian tanpa ditemani keluarga. Kedua orang tuanya sudah meninggal dunia beberapa bulan lalu. Sedangkan kerabat yang lain, ia tak peduli. Sejak dulu pun ia sudah biasa hanya hidup dengan kedua orang tua.

Sepanjang melangkah menuju tempat di mana mobil berada, tangan Isadora melingkar di lengan kekar Alaric. Bukan! Ini bukanlah keinginannya, melainkan keinginan para saudara yang akan mengambil video saat mereka keluar dari rumah.

"Kau tahu, hal apa yang paling indah di dunia ini?" bisik Alaric.

Isadora hanya melirik sedikit sembari balik bertanya, "Apa?"

"Mengikat janji suci dengan wanita cantik bernama Isadora Celestine."

Hampir saja Isadora tersenyum karena tersipu. Beruntung ia sudah terlatih untuk bersikap ketus, sehingga tak terlalu termakan bualan khas buaya itu.

"Asal kau tahu, kita belum mengikat janji suci itu, Al," ujar Isadora. Kini ia menoleh ke samping hingga bisa melihat wajah tampan Alaric dengan jelas. "Jadi, jangan besar kepala dulu!"

Alaric menyambutnya dengan tawa pelan. Ia lebih dulu mempersilakan Isadora masuk ke dalam mobil, baru ia ikut masuk dan duduk di samping wanita itu.

***

Pernikahan yang hanya dihadiri keluarga besar Harrison berlangsung dengan khusuk. Julian bahkan tak bisa menahan air mata kala menyerahkan putrinya pada sang menantu. Apalagi Celine. Hingga kini wanita itu masih tergugu di dalam pelukan kerabat dekatnya.

Sementara di depan sana, baik Alaric maupun Isadora sama-sama tak bisa menahan air mata. Hanya saja, memiliki definisi yang berbeda. Jika Alaric menangis karena bahagia, maka entahlah dengan Isadora. Wanita itu sendiri tak tahu, ia bahagia atau sebaliknya.

Kini sepasang pengantin baru itu saling berhadapan dengan tangan yang saling menggenggam. Perlahan wajah tampan Alaric maju untuk membubuhkan kecupan pertama di kening Isadora, setelah resmi menjadi istrinya. Dan rasanya ... sangat berbeda.

Tak puas hanya mengecup, kini Alaric menarik tubuh istrinya ke dalam pelukan. Menumpahkan segala rindu yang selama beberapa tahun ini harus tertahan. 

"Kita sudah mengikat janji suci itu, dan kau sudah menjadi milikku. Jadi, bolehkah aku berbesar kepala sekarang, Sayang?" bisiknya yang membuat Isadora tak mampu lagi melawan.

Setelah menggelar pernikahan secara tertutup di siang hari, malam harinya pesta megah langsung digelar di sebuah ballroom hotel bintang 5. Kini tak hanya keluarga, pada kolega bisnis juga teman-teman sebaya turut menjadi saksi hari bahagia Alaric dan Isadora.

"Selamat, ya. Semoga kalian berdua selalu bahagia."

Banyak ucapan serupa yang Alaric dan Isadora dapatkan. Keduanya hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

Memasuki acara inti, pasangan pengantin baru tersebut bergandengan menuju tengah-tengah ballroom yang sengaja sudah dikosongkan. Alunan musik romantis pun sudah dimainkan sebagai pelengkap keintiman mereka. Seluruh lampu yang ada di sana sengaja dimatikan, kecuali satu lampu yang menyorot Alaric dan Isadora di tengah-tengah sana. 

Alaric membawa kedua tangan Isadora untuk melingkar di lehernya. Sementara tangan ia sendiri dengan mudah melingkar di pinggang ramping wanita itu tanpa diminta. Langkah kaki mereka perlahan mengayun, mengikuti irama musik yang mengalun. 

"Apa yang kau rasakan malam ini, Dora-ku?" tanya Alaric yang justru dibalas decakan kesal sang istri.

"Jangan panggil aku seperti itu!"

"Kenapa?" Alaric menarik mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi untuk menggoda sang istri. Jelas ia sangat paham jika panggilan itu selalu membuat pipi Isadora merona sejak dulu.

Wanita cantik itu mengangkat wajahnya hingga nyaris tanpa jarak dengan wajah tampan Alaric. "Karena aku bukan anak remaja lagi!" ketusnya yang justru membuat Alaric tertawa bahagia.

"Ternyata kau masih mengingat itu. Baiklah, sekarang aku harus memanggilmu apa? Honey, Sayang, Baby, atau ... Isa?"

"Apapun selain Isa!"

Lagi-lagi Alaric menyemburkan tawa bahagia. Saat Isadora menolak dipanggil "Isa", itu artinya ia menginginkan panggilan yang lebih spesial, sebab bagi wanita itu, "Isa" terlalu sederhana dan hanya biasa digunakan oleh para keluarga untuk memanggilnya.

"Baiklah, aku akan memanggilmu apapun selain Isa. Termasuk Dora-ku."

"Al!" Isadora hampir memekik jika saja musik tak berhenti. Tanpa sadar, ternyata sesi mereka berdansa sudah selesai.

Alaric menatap lamat-lamat wajah cantik di depannya. "Dari dulu kau tak pernah berubah, Dora. Matamu, hidungmu, bibirmu, bahkan kedua sisi pipimu masih tetap sama."

Isadora mengembungkan kedua pipinya kesal. Ia melepas kedua tangan yang semula melingkar di leher sang suami, lalu berbisik, "Memangnya kau pikir, aku semacam bunglon yang bisa berubah-ubah, heuh?"

"Apa itu artinya hatimu pun masih sama?"

Isadora segera melepas kedua tangan Alaric dari pinggangnya dan berjalan meninggalkan pria itu. Lebih baik ia menyapa para tamu yang baru saja tiba daripada harus menanggapi pertanyaan-pertanyaan tak penting dari suaminya.

Dari kejauhan, Alaric hanya mengamati dengan senyum yang merekah. Hingga senyum indah itu perlahan hilang kala ia menyadari seseorang yang tak diinginkan baru saja memasuki area pesta.

"Sial! Kenapa dia malah datang?"

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tamu Tak Diundang

    "Mau apa kau datang ke sini?" Alaric menatap tajam wanita di depannya yang tak lain adalah Grace—mantan istrinya."Apa salahku datang? Aku hanya ingin menghadiri acara pernikahan mantan suamiku. Kau tak perlu khawatir berlebihan, Alaric!"Jika saja bukan seorang wanita, maka sudah ia pastikan tangannya mendarat di wajah Grace. Pria itu tak suka kesenangannya diganggu, dan dengan kehadiran Grace, bisa saja membuat Isadora salah paham dan menjadikan pesta mereka acak-acakan."Terserah! Yang jelas, aku mau sekarang kau pergi dari tempat ini!" usir Alaric tanpa belas kasih.Tatapan Grace seketika menyala. "Apa begini caramu memperlakukan seorang tamu?""Aku tak pernah mengundangmu!" tukas Alaric dengan rahang yang mengeras."Tapi aku adalah ibu dari darah dagingmu, Alaric! Kau tak bisa menghapus fakta itu!" Tatapan Alaric makin menajam. Ia hendak membalas ucapan Grace, tetapi lidahnya mendadak kelu saat melihat siapa yang ada di belakang wanita itu."D-Dora ...," gumamnya sangat pelan.S

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Hai, Dad!

    Tumpukan kertas yang begitu menggunung di atas meja, membuat Alaric sakit kepala. Harusnya hari ini ia berbulan madu bersama Isadora, bukan bekerja. "Sial! Ini semua gara-gara tamu tak diundang itu!" gerutu pria itu sembari memijat pelipis.Jika saja Isadora sedang tidak datang bulan saat ini, sudah pasti langsung ia bawa pergi ke luar kota, atau bahkan ke luar negeri. Tak peduli sekalipun pekerjaannya di kantor menumpuk begini."Permisi, Tuan!" Seruan itu terdengar setelah pintu diketuk dari luar. "Masuk!" perintah Alaric. Ia sudah tahu yang datang pasti sang sekretaris."Apa?" ketusnya saat sang sekretaris sudah berdiri di depan meja."Saya mau mengambil laporan tadi. Apakah sudah Tuan tandatangani?" tanya Mona hati-hati. Alaric melirik sinis pada sang sekretaris, kemudian menjawab dengan nada yang tak kalah ketus dari tadi. "Belum.""M-maaf, Tuan. Tapi ... laporan itu—""Harus segera ditandatangani!" potong Alaric cepat. Tatapannya menajam pada Mona. "Iya, kan?""I-iya."Wanita

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Kau Sangat Berani

    "Kenapa dia bisa berada di sini?" Alaric menatap tajam Isadora yang malah terlihat santai. Wanita itu bangkit dari duduknya dan berdiri tepat di depan Alaric."Jangan terlalu keras. Dia adalah putramu, Al. Sudah seharusnya dia berada di sini, kan?" Isadora berkata lembut dengan tangan yang membuka lilitan dasi di leher sang suami.Diperlakukan lembut oleh sang istri, tak membuat Alaric luluh kali ini. Matanya masih mengamati wajah Isadora. Ia yakin, ada sesuatu yang baru saja terjadi saat ia tak ada."Grace menemuimu?""Tepat sekali." Isadora mengangguk. Ia telah selesai melepas dasi dan menjauhkan dari leher sang suami. Tangannya menepuk pundak pria itu pelan. "Sudahlah, kita bahas ini nanti. Sekarang kau harus menemaniku membeli semua kebutuhan Rayden."Alaric mengernyit. Ia mencengkram lengan Isadora yang masih berada di pundaknya. Sedang tatapannya tertuju pada Rayden yang tampak duduk santai di atas sofa. "Kenapa kau harus membeli kebutuhannya? Seluruh biaya hidupnya sudah kuberi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-08
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Si Keras Kepala

    Isadora menatap Alaric tajam sembari melipat kedua tangan di depan dada. Rayden sampai harus dititipkan karena ia perlu waktu berdua dengan suaminya. Maka, di sinilah Isadora sekarang, duduk berhadapan dengan Alaric yang menatapnya tak kalah tajam."Kau tahu kesalahanmu, Al?" sergah Isadora.Alaric berdecih sinis, lalu membuang muka ke sembarang arah. "Kesalahan? Memangnya kesalahan apa yang sudah kulakukan?"Isadora makin geram. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan Alaric agar tak perlu mengeluarkan suara terlalu keras. "Kau sudah membuat wajah Frans babak belur! Apa menurutmu itu bukan kesalahan?!" Mendengar nama pria itu disebut, segera Alaric menatap wanita cantik di depannya, lantas berkata, "Itu merupakan sebuah perlindungan, bukan kesalahan! Aku harus melindungi Dora-ku dari buaya seperti Frans!""Astaga ...." Isadora sudah kehabiskan kata-kata. Ia hanya mampu menggelengkan kepala sembari memijat pelipis perlahan. Membuat Alaric sadar, sama sulitnya dengan ia membuat seorang bay

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Penggila Isadora

    "Penggila Isadora" sepertinya layak disematkan pada diri seorang Alaric Sebastian. Bagaimana tidak, hanya karena bujukan Isadora malam itu, ia langsung setuju untuk mempekerjakan seorang pengasuh yang akan mengurus semua kebutuhan Rayden."Sungguh, tak ada yang bisa meluluhkanku selain kau, Sayang," gumamnya sembari menatap penuh cinta pada sang istri yang terpejam di pundaknya.Hari ini, keinginan Alaric untuk berbulan madu pun akhirnya terwujud. Meski bukan bulan madu di luar negeri seperti yang ia inginkan, tak apa. Karena baginya yang terpenting adalah bisa menaklukkan kembali seorang Isadora. "Di manapun tempatnya, asal itu denganmu, aku tak akan berhenti bahagia," bisik pria itu dengan seutas senyum manis.Ah, Alaric yakin jika Isadora tak akan bisa berpaling dari pesonanya nanti malam. Mobil hitam yang dikemudikan oleh sopir pribadi keluarga Sebastian pun terus melaju menuju suatu tempat yang sudah Alaric persiapkan. Hanya hotel bintang 5 dengan pemandangan yang langsung meng

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Malaikat Penyelamat

    "Tolong!"Isadora berteriak sekuat tenaga saat Rico berusaha melepas pakaiannya. Ia memeluk tubuh erat dan menepis tangan pria itu berkali-kali."Diamlah, Sayang! Bukankah sebentar lagi kita akan menikah? Tidak akan jadi masalah jika sampai kau mengandung anakku setelah ini." Senyuman Rico benar-benar terlihat menyeramkan di mata Isadora. Ini bukan Rico yang ia kenal."Aku tidak akan tertipu lagi olehmu, Rico! Dan setelah ini, aku akan katakan pada orang tuaku tentang kebejatanmu agar mereka membatalkan pernikahan kita!" Isadora menatap nyalang meski hatinya ketakutan. Ia tak boleh terlihat lemah di depan pria brengsek seperti Rico.Pria itu bangkit dari atas tubuh Isadora. Tangannya membelai lembut pipi sang kekasih. "Oh, begitu rencanamu, Sayang? Tenang saja, aku tak akan membiarkan bibir cantik ini berkata seperti itu nanti." Ia mendekatkan bibir ke telinga Isadora, lalu berbisik, "Aku pastikan kau tak akan pernah lepas dariku. Isadora hanya milikku," bisiknya yang membuat Isadora

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-03
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Apa Syaratnya?

    "Aku pastikan kau akan selamanya mendekam dalam jeruji besi ini, Rico!" Isadora menatap nyalang pria yang hampir saja menjadi suaminya. Beruntung Tuhan masih memberi jalan agar ia bisa melihat wajah asli pria brengsek itu."Dan akan kupastikan, kau akan menyesal, Isa!" Rico membalas tak kalah tajam dari balik jeruji.Isadora hanya menarik tipis kedua sudut bibirnya, kemudian berlalu dari sana. Selesai sudah urusan ia dengan Rico, begitu pun keluarganya. Pesta pernikahan yang sudah siap 50% terpaksa harus batal.Ah, tidak terpaksa. Sebenarnya sejak awal, Isadora tak pernah sedikitpun mengharapkan pernikahan ini. Senyum wanita cantik dengan tubuh yang dibalut dress merah elegan itu terus terpatri selama menuju pintu keluar dari kantor polisi. Tetapi, senyum indahnya seketika pudar kala melihat sesosok pria tampan berdiri di samping mobil miliknya."Untuk apa dia di sana?!" geramnya.Alaric menunggu dengan sabar. Punggungnya ia sandarkan ke mobil milik Isadora. Sudah dibilang, jika haru

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04

บทล่าสุด

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Penggila Isadora

    "Penggila Isadora" sepertinya layak disematkan pada diri seorang Alaric Sebastian. Bagaimana tidak, hanya karena bujukan Isadora malam itu, ia langsung setuju untuk mempekerjakan seorang pengasuh yang akan mengurus semua kebutuhan Rayden."Sungguh, tak ada yang bisa meluluhkanku selain kau, Sayang," gumamnya sembari menatap penuh cinta pada sang istri yang terpejam di pundaknya.Hari ini, keinginan Alaric untuk berbulan madu pun akhirnya terwujud. Meski bukan bulan madu di luar negeri seperti yang ia inginkan, tak apa. Karena baginya yang terpenting adalah bisa menaklukkan kembali seorang Isadora. "Di manapun tempatnya, asal itu denganmu, aku tak akan berhenti bahagia," bisik pria itu dengan seutas senyum manis.Ah, Alaric yakin jika Isadora tak akan bisa berpaling dari pesonanya nanti malam. Mobil hitam yang dikemudikan oleh sopir pribadi keluarga Sebastian pun terus melaju menuju suatu tempat yang sudah Alaric persiapkan. Hanya hotel bintang 5 dengan pemandangan yang langsung meng

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Si Keras Kepala

    Isadora menatap Alaric tajam sembari melipat kedua tangan di depan dada. Rayden sampai harus dititipkan karena ia perlu waktu berdua dengan suaminya. Maka, di sinilah Isadora sekarang, duduk berhadapan dengan Alaric yang menatapnya tak kalah tajam."Kau tahu kesalahanmu, Al?" sergah Isadora.Alaric berdecih sinis, lalu membuang muka ke sembarang arah. "Kesalahan? Memangnya kesalahan apa yang sudah kulakukan?"Isadora makin geram. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan Alaric agar tak perlu mengeluarkan suara terlalu keras. "Kau sudah membuat wajah Frans babak belur! Apa menurutmu itu bukan kesalahan?!" Mendengar nama pria itu disebut, segera Alaric menatap wanita cantik di depannya, lantas berkata, "Itu merupakan sebuah perlindungan, bukan kesalahan! Aku harus melindungi Dora-ku dari buaya seperti Frans!""Astaga ...." Isadora sudah kehabiskan kata-kata. Ia hanya mampu menggelengkan kepala sembari memijat pelipis perlahan. Membuat Alaric sadar, sama sulitnya dengan ia membuat seorang bay

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Kau Sangat Berani

    "Kenapa dia bisa berada di sini?" Alaric menatap tajam Isadora yang malah terlihat santai. Wanita itu bangkit dari duduknya dan berdiri tepat di depan Alaric."Jangan terlalu keras. Dia adalah putramu, Al. Sudah seharusnya dia berada di sini, kan?" Isadora berkata lembut dengan tangan yang membuka lilitan dasi di leher sang suami.Diperlakukan lembut oleh sang istri, tak membuat Alaric luluh kali ini. Matanya masih mengamati wajah Isadora. Ia yakin, ada sesuatu yang baru saja terjadi saat ia tak ada."Grace menemuimu?""Tepat sekali." Isadora mengangguk. Ia telah selesai melepas dasi dan menjauhkan dari leher sang suami. Tangannya menepuk pundak pria itu pelan. "Sudahlah, kita bahas ini nanti. Sekarang kau harus menemaniku membeli semua kebutuhan Rayden."Alaric mengernyit. Ia mencengkram lengan Isadora yang masih berada di pundaknya. Sedang tatapannya tertuju pada Rayden yang tampak duduk santai di atas sofa. "Kenapa kau harus membeli kebutuhannya? Seluruh biaya hidupnya sudah kuberi

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Hai, Dad!

    Tumpukan kertas yang begitu menggunung di atas meja, membuat Alaric sakit kepala. Harusnya hari ini ia berbulan madu bersama Isadora, bukan bekerja. "Sial! Ini semua gara-gara tamu tak diundang itu!" gerutu pria itu sembari memijat pelipis.Jika saja Isadora sedang tidak datang bulan saat ini, sudah pasti langsung ia bawa pergi ke luar kota, atau bahkan ke luar negeri. Tak peduli sekalipun pekerjaannya di kantor menumpuk begini."Permisi, Tuan!" Seruan itu terdengar setelah pintu diketuk dari luar. "Masuk!" perintah Alaric. Ia sudah tahu yang datang pasti sang sekretaris."Apa?" ketusnya saat sang sekretaris sudah berdiri di depan meja."Saya mau mengambil laporan tadi. Apakah sudah Tuan tandatangani?" tanya Mona hati-hati. Alaric melirik sinis pada sang sekretaris, kemudian menjawab dengan nada yang tak kalah ketus dari tadi. "Belum.""M-maaf, Tuan. Tapi ... laporan itu—""Harus segera ditandatangani!" potong Alaric cepat. Tatapannya menajam pada Mona. "Iya, kan?""I-iya."Wanita

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tamu Tak Diundang

    "Mau apa kau datang ke sini?" Alaric menatap tajam wanita di depannya yang tak lain adalah Grace—mantan istrinya."Apa salahku datang? Aku hanya ingin menghadiri acara pernikahan mantan suamiku. Kau tak perlu khawatir berlebihan, Alaric!"Jika saja bukan seorang wanita, maka sudah ia pastikan tangannya mendarat di wajah Grace. Pria itu tak suka kesenangannya diganggu, dan dengan kehadiran Grace, bisa saja membuat Isadora salah paham dan menjadikan pesta mereka acak-acakan."Terserah! Yang jelas, aku mau sekarang kau pergi dari tempat ini!" usir Alaric tanpa belas kasih.Tatapan Grace seketika menyala. "Apa begini caramu memperlakukan seorang tamu?""Aku tak pernah mengundangmu!" tukas Alaric dengan rahang yang mengeras."Tapi aku adalah ibu dari darah dagingmu, Alaric! Kau tak bisa menghapus fakta itu!" Tatapan Alaric makin menajam. Ia hendak membalas ucapan Grace, tetapi lidahnya mendadak kelu saat melihat siapa yang ada di belakang wanita itu."D-Dora ...," gumamnya sangat pelan.S

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Mengikat Janji Suci

    Alaric ingat jelas saat ia membubuhkan tanda tangan di atas kertas pemberian Julian. Pria itu sama sekali tak menyesal meski beberapa poinnya cukup memberatkan. Salah satu di antaranya adalah poin yang menuliskan bahwa Alaric harus menyerahkan semua hartanya jika sampai melukai Isadora. Sementara poin lainnya hanya bersifat mengingkat pria tampan itu agar tak berkhianat kembali seperti dulu."Padahal aku tidak pernah berkhianat!" geramnya pelan. Mata hitam legam itu menatap tajam pada bayangan wajahnya di cermin."Tapi, tak apa. Demi bisa memilikimu, aku rela memakai gelar pengkhianat itu, Isadora."Senyum Alaric mengembang sempurna. Di balik jas putih yang ia kenakan, tersimpan rapi kebahagiaan di dalam sana. Kebahagiaan yang sejak dulu ia impikan. "Hari ini kau akan menjadi milikku."Ya, hari ini. Lebih tepatnya beberapa puluh menit lagi. Setelah merasa penampilannya sempurna, gegas Alaric melangkah untuk keluar dari kamar. Langkah pria tampan itu tetap sama, tegap dan berkharisma

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Apa Syaratnya?

    "Aku pastikan kau akan selamanya mendekam dalam jeruji besi ini, Rico!" Isadora menatap nyalang pria yang hampir saja menjadi suaminya. Beruntung Tuhan masih memberi jalan agar ia bisa melihat wajah asli pria brengsek itu."Dan akan kupastikan, kau akan menyesal, Isa!" Rico membalas tak kalah tajam dari balik jeruji.Isadora hanya menarik tipis kedua sudut bibirnya, kemudian berlalu dari sana. Selesai sudah urusan ia dengan Rico, begitu pun keluarganya. Pesta pernikahan yang sudah siap 50% terpaksa harus batal.Ah, tidak terpaksa. Sebenarnya sejak awal, Isadora tak pernah sedikitpun mengharapkan pernikahan ini. Senyum wanita cantik dengan tubuh yang dibalut dress merah elegan itu terus terpatri selama menuju pintu keluar dari kantor polisi. Tetapi, senyum indahnya seketika pudar kala melihat sesosok pria tampan berdiri di samping mobil miliknya."Untuk apa dia di sana?!" geramnya.Alaric menunggu dengan sabar. Punggungnya ia sandarkan ke mobil milik Isadora. Sudah dibilang, jika haru

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Malaikat Penyelamat

    "Tolong!"Isadora berteriak sekuat tenaga saat Rico berusaha melepas pakaiannya. Ia memeluk tubuh erat dan menepis tangan pria itu berkali-kali."Diamlah, Sayang! Bukankah sebentar lagi kita akan menikah? Tidak akan jadi masalah jika sampai kau mengandung anakku setelah ini." Senyuman Rico benar-benar terlihat menyeramkan di mata Isadora. Ini bukan Rico yang ia kenal."Aku tidak akan tertipu lagi olehmu, Rico! Dan setelah ini, aku akan katakan pada orang tuaku tentang kebejatanmu agar mereka membatalkan pernikahan kita!" Isadora menatap nyalang meski hatinya ketakutan. Ia tak boleh terlihat lemah di depan pria brengsek seperti Rico.Pria itu bangkit dari atas tubuh Isadora. Tangannya membelai lembut pipi sang kekasih. "Oh, begitu rencanamu, Sayang? Tenang saja, aku tak akan membiarkan bibir cantik ini berkata seperti itu nanti." Ia mendekatkan bibir ke telinga Isadora, lalu berbisik, "Aku pastikan kau tak akan pernah lepas dariku. Isadora hanya milikku," bisiknya yang membuat Isadora

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status