แชร์

Tamu Tak Diundang

ผู้เขียน: Deshika Widya
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-04 06:29:38

"Mau apa kau datang ke sini?" Alaric menatap tajam wanita di depannya yang tak lain adalah Grace—mantan istrinya.

"Apa salahku datang? Aku hanya ingin menghadiri acara pernikahan mantan suamiku. Kau tak perlu khawatir berlebihan, Alaric!"

Jika saja bukan seorang wanita, maka sudah ia pastikan tangannya mendarat di wajah Grace. Pria itu tak suka kesenangannya diganggu, dan dengan kehadiran Grace, bisa saja membuat Isadora salah paham dan menjadikan pesta mereka acak-acakan.

"Terserah! Yang jelas, aku mau sekarang kau pergi dari tempat ini!" usir Alaric tanpa belas kasih.

Tatapan Grace seketika menyala. "Apa begini caramu memperlakukan seorang tamu?"

"Aku tak pernah mengundangmu!" tukas Alaric dengan rahang yang mengeras.

"Tapi aku adalah ibu dari darah dagingmu, Alaric! Kau tak bisa menghapus fakta itu!" 

Tatapan Alaric makin menajam. Ia hendak membalas ucapan Grace, tetapi lidahnya mendadak kelu saat melihat siapa yang ada di belakang wanita itu.

"D-Dora ...," gumamnya sangat pelan.

Sementara itu, Isadora menatap keduanya santai. Memang hatinya sedikit tersentil saat tak sengaja mendengar pengakuan Grace. Ia bahkan tak pernah memikirkan wanita itu akan datang di pesta pernikahannya.

"Honey ...." Alaric segera merangkul pinggang Isadora posesif, kala wanita itu tiba di sampingnya. 

Isadora hanya melirik sang suami sekilas, lalu perhatiannya jatuh pada wanita di depan. "Kau—"

"Mantan istri suamimu," potong wanita itu cepat. Ia mengulurkan tangan sembari tersenyum ramah. "Grace."

"Isadora." Isadora membalas uluran tangan itu sembari tersenyum tak kalah ramah.

"Alaric sering bercerita banyak tentangmu. Selamat, sekarang kalian benar-benar sudah bersatu."

Spontan Isadora melirik pada sang suami. Apa yang pria itu ceritakan pada Grace tentangnya? 

"Ah, iya, maaf jika kedatanganku mengganggu pesta kalian. Aku hanya ingin turut menjadi saksi di hari bahagia ini."

Isadora kembali membawa tatapannya ke depan. Sejenak melupakan tentang apa yang sudah suaminya bocorkan pada Grace. "Oh, tidak. Sama sekali tidak mengganggu," tukasnya. 

"Emh ... apa kau tidak mau membawa Grace ke tempat yang lebih layak, Al? Ini terlalu dekat dengan lorong menuju toilet," kata Isadora yang membuat suaminya tersadar seketika.

Sejenak Alaric mengusap tengkuknya yang tak gatal. Sebenarnya ia memang sengaja menarik Grace ke tempat ini karena cukup sepi. Tetapi, siapa sangka Isadora malah datang ke sini. 

"Oh, dia bilang tidak akan lama-lama berada di sini, Sayang. Kau lihat, kan, Grace hanya sendirian. Dia meninggalkan putraku entah di mana. Pasti dia sedang mencari ibunya sekarang," alibinya.

Mata Grace seketika membola. Satu tangannya terkepal di bawah sana. "Alaric, sialan! Bisa-bisanya kau mengusirku tanpa memberi minum sedikitpun!" geram wanita itu dalam hati.

***

Malam telah larut saat pesta berakhir. Tepat pukul 12 malam, Alaric dan Isadora baru memasuki kamar pengantin. Keduanya gegas membersihkan tubuh secara bergantian, dengan Isadora yang lebih dulu.

Kini wanita dengan rambut panjang yang tergerai setengah basah itu tengah duduk di depan meja rias. Tatapannya lurus pada pantulan wajah di cermin, tetapi pikirannya tengah terbang entah ke mana.

Semua ini masih terasa seperti mimpi bagi Isadora. Menjadi istri seorang Alaric Sebastian memang pernah menjadi impiannya. Tetapi itu dulu, sebelum pria itu berkhianat dan akhirnya menikah dengan Grace. 

Jujur saja, jika mengingat itu, hati Isadora bak disayat sebilah pisau tajam. Tetapi, ia selalu berusaha terlihat baik-baik saja di depan semua orang agar tak dianggap lemah. 

Ya, untuk apa ia lemah hanya karena seorang Alaric Sebastian?

Isadora tersadar kala sebuah kecupan lembut mendarat di puncak kepalanya. Tampak Alaric yang tengah tersenyum manis dengan bagian atas tubuh yang polos. Sontak saja hal itu membuat Isadora memalingkan wajahnya ke samping.

"Lekas kenakan pakaianmu, Al!" decaknya kesal.

"Kenapa? Aku lebih suka seperti ini."

"Tapi aku tidak menyukainya!" ketus Isadora. Ia bangkit dari duduknya dan beralih mengambil posisi berbaring di atas ranjang.

Ah, Isadora yang malang. Posisi itu justru akan sangat memudahkan Alaric untuk melancarkan aksi yang ia tunggu sejak tadi. Tanpa berkata, pria itu melempar handuk yang semula menyampir di bahu ke sembarang arah. Setelahnya, melangkah dan membaringkan diri di samping tubuh sang istri.

Isadora yang menyadari kehadiran suaminya pun berusaha menahan diri untuk tidak bergerak. Mata wanita itu tertutup rapat.

"Apakah kau sudah benar-benar tidur, Sayang? Secepat itu?" bisik Alaric yang sialnya mampu membuat tubuh Isadora merinding.

Tak mendapat respon, Alaric melingkarkan sebelah tangannya ke perut Isadora. Ia menggeser tubuh hingga sangat rapat dengan tubuh yang telah lama di rindunya. 

"Aku tahu kau belum tidur, Honey."

Hampir saja Isadora menghela napas lelah mendengar panggilan suaminya yang terus berganti. Benar-benar tak beraturan!

Meski masih tak mendapat respon, Alaric sama sekali tak mau menyerah. Ia mendaratkan banyak kecupan di pipi Isadora. Ia yakin, sang istri tidak akan tahan jika diperlakukan seperti ini.

Benar saja, setelah banyak kecupan menyerang, Isadora langsung beringsut duduk dengan bibir yang mengerucut. "Kau benar-benar seperti anak kecil, Al!" geramnya sembari mengusap kasar bekas kecupan sang suami.

Alaric lebih dulu ikut mengubah posisi duduk di samping sang istri. "Bukannya yang seperti anak kecil itu kau, Sayang? Kau pura-pura tidur agar lepas dariku, bukan?"

"Aarrgh ... sial!" jerit Isadora dalam hati. Ia memalingkan wajahnya ke samping, enggan menatap sang suami.

"Kenapa? Apa ada yang tak kau suka dariku? Dari tubuhku? Katakanlah!" perintah Alaric dengan lembut.

Isadora masih belum mau menoleh. Ia tengah sibuk mengondisikan debaran jantung yang tak karuan. 

"Katakan, Sayang ...." Kali ini Alaric berkata sembari menarik lembut dagu Isadora, hingga wanita itu menatapnya.

Isadora menatap mata hitam di depannya cukup lama. Kemudian, ia berkata, "A-aku tak bisa melakukannya, Al."

"Kenapa?"

"A-aku ... sedang datang bulan."

"Kau tidak sedang berbohong, kan?" serang Alaric dengan tatapan yang menajam.

"Untuk apa aku berbohong?"

Pria itu terdiam sejenak sembari membuang muka demi menghalau rasa kecewa. Setelah itu, ia kembali menatap pada Isadora. "Baiklah. Kalau begitu, mari kita lakukan yang lain."

"Hah? Yang lain apa? Tolong jangan macam-macam, Al. Aku tahu kau tak akan bisa menahan diri setelahnya."

Alaric makin memajukan wajahnya hingga embusan napas pria itu menerpa wajah cantik Isadora. Sejenak ia menikmati ketampanan yang terpampang di depan mata.

Cup!

Kedua mata Isadora terpejam kala Alaric mengecup lembut sudut bibirnya, hanya sebentar.

"Baiklah, aku tidak akan memaksa. Tapi, aku pastikan tak akan bisa menahannya lagi di malam-malam lain. Jadi, kau harus bersiap dengan apa yang akan kulakukan nanti, Honey."

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Hai, Dad!

    Tumpukan kertas yang begitu menggunung di atas meja, membuat Alaric sakit kepala. Harusnya hari ini ia berbulan madu bersama Isadora, bukan bekerja. "Sial! Ini semua gara-gara tamu tak diundang itu!" gerutu pria itu sembari memijat pelipis.Jika saja Isadora sedang tidak datang bulan saat ini, sudah pasti langsung ia bawa pergi ke luar kota, atau bahkan ke luar negeri. Tak peduli sekalipun pekerjaannya di kantor menumpuk begini."Permisi, Tuan!" Seruan itu terdengar setelah pintu diketuk dari luar. "Masuk!" perintah Alaric. Ia sudah tahu yang datang pasti sang sekretaris."Apa?" ketusnya saat sang sekretaris sudah berdiri di depan meja."Saya mau mengambil laporan tadi. Apakah sudah Tuan tandatangani?" tanya Mona hati-hati. Alaric melirik sinis pada sang sekretaris, kemudian menjawab dengan nada yang tak kalah ketus dari tadi. "Belum.""M-maaf, Tuan. Tapi ... laporan itu—""Harus segera ditandatangani!" potong Alaric cepat. Tatapannya menajam pada Mona. "Iya, kan?""I-iya."Wanita

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Kau Sangat Berani

    "Kenapa dia bisa berada di sini?" Alaric menatap tajam Isadora yang malah terlihat santai. Wanita itu bangkit dari duduknya dan berdiri tepat di depan Alaric."Jangan terlalu keras. Dia adalah putramu, Al. Sudah seharusnya dia berada di sini, kan?" Isadora berkata lembut dengan tangan yang membuka lilitan dasi di leher sang suami.Diperlakukan lembut oleh sang istri, tak membuat Alaric luluh kali ini. Matanya masih mengamati wajah Isadora. Ia yakin, ada sesuatu yang baru saja terjadi saat ia tak ada."Grace menemuimu?""Tepat sekali." Isadora mengangguk. Ia telah selesai melepas dasi dan menjauhkan dari leher sang suami. Tangannya menepuk pundak pria itu pelan. "Sudahlah, kita bahas ini nanti. Sekarang kau harus menemaniku membeli semua kebutuhan Rayden."Alaric mengernyit. Ia mencengkram lengan Isadora yang masih berada di pundaknya. Sedang tatapannya tertuju pada Rayden yang tampak duduk santai di atas sofa. "Kenapa kau harus membeli kebutuhannya? Seluruh biaya hidupnya sudah kuberi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-08
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Si Keras Kepala

    Isadora menatap Alaric tajam sembari melipat kedua tangan di depan dada. Rayden sampai harus dititipkan karena ia perlu waktu berdua dengan suaminya. Maka, di sinilah Isadora sekarang, duduk berhadapan dengan Alaric yang menatapnya tak kalah tajam."Kau tahu kesalahanmu, Al?" sergah Isadora.Alaric berdecih sinis, lalu membuang muka ke sembarang arah. "Kesalahan? Memangnya kesalahan apa yang sudah kulakukan?"Isadora makin geram. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan Alaric agar tak perlu mengeluarkan suara terlalu keras. "Kau sudah membuat wajah Frans babak belur! Apa menurutmu itu bukan kesalahan?!" Mendengar nama pria itu disebut, segera Alaric menatap wanita cantik di depannya, lantas berkata, "Itu merupakan sebuah perlindungan, bukan kesalahan! Aku harus melindungi Dora-ku dari buaya seperti Frans!""Astaga ...." Isadora sudah kehabiskan kata-kata. Ia hanya mampu menggelengkan kepala sembari memijat pelipis perlahan. Membuat Alaric sadar, sama sulitnya dengan ia membuat seorang bay

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Penggila Isadora

    "Penggila Isadora" sepertinya layak disematkan pada diri seorang Alaric Sebastian. Bagaimana tidak, hanya karena bujukan Isadora malam itu, ia langsung setuju untuk mempekerjakan seorang pengasuh yang akan mengurus semua kebutuhan Rayden."Sungguh, tak ada yang bisa meluluhkanku selain kau, Sayang," gumamnya sembari menatap penuh cinta pada sang istri yang terpejam di pundaknya.Hari ini, keinginan Alaric untuk berbulan madu pun akhirnya terwujud. Meski bukan bulan madu di luar negeri seperti yang ia inginkan, tak apa. Karena baginya yang terpenting adalah bisa menaklukkan kembali seorang Isadora. "Di manapun tempatnya, asal itu denganmu, aku tak akan berhenti bahagia," bisik pria itu dengan seutas senyum manis.Ah, Alaric yakin jika Isadora tak akan bisa berpaling dari pesonanya nanti malam. Mobil hitam yang dikemudikan oleh sopir pribadi keluarga Sebastian pun terus melaju menuju suatu tempat yang sudah Alaric persiapkan. Hanya hotel bintang 5 dengan pemandangan yang langsung meng

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Malaikat Penyelamat

    "Tolong!"Isadora berteriak sekuat tenaga saat Rico berusaha melepas pakaiannya. Ia memeluk tubuh erat dan menepis tangan pria itu berkali-kali."Diamlah, Sayang! Bukankah sebentar lagi kita akan menikah? Tidak akan jadi masalah jika sampai kau mengandung anakku setelah ini." Senyuman Rico benar-benar terlihat menyeramkan di mata Isadora. Ini bukan Rico yang ia kenal."Aku tidak akan tertipu lagi olehmu, Rico! Dan setelah ini, aku akan katakan pada orang tuaku tentang kebejatanmu agar mereka membatalkan pernikahan kita!" Isadora menatap nyalang meski hatinya ketakutan. Ia tak boleh terlihat lemah di depan pria brengsek seperti Rico.Pria itu bangkit dari atas tubuh Isadora. Tangannya membelai lembut pipi sang kekasih. "Oh, begitu rencanamu, Sayang? Tenang saja, aku tak akan membiarkan bibir cantik ini berkata seperti itu nanti." Ia mendekatkan bibir ke telinga Isadora, lalu berbisik, "Aku pastikan kau tak akan pernah lepas dariku. Isadora hanya milikku," bisiknya yang membuat Isadora

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-03
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Apa Syaratnya?

    "Aku pastikan kau akan selamanya mendekam dalam jeruji besi ini, Rico!" Isadora menatap nyalang pria yang hampir saja menjadi suaminya. Beruntung Tuhan masih memberi jalan agar ia bisa melihat wajah asli pria brengsek itu."Dan akan kupastikan, kau akan menyesal, Isa!" Rico membalas tak kalah tajam dari balik jeruji.Isadora hanya menarik tipis kedua sudut bibirnya, kemudian berlalu dari sana. Selesai sudah urusan ia dengan Rico, begitu pun keluarganya. Pesta pernikahan yang sudah siap 50% terpaksa harus batal.Ah, tidak terpaksa. Sebenarnya sejak awal, Isadora tak pernah sedikitpun mengharapkan pernikahan ini. Senyum wanita cantik dengan tubuh yang dibalut dress merah elegan itu terus terpatri selama menuju pintu keluar dari kantor polisi. Tetapi, senyum indahnya seketika pudar kala melihat sesosok pria tampan berdiri di samping mobil miliknya."Untuk apa dia di sana?!" geramnya.Alaric menunggu dengan sabar. Punggungnya ia sandarkan ke mobil milik Isadora. Sudah dibilang, jika haru

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Mengikat Janji Suci

    Alaric ingat jelas saat ia membubuhkan tanda tangan di atas kertas pemberian Julian. Pria itu sama sekali tak menyesal meski beberapa poinnya cukup memberatkan. Salah satu di antaranya adalah poin yang menuliskan bahwa Alaric harus menyerahkan semua hartanya jika sampai melukai Isadora. Sementara poin lainnya hanya bersifat mengingkat pria tampan itu agar tak berkhianat kembali seperti dulu."Padahal aku tidak pernah berkhianat!" geramnya pelan. Mata hitam legam itu menatap tajam pada bayangan wajahnya di cermin."Tapi, tak apa. Demi bisa memilikimu, aku rela memakai gelar pengkhianat itu, Isadora."Senyum Alaric mengembang sempurna. Di balik jas putih yang ia kenakan, tersimpan rapi kebahagiaan di dalam sana. Kebahagiaan yang sejak dulu ia impikan. "Hari ini kau akan menjadi milikku."Ya, hari ini. Lebih tepatnya beberapa puluh menit lagi. Setelah merasa penampilannya sempurna, gegas Alaric melangkah untuk keluar dari kamar. Langkah pria tampan itu tetap sama, tegap dan berkharisma

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04

บทล่าสุด

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Penggila Isadora

    "Penggila Isadora" sepertinya layak disematkan pada diri seorang Alaric Sebastian. Bagaimana tidak, hanya karena bujukan Isadora malam itu, ia langsung setuju untuk mempekerjakan seorang pengasuh yang akan mengurus semua kebutuhan Rayden."Sungguh, tak ada yang bisa meluluhkanku selain kau, Sayang," gumamnya sembari menatap penuh cinta pada sang istri yang terpejam di pundaknya.Hari ini, keinginan Alaric untuk berbulan madu pun akhirnya terwujud. Meski bukan bulan madu di luar negeri seperti yang ia inginkan, tak apa. Karena baginya yang terpenting adalah bisa menaklukkan kembali seorang Isadora. "Di manapun tempatnya, asal itu denganmu, aku tak akan berhenti bahagia," bisik pria itu dengan seutas senyum manis.Ah, Alaric yakin jika Isadora tak akan bisa berpaling dari pesonanya nanti malam. Mobil hitam yang dikemudikan oleh sopir pribadi keluarga Sebastian pun terus melaju menuju suatu tempat yang sudah Alaric persiapkan. Hanya hotel bintang 5 dengan pemandangan yang langsung meng

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Si Keras Kepala

    Isadora menatap Alaric tajam sembari melipat kedua tangan di depan dada. Rayden sampai harus dititipkan karena ia perlu waktu berdua dengan suaminya. Maka, di sinilah Isadora sekarang, duduk berhadapan dengan Alaric yang menatapnya tak kalah tajam."Kau tahu kesalahanmu, Al?" sergah Isadora.Alaric berdecih sinis, lalu membuang muka ke sembarang arah. "Kesalahan? Memangnya kesalahan apa yang sudah kulakukan?"Isadora makin geram. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan Alaric agar tak perlu mengeluarkan suara terlalu keras. "Kau sudah membuat wajah Frans babak belur! Apa menurutmu itu bukan kesalahan?!" Mendengar nama pria itu disebut, segera Alaric menatap wanita cantik di depannya, lantas berkata, "Itu merupakan sebuah perlindungan, bukan kesalahan! Aku harus melindungi Dora-ku dari buaya seperti Frans!""Astaga ...." Isadora sudah kehabiskan kata-kata. Ia hanya mampu menggelengkan kepala sembari memijat pelipis perlahan. Membuat Alaric sadar, sama sulitnya dengan ia membuat seorang bay

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Kau Sangat Berani

    "Kenapa dia bisa berada di sini?" Alaric menatap tajam Isadora yang malah terlihat santai. Wanita itu bangkit dari duduknya dan berdiri tepat di depan Alaric."Jangan terlalu keras. Dia adalah putramu, Al. Sudah seharusnya dia berada di sini, kan?" Isadora berkata lembut dengan tangan yang membuka lilitan dasi di leher sang suami.Diperlakukan lembut oleh sang istri, tak membuat Alaric luluh kali ini. Matanya masih mengamati wajah Isadora. Ia yakin, ada sesuatu yang baru saja terjadi saat ia tak ada."Grace menemuimu?""Tepat sekali." Isadora mengangguk. Ia telah selesai melepas dasi dan menjauhkan dari leher sang suami. Tangannya menepuk pundak pria itu pelan. "Sudahlah, kita bahas ini nanti. Sekarang kau harus menemaniku membeli semua kebutuhan Rayden."Alaric mengernyit. Ia mencengkram lengan Isadora yang masih berada di pundaknya. Sedang tatapannya tertuju pada Rayden yang tampak duduk santai di atas sofa. "Kenapa kau harus membeli kebutuhannya? Seluruh biaya hidupnya sudah kuberi

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Hai, Dad!

    Tumpukan kertas yang begitu menggunung di atas meja, membuat Alaric sakit kepala. Harusnya hari ini ia berbulan madu bersama Isadora, bukan bekerja. "Sial! Ini semua gara-gara tamu tak diundang itu!" gerutu pria itu sembari memijat pelipis.Jika saja Isadora sedang tidak datang bulan saat ini, sudah pasti langsung ia bawa pergi ke luar kota, atau bahkan ke luar negeri. Tak peduli sekalipun pekerjaannya di kantor menumpuk begini."Permisi, Tuan!" Seruan itu terdengar setelah pintu diketuk dari luar. "Masuk!" perintah Alaric. Ia sudah tahu yang datang pasti sang sekretaris."Apa?" ketusnya saat sang sekretaris sudah berdiri di depan meja."Saya mau mengambil laporan tadi. Apakah sudah Tuan tandatangani?" tanya Mona hati-hati. Alaric melirik sinis pada sang sekretaris, kemudian menjawab dengan nada yang tak kalah ketus dari tadi. "Belum.""M-maaf, Tuan. Tapi ... laporan itu—""Harus segera ditandatangani!" potong Alaric cepat. Tatapannya menajam pada Mona. "Iya, kan?""I-iya."Wanita

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tamu Tak Diundang

    "Mau apa kau datang ke sini?" Alaric menatap tajam wanita di depannya yang tak lain adalah Grace—mantan istrinya."Apa salahku datang? Aku hanya ingin menghadiri acara pernikahan mantan suamiku. Kau tak perlu khawatir berlebihan, Alaric!"Jika saja bukan seorang wanita, maka sudah ia pastikan tangannya mendarat di wajah Grace. Pria itu tak suka kesenangannya diganggu, dan dengan kehadiran Grace, bisa saja membuat Isadora salah paham dan menjadikan pesta mereka acak-acakan."Terserah! Yang jelas, aku mau sekarang kau pergi dari tempat ini!" usir Alaric tanpa belas kasih.Tatapan Grace seketika menyala. "Apa begini caramu memperlakukan seorang tamu?""Aku tak pernah mengundangmu!" tukas Alaric dengan rahang yang mengeras."Tapi aku adalah ibu dari darah dagingmu, Alaric! Kau tak bisa menghapus fakta itu!" Tatapan Alaric makin menajam. Ia hendak membalas ucapan Grace, tetapi lidahnya mendadak kelu saat melihat siapa yang ada di belakang wanita itu."D-Dora ...," gumamnya sangat pelan.S

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Mengikat Janji Suci

    Alaric ingat jelas saat ia membubuhkan tanda tangan di atas kertas pemberian Julian. Pria itu sama sekali tak menyesal meski beberapa poinnya cukup memberatkan. Salah satu di antaranya adalah poin yang menuliskan bahwa Alaric harus menyerahkan semua hartanya jika sampai melukai Isadora. Sementara poin lainnya hanya bersifat mengingkat pria tampan itu agar tak berkhianat kembali seperti dulu."Padahal aku tidak pernah berkhianat!" geramnya pelan. Mata hitam legam itu menatap tajam pada bayangan wajahnya di cermin."Tapi, tak apa. Demi bisa memilikimu, aku rela memakai gelar pengkhianat itu, Isadora."Senyum Alaric mengembang sempurna. Di balik jas putih yang ia kenakan, tersimpan rapi kebahagiaan di dalam sana. Kebahagiaan yang sejak dulu ia impikan. "Hari ini kau akan menjadi milikku."Ya, hari ini. Lebih tepatnya beberapa puluh menit lagi. Setelah merasa penampilannya sempurna, gegas Alaric melangkah untuk keluar dari kamar. Langkah pria tampan itu tetap sama, tegap dan berkharisma

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Apa Syaratnya?

    "Aku pastikan kau akan selamanya mendekam dalam jeruji besi ini, Rico!" Isadora menatap nyalang pria yang hampir saja menjadi suaminya. Beruntung Tuhan masih memberi jalan agar ia bisa melihat wajah asli pria brengsek itu."Dan akan kupastikan, kau akan menyesal, Isa!" Rico membalas tak kalah tajam dari balik jeruji.Isadora hanya menarik tipis kedua sudut bibirnya, kemudian berlalu dari sana. Selesai sudah urusan ia dengan Rico, begitu pun keluarganya. Pesta pernikahan yang sudah siap 50% terpaksa harus batal.Ah, tidak terpaksa. Sebenarnya sejak awal, Isadora tak pernah sedikitpun mengharapkan pernikahan ini. Senyum wanita cantik dengan tubuh yang dibalut dress merah elegan itu terus terpatri selama menuju pintu keluar dari kantor polisi. Tetapi, senyum indahnya seketika pudar kala melihat sesosok pria tampan berdiri di samping mobil miliknya."Untuk apa dia di sana?!" geramnya.Alaric menunggu dengan sabar. Punggungnya ia sandarkan ke mobil milik Isadora. Sudah dibilang, jika haru

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Malaikat Penyelamat

    "Tolong!"Isadora berteriak sekuat tenaga saat Rico berusaha melepas pakaiannya. Ia memeluk tubuh erat dan menepis tangan pria itu berkali-kali."Diamlah, Sayang! Bukankah sebentar lagi kita akan menikah? Tidak akan jadi masalah jika sampai kau mengandung anakku setelah ini." Senyuman Rico benar-benar terlihat menyeramkan di mata Isadora. Ini bukan Rico yang ia kenal."Aku tidak akan tertipu lagi olehmu, Rico! Dan setelah ini, aku akan katakan pada orang tuaku tentang kebejatanmu agar mereka membatalkan pernikahan kita!" Isadora menatap nyalang meski hatinya ketakutan. Ia tak boleh terlihat lemah di depan pria brengsek seperti Rico.Pria itu bangkit dari atas tubuh Isadora. Tangannya membelai lembut pipi sang kekasih. "Oh, begitu rencanamu, Sayang? Tenang saja, aku tak akan membiarkan bibir cantik ini berkata seperti itu nanti." Ia mendekatkan bibir ke telinga Isadora, lalu berbisik, "Aku pastikan kau tak akan pernah lepas dariku. Isadora hanya milikku," bisiknya yang membuat Isadora

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status