Share

Apa Syaratnya?

last update Last Updated: 2025-03-04 06:28:35

"Aku pastikan kau akan selamanya mendekam dalam jeruji besi ini, Rico!" Isadora menatap nyalang pria yang hampir saja menjadi suaminya. Beruntung Tuhan masih memberi jalan agar ia bisa melihat wajah asli pria brengsek itu.

"Dan akan kupastikan, kau akan menyesal, Isa!" Rico membalas tak kalah tajam dari balik jeruji.

Isadora hanya menarik tipis kedua sudut bibirnya, kemudian berlalu dari sana. Selesai sudah urusan ia dengan Rico, begitu pun keluarganya. Pesta pernikahan yang sudah siap 50% terpaksa harus batal.

Ah, tidak terpaksa. Sebenarnya sejak awal, Isadora tak pernah sedikitpun mengharapkan pernikahan ini. 

Senyum wanita cantik dengan tubuh yang dibalut dress merah elegan itu terus terpatri selama menuju pintu keluar dari kantor polisi. Tetapi, senyum indahnya seketika pudar kala melihat sesosok pria tampan berdiri di samping mobil miliknya.

"Untuk apa dia di sana?!" geramnya.

Alaric menunggu dengan sabar. Punggungnya ia sandarkan ke mobil milik Isadora. Sudah dibilang, jika harus menunggu seumur hidup pun, ia rela.

"Mau apa kau ke sini?" tanya Isadora ketus. 

Alaric lebih dulu berdiri dengan benar. Melepas kacamata hitam yang sejak tadi bertengger di hidungnya, lalu tanpa aba-aba ia melabuhkan sebuah kecupan di pipi Isadora.

Mata wanita cantik itu membulat seketika. Ia hendak melayangkan tamparan, tetapi tangan Alaric lebih cekatan menahan. 

"Aku datang untuk menemanimu," cetus pria itu yang membuat kening Isadora mengerut.

"Aku lebih suka ditemani sopir daripada pria sepertimu!" tukasnya yang justru di sambut Alaric dengan tawa.

"Oh, aku lupa memberitahu. Sopirmu baru saja pergi. Jadi, aku yang menggantikannya sekarang."

"Apa?"

Isadora tak percaya. Ia mengitari mobil dan coba membuka pintu kemudi, tapi tak bisa. Sopir yang ia minta untuk menunggu, benar-benar tak ada di dalam. 

"Dasar, bodoh! Untuk apa dia mematuhi ucapan seorang Alaric?" geramnya dalam hati.

Pandangan wanita itu kemudian tertuju pada Alaric yang tengah memamerkan kunci mobil miliknya. Tidak ada pilihan lain. Lagi-lagi Isadora harus mengikuti permainan pria gila itu.

***

"Apa maumu?" tanya Isadora to the point, kala ia sudah berada di sebuah kafe bersama Alaric. Dari awal ia sudah menduga jika pria itu tak mungkin langsung membawanya pulang. Bertahun-tahun menjalin kasih, cukup membuat Isadora paham watak keras kepala seorang Alaric.

"Aku ingin membahas tentang ... pertolonganku malam itu."

"Kau perlu uang?" Isadora tersenyum meremehkan. Meski begitu, jantungnya tetap berdegup kencang karena tahu bukan uang yang Alaric perlukan.

Pria itu sudah memiliki kekayaan dan kedudukan sejak dulu. Tidak mungkin masih mengincar uang dengan dalih balasan karena menolong seorang wanita.

Alaric menarik tubuhnya hingga condong ke depan. Dari jarak yang sangat dekat ini, ia bisa melihat mata indah dan hidung mancung Isadora. Jangan lupakan bibir ranumnya yang pernah membuat ia gila.

"Aku ingin lebih dari itu."

"Apa?"

"Menjadikanmu milikku."

Degh!

Dunia Isadora serasa berhenti seketika. Ia menyadarkan punggung pada kursi agar terdapat jarak dengan wajah Alaric. 

"Memilikiku? Bukannya kau sendiri yang dulu melepasku?" Wanita itu tersenyum pedih tanpa mau menatap Alaric. "Aku bukan mainanmu, Alaric!"

"Kau milikku, bukan mainanku!" tegas Alaric. Ia bangkit dari duduknya, lalu pindah di samping Isadora. Kedua tangan kekarnya mengurung tubuh wanita itu.

"Semua yang kulakukan, ada perhitungannya, Dora. Dan kau harus membayarnya dengan menjadi istriku," bisik pria itu yang membuat darah di tubuh Isadora serasa mendidih.

Wajah putih Isadora kini berubah jadi merah, begitupun dengan matanya. Gejolak amarah di dalam tengah meletup-letup, siap untuk meledak kapan saja.

"Aku tahu kau masih mencintaiku, Honey. Maka dari itu, mari kita menikah."

Isadora tak tahan lagi. Dengan sekali gerakan, ia berbalik dan mengacungkan telunjuknya ke depan wajah Alaric. "Dasar, duda gila! Aku tak akan sudi menikah dengan pria pengkhianat sepertimu!"

"Aku bukan pengkhianat, Darling."

"Lalu apa? Oh, kau adalah seorang pengecut. Kau pengecut, Alaric!" 

Dengan emosi yang masih menguasai diri, Isadora bangkit dan menyambar kunci mobil dari atas meja. Kakinya melangkah meninggalkan Alaric yang ternyata tak berniat mengejarnya.

"Syukurlah ...." Isadora bernapas lega ketika tiba di samping mobilnya. "Semoga aku tidak akan pernah bertemu dia lagi!"

Akan tetapi, harapan itu harus pupus kala Isadora membaca sebuah pesan yang masuk ke ponselnya. 

[Kau yakin dengan keputusanmu, Dora? Ingat, publik belum tahu alasan Rico ditahan karena hampir melecehkanmu. Kira-kira, apa tanggapan mereka jika tahu putri satu-satunya Julian Harrison hampir kehilangan kehormatan di tangan tunangannya sendiri?]

Isadora meremas ponselnya kuat. Amarah yang sejak tadi belum tuntas dikeluarkan pun, kini kian bertambah hingga tak bisa lagi ditahan.

"Aarrgh! Alaric sialan!" teriaknya.

Tanpa ia sadari, pria yang membuatnya emosi tengah tersenyum di belakang sana. Alaric benar-benar yakin jika rencananya kali ini akan berhasil. "Aku menunggu keputusan barumu, Sayang."

***

Perkiraan Alaric sama sekali tak meleset. Tepat pukul 8 malam, Isadora mengirim pesan yang meminta ia untuk datang ke kediaman Harrison. Tentu dengan senang hati ia menerima undangan tersebut.

Kini, pria tampan berstatus duda anak 1 itu telah berdiri gagah di depan pintu kediaman keluarga Harrison yang perlahan terbuka. Tatapannya lurus, tak menghiraukan para pelayan yang menyambut di sepanjang jalan menuju ruang tamu. 

"Selamat malam," sapanya pada tiga orang yang sudah berdiri menyambut.

"Selamat malam." Hanya Julian dan Celine yang membalas. Sedangkan Isadora memilih bungkam sembari memalingkan wajahnya.

"Silakan duduk!" Julian mempersilakan.

Alaric mengambil duduk di depan satu keluarga itu. Tak perlu menunggu lama untuk ia mendapat jawaban atas undangan yang diberikan, sebab Julian langsung memaparkan. 

Dengan tegas pria berusia 50 tahun itu berkata, "Saya tidak mau membuat citra keluarga Harrison menjadi buruk di mata publik. Maka dari itu, saya mengizinkan kamu untuk menikahi Isadora. Tapi ... dengan satu syarat."

"Syarat apapun akan saya penuhi, jika itu menyangkut Isadora," respon Alaric cepat. Matanya melirik sejenak pada wanita cantik yang tengah menatapnya nyalang, kemudian kembali fokus pada Julian. "Jadi, apa syaratnya?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Mengikat Janji Suci

    Alaric ingat jelas saat ia membubuhkan tanda tangan di atas kertas pemberian Julian. Pria itu sama sekali tak menyesal meski beberapa poinnya cukup memberatkan. Salah satu di antaranya adalah poin yang menuliskan bahwa Alaric harus menyerahkan semua hartanya jika sampai melukai Isadora. Sementara poin lainnya hanya bersifat mengingkat pria tampan itu agar tak berkhianat kembali seperti dulu."Padahal aku tidak pernah berkhianat!" geramnya pelan. Mata hitam legam itu menatap tajam pada bayangan wajahnya di cermin."Tapi, tak apa. Demi bisa memilikimu, aku rela memakai gelar pengkhianat itu, Isadora."Senyum Alaric mengembang sempurna. Di balik jas putih yang ia kenakan, tersimpan rapi kebahagiaan di dalam sana. Kebahagiaan yang sejak dulu ia impikan. "Hari ini kau akan menjadi milikku."Ya, hari ini. Lebih tepatnya beberapa puluh menit lagi. Setelah merasa penampilannya sempurna, gegas Alaric melangkah untuk keluar dari kamar. Langkah pria tampan itu tetap sama, tegap dan berkharisma

    Last Updated : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tamu Tak Diundang

    "Mau apa kau datang ke sini?" Alaric menatap tajam wanita di depannya yang tak lain adalah Grace—mantan istrinya."Apa salahku datang? Aku hanya ingin menghadiri acara pernikahan mantan suamiku. Kau tak perlu khawatir berlebihan, Alaric!"Jika saja bukan seorang wanita, maka sudah ia pastikan tangannya mendarat di wajah Grace. Pria itu tak suka kesenangannya diganggu, dan dengan kehadiran Grace, bisa saja membuat Isadora salah paham dan menjadikan pesta mereka acak-acakan."Terserah! Yang jelas, aku mau sekarang kau pergi dari tempat ini!" usir Alaric tanpa belas kasih.Tatapan Grace seketika menyala. "Apa begini caramu memperlakukan seorang tamu?""Aku tak pernah mengundangmu!" tukas Alaric dengan rahang yang mengeras."Tapi aku adalah ibu dari darah dagingmu, Alaric! Kau tak bisa menghapus fakta itu!" Tatapan Alaric makin menajam. Ia hendak membalas ucapan Grace, tetapi lidahnya mendadak kelu saat melihat siapa yang ada di belakang wanita itu."D-Dora ...," gumamnya sangat pelan.S

    Last Updated : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Hai, Dad!

    Tumpukan kertas yang begitu menggunung di atas meja, membuat Alaric sakit kepala. Harusnya hari ini ia berbulan madu bersama Isadora, bukan bekerja. "Sial! Ini semua gara-gara tamu tak diundang itu!" gerutu pria itu sembari memijat pelipis.Jika saja Isadora sedang tidak datang bulan saat ini, sudah pasti langsung ia bawa pergi ke luar kota, atau bahkan ke luar negeri. Tak peduli sekalipun pekerjaannya di kantor menumpuk begini."Permisi, Tuan!" Seruan itu terdengar setelah pintu diketuk dari luar. "Masuk!" perintah Alaric. Ia sudah tahu yang datang pasti sang sekretaris."Apa?" ketusnya saat sang sekretaris sudah berdiri di depan meja."Saya mau mengambil laporan tadi. Apakah sudah Tuan tandatangani?" tanya Mona hati-hati. Alaric melirik sinis pada sang sekretaris, kemudian menjawab dengan nada yang tak kalah ketus dari tadi. "Belum.""M-maaf, Tuan. Tapi ... laporan itu—""Harus segera ditandatangani!" potong Alaric cepat. Tatapannya menajam pada Mona. "Iya, kan?""I-iya."Wanita

    Last Updated : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Kau Sangat Berani

    "Kenapa dia bisa berada di sini?" Alaric menatap tajam Isadora yang malah terlihat santai. Wanita itu bangkit dari duduknya dan berdiri tepat di depan Alaric."Jangan terlalu keras. Dia adalah putramu, Al. Sudah seharusnya dia berada di sini, kan?" Isadora berkata lembut dengan tangan yang membuka lilitan dasi di leher sang suami.Diperlakukan lembut oleh sang istri, tak membuat Alaric luluh kali ini. Matanya masih mengamati wajah Isadora. Ia yakin, ada sesuatu yang baru saja terjadi saat ia tak ada."Grace menemuimu?""Tepat sekali." Isadora mengangguk. Ia telah selesai melepas dasi dan menjauhkan dari leher sang suami. Tangannya menepuk pundak pria itu pelan. "Sudahlah, kita bahas ini nanti. Sekarang kau harus menemaniku membeli semua kebutuhan Rayden."Alaric mengernyit. Ia mencengkram lengan Isadora yang masih berada di pundaknya. Sedang tatapannya tertuju pada Rayden yang tampak duduk santai di atas sofa. "Kenapa kau harus membeli kebutuhannya? Seluruh biaya hidupnya sudah kuberi

    Last Updated : 2025-03-08
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Si Keras Kepala

    Isadora menatap Alaric tajam sembari melipat kedua tangan di depan dada. Rayden sampai harus dititipkan karena ia perlu waktu berdua dengan suaminya. Maka, di sinilah Isadora sekarang, duduk berhadapan dengan Alaric yang menatapnya tak kalah tajam."Kau tahu kesalahanmu, Al?" sergah Isadora.Alaric berdecih sinis, lalu membuang muka ke sembarang arah. "Kesalahan? Memangnya kesalahan apa yang sudah kulakukan?"Isadora makin geram. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan Alaric agar tak perlu mengeluarkan suara terlalu keras. "Kau sudah membuat wajah Frans babak belur! Apa menurutmu itu bukan kesalahan?!" Mendengar nama pria itu disebut, segera Alaric menatap wanita cantik di depannya, lantas berkata, "Itu merupakan sebuah perlindungan, bukan kesalahan! Aku harus melindungi Dora-ku dari buaya seperti Frans!""Astaga ...." Isadora sudah kehabiskan kata-kata. Ia hanya mampu menggelengkan kepala sembari memijat pelipis perlahan. Membuat Alaric sadar, sama sulitnya dengan ia membuat seorang bay

    Last Updated : 2025-03-14
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Penggila Isadora

    "Penggila Isadora" sepertinya layak disematkan pada diri seorang Alaric Sebastian. Bagaimana tidak, hanya karena bujukan Isadora malam itu, ia langsung setuju untuk mempekerjakan seorang pengasuh yang akan mengurus semua kebutuhan Rayden."Sungguh, tak ada yang bisa meluluhkanku selain kau, Sayang," gumamnya sembari menatap penuh cinta pada sang istri yang terpejam di pundaknya.Hari ini, keinginan Alaric untuk berbulan madu pun akhirnya terwujud. Meski bukan bulan madu di luar negeri seperti yang ia inginkan, tak apa. Karena baginya yang terpenting adalah bisa menaklukkan kembali seorang Isadora. "Di manapun tempatnya, asal itu denganmu, aku tak akan berhenti bahagia," bisik pria itu dengan seutas senyum manis.Ah, Alaric yakin jika Isadora tak akan bisa berpaling dari pesonanya nanti malam. Mobil hitam yang dikemudikan oleh sopir pribadi keluarga Sebastian pun terus melaju menuju suatu tempat yang sudah Alaric persiapkan. Hanya hotel bintang 5 dengan pemandangan yang langsung meng

    Last Updated : 2025-03-14
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Sia-sia

    "Agar kau ingat bahwa kala itu sudah membuatku hancur, Al? Sangat ... hancur."Alaric meremas pinggang Isadora cukup kencang, tetapi wanita itu tetap bertahan dengan seutas senyuman. Ia ingin Alaric mengerti jika semua tak akan pernah semanis dulu lagi. Hatinya telah hancur oleh pria yang ia cintai sepenuh hati."Kau sungguh egois, Dora," pungkas Alaric. Ia menatap dalam pada Isadora. "Apa kau pikir, hanya kau yang sakit? Kau seorang diri yang hancur?" Pria itu terkekeh getir, lalu menarik napas sejenak. Ia palingkan wajahnya ke samping, menatap birunya air. "Bahkan tanpa semua orang tahu, akulah yang paling hancur saat itu, Dora. Kau bisa bayangkan, bertahun-tahun aku tetap menyematkan namamu, sementara aku harus hidup dengan seseorang yang tak kucinta selama itu."Alaric menghirup oksigen cukup banyak demi mengurangi sesak. Kemudian, ia bawa pandangannya pada Isadora. "Selama tahun-tahun itu, aku seperti mayat hidup. Ragaku masih bernyawa, tapi hatiku tertinggal di sini, Isadora. Ma

    Last Updated : 2025-03-15
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Sungguh Terkejut

    Bulan madu, bulan pertama, hanya tinggal nama. Pada kenyataannya, Alaric dan Isadora tak melakukan apa-apa. Setelah kembali dari makan malam yang terasa hambar, keduanya langsung tertidur saling memunggungi. Kini saat cahaya mentari mulai masuk lewat jendela, Isadora baru mengerjapkan mata. Kala sepasang mata indah itu terbuka, ia terkejut melihat kekosongan di sampingnya.Isadora beringsut duduk bersandar di kepala ranjang. "Ke mana dia?" gumamnya heran. Tidak biasanya Alaric meninggalkan ia di ranjang sendiri. Meski sudah bangun lebih dulu, pria itu akan tetap memeluk tubuh Isadora hingga membuka mata. Merasa penasaran, gegas Isadora turun dari ranjang. Kaki jenjangnya berjalan menuju kamar mandi, tetapi tak ia dapati keberadaan sang suami. "Dia benar-benar pergi."Huft!"Sudahlah. Lebih baik aku mandi daripada memikirkan pria gila itu!"Memikirkan Alaric terus-menerus hanyalah sebuah kebodohan bagi Isadora. Maka dari itu, ia tak akan pernah melakukannya. Hanya perlu waktu 30 men

    Last Updated : 2025-03-15

Latest chapter

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Datang Kembali

    Isadora termenung seorang diri. Tatapannya tertuju pada langit pagi yang tengah hangat-hangatnya. Namun, sedikitpun ia tak menikmati kehangatan itu. Ya, memang harusnya ia merasa senang sekarang, karena semalam Alaric bilang jika Rayden tidak marah padanya. Tetapi, entah kenapa Rayden masih saja bersikap tak acuh padanya. Bahkan ketika tadi sarapan sebelum sekolah pun, bocah itu masih sama seperti semalam.Rasanya Isadora hampir putus asa. Ia dipaksa mengingat kesalahan yang entah apa, sebab Rayden tak mau memberitahu. "Kau tidak perlu terlalu memikirkannya, Sayang. Biarkan saja," pesan Alaric semalam. Tetapi, hal itu tak bisa Isadora lakukan.Sebagai seseorang yang sangat dekat dengan Rayden, jelas ia merasa tak nyaman kala bocah itu selalu menghindar."Sepertinya aku harus mengajak dia jalan-jalan berdua."Ya, mungkin itu akan menjadikan Rayden kembali terbuka dan mau berbicara dengannya.Tak ingin membuang waktu, gegas Isadora bersiap. Ia memasuki kamar mandi sebentar untuk mencu

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Kau Marah?

    Isadora tak ingin menyerah untuk membuat Rayden mau bicara. Kala bocah itu kembali dari sekolah, ia langsung mengajaknya memasuki kamar dan membongkar semua hadiah. Mobil dan robot mainan tampak mendominasi di lantai kamar itu."Bagaimana? Kau suka, kan, Ray? Mommy yang memilih semua ini untukmu," seru Isadora penuh antusias. Tetapi, bocah di depannya masih saja menampilkan wajah datar."Lihat! Mommy juga membeli banyak buku tulis yang sampulnya lucu. Ada pensil juga. Kau suka, kan?"Lagi, Rayden masih diam.Isadora menghela napas lelah. Ia sungguh bingung dengan sikap Rayden yang tiba-tiba berubah."Ray ... sebenarnya kau kenapa, Sayang? Apa Mommy memiliki kesalahan? Jika benar, Mommy minta maaf padamu."Rayden masih tak merespon. Kepala bocah itu kini sedikit tertunduk seperti ada yang tengah ditahan. Tetapi, tak bisa ia ungkapkan."Ray ...." Isadora hendak menyentuh bahu Rayden, tetapi bocah itu malah menghindar dengan menggeser duduknya. Sesaat kemudian, Rayden berdiri dan berteri

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Benar Marah?

    Waktu berlibur satu minggu itu terasa singkat dan masih tak cukup bagi Alaric. Rasanya ia masih ingin tinggal di Tokyo untuk menghabiskan waktu berdua dengan Isadora. Sayangnya, ia harus ditampar kenyataan bahwa ada segudang pekerjaan yang menunggunya pulang.Alaric dan Isadora tiba di rumah tepat pukul 10 malam, dan belum sempat bertemu Rayden, sebab bocah itu sudah tertidur. Mereka tidak tega jika harus mengganggu.Kini sebagai penebusan karena sudah meninggalkan Rayden selama 1 minggu, Isadora membawakan bocah itu banyak mainan yang sengaja ia beli di Tokyo. Ia yakin Rayden pasti suka.Setelah selesai mandi dan merapikan diri, gegas Isadora turun ke lantai dasar sembari menenteng dua plastik berukuran besar. Sementara Alaric yang tengah bersiap untuk ke kantor, ia tinggalkan di dalam kamar sendirian.Isadora ingin segera bertemu Rayden. Ia ingin memberikan semua hadiah yang dibawa pada bocah itu."Suprise!" seru Isadora begitu tiba di kamar sang putra. Terlihat Rayden tengah dibant

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tokyo

    Entah kenapa sore itu terasa begitu syahdu bagi Isadora. Entah karena ia berada di tempat yang sangat indah, atau karena ada Alaric di sampingnya. Atau mungkin ... bisa jadi karena keduanya. Yang jelas, Isadora benar-benar bersyukur dengan apa yang ia dapat."Kau ingin makan apa?" tanya Alaric yang membuayarkan lamunan istrinya. Beberapa saat lalu mereka baru tiba di sebuah restoran yang terkenal di sana.Isadora segera membawa pandangannya pada buku menu di tangan Alaric. "Aku ingin makan ... Yakizakana. Lengkap dengan teman-temannya."Alaric terkekeh pelan. Ia tahu yang Isadora maksud teman-temannya adalah nasi, sup miso, juga acar. Tetapi, wanita itu malas menyebutkan.Baiklah, Alaric segera menyebutkan pesanan ia dan Isadora satu per satu. Setelah itu, harus menunggu beberapa saat hingga pesanan mereka terhidang."Kapan kita akan pulang, Al?"Pertanyaan Isadora membuat alis Alaric sedikit terangkat. Sejujurnya ia tak suka wanita itu membahas mengenai kepulangan mereka. Ia ingin me

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Mimpi yang Terwujud

    Bulan berlalu, kehidupan rumah tangga Alaric dan Isadora nyaris sempurna. Mereka sudah jarang sekali bertengkar selain beradu argumen kecil yang sebenarnya tak perlu diperdebatkan. Hanya saja, mereka menganggap hal itu sebagai hiburan."Rasanya hidup ini terlalu datar jika aku tidak menggodamu," kata Alaric kala itu. Dan, Isadora tak memungkiri jika ia pun setuju.Terkadang, dalam rumah tangga memang perlu sedikit perdebatan untuk menjadi bumbu. Dengan begitu, setiap pasangan akan belajar untuk menyelesaikan masalah bersama, berdiskusi, dan saling menurunkan ego agar suasana kembali damai.Seperti saat Alaric memutuskan untuk kembali menyewa jasa pengasuh untuk Rayden. Ia dan Isadora berdebat hebat karena perbedaan pendapat. Alaric yang memang tak ingin Isadora harus repot mengantar dan menunggu Rayden, meskipun sebenarnya wanita itu tidak merasa keberatan. Sementara, Isadora sendiri masih trauma dengan kejadian tempo lalu."Aku takut mendapat pengasuh seperti Monica, Al. Aku takut ki

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Bidadari Cantik

    "Mommy ... terlihat an—"Alaric segera membekap mulut Rayden sebelum bocah itu melanjutkan ucapannya. "Ah, tentu. Kau sangat manis, Honey. Aku hampir saja tidak mengenalimu," ucap Alaric. Ya, meski tidak sepenuhnya benar. Pakaian terusan berwarna biru dengan model nyentrik, sangat jauh dari kebiasaan Isadora. Rambut panjang yang selalu anggun, kini hanya tersisa sebatas bahu. Memang masih terlihat cantik. Tetapi, ini seperti bukan Isadora. Alaric malah merasa melihat seorang gadis berusia 15 tahun yang baru merasakan cinta."Benarkah?" Mata Isadora berbinar seketika. Ia melakukan gerakan memutar dengan senyum yang mengembang."Menurutmu bagaimana, Ray? Mommy cantik, kan?"Rayden tak langsung menjawab, sebab mulutnya masih dibungkam. Ia menatap kesal pada sang ayah, baru tangan besar pria itu lepas dari mulutnya."Kau sangat cantik, Sayang. Lagipula Rayden masih terlalu kecil. Dia belum paham tentang penampilan.""Tapi ... bukankah anak kecil itu justru selalu berkata jujur, ya?" kat

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Berhak Jatuh Cinta

    Hari minggu ini, Alaric berjanji untuk mengabdikan diri pada keluarga, terutama Isadora. Menjelang siang, ia bersama anak dan istrinya menikmati waktu bersama dengan jalan-jalan, berbelanja, juga menemani Rayden bermain di sebuah wahana. "Kau masih ingat permintaanku kemarin, kan, Al?" tanya Isadora di sela menyantap makan siangnya. Kondisi kafe yang ramai cukup membuat ia ingin segera keluar. Hanya saja, ia tak tega sebab Alaric dan Rayden tampak menikmati makanan yang terhidang. "Emh ...." Alaric tampak berpikir keras. Sejujurnya, ia lupa apa yang diminta Isadora. "Ya ... aku ingat." Ia terpaksa beralibi agar tidak merusak suasana hati sang istri. Sontak saja senyum di wajah Isadora mengembang sempurna. "Baiklah. Kalau begitu, setelah ini aku akan kembali ke mall. Kau dan Rayden boleh menunggu di mana pun yang kalian mau." "Hm? Tentu aku akan ikut denganmu, Sayang." Bahaya jika Alaric membiarkan Isadora sendirian. Bukannya tak percaya jika sang istri bisa menjaga diri, tetapi ia

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Ingin Merasakan ....

    Isadora menutup mulut tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sungguh, ia lupa jika hari ini adalah kelahirannya. "I-ini ...." Wanita cantik itu tak bisa berkata apa-apa. Ia bergegas memeluk kedua orang tuanya erat, lalu beralih memeluk Alaric meski sedikit sulit. Ya, sebab pria itu tengah memegang sebuah kue ulang tahun dengan lilin yang menyala di atasnya."Selamat bertambah usia, Honey. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu," ucap Alaric manis. "Terima kasih, Al ...." "Selamat ulang tahun putri Mommy," ujar Celine. Ia menatap dalam sang putri yang begitu ceria hari ini. "Doa terbaik untukmu, Nak." Julian ikut menimpali.Hah, sungguh Isadora terharu rasanya. Ia benar-benar tak menyangka diam-diam diberi kejutan."Thank you, semuanya. I'am so surprise!"Kebahagiaan tampak menyelimuti mereka yang ada di sana. Hingga seorang bocah berlari mendekat dengan wajah keheranan."Daddy! Kue siapa itu?" Semua orang mengalihkan perhatian mereka pada Ryden. Lalu, dengan jahil Isadora mencol

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Yang Lebih Baik

    Hari-hari selanjutnya, kehidupan Alaric dan Isadora berjalan lebih normal, tanpa ada pertengkaran. Keduanya sudah bisa mengatur ego masing-masing. Tak jarang saling mengalah demi terciptanya sebuah kedamaian dalam rumah tangga. Meski begitu, tetap belum ada kata cinta yang terucap dari bibir Isadora.Hem, tak apa. Sebab tanpa diungkapkan pun, Alaric sudah yakin 1000% jika Isadora memang mencintainya.Tak hanya hubungan mereka yang membaik. Kondisi Aldora pun sudah tidak seterpuruk kemarin. Perlahan tapi pasti, Alaric berhasil kembali menarik kepercayaan publik. Klien baru dari luar kota dan luar negeri pun berdatangan untuk mengajukan sebuah kerjasama. Semua itu berkat usaha dan kerja keras semua tim Aldora, juga dukungan penuh dari Isadora.Entahlah harus berapa banyak lagi kata syukur yang Alaric ucap karena memiliki istri yang selalu mendukungnya.Kini, Alaric sudah membawa Rayden dan Isadora kembali ke rumah mereka. Ia juga mempekerjakan dua orang pelayan baru untuk mengurus rumah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status