Share

Bab 687

Author: Clarissa
Plak!

Sebuah ponsel jatuh ke lantai, menimbulkan suara yang menggema di ruangan.

Kini bukan hanya para jurnalis yang terkejut, bahkan Morgan yang duduk di atas panggung, direktur rumah sakit yang menganggap dirinya berwawasan luas pun terbelalak dengan ekspresi tak percaya.

Apa yang sedang terjadi? Jurnalis bernama Cathy ini, wanita yang menulis artikel di media asing untuk mencemarkan nama baik Tiffany, ternyata ... adalah kakaknya Tiffany?

Para wartawan yang terkejut segera mengangkat kamera mereka, mengabadikan senyuman tenang Tiffany dan wajah pucat Cathy. Pertarungan sengit antara saudara!

Cathy sebelumnya berusaha keras menjelekkan Tiffany, bahkan membawa bukti untuk membahas cedera tangan Tiffany. Siapa sangka, mereka adalah saudara!

Di barisan paling belakang, Cathy menyipitkan matanya sedikit. Tangan yang memegang mikrofon menegang.

Dia sungguh tidak menyangka bahwa setelah pertengkaran besar empat tahun yang lalu, Tiffany yang bersumpah tidak akan pernah memanggilnya kakak la
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 688

    Kemudian, dengan segala penjelasan Tiffany itu, Cathy bisa memperlihatkan kepada semua orang bahwa Tiffany adalah seseorang yang tidak bisa membedakan benar dan salah, cinta dan benci!Yang Cathy inginkan hanyalah membuat kakek dan ayahnya kecewa pada Tiffany, membuat Keluarga Rimbawan sadar bahwa Tiffany tidak pantas menjadi pewaris.Siapa sangka, Tiffany justru mengorbankan karier dokternya dengan lugas, sekaligus menyeretnya ke dalam masalah ini!"Kak, berhati-hatilah dalam berbicara dan bertindak." Tiffany tersenyum menatapnya. "Kamu juga tahu, apa pun yang kamu katakan dan lakukan sekarang akan disaksikan oleh seluruh dunia.""Termasuk Kakek dan Ayah." Dia menarik napas dalam, lalu melangkah maju ke depan panggung. Dengan sopan, dia membungkukkan badan ke arah para wartawan di bawah panggung."Mohon maaf semuanya. Aku tahu kalian datang ke sini untuk mencari berita sosial, tapi malah disuguhi drama keluarga.""Memang benar, mentalku sempat lemah, takut melakukan kesalahan di meja

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 689

    Setelah dari lokasi konferensi pers, Tiffany kembali belakang panggung. Dia menarik napas dalam-dalam, menahan air matanya, lalu mulai mengemasi barang-barangnya untuk pergi.Dia berkata pada diri sendiri bahwa dia sudah tampil dengan sangat baik. Menghadapi situasi di luar rencana, dia menanganinya dengan baik, bahkan berhasil membuat Cathy lebih malu dibanding dirinya!Namun, di lubuk hatinya tetap saja ada kesedihan dan kepedihan. Bagaimanapun, menjadi dokter adalah impian dan ambisinya selama bertahun-tahun. Hatinya terasa sakit melepaskannya begitu saja.Namun, dia telah melakukan banyak kesalahan di masa lalu dan tidak bisa terus begitu lagi. Jika kakeknya, ayahnya, dan Keluarga Rimbawan mengetahui apa yang terjadi tiga tahun lalu ...."Tiff." Tepat saat tangan Tiffany menyentuh gagang pintu mobil, suara pria yang rendah terdengar dari belakang.Langkah kakinya terhenti sesaat, tetapi tangannya tetap membuka pintu. "Aku ingin pulang dan istirahat. Kalau ada yang ingin dibicarakan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 690

    Pria itu menghela napas pelan, lalu duduk di sampingnya dan menariknya ke dalam pelukannya."Kamu nggak perlu berpura-pura kalau bersamaku. Kalau ingin sedih, nangis saja. Aku satu-satunya orang di dunia ini yang nggak akan menghakimimu, nggak akan mentertawakanmu, dan nggak akan membuatmu kehilangan tempat untuk melampiaskan emosimu."Tiffany menggigit bibirnya, refleks ingin melepaskan diri dari pelukan, tetapi pelukan Sean justru semakin erat.Karena tidak bisa mengelak, dia hanya bisa menyandarkan kepalanya ke dada Sean. "Sebenarnya nggak terlalu sedih, aku ...."Sebelum Tiffany selesai berbicara, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. "Pak, pesanan minumanmu sudah datang."Sean mengerutkan kening sedikit, lalu berkata, "Masuklah."Staf hotel masuk bersama beberapa wanita yang masing-masing membawa berbagai jenis anggur merah. Meja di hadapan mereka seketika dipenuhi oleh botol minuman.Setelah orang-orang itu pergi, Sean melepaskan Tiffany dari pelukannya. "Mau minum yang mana?"Ti

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 691

    Sinar matahari menembus jendela, menyinari ruangan dengan cahaya hangat yang terang dan indah.Di bawah sinar matahari, wajah Tiffany yang merah akibat mabuk terlihat semakin menawan.Sean menyimpan rekaman di ponselnya. Dengan puas, dia menatapnya sambil tersenyum, "Kamu bilang aku orang baik. Apa itu pujian darimu?"Tiffany tertegun sejenak, lalu buru-buru menggeleng. "Nggak ... bukan begitu. Aku benar-benar merasa kamu sangat baik. Kalau bukan karena kamu ...."Wanita itu menatap wajah Sean dengan tatapan linglung. Senyumannya begitu polos. "Kalau nggak ada kamu, aku benaran nggak tahu harus gimana hari ini .... Selain itu ...."Dia mengambil botol anggur, menuang segelas penuh, lalu meneguknya habis. "Tanpamu, aku nggak akan berpikir sejauh ini, nggak akan menyadari Bu Filda bisa melakukan hal seperti itu ...."Usai berbicara, Tiffany menatap Sean lagi, lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah tampan pria itu. "Sean, kamu ini malaikat ya?""Kenapa ... setiap kali kamu muncu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 692

    "Ya, ini aku." Sean berbicara dengan tenang, "Pak Xavier, sudah lama nggak bertemu.""Bagimu mungkin sudah lama, tapi bagiku nggak. Pagi ini aku bahkan melihatmu di televisi."Suara Xavier masih sama seperti lima tahun lalu, ada sedikit nada menggoda dan ceria. "Gimana keadaan Tiffany?""Aku menemaninya minum beberapa gelas, sekarang dia sudah tidur."Xavier tertawa getir. "Bagus kalau begitu.""Apa yang sebenarnya terjadi tiga tahun lalu?" Sean menarik napas dalam, lalu bertanya dengan suara rendah.Selama bertahun-tahun, Sean tidak berhubungan dengan Tiffany. Hanya saja, dia tahu Xavier dan Tiffany sangat dekat karena hubungan Tiffany dengan Niken. Jadi, Xavier pasti mengetahui semua yang terjadi tiga tahun lalu."Tiffany nggak mengizinkanku mengatakannya." Pria di ujung telepon tertawa. "Secara pribadi, aku sebenarnya ingin kasih tahu.""Tapi Tiffany pernah bilang, kalau aku membocorkannya, dia akan putus hubungan denganku. Aku sangat menyukainya, tentu saja aku nggak ingin kehilang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 693

    Tiffany menggigit bibirnya, melirik Sean dengan tatapan sebal. Namun, dia harus mengakui bahwa pria ini sangat perhatian.Kalau Sean tidak menyiapkan surat itu terlebih dahulu, hal pertama yang akan dia lakukan setelah bangun tidur adalah menulis surat pengunduran sendiri.Tiffany menarik napas dalam, mengambil pena di atas meja, lalu menandatangani namanya di surat itu."Setelah ini, rencanamu apa?" Setelah Tiffany selesai menandatangani, Sean bertanya dengan tenang."Belum terpikirkan." Tiffany menggigit bibirnya, menghela napas dengan sedikit putus asa. "Yang pasti aku harus berhenti bekerja dulu, baru setelah itu aku pikirkan lagi pekerjaan yang cocok untukku."Setelah berkata begitu, dia tersenyum canggung, seolah-olah takut Sean mengkhawatirkannya. "Aku ingat dulu kamu pernah bilang kalau aku cocok jadi guru, 'kan? Mungkin aku bisa mencoba. Ya, jadi guru. Lagian, belajar memang keahlianku!"Sean menyandarkan kepalanya di ujung tempat tidur, melipat kedua tangan di belakang kepala

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 694

    "Baiklah." Sean tersenyum, mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon seseorang. "Pesan tiket pesawat."Tiffany meliriknya dengan dingin sebelum berbalik dan masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap....."Tiff, keputusanmu sudah bulat?" Di dalam kantor direktur, Morgan menatap Tiffany dengan penuh penyesalan. "Selama ini, kamu telah memberikan begitu banyak kontribusi luar biasa untuk rumah sakit. Aku bisa mengabaikan pendapat orang lain dan tetap membiarkanmu bekerja di sini."Tiffany menggeleng. "Lupakan saja, Pak Morgan. Kamu selalu dikenal sebagai sosok yang adil dan jujur. Rumah sakit ini sudah cukup dengan satu wakil direktur yang bermasalah. Jangan biarkan dirimu ikut terseret."Ruangan itu langsung sunyi. Morgan menatap Tiffany, tatapannya penuh dengan rasa sesal dan kekecewaan. "Sepertinya kalau kamu pergi, Julie juga akan ikut."Tiffany tersenyum. "Itulah kenapa aku menyarankan agar kalian mempekerjakan Zion kembali. Dia adalah dokter yang sangat berbakat. Setelah aku dan Julie p

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 695

    Tiffany tersenyum tipis saat menatap Zion. "Sama seperti kamu yang dulu rela menanggung semua kesalahan demi aku, sama seperti kamu yang nggak ingin mengungkit masa lalu demi Bu Filda, aku juga punya seseorang yang sangat penting untuk kulindungi."Sinar matahari pagi menyinari wajahnya, membuat senyumannya seperti berlapis cahaya keemasan. Dia menatap Zion dengan lembut. "Aku tahu kamu pasti bersedia menjaga rahasiaku."Zion menggigit bibirnya. Sebenarnya, dia benar-benar tidak ingin menyimpan rahasia ini. Dia sangat ingin berdiri di depan semua orang dan memberi tahu mereka bahwa Tiffany bukanlah seperti yang mereka katakan!Tiffany memang cedera dan tidak bisa lagi melakukan operasi sendiri ....Namun, ketika melihat sorot mata tulus dari Tiffany, Zion hanya bisa menghela napas dalam-dalam. "Baiklah."Meskipun tahu kebenarannya, dia tidak bisa menentang keinginan Tiffany. Ini adalah urusan Tiffany sendiri. Sebesar apa pun rasa kagumnya terhadap Tiffany, sebesar apa pun penyesalannya

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 771

    Sean memeluk Tiffany, diam-diam menunggu hukuman yang akan diterimanya.Dia mengira Tiffany diam begitu lama pasti karena sedang memikirkan hukuman yang sulit dan berat untuknya.Tidak disangkanya, setelah menunggu sekian lama, Tiffany justru tersenyum manis. "Hukumannya ... mulai sekarang kamu yang harus antar Arlo dan Arlene ke sekolah setiap hari!"Sean tertegun, lalu mengecup bibirnya dengan lembut. "Oke."Bagi orang tua lain, mengantar anak ke sekolah pagi-pagi mungkin terasa merepotkan. Namun, bagi Sean, itu justru sebuah kebahagiaan.Karena dulu dia pernah sebodoh itu sampai melewatkan 5 tahun pertumbuhan anak-anaknya. Andai saja waktu itu dia lebih yakin, andai saja dia bisa menemukan Tiffany lebih cepat .... Sayangnya, waktu tidak bisa diputar kembali.Jadi, ketika Tiffany mengatakan dia harus mengantar anak-anak ke sekolah, Sean tersenyum manis sambil berujar, "Akan kulakukan dengan senang hati."Tiffany bersandar dalam pelukannya, merasakan kehangatan tubuh pria itu. Senyuma

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 770

    Akhirnya, Sean merebahkan Tiffany di atas ranjang besar di kamar tidur vila.Kamar tidur berada di lantai 2, dengan jendela kaca yang sangat besar. Dari tempat tidur, hamparan laut luas bisa terlihat jelas.Sinar matahari masuk menembus jendela kaca, menyinari seluruh ruangan dengan cahaya keemasan yang hangat.Sean menindih tubuhnya, menatapnya dengan penuh kasih sayang. "Tiff.""Kenapa ...?" Tiffany mulai gemetaran, menatap pria di atas tubuhnya dengan gugup.Terakhir kali ditindih di ranjang ini, dia benar-benar dibuat tak berdaya oleh Sean, sampai seluruh tenaganya terkuras. Bahkan, dia sempat mencicipi masakan Sean yang begitu buruk.Sekarang setelah 5 tahun berlalu, kembali berada di situasi seperti ini membuat hati Tiffany dilanda kecemasan."Kenapa kamu nggak kasih tahu aku?" Mata Sean yang hitam menatap lekat-lekat dengan perasaan cinta. "Kamu rasa seru main rahasia-rahasia begini?"Tiffany tertegun. "Ka ... kamu ngomong apa sih?""Aku sudah tahu semua." Sean menunduk, menatap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 769

    Sean menggenggam setir mobilnya, tangannya sedikit membeku.Dia menatap kaca spion tengah dengan ekspresi geli, melihat wanita yang tampak terkejut sekaligus tersentuh itu. "Aku cuma nyatakan perasaan ke kamu, perlu mikir sejauh itu?"Wajah Tiffany memerah. Dia mengintip ke arah Sean dengan hati-hati melalui kaca spion. "Aku cuma merasa aneh saja ...."Suara wanita itu lembut dan agak manja. "Ngapain kamu tiba-tiba ngomong kayak gitu? Nggak ada angin, nggak ada hujan."Genggaman Sean di setir semakin kencang. Dia mengatakan itu bukan tanpa alasan! Semuanya ada alasannya!Sean menatap wanita yang duduk di kursi belakang, hatinya penuh dengan emosi. Selama 5 tahun, dia terus mencari Tiffany.Bahkan saat Sean belum menemukannya, Tiffany tetap nekat menyelamatkannya dalam kebakaran besar yang terjadi 3 tahun lalu.Setelah menyelamatkannya, Tiffany malah tidak mengatakan sepatah kata pun. Kalau dibandingkan dengan Vivi yang selama 3 tahun ini terus mengklaim dirinya sebagai penyelamat dan m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 768

    Awalnya, Sean masih begitu yakin orang yang menyelamatkannya di tengah kebakaran saat itu adalah Tiffany. Namun, Mark dan Charles terus menjelaskan padanya bahwa orang yang berada di ambang kematian pasti akan berhalusinasi. Lama-kelamaan, dia juga merasa semua itu hanya halusinasi. Setelah kemunculan Vivi, dia benar-benar percaya Tiffany tidak pernah menyelamatkannya.Namun kini, perasaan Sean benar-benar bergejolak saat teringat kembali dengan perkataan Zion dan melihat buku kenangan di tangannya. Yang berarti orang yang menyelamatkannya saat kebakaran tiga tahun yang lalu adalah Tiffany.Satu menit kemudian.Rika yang baru saja turun tangga dan hendak mulai membersihkan rumah pun mengambil pel lantai. Saat Sean tiba-tiba turun dari lantai atas sambil memegang buku kenangan dan melangkah menuju pintu keluar, dia kebingungan. Tadi Sean berkata ingin mengantar jaket untuk anak-anak, sekarang malah hanya membawa sebuah buku.Saat tangannya hampir menyentuh gagang pintu, Jason berhenti s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 767

    Sean mengantar kedua anaknya ke TK."Kamu ayahnya Arlo dan Arlene?" tanya bibi di TK itu dengan ramah.Sean menggandeng tangan kedua anaknya, lalu menganggukkan kepalanya dan menjawab dengan tenang, "Ya.""Serahkan saja anak-anak padaku."Bibi itu menarik tangan Arlo dan Arlene sambil tersenyum, lalu mengingatkan Sean, "Belakangan ini cuacanya mulai dingin dan ramalan cuaca juga bilang hari ini akan turun hujan. Sepertinya pakaian Arlo dan Arlene terlalu tipis. Bisakah kamu pulang dan mengambil jaket untuk mereka? Sistem imun anak kecil masih lemah. Kalau nggak menjaga mereka tetap hangat, mereka akan mudah masuk angin."Setelah ragu sejenak, Sean menganggukkan kepala. "Baik."Sean langsung mencari jaket di dalam lemari setelah kembali ke rumah, tetapi tidak menemukan yang cocok. Saat hendak menelepon Tiffany, pandangannya tiba-tiba tertuju pada koper yang terletak di bawah tempat tidur Arlo.Dia pun menepuk keningnya. Saat Tiffany ikut dengannya ke Kota Aven, Tiffany pasti sudah menyi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 766

    Vivi berkata dengan tatapan penuh dengan tekad dan nafsu, "Bagaimana kalau kita berdamai saja? Aku janji mulai sekarang aku nggak akan berpikiran yang macam-macam terhadap Sean, asalkan kamu nggak memberitahunya kebenarannya dan mengusirku."Setelah mengatakan itu, Vivi mengangkat empat jarinya dan melanjutkan, "Tenang saja, aku bersumpah kelak aku benar-benar nggak akan mengganggu Sean lagi. Aku sebenarnya nggak begitu mencintainya juga, aku hanya tertarik pada status dan kedudukannya saja. Masih ada banyak pria baik di dunia ini, aku bukannya nggak bisa hidup tanpa dia. Jadi ...."Tiffany menguap, lalu menatap Vivi dengan tatapan meremehkan. "Vivi, kamu nggak merasa sekarang kamu ini benar-benar lucu? Aku dan Sean adalah pasangan yang akan bersama-sama seumur hidup, jadi aku pasti akan memberitahunya hal ini. Aku sudah membuat masalah yang begitu besar karena sebelumnya aku menyembunyikan hal ini, jadi aku nggak akan menyembunyikan apa pun lagi dari dia.""Soal kamu .... Aku nggak pu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 765

    Melihat Vivi yang begitu ahli melempar semua tanggung jawab pada Lena, Tiffany tertawa. Dia menatap Vivi dengan ekspresi cuek dan berkata, "Bagaimanapun juga, Lena sudah menjadi adikmu selama puluhan tahun ini, tapi kamu malah memanfaatkannya seperti ini. Apa kamu nggak merasa bersalah sedikit pun?"Vivi mendengus. "Kenapa aku harus merasa bersalah? Sejak kecil, dia selalu merebut barangku di rumah. Orang tuaku juga bilang nilainya lebih bagus, jadi mereka nggak mengizinkanku untuk terus bersekolah lagi. Malah dia yang boleh bersekolah. Kalau bukan karena orang tua kami meninggal dalam kecelakaan saat dia SMP, aku pasti harus bekerja untuk membiayai sekolahnya ke SMA.""Apa haknya? Aku ini anak kandung orang tuaku, semua ini seharusnya milikku."Seolah-olah teringat dengan berbagai kejadian masa lalu, tatapan Vivi menjadi ganas dan nada bicaranya terdengar liar. "Lena itu bukan adikku dan aku juga nggak pernah menganggapnya sebagai adikku. Kalau bukan karena dia masih berguna, aku suda

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 764

    Saat ini, Vivi sedang bersandar di tempat tidur sambil menonton drama dan matanya sudah berkaca-kaca karena terbawa suasana. Dia mengira itu adalah perawat yang mengantar sarapannya saat mendengar ada yang mengetuk pintu, sehingga dia merespons dengan santai. "Masuk saja."Setelah mengatakan itu, Vivi bahkan sempat mengomel, "Bukankah aku sudah bilang jangan begitu pagi antar sarapannya? Kalau terlalu pagi sarapan, nanti aku sudah lapar lagi sebelum waktunya makan siang."Tiffany yang mendengar perkataan Vivi begitu masuk ke dalam kamar pun tersenyum dan berkata dengan tenang, "Sepertinya aku memang nggak sopan ya. Apa aku seharusnya datang menjenguk sambil membawa sarapan?"Vivi terkejut sejenak saat mendengar suara wanita dengan nada dingin dan menyindir, lalu mengangkat kepalanya dan melihat Tiffany yang sudah berpakaian rapi sedang berdiri di depan pintu. Dia mengernyitkan alis, lalu mengambil remot dan mematikan dramanya. "Nona Tiffany, kenapa kamu bisa datang ke sini?"Tiffany me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 763

    Saat Tiffany tersadar kembali, itu sudah keesokan paginya dan Julie menjaganya di samping dengan mata yang masih merah.Melihat Tiffany yang sudah bangun, Julie segera membantu Tiffany untuk duduk. "Bagaimana? Apa ada yang sakit?"Tiffany memijat pelipisnya yang sakit. "Kenapa aku di sini?"Julie menuangkan segelas air dan menyerahkannya pada Tiffany, lalu menghela napas. "Kamu sudah sibuk menyelesaikan tugas akhir selama beberapa hari ini, jadi nggak istirahat dengan baik. Kejadian di pintu lembaga riset kemarin membuatmu terlalu kaget dan kamu juga terlalu sedih saat dengar kondisi Xavier, jadi kamu pingsan. Tapi, sekarang kamu sudah baik-baik saja.""Hanya saja, tunangan dari Xavier sudah semalaman nggak tidur. Dia terus duduk di samping tempat tidur dan memegang tangan Xavier. Dia bilang dia yakin satu jam lagi Xavier pasti akan bangun. Tapi, waktu terus berlalu, Xavier masih tetap begitu. Dia masih terus yakin Xavier pasti akan sadar, jadi dia mau tunggu sampai Xavier bangun."Set

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status