Share

Dinikahi Duda Cinta Pertamaku
Dinikahi Duda Cinta Pertamaku
Author: Deshika Widya

Malaikat Penyelamat

last update Last Updated: 2025-03-03 17:17:14

"Tolong!"

Isadora berteriak sekuat tenaga saat Rico berusaha melepas pakaiannya. Ia memeluk tubuh erat dan menepis tangan pria itu berkali-kali.

"Diamlah, Sayang! Bukankah sebentar lagi kita akan menikah? Tidak akan jadi masalah jika sampai kau mengandung anakku setelah ini." 

Senyuman Rico benar-benar terlihat menyeramkan di mata Isadora. Ini bukan Rico yang ia kenal.

"Aku tidak akan tertipu lagi olehmu, Rico! Dan setelah ini, aku akan katakan pada orang tuaku tentang kebejatanmu agar mereka membatalkan pernikahan kita!" Isadora menatap nyalang meski hatinya ketakutan. Ia tak boleh terlihat lemah di depan pria brengsek seperti Rico.

Pria itu bangkit dari atas tubuh Isadora. Tangannya membelai lembut pipi sang kekasih. "Oh, begitu rencanamu, Sayang? Tenang saja, aku tak akan membiarkan bibir cantik ini berkata seperti itu nanti." Ia mendekatkan bibir ke telinga Isadora, lalu berbisik, "Aku pastikan kau tak akan pernah lepas dariku. Isadora hanya milikku," bisiknya yang membuat Isadora kian takut.

Di rumah yang hanya diisi mereka berdua malam itu, bagaimana bisa ada yang menyelamatkan Isadora dari iblis di depannya?

"Tidak! Aku harus lepas dari pria brengsek ini!" tekadnya dalam hati. 

Perlahan Isadora melepas satu tangan dari tubuhnya, dan mengulurkan ke arah nakas di samping ranjang. Fokusnya untuk mengambil vas bunga dan menghantamkan ke kepala Rico diam-diam. Akan tetapi, gerakan itu tetap terbaca oleh Rico, sehingga ia dengan cepat menangkap tangan kekasihnya.

"Kau ingin melukaiku, Sayang? Sungguh teganya kekasihku ini."

Isadora memberontak, berusaha melepas cekalan tangan Rico. Kakinya terus bergerak untuk digunakan menendang area sensitif pria itu, tetapi tak berhasil. Tenaga Rico jauh lebih besar darinya.

"Lepas! Aku bersumpah tak akan memaafkanmu, Rico! Aku membencimu! Aku benci!" 

Siapa sangka, teriakan Isadora justru membuat pria gila itu merasa tertantang. Dengan sekali gerakan, ia membungkam mulut wanita itu menggunakan bibirnya. Akan tetapi, saat ingin melakukan hal lebih, pintu kamarnya didorong kasar dari luar hingga menciptakan suara yang menggelegar.

Spontan Rico melepaskan bibirnya dan mengalihkan fokus pada pintu kamar. Alisnya mengerut, tak mengenali siapa yang datang.

Berbeda dengan Rico, Isadora justru membolakan mata tak percaya. Di depan sana kini berdiri seorang Alaric yang sudah lama menghilangkan diri, entah ke mana.

"Al," gumamnya yang masih bisa didengar oleh Rico.

Pria itu lekas bangkit dari tubuh Isadora. Melupakan sejenak wanita itu karena penasaran dengan pria yang sudah mengganggunya.

"Apa maksudmu? Apa kau tak tahu sopan santun, sehingga mengganggu waktu bercinta kami?" Ia menatap tajam yang seketika dibalas bogeman oleh pria di depannya.

Alaric benar-benar bak orang kesurupan. Ia memukul setiap sisi wajah Rico hingga pria itu tak mampu untuk melawan. Sementara, Isadora segera bangkit dari atas ranjang untuk menghentikan aksi mantan kekasihnya itu. Jika dibiarkan, bisa-bisa Rico mati di tangan Alaric malam ini juga.

"Stop! Alaric, stop! Stop it!" teriaknya yang berhasil meraih lengan sang mantan kekasih. "Hentikan, atau dia akan mati di tanganmu!"

Alaric menatap wanita tercintanya cukup dalam. Ada rasa perih kala melihat rambut dan riasan wanita itu acak-acakan. Belum lagi pakaian yang memiliki robekan di bagian atasnya. "Dia memang harus mati di tanganku, Dora. Malam ini!" Ia tak akan membiarkan siapapun yang melukai Isadora, bernapas di dunia ini.

Wanita itu menggeleng cepat dengan air mata yang masih mengalir di kedua pipi. "No! Aku tak ingin tanganmu kotor, Al. Kumohon ...."

Oh, suara itu ... bagaimana bisa Alaric mengabaikannya? Tanpa berpikir lagi, ia bangkit dari atas tubuh Rico yang sudah tak berdaya dan memeluk erat tubuh Isadora.

"Maaf jika aku datang terlambat. Si brengsek itu belum mengambil kehormatanmu, bukan?" bisiknya dengan perasaan sesak.

Isadora menggeleng sebagai jawaban. Bibirnya terlalu kaku untuk bergerak. Kejadian ini sungguh terlalu tiba-tiba hingga membuat ia kehilangan kata-kata. 

Kehormatannya hampir direnggut paksa, lalu pria dari masa lalu tiba-tiba datang sebagai penyelamat. Sungguh, Isadora masih belum sepenuhnya percaya jika kejadian itu nyata.

***

Kediaman keluarga Harrison begitu dipenuhi api amarah di setiap sudutnya. Julian—ayah kandung Isadora, jelas tak rela putri satu-satunya diperlakukan demikian oleh Rico. Pria itu sudah ia beri kepercayaan besar untuk menjaga dan kemudian menikahi Isadora. Namun, justru malah hampir merusaknya sebelum malam pernikahan tiba.

"Hubungi keluarganya dan minta mereka datang sekarang juga! Aku tak terima putriku dilecehkan oleh laki-laki brengsek ini!" perintah Julian yang terdengar menggelegar.

Celine—sang istri, segera bangkit untuk melakukan perintah sang suami. Menyisakan Alaric dan Isadora yang terduduk di atas sofa. Penampilan Isadora sudah lebih baik dari tadi, tetapi tidak dengan mentalnya. Ia masih merasa terpukul, sangat.

"Percayalah, aku akan memberi dia balasan yang setimpal," bisik pria itu hingga membuat Isadora menoleh. 

"Kau tak perlu melakukan apapun. Seharusnya, sekarang pun kau sudah pergi dari sini, Al," balas wanita itu. Masih berat baginya untuk kembali melihat karya indah Tuhan bernama Alaric Sebastian.

Julian yang sejak tadi memerhatikan kedekatan Alaric dan putrinya, hanya bisa menahan diri. Bagaimanapun, pria itu sudah menolong sang putri. Tidak mungkin ia mengusirnya dari sini.

Setelah beberapa lama menunggu ditemani kebisuan, kedua orang tua Rico datang berjalan tergesa. Keduanya begitu terkejut melihat kondisi putra mereka yang mengkhawatirkan.

"Apa yang kalian lakukan pada putraku?!" Ibu Rico berteriak, menatap marah pada semua orang yang ada di sana.

Meski tak diminta, Alaric lebih dulu berdiri dan menceritakan apa yang ia lihat tadi, tanpa terkecuali. Ditambah oleh kesaksian Isadora yang makin menguatkan jika Rico memang bersalah.

"Aku melakukan ini karena kau selalu tak peduli padaku, Isa! Kau bahkan tak pernah mengatakan cinta padaku! Kau yang salah!" teriak Rico di tengah ringisannya.

Isadora hanya menatap pria itu dingin. Kedua tangannya ia lipat di depan dada. "Cinta? Bukankah sudah sering kubilang, bahwa aku menerima perjodohan ini karena Daddy, bukan karena aku mencintaimu, Rico!" 

Setiap kata yang Isadora ucapkan berhasil menjadi tamparan keras bagi Rico dan orang tuanya. Tetapi, sangat indah bagi Alaric. Diam-diam pria tampan itu menarik sudut bibirnya dengan mata yang tertuju pada sosok Isadora.

"Aku yakin kau masih mencintaiku, Dora."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Apa Syaratnya?

    "Aku pastikan kau akan selamanya mendekam dalam jeruji besi ini, Rico!" Isadora menatap nyalang pria yang hampir saja menjadi suaminya. Beruntung Tuhan masih memberi jalan agar ia bisa melihat wajah asli pria brengsek itu."Dan akan kupastikan, kau akan menyesal, Isa!" Rico membalas tak kalah tajam dari balik jeruji.Isadora hanya menarik tipis kedua sudut bibirnya, kemudian berlalu dari sana. Selesai sudah urusan ia dengan Rico, begitu pun keluarganya. Pesta pernikahan yang sudah siap 50% terpaksa harus batal.Ah, tidak terpaksa. Sebenarnya sejak awal, Isadora tak pernah sedikitpun mengharapkan pernikahan ini. Senyum wanita cantik dengan tubuh yang dibalut dress merah elegan itu terus terpatri selama menuju pintu keluar dari kantor polisi. Tetapi, senyum indahnya seketika pudar kala melihat sesosok pria tampan berdiri di samping mobil miliknya."Untuk apa dia di sana?!" geramnya.Alaric menunggu dengan sabar. Punggungnya ia sandarkan ke mobil milik Isadora. Sudah dibilang, jika haru

    Last Updated : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Mengikat Janji Suci

    Alaric ingat jelas saat ia membubuhkan tanda tangan di atas kertas pemberian Julian. Pria itu sama sekali tak menyesal meski beberapa poinnya cukup memberatkan. Salah satu di antaranya adalah poin yang menuliskan bahwa Alaric harus menyerahkan semua hartanya jika sampai melukai Isadora. Sementara poin lainnya hanya bersifat mengingkat pria tampan itu agar tak berkhianat kembali seperti dulu."Padahal aku tidak pernah berkhianat!" geramnya pelan. Mata hitam legam itu menatap tajam pada bayangan wajahnya di cermin."Tapi, tak apa. Demi bisa memilikimu, aku rela memakai gelar pengkhianat itu, Isadora."Senyum Alaric mengembang sempurna. Di balik jas putih yang ia kenakan, tersimpan rapi kebahagiaan di dalam sana. Kebahagiaan yang sejak dulu ia impikan. "Hari ini kau akan menjadi milikku."Ya, hari ini. Lebih tepatnya beberapa puluh menit lagi. Setelah merasa penampilannya sempurna, gegas Alaric melangkah untuk keluar dari kamar. Langkah pria tampan itu tetap sama, tegap dan berkharisma

    Last Updated : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tamu Tak Diundang

    "Mau apa kau datang ke sini?" Alaric menatap tajam wanita di depannya yang tak lain adalah Grace—mantan istrinya."Apa salahku datang? Aku hanya ingin menghadiri acara pernikahan mantan suamiku. Kau tak perlu khawatir berlebihan, Alaric!"Jika saja bukan seorang wanita, maka sudah ia pastikan tangannya mendarat di wajah Grace. Pria itu tak suka kesenangannya diganggu, dan dengan kehadiran Grace, bisa saja membuat Isadora salah paham dan menjadikan pesta mereka acak-acakan."Terserah! Yang jelas, aku mau sekarang kau pergi dari tempat ini!" usir Alaric tanpa belas kasih.Tatapan Grace seketika menyala. "Apa begini caramu memperlakukan seorang tamu?""Aku tak pernah mengundangmu!" tukas Alaric dengan rahang yang mengeras."Tapi aku adalah ibu dari darah dagingmu, Alaric! Kau tak bisa menghapus fakta itu!" Tatapan Alaric makin menajam. Ia hendak membalas ucapan Grace, tetapi lidahnya mendadak kelu saat melihat siapa yang ada di belakang wanita itu."D-Dora ...," gumamnya sangat pelan.S

    Last Updated : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Hai, Dad!

    Tumpukan kertas yang begitu menggunung di atas meja, membuat Alaric sakit kepala. Harusnya hari ini ia berbulan madu bersama Isadora, bukan bekerja. "Sial! Ini semua gara-gara tamu tak diundang itu!" gerutu pria itu sembari memijat pelipis.Jika saja Isadora sedang tidak datang bulan saat ini, sudah pasti langsung ia bawa pergi ke luar kota, atau bahkan ke luar negeri. Tak peduli sekalipun pekerjaannya di kantor menumpuk begini."Permisi, Tuan!" Seruan itu terdengar setelah pintu diketuk dari luar. "Masuk!" perintah Alaric. Ia sudah tahu yang datang pasti sang sekretaris."Apa?" ketusnya saat sang sekretaris sudah berdiri di depan meja."Saya mau mengambil laporan tadi. Apakah sudah Tuan tandatangani?" tanya Mona hati-hati. Alaric melirik sinis pada sang sekretaris, kemudian menjawab dengan nada yang tak kalah ketus dari tadi. "Belum.""M-maaf, Tuan. Tapi ... laporan itu—""Harus segera ditandatangani!" potong Alaric cepat. Tatapannya menajam pada Mona. "Iya, kan?""I-iya."Wanita

    Last Updated : 2025-03-04
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Kau Sangat Berani

    "Kenapa dia bisa berada di sini?" Alaric menatap tajam Isadora yang malah terlihat santai. Wanita itu bangkit dari duduknya dan berdiri tepat di depan Alaric."Jangan terlalu keras. Dia adalah putramu, Al. Sudah seharusnya dia berada di sini, kan?" Isadora berkata lembut dengan tangan yang membuka lilitan dasi di leher sang suami.Diperlakukan lembut oleh sang istri, tak membuat Alaric luluh kali ini. Matanya masih mengamati wajah Isadora. Ia yakin, ada sesuatu yang baru saja terjadi saat ia tak ada."Grace menemuimu?""Tepat sekali." Isadora mengangguk. Ia telah selesai melepas dasi dan menjauhkan dari leher sang suami. Tangannya menepuk pundak pria itu pelan. "Sudahlah, kita bahas ini nanti. Sekarang kau harus menemaniku membeli semua kebutuhan Rayden."Alaric mengernyit. Ia mencengkram lengan Isadora yang masih berada di pundaknya. Sedang tatapannya tertuju pada Rayden yang tampak duduk santai di atas sofa. "Kenapa kau harus membeli kebutuhannya? Seluruh biaya hidupnya sudah kuberi

    Last Updated : 2025-03-08
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Si Keras Kepala

    Isadora menatap Alaric tajam sembari melipat kedua tangan di depan dada. Rayden sampai harus dititipkan karena ia perlu waktu berdua dengan suaminya. Maka, di sinilah Isadora sekarang, duduk berhadapan dengan Alaric yang menatapnya tak kalah tajam."Kau tahu kesalahanmu, Al?" sergah Isadora.Alaric berdecih sinis, lalu membuang muka ke sembarang arah. "Kesalahan? Memangnya kesalahan apa yang sudah kulakukan?"Isadora makin geram. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan Alaric agar tak perlu mengeluarkan suara terlalu keras. "Kau sudah membuat wajah Frans babak belur! Apa menurutmu itu bukan kesalahan?!" Mendengar nama pria itu disebut, segera Alaric menatap wanita cantik di depannya, lantas berkata, "Itu merupakan sebuah perlindungan, bukan kesalahan! Aku harus melindungi Dora-ku dari buaya seperti Frans!""Astaga ...." Isadora sudah kehabiskan kata-kata. Ia hanya mampu menggelengkan kepala sembari memijat pelipis perlahan. Membuat Alaric sadar, sama sulitnya dengan ia membuat seorang bay

    Last Updated : 2025-03-14
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Penggila Isadora

    "Penggila Isadora" sepertinya layak disematkan pada diri seorang Alaric Sebastian. Bagaimana tidak, hanya karena bujukan Isadora malam itu, ia langsung setuju untuk mempekerjakan seorang pengasuh yang akan mengurus semua kebutuhan Rayden."Sungguh, tak ada yang bisa meluluhkanku selain kau, Sayang," gumamnya sembari menatap penuh cinta pada sang istri yang terpejam di pundaknya.Hari ini, keinginan Alaric untuk berbulan madu pun akhirnya terwujud. Meski bukan bulan madu di luar negeri seperti yang ia inginkan, tak apa. Karena baginya yang terpenting adalah bisa menaklukkan kembali seorang Isadora. "Di manapun tempatnya, asal itu denganmu, aku tak akan berhenti bahagia," bisik pria itu dengan seutas senyum manis.Ah, Alaric yakin jika Isadora tak akan bisa berpaling dari pesonanya nanti malam. Mobil hitam yang dikemudikan oleh sopir pribadi keluarga Sebastian pun terus melaju menuju suatu tempat yang sudah Alaric persiapkan. Hanya hotel bintang 5 dengan pemandangan yang langsung meng

    Last Updated : 2025-03-14
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Sia-sia

    "Agar kau ingat bahwa kala itu sudah membuatku hancur, Al? Sangat ... hancur."Alaric meremas pinggang Isadora cukup kencang, tetapi wanita itu tetap bertahan dengan seutas senyuman. Ia ingin Alaric mengerti jika semua tak akan pernah semanis dulu lagi. Hatinya telah hancur oleh pria yang ia cintai sepenuh hati."Kau sungguh egois, Dora," pungkas Alaric. Ia menatap dalam pada Isadora. "Apa kau pikir, hanya kau yang sakit? Kau seorang diri yang hancur?" Pria itu terkekeh getir, lalu menarik napas sejenak. Ia palingkan wajahnya ke samping, menatap birunya air. "Bahkan tanpa semua orang tahu, akulah yang paling hancur saat itu, Dora. Kau bisa bayangkan, bertahun-tahun aku tetap menyematkan namamu, sementara aku harus hidup dengan seseorang yang tak kucinta selama itu."Alaric menghirup oksigen cukup banyak demi mengurangi sesak. Kemudian, ia bawa pandangannya pada Isadora. "Selama tahun-tahun itu, aku seperti mayat hidup. Ragaku masih bernyawa, tapi hatiku tertinggal di sini, Isadora. Ma

    Last Updated : 2025-03-15

Latest chapter

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Datang Kembali

    Isadora termenung seorang diri. Tatapannya tertuju pada langit pagi yang tengah hangat-hangatnya. Namun, sedikitpun ia tak menikmati kehangatan itu. Ya, memang harusnya ia merasa senang sekarang, karena semalam Alaric bilang jika Rayden tidak marah padanya. Tetapi, entah kenapa Rayden masih saja bersikap tak acuh padanya. Bahkan ketika tadi sarapan sebelum sekolah pun, bocah itu masih sama seperti semalam.Rasanya Isadora hampir putus asa. Ia dipaksa mengingat kesalahan yang entah apa, sebab Rayden tak mau memberitahu. "Kau tidak perlu terlalu memikirkannya, Sayang. Biarkan saja," pesan Alaric semalam. Tetapi, hal itu tak bisa Isadora lakukan.Sebagai seseorang yang sangat dekat dengan Rayden, jelas ia merasa tak nyaman kala bocah itu selalu menghindar."Sepertinya aku harus mengajak dia jalan-jalan berdua."Ya, mungkin itu akan menjadikan Rayden kembali terbuka dan mau berbicara dengannya.Tak ingin membuang waktu, gegas Isadora bersiap. Ia memasuki kamar mandi sebentar untuk mencu

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Kau Marah?

    Isadora tak ingin menyerah untuk membuat Rayden mau bicara. Kala bocah itu kembali dari sekolah, ia langsung mengajaknya memasuki kamar dan membongkar semua hadiah. Mobil dan robot mainan tampak mendominasi di lantai kamar itu."Bagaimana? Kau suka, kan, Ray? Mommy yang memilih semua ini untukmu," seru Isadora penuh antusias. Tetapi, bocah di depannya masih saja menampilkan wajah datar."Lihat! Mommy juga membeli banyak buku tulis yang sampulnya lucu. Ada pensil juga. Kau suka, kan?"Lagi, Rayden masih diam.Isadora menghela napas lelah. Ia sungguh bingung dengan sikap Rayden yang tiba-tiba berubah."Ray ... sebenarnya kau kenapa, Sayang? Apa Mommy memiliki kesalahan? Jika benar, Mommy minta maaf padamu."Rayden masih tak merespon. Kepala bocah itu kini sedikit tertunduk seperti ada yang tengah ditahan. Tetapi, tak bisa ia ungkapkan."Ray ...." Isadora hendak menyentuh bahu Rayden, tetapi bocah itu malah menghindar dengan menggeser duduknya. Sesaat kemudian, Rayden berdiri dan berteri

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Benar Marah?

    Waktu berlibur satu minggu itu terasa singkat dan masih tak cukup bagi Alaric. Rasanya ia masih ingin tinggal di Tokyo untuk menghabiskan waktu berdua dengan Isadora. Sayangnya, ia harus ditampar kenyataan bahwa ada segudang pekerjaan yang menunggunya pulang.Alaric dan Isadora tiba di rumah tepat pukul 10 malam, dan belum sempat bertemu Rayden, sebab bocah itu sudah tertidur. Mereka tidak tega jika harus mengganggu.Kini sebagai penebusan karena sudah meninggalkan Rayden selama 1 minggu, Isadora membawakan bocah itu banyak mainan yang sengaja ia beli di Tokyo. Ia yakin Rayden pasti suka.Setelah selesai mandi dan merapikan diri, gegas Isadora turun ke lantai dasar sembari menenteng dua plastik berukuran besar. Sementara Alaric yang tengah bersiap untuk ke kantor, ia tinggalkan di dalam kamar sendirian.Isadora ingin segera bertemu Rayden. Ia ingin memberikan semua hadiah yang dibawa pada bocah itu."Suprise!" seru Isadora begitu tiba di kamar sang putra. Terlihat Rayden tengah dibant

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tokyo

    Entah kenapa sore itu terasa begitu syahdu bagi Isadora. Entah karena ia berada di tempat yang sangat indah, atau karena ada Alaric di sampingnya. Atau mungkin ... bisa jadi karena keduanya. Yang jelas, Isadora benar-benar bersyukur dengan apa yang ia dapat."Kau ingin makan apa?" tanya Alaric yang membuayarkan lamunan istrinya. Beberapa saat lalu mereka baru tiba di sebuah restoran yang terkenal di sana.Isadora segera membawa pandangannya pada buku menu di tangan Alaric. "Aku ingin makan ... Yakizakana. Lengkap dengan teman-temannya."Alaric terkekeh pelan. Ia tahu yang Isadora maksud teman-temannya adalah nasi, sup miso, juga acar. Tetapi, wanita itu malas menyebutkan.Baiklah, Alaric segera menyebutkan pesanan ia dan Isadora satu per satu. Setelah itu, harus menunggu beberapa saat hingga pesanan mereka terhidang."Kapan kita akan pulang, Al?"Pertanyaan Isadora membuat alis Alaric sedikit terangkat. Sejujurnya ia tak suka wanita itu membahas mengenai kepulangan mereka. Ia ingin me

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Mimpi yang Terwujud

    Bulan berlalu, kehidupan rumah tangga Alaric dan Isadora nyaris sempurna. Mereka sudah jarang sekali bertengkar selain beradu argumen kecil yang sebenarnya tak perlu diperdebatkan. Hanya saja, mereka menganggap hal itu sebagai hiburan."Rasanya hidup ini terlalu datar jika aku tidak menggodamu," kata Alaric kala itu. Dan, Isadora tak memungkiri jika ia pun setuju.Terkadang, dalam rumah tangga memang perlu sedikit perdebatan untuk menjadi bumbu. Dengan begitu, setiap pasangan akan belajar untuk menyelesaikan masalah bersama, berdiskusi, dan saling menurunkan ego agar suasana kembali damai.Seperti saat Alaric memutuskan untuk kembali menyewa jasa pengasuh untuk Rayden. Ia dan Isadora berdebat hebat karena perbedaan pendapat. Alaric yang memang tak ingin Isadora harus repot mengantar dan menunggu Rayden, meskipun sebenarnya wanita itu tidak merasa keberatan. Sementara, Isadora sendiri masih trauma dengan kejadian tempo lalu."Aku takut mendapat pengasuh seperti Monica, Al. Aku takut ki

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Bidadari Cantik

    "Mommy ... terlihat an—"Alaric segera membekap mulut Rayden sebelum bocah itu melanjutkan ucapannya. "Ah, tentu. Kau sangat manis, Honey. Aku hampir saja tidak mengenalimu," ucap Alaric. Ya, meski tidak sepenuhnya benar. Pakaian terusan berwarna biru dengan model nyentrik, sangat jauh dari kebiasaan Isadora. Rambut panjang yang selalu anggun, kini hanya tersisa sebatas bahu. Memang masih terlihat cantik. Tetapi, ini seperti bukan Isadora. Alaric malah merasa melihat seorang gadis berusia 15 tahun yang baru merasakan cinta."Benarkah?" Mata Isadora berbinar seketika. Ia melakukan gerakan memutar dengan senyum yang mengembang."Menurutmu bagaimana, Ray? Mommy cantik, kan?"Rayden tak langsung menjawab, sebab mulutnya masih dibungkam. Ia menatap kesal pada sang ayah, baru tangan besar pria itu lepas dari mulutnya."Kau sangat cantik, Sayang. Lagipula Rayden masih terlalu kecil. Dia belum paham tentang penampilan.""Tapi ... bukankah anak kecil itu justru selalu berkata jujur, ya?" kat

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Berhak Jatuh Cinta

    Hari minggu ini, Alaric berjanji untuk mengabdikan diri pada keluarga, terutama Isadora. Menjelang siang, ia bersama anak dan istrinya menikmati waktu bersama dengan jalan-jalan, berbelanja, juga menemani Rayden bermain di sebuah wahana. "Kau masih ingat permintaanku kemarin, kan, Al?" tanya Isadora di sela menyantap makan siangnya. Kondisi kafe yang ramai cukup membuat ia ingin segera keluar. Hanya saja, ia tak tega sebab Alaric dan Rayden tampak menikmati makanan yang terhidang. "Emh ...." Alaric tampak berpikir keras. Sejujurnya, ia lupa apa yang diminta Isadora. "Ya ... aku ingat." Ia terpaksa beralibi agar tidak merusak suasana hati sang istri. Sontak saja senyum di wajah Isadora mengembang sempurna. "Baiklah. Kalau begitu, setelah ini aku akan kembali ke mall. Kau dan Rayden boleh menunggu di mana pun yang kalian mau." "Hm? Tentu aku akan ikut denganmu, Sayang." Bahaya jika Alaric membiarkan Isadora sendirian. Bukannya tak percaya jika sang istri bisa menjaga diri, tetapi ia

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Ingin Merasakan ....

    Isadora menutup mulut tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sungguh, ia lupa jika hari ini adalah kelahirannya. "I-ini ...." Wanita cantik itu tak bisa berkata apa-apa. Ia bergegas memeluk kedua orang tuanya erat, lalu beralih memeluk Alaric meski sedikit sulit. Ya, sebab pria itu tengah memegang sebuah kue ulang tahun dengan lilin yang menyala di atasnya."Selamat bertambah usia, Honey. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu," ucap Alaric manis. "Terima kasih, Al ...." "Selamat ulang tahun putri Mommy," ujar Celine. Ia menatap dalam sang putri yang begitu ceria hari ini. "Doa terbaik untukmu, Nak." Julian ikut menimpali.Hah, sungguh Isadora terharu rasanya. Ia benar-benar tak menyangka diam-diam diberi kejutan."Thank you, semuanya. I'am so surprise!"Kebahagiaan tampak menyelimuti mereka yang ada di sana. Hingga seorang bocah berlari mendekat dengan wajah keheranan."Daddy! Kue siapa itu?" Semua orang mengalihkan perhatian mereka pada Ryden. Lalu, dengan jahil Isadora mencol

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Yang Lebih Baik

    Hari-hari selanjutnya, kehidupan Alaric dan Isadora berjalan lebih normal, tanpa ada pertengkaran. Keduanya sudah bisa mengatur ego masing-masing. Tak jarang saling mengalah demi terciptanya sebuah kedamaian dalam rumah tangga. Meski begitu, tetap belum ada kata cinta yang terucap dari bibir Isadora.Hem, tak apa. Sebab tanpa diungkapkan pun, Alaric sudah yakin 1000% jika Isadora memang mencintainya.Tak hanya hubungan mereka yang membaik. Kondisi Aldora pun sudah tidak seterpuruk kemarin. Perlahan tapi pasti, Alaric berhasil kembali menarik kepercayaan publik. Klien baru dari luar kota dan luar negeri pun berdatangan untuk mengajukan sebuah kerjasama. Semua itu berkat usaha dan kerja keras semua tim Aldora, juga dukungan penuh dari Isadora.Entahlah harus berapa banyak lagi kata syukur yang Alaric ucap karena memiliki istri yang selalu mendukungnya.Kini, Alaric sudah membawa Rayden dan Isadora kembali ke rumah mereka. Ia juga mempekerjakan dua orang pelayan baru untuk mengurus rumah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status