Beranda / Romansa / Dinikahi CEO Cuek / Bab 1 I Hate a (Cool) Man

Share

Dinikahi CEO Cuek
Dinikahi CEO Cuek
Penulis: Han

Bab 1 I Hate a (Cool) Man

Penulis: Han
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-09 13:18:16

Elive menunggu lampu berubah warna dengan sabar. Sesekali matanya melirik pada jam tangan yang melingkar di pergelangannya. Masih ada cukup waktu sebelum ia sampai di kantor.

Kepalanya mendongak, suasana yang tadinya tenang mendadak runyam saat seorang anak kecil tiba-tiba berlari ke tengah jalan. Seorang anak lelaki yang asik mengambil bola sementara dari arah kanan muncul kendaraan bermotor dengan sangat cepat.

Napas Elive tertahan dan orang-orang hanya menjerit. Bahkan seorang pria yang jelas-jelas lebih dekat dengan anak lelaki tersebut tampak tak acuh.

Berdecak keras, Elive berlari menghampiri anak lelaki tersebut dan dengan gerakan cepat, mendekapnya hingga keduanya jatuh ke pinggir jalan raya.

Jantung Elive berdebar kencang dengan tubuh gemetar di pelukannya. Gadis itu masih mencoba menenangkan diri saat suara anak tersebut memenuhi indera pendengarannya, disusul orang-orang yang ramai mengelilingi keduanya.

“Kakak.”

Elive membuka mata dan segera bangkit dari posisinya. Melepas pelukan anak tersebut dan memastikan bahwa anak itu tidak terluka.

“Kau baik-baik saja?” tanya Elive.

“Aku baik, tapi Kakak terluka,” jawab anak tersebut sembari menunjuk lengan Elive.

Gadis itu melihat ke arah lengannya yang tidak tertutup apa pun. Lengan kirinya terluka sedikit di bagian siku, sementara lengan kanannya tampak parah. Kulitnya mengelupas hingga meninggalkan goresan panjang berwarna merah.

“Tidak masalah. Besok jangan begitu lagi, ya. Kalau jalanan sedang ramai biarkan saja bolanya. Kamu bisa mengambilnya setelah jalanan sepi,” ucap Elive mengabaikan perih yang mulai terasa.

“Terima kasih Kakak cantik. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi.”

Elive tersenyum. Orang-orang sudah kembali pada kesibukannya masing-masing.

“Yuan.”

Uncle!”

Elive ikut mendongak saat seorang pria memanggil nama anak lelaki tersebut. Matanya memicing menyadari fakta bahwa pria itu adalah pria yang hanya melihat anak kecil hampir tertabrak. Fakta mengejutkan lainnya, anak kecil tersebut adalah keponakannya dan pria itu tidak peduli sama sekali.

“Anda pamannya? Kenapa tadi anda diam saja? Anda membiarkan keponakan anda hampir tertabrak,” geram Elive.

“Saya tidak diam. Saya hendak menolongnya, tapi kamu lebih dulu. Kamu sendiri, kenapa begitu peduli dengan orang lain dan mengabaikan dirimu sendiri?” ucap pria tersebut sembari menatap lengan Elive yang berdarah.

“Rasa kemanusiaan dan empati,” jawab Elive ketus.

“Kalau begitu, sebagai bentuk rasa kemanusiaan dan empati seperti yang kamu katakan, saya akan bertanggung jawab atas luka milikmu,” ujar pria itu lagi.

“Tidak perlu. Saya tidak peduli dengan manusia seperti anda.”

“Ya sudah kalau tidak mau.” Pria tersebut bergidik sebentar sebelum meninggalkan Elive yang hanya mampu melongo di tempatnya. Dia tidak percaya sama sekali bahwa ada pria yang tidak memiliki empati sedikit pun.

Menghentakkan kaki kesal, Elive berjalan menuju kantornya. Namun, sebelum itu, ia mampir ke kamar mandi untuk membersihkan lukanya. Meringis kecil, Elive melihat lengan kanannya yang berwarna merah cukup panjang dan lebar. Beruntunglah perusahaan tempatnya bekerja benar-benar luar biasa. Menyediakan kotak pertolongan pertama di setiap kamar mandi dan lantai. Jadi, Elive bisa mengobati lukanya sebelum nanti membawanya ke rumah sakit agar tidak infeksi. Setidaknya, untuk sekarang gadis itu sudah membubuhkan obat merah dan mengoleskan salep luka sebelum membalutnya dengan perban.

Elive menatap cermin di kamar mandi tersebut. Membenahi tatanan rambutnya yang sedikit berantakan lantas kembali menggerutu. “Dasar pria tidak punya hati!”

Setelah puas, gadis itu menghela napas panjang dan segera berjalan menuju ruangannya. Ia menyapa beberapa karyawan dan menjawab satu persatu pertanyaan mengenai lengannya yang dibalut perban.

“Elive, ada apa dengan lenganmu?” tanya Hana. Sekretaris sekaligus sahabatnya di divisi produksi.

“Tadi ada anak kecil hampir tertabrak dan aku yah berubah menjadi pahlawan kepagian,” jawab Elive.

“Astaga. Kenapa tidak langsung ke rumah sakit? Bagaimana kalau infeksi?” heboh Hana.

“Aku masih cukup waras untuk terlambat di rapat besar hari ini. Hari ini kepala dewan akan mengumumkan kepala direktur yang baru.” Tangan Elive sibuk menyusun dokumen sembari menjawab ucapan Hana.

“Benar juga. Namun, ini bukan rapat penting yang harus dihadiri semuanya,” elak Hana.

“Tidak cukup penting untuk semuanya, tapi cukup penting untukku kalau masih ingin hidup di perusahaan ini,” jawab Elive.

Hana tertawa kecil menanggapi jawaban sahabatnya tersebut.

“Semangat calon manajer.” Hana menggoda Elive yang kemudian dihadiahi pukulan di lengannya.

“Sudah, aku mau pergi dulu.” Elive bangkit dari tempat duduknya. Meninggalkan Hana yang masih mencob menggodanya.

Gadis itu duduk sesuai dengan jabatannya sebagai kepala divisi produksi. Ia menyapa sekilas kepala divisi personalia dan pemasaran yang berada di samping kanan kirinya.

Elive kembali fokus saat kepala dewan mulai bersuara. Memberikan sambutan dan memperkenalkan seorang pria yang berjalan ke mimbar.

“Perkenalkan, Zavian Lee, kepala direktur yang baru di perusahaan ini yang sudah terpilih secara sah melalui rapat dewan minggu lalu.”

Retina Elive membelalak seketika. Badannya sedikit menegang mengetahui fakta bahwa kepala direktur yang baru adalah pria yang beberapa jam lalu sudah ia marahi. Pria itu adalah pewaris kekayaan Lee Corp dan sekarang menjadi direktur utama perusahaan tempatnya bekerja.

Elive menertawakan nasibnya dalam hati. Berharap bahwa kisahnya berjalan baik seperti dalam web series yang selalu dirinya baca tentang karyawan dan CEO. Setidaknya, ia masih bisa bekerja di perusahaan tersebut.

“Tampan sekali ya. Dia anak kedua dari Tuan Lee. Wajahnya benar-benar seperti pangeran. Sesuai dengan panggilannya, ice prince.”

Elive tidak sengaja mendengar percakapan dua perempuan yang duduk di depannya. Entah mereka dari bagian mana, Elive tidak peduli. Gadis itu hanya ingin mengatakan bahwa pria yang ada di depannya sana sangat tidak punya hati. Pria yang bahkan hampir mencelakakan keponakannya sendiri itu tidak berhak punya penggemar. 

Ice prince? Benar, pria itu berhati batu, berhati dingin, hilang rasa.

Menghembuskan napas kasar, Elive akhirnya dapat bernapas lega saat pertemuan tersebut akhirnya berakhir.

Dengan gerakan cepat dan cenderung terburu-buru, Elive segera beranjak dari tempat duduknya dan mencoba keluar, meski badan mungilnya sangat tidak bisa diajak bekerjasama di situasi seperti ini. Sebab, setiap ia ingin maju, ia pasti terdorong lagi ke belakang.

“Hai, orang yang punya rasa kemanusiaan dan empati.”

Bab terkait

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 2 I Hate You

    “Hai, orang yang punya rasa kemanusiaan dan empati.”Elive menegang di tempatnya. Ia tidak ingin menoleh sebab ia tahu siapa manusia yang mengatakan hal itu. Namun, jika dirinya tidak menoleh, maka pekerjaannya menjadi taruhannya.Dengan sangat terpaksa, Elive menoleh dan tersenyum ke arah Zavian. Membungkuk kecil sebagai tanda penghormatan.“Selamat atas jabatan baru anda, Tuan Zavian. Selamat datang dan mohon bimbingannya,” ucap Elive.Zavian menatap datar ke arah Elive. Menatap sekilas wajah Elive dan berganti mentap lengannya.“Pulang kerja, temui saya di ruangan.”Tubuh Elive menegang. Ia bagai disambar listrik berkekuatan tinggi setelah mendengar ucapan CEO barunya tersebut.Pikiran-pikiran buruk mendadak mampir di kepalanya. Tentang apakah Zavian akan memecatnya atau mempermalukannya, atau malah, menyiksanya perlahan dengan memberikan pekerjaan di luar kemampuannya.Menggelengkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09
  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 3 Perihal Suka

    “Uncle!”Pintu yang terbuka dengan teriakan anak kecil membuat Elive serta Zavian segera bangun dari tempat duduknya.“Oh! Kakak cantik yang tadi pagi! Halo, Kakak. Apa tangan Kakak sudah diobati?” tanya anak tersebut.“Halo, sudah. Tangan kakak sudah diobati dan baik-baik saja. Kamu baik-baik saja?” Elive merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan anak tersebut.“Sudah. Yuan tidak terluka. Tadi Yuan makan es krim dan pizza, jadi sudah sembuh!” Anak itu bercerita dengan semangat.“Pintar.” Elive mencubit pelan pipi anak lelaki bernama Yuan tersebut.“Yuan, kenapa kamu masih di sini? Kakek belum pulang?” tanya Zavian dan dibalas gelengan oleh anak tersebut.“Kakak cantik, nama Kakak siapa?” tanya Yuan.“Nama Kakak Elive,” jawab Elive sembari tersenyum.“Oke, Kak Eli!”Elive kembali tersenyum. Gadis itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09
  • Dinikahi CEO Cuek   bab 4 Manusia Aneh

    "Elive, mau tinggal bersamaku saja?" Pertanyaa Zavian membuat Elive terkejut di tempatnya namun segera menetralkan diri. Gadis itu mengabaikan pertanyaan atasannya dan menyuguhkan makanan untuk pria itu “Tuan, ini susu dan roti isi untuk Anda,” ucap Elive.Zavian segera duduk di depan pantry dan melahap roti isi buatan Elive, sementara gadis itu menunggu dengan sabar. Membiarkan Zavian makan dengan tenang. Lagipula, kalau mereka terlambat, Elive bisa membuat alasan dengan menggunakan bosnya tersebut.“Sudah selesai,” ucap Zavian.Dengan cekatan, Elive mengambil susu dan tempat roti isi yang sudah habis isinya tersebut. meletakannya di wastafel dan mengajak Zavian untuk berangkat atau mereka akan terlambat.“Tuan, nanti saya turun agak jauh dari kantor tidak apa-apa. Saya tidak mau ada gosip menyebar tentang saya,” jujur Elive.“Saya akan ke parkiran bawah khusus kendaraan direksi. Jadi, kam

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09
  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 5 Lakukan Apa yang Kusuka

    “Pulang kerja nanti, kita makan malam bersama.” Elive dibuat terkejut di tempatnya. Gadis itu menatap Zavian dengan pandangan penuh tanya. Namun, belum sempat Elive bertanya, Zavian lebih dulu meninggalkan gadis itu.Elive melihat punggung Zavian yang menghilang dibalik lorong. Gadis itu menebak-nebak apa isi kepala atasannya tersebut.Mengedikkan bahu tak acuh, Elive memilih kembali ke ruangannya. Mengerjakan pekerjaannya hingga jam pulang. Ia pikir Zavian hanya bermain-main saat mengajaknya makan malam bersama namun pria itu menepati perkataanya.Gadis itu dibuat terkejut saat pergelangan tangannya tiba-tiba ditahan. Ia menoleh dan semakin terkejut saat menemukan Zavian.Menoleh kanan dan kiri, gadis itu memastikan tidak ada siapa pun yang melihat mereka atau akan timbul kesalahpahaman. Dengan perlahan, Elive melepas genggaman atasannya tersebut.“Kamu mau ke mana?” tanya Zavian.“Say

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09
  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 6 Tulus

    “Elive, kamu mau tahu mengapa saya sebegininya denganmu?” ucap Zavian.Elive diam, menunggu atasannya melanjutkan apa yang akan di ucapkannya.“Saya melakukannya karena saya menyukai kamu,”Elive membelalakan matanya terkejut saat mendengar penuturan Zavian. Pria itu mengatakan dengan sorot mata serius dan tajam hingga Elive tidak bisa mencari kebohongan dari pandangan pria itu.Mengerutkan keningnya heran, Elive berdeham saat tenggorokannya tiba-tiba kering. Kepalanya mendadak berkedut kencang sementara jantungnya berdegup begitu kencang. Tatapan Zavian begitu dalam, seolah menusuk tepat di ulu hatinya hingga Elive tidak bisa merespon apa pun.Mengela napas berkali-kali, Elive memejamkan mata untuk menenangkan diri. Gadis itu mendogak dan kembali menatap Zavian dengan sorot penuh kekhawatiran sekaligus tanda tanya besar. Hal itu membuat Zavian menautkan dua alisnya tidak suka. Ia tidak suka melihat Elive dengan binar meredu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09
  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 7 Apa-apaan

    “Ada yang mengganggu pikiranmu?” tanya Jully. Zavian menatap kakaknya denga pandagan heran. Bagaimana perempuan di sampingnya bisa menebak sesuatu yang belum ia sampaikan sama sekali.Zavian mulai bertanya-tanya, membentuk kemungkinan bila kepekaan Yuan menurun dari kakaknya.“Ditanya malah bengong. Ada apa?” Jully kembali bersuara.Setelah mengela napas panjang, Zavian mulai menceritakan kejadian saat ia bertemu Elive untuk pertamakalinya. Meski Jully sempat marah karena mengetahui putranya hampir tertabrak dan Zavian tidak tahu, Jully kembali mendengarkan cerita adiknya hingga selesai.Tanpa menjeda, Jully membiarkan Zavian menyampaikan perasaannya. Sebab, selama ini, adiknya lebih banyak diam dan menyembunyikan perasaannya sendiri. Jadi, mendengar Zavian bercerita tanpa diminta membuat Jully bahagia.“Jadi, kamu benar-benar menyukai gadis itu?” tanya Jully setelah Za

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09
  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 8 Lihat Aku

    “Perhatikan ke mana mata kalian memandang,” ucap Zavian. Setelahnya, tidak ada yang melihat ke arah mereka, meski beberapa masih mencuri-curi pandang ke arah meja mereka.“Makan makananmu dengan tenang dan jangan pedulikan mereka,” ucap Zavian lembut. Sementara Elive hanya mengangguk kecil.Bagaimana bisa Elive bersikap tenang dan biasa saja saat yang tengah makan bersamanya adalah eksekutif muda, baru, dan keturunan langsung pemilik Lee Corporation. Siapa pun pasti mendambakan hal itu. Duduk satu meja dengan pria yang diimpikan semua orang.Namun, bukannya bangga, Elive justru takut. Ia takut kejadian hari ini akan menjadi rumor yang membuat keberadaan dan keselamatannya terancam. Ia tidak mau mengambil masalah di tempat kerja dan berita ini pasti akan keluar dengan cepat kalau sampai ada yang menuliskannya di internet.Setelah melewati makan siang yang begitu menegangkan dan tidak habis, Elive memilih be

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 9 How to Get You

    "Kakak Cantik!" Menoleh, Elive tersenum melihat anak lelaki kecil yang beberapa hari lalu ia selamatkan nyawanya. Elive menangkap Yuan yang menubruknya cukup kuat hingga Elive sedikit terhuyung ke belakang. Gadis itu mensejajarkan tubuhnya dengan Yuan. Menatap anak lelaki di depanya sembari tersenym. Kedua tangannya berada di kedua bahu Yuan. “Kamu dengan siapa kemari, tidak sendiri lagi, ‘kan?” tanya Elive. “Tidak, aku bersama Paman Zav. Dia ada di belakang,” jawab Yuan bersemangat. Elive menoleh ke belakang dan melihat Zavian berjalan ke arah keduanya. Gadis itu segera berdiri dan membungkuk singkat untuk menyapa Zavian. “Kakak Cantik, boleh aku bermain di rumahmu? Aku ingin melihat rumah Kakak Cantik supaya nanti saat aku kangen, aku bisa ke rumah Kakak Cantik. Oh iya, nama Kakak Cantik, siapa?” oceh Yuan. Elive tersenyum sembari menepuk-nepuk pelan puncak kepala Yuan. “Nama kakak, Elive. Panggil Kak El saja, ya. Oh iya, Yuan boleh main ke rumah kakak,” jawab Elive. Yuan ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11

Bab terbaru

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 23 I’m Brave

    Elive menatap wanita di depannya dengan berani, tidak gentar meski tatapan tajam seolah menghunus dadanya.“Sombong sekali kamu. Awas saja, aku pastikan kamu menangis darah, menyesal karena sudah melawanku hari ini.” Wanita itu meninggalkan kursinya, termasuk Elive yang hanya menatap punggungnya.Jika boleh jujur, badan Elive sekarang bergetar takut. Ia tidak seberani itu melawan orang-orang kaya. Elive jelas tau kekuatan orang-orang berada itu.Berkali-kali menghembuskan napas, Elive meremat kedua tangannya, meninggalkan kafetaria. Sengaja berjalan perlahan, menikmati suasana sore. Isi kepala Elive kembali teringat ucapan wanita berambut pendek yang masih belum ia ketahui namanya. Jika benar Zavian dan wanita itu akan menikah, seharusnya Zavian tidak masuk dan memaksa membuka pintu yang Elive tutup sejak lama.Menatap langit sore, Elive mengeratkan genggaman tangannya pada tas tangan miliknya. Elive merasa tidak

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 22 I Still the Winner

    Elive menghela napas lelah. Emosinya benar-benar diuji, ia tetap harus menjaga batasannya atau nama baiknya akan semakin dipertaruhkan. Belum lagi statusnya sebagai kepala divisi menambah beban tersendiri untuknya. Rasanya, Elive ingin berteriak kencang, mengumpati seluruh karyawan yang berbicara dibelakang soal dirinya. Namun, Elive cukup sadar bahwa tindakan itu akan menjadi hal bodoh yang menyerangnya di masa depan.Memejamkan mata sejenak, Elive menarik dan menghembuskan napas, kemudian berlalu menuju rest room untuk membuat kopi. Tidak peduli kalau asam lambungnya akan naik, Elive butuh sesuatu untuk menenangkannya.Melamun, Elive tidak sadar jika air dalam gelasnya tumpah dan berhasil mengenai tangannya, menyadarkan Elive dari lamunannya. Ia meringis kecil, dalam hati berteriak kesal pada dirinya sendiri. Akhirnya, Elive batal menikmati secangkir kopi panas, ia memilih mengambil minuman bersoda dari lemari pendingin.Wanita itu duduk sambil menyesap soda di tangannya, mengabaika

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 21 Be Brave

    Zavian tersenyum ke arah Elive yang sedikit terkejut melihat kedatangannya. Wanita itu memiringkan kepala, tampak lugu dan lucu hingga Zavian menjerit dalam hatinya. Jika tidak ingat saat ini dirinya berada di luar ruangan, Zavian ingin berteriak kencang, mengatakan pada siapapun tentang luar biasanya perempuan yang dirinya cintai.Menghampiri Elive, Zavian menuntun wanita itu menuju mobilnya dan mereka meninggalkan pelataran rumah Elive setelahnya.Seperti biasa, tidak ada yang bersuara dari keduanya. Elive sibuk menatap ke luar jendela, sedangkan Zavian sesekali melirik, memperhatikan gerak-gerik Elive. Wanita itu terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi tertahan. Hingga Zavian bertanya pada Elive dan hanya hela napas panjang jawabannya.Mencoba mengingat-ingat yang terjadi, Zavian seperti melewatkan sesuatu. Pria itu menautkan dua alisnya, menciptakan kerutan dalam pada dahinya. Ia memaksa kepalanya agar mengingat kebodohan apa yang sudah dirinya lakukan.Saat mengingatnya, mata pri

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 20 Know Your Place

    “Zavian!” teriakkan Tuan Lee membuat meja makan seketika hening. Namun, Zavian tdak gentar. Ia menatap ayahnya tidak kalah datar, tidak takut sama sekali atas ancaman pria paruh baya itu.Zavian dengan sopan menyelesaikan makanannya kemudian mengajak Yuan beranjak lebih dulu dari meja makan. Sementara, Vanesia merasa harga dirinya direndahkan. Ia tidak terbiasa dengan penolakkan. Semua orang menginginkannya, tapi Zavian justru menolaknya dan Vanesia tahu hal ini karena wanita itu.Zavian masuk ke kamarnya, sibuk menunggui Yuan yang sedang bermain game dari ponselnya. Pria itu menatap kosong tembok di depannya, hingga tidak lama setelahnya, Jully ikut masuk ke dalam kamar adiknya tersebut. Ibu satu anak itu menatap adiknya kemudian menghela napas panjang.“Tempo hari, aku bertemu dengan Elive. Dia perempuan yang sangat ramah dan apa adanya. Aku suka saat dia mengeluarkan energi positif, sangat menenangkan,” ucap Jully, membuat Zavian terkejut. Ia baru tahu kalau kakaknya tersebut sudah

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 19 Your Existence is Important

    Zavian mengusap kepala Elive yang saat ini merebahkan tubuhnya di sofa dengan pahanya sebagai bantal. Wanita itu memejamkan mata, entah tidur atau tidak, avian hanya berusaha menenangkan wanita itu. Elive masih tidak mau bicara apapun dan Zavian tidak akan tinggal dam untuk tidak tahu menahu soal perempuan yang ia cintai.Saat merasa Elive sudah tertidur, Zavian mengangkat tubuh wanita itu perlahan dan memindahkannya ke kamar. Menutup pintu kamar kemudian merogoh saku pakaiannya. Zavian menghubungi sekretarisnya, memintanya mencari informasi yang terjadi hari ini. Begitu mendengar cerita sekretarisnya, Zavian menggenggam ponselnya erat. Ia benar-benar tidak bisa meremehkan Vanesia. Wanita itu mengincar Elive dan bukan dirinya. Vanesia pasti tahu bahwa tidak mudah mengalahkan Zavian. Jadi, wanita itu menyerang Elive yang dianggapnya lemah.“Kau salah memilih lawan, Vanes.”Zavian beranjak dari tempat duduknya saat mendengar suara dari kamar Elive. Wanita itu terbangun, menatap Zavian d

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 18 Always Beside You

    Elive berangkat ke kantor seperti biasa. Ia hendak ke ruangan miliknya saat tiba-tiba beberapa orang melihat ke arahnya. Hal itu membuat Elive heran dan segera mendekat ke arah papan pengumuman. Matanya membelalak kaget saat melihat foto-foto dirinya tampak diantar pulang oleh Zavian. Dalam foto itu terlhat seolah dirinya memaksa pria itu dan membuat semua oran melihat sinis ke arahnya.Elive mencabut foto-foto itu dengan cepat, mengabaikan para karyawan yang sudah menggunjingnya terang-terangan. Wanita itu memilih menuju ruangannya, walau ia tahu kalau hal itu tidak akan cukup membantu. Semua orang tampak menghakiminya dan Elive tidak suka. Ia bahkan belum memuai hubungannya dengan Zavian, tapi semua orang sudah ikut campur.Menghela napas panjang, Elive membiarkan karyawan lain menyindirnya. Mengatakan bahwa dirnya tidak pantas, mencurigai bahwa posisinya sekarang berkat menggoda atasan, bahkan menyimpulkan sesukanya kalau Elive masuk ke perusahaan karena bantuan orang dalam.Ia sak

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 17 Yuan’s Mom

    Elive mengunjungi salahsatu kafe setelah pekerjaannya selesai. Ia memesan minuman dan makanan ringan. Wanita itu tengah sibuk memakan pesanannya ketika mendengar seseorang meneriakkan namanya. Saat menoleh, Elive melihat Yuan tersenyum lebar kemudian berlari ke arahnya. Elive membalas senyumannya, cukup terkejut ketika Yuan tiba-tiba memeluknya erat. Beruntung karena Elive bisa menahan beban tubuh Yuan.Elive mengangkat anak itu di sebelah kursi miliknya, menyapa sebentar pada wanita berambut pendek yang Elive duga merupakan ibu Yuan. Wanita itu tersenyum ramah ke arah Elive dan mendadak ia merasa kecil karena wanita berambut pendek itu tampak mewah.Dari pakaian dan tas yang dibawanya, Elive bisa mendua harganya sangat fantastis. Harusnya ia tidak terkejut mengingat wanita ini putri keluarga Lee. Ia menjadi salahtingkah, takut kalau sikapnya bisa menjadi bumeran dan ia harus beruruan lebih banyak dengan para orang tua ini. Padahal, sekarang saja ia sudah berhubungan dengan keluarga L

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 16 Who am I

    Elive keluar dari ruangannya. Perasaannya menjadi buruk setelah kejadian tadi. Ia tidak mau terlibat dengan orang-orang kaya. Belum menjadi kekasih Zavian saja, Elive sudah mendapat ancaman, apalagi jika sudah menjadi kekasihnya. Namun, sepertinya Elive hanya terlalu percaya diri. Mungkin Zavian hanya penasaran dengannya dan tidak benar-benar menyukainya. Lagipula, orang kaya seperti Zavian mana mungkin menyukai wanita biasa sepertinya.Menghela napas panjang, Elive melewati lorong, dikejutkan dengan kedatangan Zavian yang tiba-tiba. Pria itu menggenggam pergelangan tangan Elive, mengajak wanita itu ke ruangannya. Elive tidak sempat menolak, ia takut, pun ia ingin mendengarkan penjelasan Zavian tentang wanita itu. Jika boleh jujur, Elive penasaran. Setelah Zavian menutup pintu, keduanya duduk di sofa ruangan tersebut. Zavian segera membuka suara, menjelaskan pada Elive tentang Vanesia. Pria itu sesekali melihat ekspresi Elive, mencoba menebak apa yang dipikirkan wanita itu. Ia tidak

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 15 Don’t be Over Brave

    Vanesia menatap Zavian dengan kening bertaut. Ia tidak menyukai ucapan pria itu. Zavian tampak memberontak, menolak keberadaannya dan Vanesia tidak mau. Pria itu harus menurut, harus elalu diampingnya, dan menjadi miliknya apapu yang terjadi. Vanesia akan melakukan apapun agar Zavian hanya menjadi miliknya, sekalipun harus mengorbankan diri sendiri.Berdiri dari tempat duduknya, Vanesia menatap Zavian nyalang.“Kenapa kamu bicara begitu? Kamu tidak lupa kalau orang tua kita sepakat menjodohkan kita jika tidak ada pilihan untuk menjadi pasangan atau kamu tidak tertarik memiliki pasangan, bukan? Seharusnya kamu mempersiapkan diri untuk hidup bersamaku,” ucap Vanesia.“Kenapa kamu terlalu percaya diri? kenapa kalian tidak bertanya padaku apakah aku mau atau tidak. Aku berhak menolak dan kau berhak memaksa. Aku berhak memilih pasanganku sendiri, maka lakukan peranmu dan jaga batasan karena aku tidak suka saat oranglain mengusikku,” jawab Zavian lantang kemudian meninggalkan ruangannya. Ia

DMCA.com Protection Status