Share

Bab 689

Penulis: Clarissa
Setelah dari lokasi konferensi pers, Tiffany kembali belakang panggung. Dia menarik napas dalam-dalam, menahan air matanya, lalu mulai mengemasi barang-barangnya untuk pergi.

Dia berkata pada diri sendiri bahwa dia sudah tampil dengan sangat baik. Menghadapi situasi di luar rencana, dia menanganinya dengan baik, bahkan berhasil membuat Cathy lebih malu dibanding dirinya!

Namun, di lubuk hatinya tetap saja ada kesedihan dan kepedihan. Bagaimanapun, menjadi dokter adalah impian dan ambisinya selama bertahun-tahun. Hatinya terasa sakit melepaskannya begitu saja.

Namun, dia telah melakukan banyak kesalahan di masa lalu dan tidak bisa terus begitu lagi. Jika kakeknya, ayahnya, dan Keluarga Rimbawan mengetahui apa yang terjadi tiga tahun lalu ....

"Tiff." Tepat saat tangan Tiffany menyentuh gagang pintu mobil, suara pria yang rendah terdengar dari belakang.

Langkah kakinya terhenti sesaat, tetapi tangannya tetap membuka pintu. "Aku ingin pulang dan istirahat. Kalau ada yang ingin dibicarakan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
Sean, ungkap semua kebusukan Cathy dan hancurkan dia, bikin Bronson ayahnya Tiffany mengetahui semua kebusukan Cathy dan mengeluarkan Cathy dari keluarga japardi dan mengungkapkan siapa sebenarnya chaty
goodnovel comment avatar
Wening Widi
besuk update yg banyak kak gantinya hr ini
goodnovel comment avatar
Iza Soares
thor....bukanya nanba bab nya ... malah di kurangi.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 690

    Pria itu menghela napas pelan, lalu duduk di sampingnya dan menariknya ke dalam pelukannya."Kamu nggak perlu berpura-pura kalau bersamaku. Kalau ingin sedih, nangis saja. Aku satu-satunya orang di dunia ini yang nggak akan menghakimimu, nggak akan mentertawakanmu, dan nggak akan membuatmu kehilangan tempat untuk melampiaskan emosimu."Tiffany menggigit bibirnya, refleks ingin melepaskan diri dari pelukan, tetapi pelukan Sean justru semakin erat.Karena tidak bisa mengelak, dia hanya bisa menyandarkan kepalanya ke dada Sean. "Sebenarnya nggak terlalu sedih, aku ...."Sebelum Tiffany selesai berbicara, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. "Pak, pesanan minumanmu sudah datang."Sean mengerutkan kening sedikit, lalu berkata, "Masuklah."Staf hotel masuk bersama beberapa wanita yang masing-masing membawa berbagai jenis anggur merah. Meja di hadapan mereka seketika dipenuhi oleh botol minuman.Setelah orang-orang itu pergi, Sean melepaskan Tiffany dari pelukannya. "Mau minum yang mana?"Ti

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 691

    Sinar matahari menembus jendela, menyinari ruangan dengan cahaya hangat yang terang dan indah.Di bawah sinar matahari, wajah Tiffany yang merah akibat mabuk terlihat semakin menawan.Sean menyimpan rekaman di ponselnya. Dengan puas, dia menatapnya sambil tersenyum, "Kamu bilang aku orang baik. Apa itu pujian darimu?"Tiffany tertegun sejenak, lalu buru-buru menggeleng. "Nggak ... bukan begitu. Aku benar-benar merasa kamu sangat baik. Kalau bukan karena kamu ...."Wanita itu menatap wajah Sean dengan tatapan linglung. Senyumannya begitu polos. "Kalau nggak ada kamu, aku benaran nggak tahu harus gimana hari ini .... Selain itu ...."Dia mengambil botol anggur, menuang segelas penuh, lalu meneguknya habis. "Tanpamu, aku nggak akan berpikir sejauh ini, nggak akan menyadari Bu Filda bisa melakukan hal seperti itu ...."Usai berbicara, Tiffany menatap Sean lagi, lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah tampan pria itu. "Sean, kamu ini malaikat ya?""Kenapa ... setiap kali kamu muncu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 692

    "Ya, ini aku." Sean berbicara dengan tenang, "Pak Xavier, sudah lama nggak bertemu.""Bagimu mungkin sudah lama, tapi bagiku nggak. Pagi ini aku bahkan melihatmu di televisi."Suara Xavier masih sama seperti lima tahun lalu, ada sedikit nada menggoda dan ceria. "Gimana keadaan Tiffany?""Aku menemaninya minum beberapa gelas, sekarang dia sudah tidur."Xavier tertawa getir. "Bagus kalau begitu.""Apa yang sebenarnya terjadi tiga tahun lalu?" Sean menarik napas dalam, lalu bertanya dengan suara rendah.Selama bertahun-tahun, Sean tidak berhubungan dengan Tiffany. Hanya saja, dia tahu Xavier dan Tiffany sangat dekat karena hubungan Tiffany dengan Niken. Jadi, Xavier pasti mengetahui semua yang terjadi tiga tahun lalu."Tiffany nggak mengizinkanku mengatakannya." Pria di ujung telepon tertawa. "Secara pribadi, aku sebenarnya ingin kasih tahu.""Tapi Tiffany pernah bilang, kalau aku membocorkannya, dia akan putus hubungan denganku. Aku sangat menyukainya, tentu saja aku nggak ingin kehilang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 693

    Tiffany menggigit bibirnya, melirik Sean dengan tatapan sebal. Namun, dia harus mengakui bahwa pria ini sangat perhatian.Kalau Sean tidak menyiapkan surat itu terlebih dahulu, hal pertama yang akan dia lakukan setelah bangun tidur adalah menulis surat pengunduran sendiri.Tiffany menarik napas dalam, mengambil pena di atas meja, lalu menandatangani namanya di surat itu."Setelah ini, rencanamu apa?" Setelah Tiffany selesai menandatangani, Sean bertanya dengan tenang."Belum terpikirkan." Tiffany menggigit bibirnya, menghela napas dengan sedikit putus asa. "Yang pasti aku harus berhenti bekerja dulu, baru setelah itu aku pikirkan lagi pekerjaan yang cocok untukku."Setelah berkata begitu, dia tersenyum canggung, seolah-olah takut Sean mengkhawatirkannya. "Aku ingat dulu kamu pernah bilang kalau aku cocok jadi guru, 'kan? Mungkin aku bisa mencoba. Ya, jadi guru. Lagian, belajar memang keahlianku!"Sean menyandarkan kepalanya di ujung tempat tidur, melipat kedua tangan di belakang kepala

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 694

    "Baiklah." Sean tersenyum, mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon seseorang. "Pesan tiket pesawat."Tiffany meliriknya dengan dingin sebelum berbalik dan masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap....."Tiff, keputusanmu sudah bulat?" Di dalam kantor direktur, Morgan menatap Tiffany dengan penuh penyesalan. "Selama ini, kamu telah memberikan begitu banyak kontribusi luar biasa untuk rumah sakit. Aku bisa mengabaikan pendapat orang lain dan tetap membiarkanmu bekerja di sini."Tiffany menggeleng. "Lupakan saja, Pak Morgan. Kamu selalu dikenal sebagai sosok yang adil dan jujur. Rumah sakit ini sudah cukup dengan satu wakil direktur yang bermasalah. Jangan biarkan dirimu ikut terseret."Ruangan itu langsung sunyi. Morgan menatap Tiffany, tatapannya penuh dengan rasa sesal dan kekecewaan. "Sepertinya kalau kamu pergi, Julie juga akan ikut."Tiffany tersenyum. "Itulah kenapa aku menyarankan agar kalian mempekerjakan Zion kembali. Dia adalah dokter yang sangat berbakat. Setelah aku dan Julie p

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 695

    Tiffany tersenyum tipis saat menatap Zion. "Sama seperti kamu yang dulu rela menanggung semua kesalahan demi aku, sama seperti kamu yang nggak ingin mengungkit masa lalu demi Bu Filda, aku juga punya seseorang yang sangat penting untuk kulindungi."Sinar matahari pagi menyinari wajahnya, membuat senyumannya seperti berlapis cahaya keemasan. Dia menatap Zion dengan lembut. "Aku tahu kamu pasti bersedia menjaga rahasiaku."Zion menggigit bibirnya. Sebenarnya, dia benar-benar tidak ingin menyimpan rahasia ini. Dia sangat ingin berdiri di depan semua orang dan memberi tahu mereka bahwa Tiffany bukanlah seperti yang mereka katakan!Tiffany memang cedera dan tidak bisa lagi melakukan operasi sendiri ....Namun, ketika melihat sorot mata tulus dari Tiffany, Zion hanya bisa menghela napas dalam-dalam. "Baiklah."Meskipun tahu kebenarannya, dia tidak bisa menentang keinginan Tiffany. Ini adalah urusan Tiffany sendiri. Sebesar apa pun rasa kagumnya terhadap Tiffany, sebesar apa pun penyesalannya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 696

    "Lebih baik aku cepat pulang ke Kota Aven untuk menemani ayahku."Zion hanya bisa mematung di tempat dengan ekspresi putus asa.....Setelah resmi mengundurkan diri dari rumah sakit, Tiffany menerima telepon dari Bronson."Tiff." Suara Bronson di ujung telepon terdengar agak berat. "Aku sudah melihat isi konferensi pers tadi. Apa kamu ... menyembunyikan sesuatu?"Tiffany menggigit bibirnya dan memandang matahari di langit. Hari ini, cahaya matahari terasa menyilaukan.Dia mengangkat tangan untuk menutupi matanya, lalu berjalan menuju tempat parkir sambil menyahut dengan nada datar, "Ayah, jangan khawatirkan aku.""Lima tahun lalu saat Ibu meninggal, kamu selalu bersamaku. Kamu pasti tahu betapa beratnya tekanan yang kualami.""Maaf kalau aku nggak mewarisi ketegaran mental kalian berdua. Aku ingin istirahat sejenak dari dunia ini. Soal masa depan ... masih bisa dipikirkan nanti."Bronson menghela napas panjang di seberang telepon. "Aku baru saja memarahi Cathy habis-habisan. Aku cuma t

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 697

    Setelah kembali dari rumah sakit, Tiffany mulai berkemas.Meskipun sebelumnya Sean mengatakan bahwa dia akan membawa anak-anak sehari lebih lambat dari yang dijadwalkan, mengingat sifatnya yang seenaknya, Tiffany merasa dia lebih baik membawa lebih banyak pakaian sebagai persiapan.Saat dia selesai mengemas pakaian dan barang-barang untuk kedua anaknya serta dirinya sendiri, waktu sudah menunjukkan pukul 1.30 siang.Dia menarik napas dalam-dalam. Ketika hendak berbaring untuk beristirahat sejenak, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang tergesa-gesa dari luar.Tiffany mengernyit, mengira itu adalah Sean. Dia bangkit dengan sedikit rasa kesal untuk membuka pintu.Bagaimanapun, hanya sedikit orang yang mengetahui alamat rumahnya. Xavier jarang datang ke sini, sedangkan Julie selalu menghubunginya terlebih dahulu jika ingin mengajaknya keluar. Jadi, satu-satunya orang yang bisa datang tanpa pemberitahuan seharusnya hanya Sean."Hai." Begitu pintu terbuka, ternyata orang yang berdiri

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 761

    Kepala Lena langsung terpelintir ke samping karena tamparan itu. Dia menjilat darahnya yang amis dan manis di sudut bibirnya, lalu menatap Miska yang menamparnya dengan tatapan yang dingin. "Kamu pikir kamu ini siapa?"Miska menatap Lena dengan dingin dan berkata, "Aku ini tunangan pria yang di dalam. Karena kamu, tunanganku baru jadi seperti sekarang. Kalau terjadi apa-apa padanya, aku nggak akan memaafkanmu."Setelah menatap Miska dengan tatapan menyindir selama beberapa saat, Lena tertawa. "Kamu adalah tunangannya pria itu? Kalau begitu, kamu benar-benar kasihan. Kalau kamu nggak bilang, aku akan mengira kamu ini adiknya Tiffany. Kemungkinan besar, pria itu bersamamu karena menganggapmu sebagai pengganti Tiffany, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Lena melanjutkan sambil menggelengkan kepala dan ekspresinya terlihat kasihan. "Sayang sekali. Meskipun sudah ada kamu yang sebagai pengganti, hatinya tetap nggak bisa melupakan Tiffany. Kalau nggak, dia juga nggak akan menabrak truk itu demi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 760

    "Aku Miska, panggil aku Miska saja." Gadis itu meremas tali ranselnya dan bertanya dengan cemas, "Katanya dia mau datang duluan untuk kasih kamu kejutan. Kenapa tiba-tiba kecelakaan?"Tiffany memejamkan matanya, tidak tahu harus menjelaskan dari mana untuk sesaat. Namun, dia tetap menatap gadis itu dan berkata, "Miska, kamu ... harus menyiapkan mentalmu. Cedera Xavier kelihatannya cukup parah."Miska tertegun, baru menyadari betapa serius situasinya. Mata bulatnya yang hitam sontak menjadi suram. "Dia ... dia nggak apa-apa, 'kan? Kami baru saja ... tunangan."Kalau saja Miska tidak menyebut itu, mungkin Tiffany bisa menahan diri. Namun, begitu kalimat itu dilontarkan, rasa sakit langsung menyayat hatinya.Semua ini salahnya. Karena kebaikannya sendiri, dia memberi celah bagi kakak beradik itu untuk menyakitinya.Seandainya hari itu dia berbicara terus terang kepada Sean soal kejadian tiga tahun lalu, seandainya dia membongkar kebohongan Vivi, mungkin Xavier yang jauh-jauh datang untuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 759

    Di belakang mereka mulai terdengar teriakan, ada yang mulai menelepon polisi. Suara sirene mobil patroli dan ambulans pun terdengar bersahut-sahutan.Tiffany terdiam dalam pelukan Sean, matanya masih tertutup oleh telapak tangan pria itu. Dia seperti boneka yang kehilangan jiwanya, bersandar lemas di dadanya."Xavier ... dia baik-baik saja, 'kan?""Dia akan baik-baik saja." Sean memeluknya erat. "Dia sudah dibawa ambulans untuk mendapatkan pertolongan. Kita ke sana ya.""Ya ...." Tiffany masih bersandar di pelukannya, suaranya lirih. "Sean, kamu yakin nggak salah lihat? Dia bilang besok baru sampai dan bawa tunangannya ke sini .... Gimana mungkin .... Nggak mungkin. Dia seharusnya masih di luar negeri sekarang ...."Nada suaranya pilu.Sean memeluknya lebih erat. "Mungkin dia mau kasih kejutan untukmu." Suara berat Sean terdengar serak. "Tadi dia telepon aku, tanya kamu di mana.""Aku bilang kamu di lembaga penelitian. Setelah itu, dia langsung matiin telepon. Sepertinya dia datang leb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 758

    "Tiff ... kamu benaran cuma butuh dua hari untuk menyelesaikan makalah serumit ini?"Di dalam kantor Risyad, Tiffany tersenyum sambil menatapnya. "Ini semua berkat bimbingan Pak Risyad yang luar biasa. Aku tahu kamu sangat menghargaiku, jadi aku nggak berani menyepelekan tugasku. Makanya, aku buru-buru menyelesaikannya."Risyad yang memakai kacamata tebal itu pun memancarkan kebanggaan dan kekaguman. "Anak muda memang luar biasa! Penuh semangat, penuh energi, dan punya kemampuan!"Saking semangatnya, Risyad menahan Tiffany untuk mengobrol. Sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu dari luar, barulah Tiffany bisa terbebas dari pembicaraan panjang Risyad yang sangat antusias.Saat Tiffany keluar dari lembaga penelitian, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Matahari masih bersinar, tetapi cahayanya terasa lembut.Saat berdiri di depan gerbang lembaga penelitian, Tiffany meregangkan badan sambil menarik napas lega. Beban besar di hatinya akhirnya terangkat.Beberapa hari ke depan, tugasnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 757

    Xavier dan tunangannya dijadwalkan tiba di Kota Aven tiga hari lagi. Agar punya waktu untuk menemani tunangan Xavier jalan-jalan di Kota Aven, Tiffany sampai mengambil cuti beberapa hari dari lembaga penelitian.Untungnya, pihak lembaga cukup pengertian. Meskipun Tiffany baru bekerja di sana, setiap kali dia meminta cuti, atasan selalu menyetujui tanpa banyak tanya."Tapi, Tiff ...." Suara Risyad terdengar dari seberang telepon, diiringi batuk kecil. "Aku ingat kamu janji, selama beberapa hari ini di rumah, kamu bakal menyelesaikan jurnal penelitianmu, 'kan?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Tenang saja, Pak! Sebelum masa cuti habis, aku pasti akan kirim jurnal penelitianku ke lembaga! Aku nggak pernah ingkar janji kok!"Suaranya yang tegas dan meyakinkan membuat Risyad tertawa. "Oke, jangan sampai kamu ingkar janji ya!"Setelah mengobrol sebentar, Tiffany langsung merengek manja pada Sean untuk mengantarnya pulang agar bisa segera menulis jurnal.Meskipun mengatakan akan menyelesaikanny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 756

    Begitu selesai bicara, Xavier langsung mengakhiri panggilan.Di sisi lain, Tiffany masih memegang ponsel dengan perasaan yang menggebu-gebu. Xavier akhirnya menemukan cinta sejatinya! Bagi Tiffany, ini benar-benar adalah kabar bahagia!Selama lima tahun terakhir, Xavier selalu ada di sampingnya, menjaga janji yang pernah dia ucapkan pada mendiang ibunya. Tiffany bahkan sempat khawatir, apakah Xavier akan selamanya membujang demi merawatnya?Dia bahkan pernah berpikir, kalau dia akhirnya balikan dengan Sean dan meninggalkan Xavier begitu saja, bukankah itu terlalu kejam?Apalagi selama lima tahun ini, perhatian Xavier padanya benar-benar tak ada duanya. Bahkan, Xavier tidak sebaik itu terhadap adik kandungnya sendiri, Jayla.Tiffany benar-benar tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Xavier. Kini, karena Xavier sudah menemukan cinta sejatinya, dia akhirnya merasa lega.Tak lama kemudian, Sean kembali ke mobil. Tiffany yang kini sudah tidak mengantuk, bersandar di kursi sambil terse

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 755

    Tak lama kemudian, mobil sampai di taman kanak-kanak.Meskipun Sean sudah sangat berhati-hati, suara gaduh dari luar mobil saat parkir tetap saja membangunkan Tiffany dari tidurnya.Mata wanita itu masih terlihat mengantuk, tetapi tetap terlihat jernih dan indah. Dia menguap dan menoleh ke luar jendela. "Sudah sampai ya."Setelah itu, dia mengangkat tangan untuk membuka pintu mobil, tetapi segera dihentikan oleh Sean.Pria itu tersenyum tipis, tampak tak berdaya. "Kalau masih ngantuk, jangan turun dulu. Biar aku saja yang antar mereka masuk. Kamu tunggu di mobil saja."Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks menoleh menatap dua anak kecil di sampingnya. "Tapi ....""Sudahlah." Arlo menghela napas panjang. "Mama yang bodoh, istirahat saja di mobil. Kami turun dulu.""Betul! Mama istirahat saja ya!" Arlene ikut mengangguk sambil tersenyum lebar.Akhirnya, Tiffany pun ditinggal sendiri di dalam mobil, sementara ketiganya orang itu turun bersama.Bersandar di jok kulit mobil, Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 754

    "Juga bakal jadi anak kecil yang gendut nanti," ucap Arlo yang mengikuti di belakang Sean dengan cemberut."Sembarangan! Arlene nggak bakal gendut!""Kamu bakal gendut!"Arlo menarik napas dalam-dalam. "Nggak masalah kalau Pak Sean antar kita ke sekolah setiap hari. Tapi, Mama juga harus ikut."Tiffany tertegun dan refleks bertanya, "Kenapa begitu?"Dia baru saja berpikir, kalau nanti anak-anak diantar Sean setiap hari, dia bisa bermalas-malasan di rumah dong ....Jujur saja, selama beberapa tahun ini, kecuali dalam kondisi khusus, semua urusan antar jemput anak-anak ke sekolah diurus oleh Tiffany sendiri. Itu cukup melelahkan.Sekarang dia akhirnya mendapat kesempatan untuk bermalas-malasan, tetapi anaknya malah tidak memberinya izin?"Buat menunjukkan kepemilikan." Arlo mencebik dan berkata dengan suara rendah, "Soalnya para ibu-ibu terus melihat Pak Sean kayak mau diterkam. Jadi, Mama harus selalu ikut. Kalau nggak, para guru juga bisa jadi gila."Tiffany tidak bisa berkata-kata. Ay

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 753

    Tiffany keluar dari kamar Sean dengan pipi memerah. Di luar pintu, dua bocah kecil yang memakai setelan jas kecil dan gaun kecil sedang berdiri manis, dengan tas kecil di punggung mereka. Mereka bersandar di dinding koridor seperti dua murid SD yang sedang dihukum berdiri.Melihat Tiffany keluar, Arlo cemberut dan mengedipkan mata dengan nakal. "Mama ini nggak tahan godaan, cepat banget ditaklukkan."Wajah Tiffany langsung memerah.Arlene yang melihat itu buru-buru berlari ke depan Tiffany dan melindunginya. "Kakak nggak boleh bicara kayak gitu ke Mama ya! Mama itu kayak Arlene, suka sama pria ganteng!"Arlo memutar bola matanya dengan pasrah. "Kalian sama-sama bucin."Arlene membalas dengan percaya diri, "Hmph! Kata Guru, cewek yang bucin itu lebih disukai!"Suara polos kedua anak itu seketika membuat hati Tiffany hangat dan senang. Dia tersenyum tipis, lalu berjongkok sambil mengelus kepala Arlene. "Mana PR yang butuh tanda tangan Mama?"Arlene cemberut dan berjinjit mendekat ke teli

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status