Share

Bab 286

Penulis: Clarissa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-18 18:00:00
Karen mengiakan dan lanjut menulis di papan tulis dengan sikap patuh. Julie mengepalkan tinju dan mengumpat, "Dasar berengsek!"

Karen jelas sengaja! Karen mengatakan ada dua metode penyelesaian dan menyuruh murid lain untuk mengerjakannya di depan kelas. Karen jelas tahu guru Fisika paling mengapresiasi Tiffany! Karen sengaja ingin mempermalukan Tiffany di depan guru Fisika!

"Duduk kamu!" perintah guru Fisika. Guru Fisika dengan puas melihat Karen menuliskan jawaban yang benar, lalu menoleh pada Tiffany dan memelototinya.

Guru Fisika menegur Tiffany, "Kamu makin sembrono! Bisa nggak kamu belajar dengan yang lain?"

Tiffany mengangguk dan tersenyum. "Baik, aku akan belajar dengan Karen."

Tidak ada kemarahan maupun keirian di mata Tiffany, melainkan tulus, serius, dan sungguh-sungguh. Tatapan mata Tiffany membuat jantung Guru Fisika berdebar-debar.

Guru Fisika pun menghibur Tiffany, "Kesehatan memang penting, tapi nggak boleh lalai juga dalam belajar. Berusahalah lebih keras."

"Aku paha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 287

    Berlina mengangguk. Dia berujar, "Tiff, kamu nggak tahu, 'kan? Saat kamu izin nggak masuk sekolah, suamimu sangat dekat dengan Karen."Dikarenakan masalah Garry yang sebelumnya terlalu menghebohkan, semua teman sekelas pun tahu. Mereka iri dengan keberuntungan Tiffany, juga memandang rendah Tiffany karena menikah dengan Sean demi uang.Orang cenderung lebih ingin memercayai fakta yang ingin mereka percaya. Meskipun Garry bersikap agresif di konferensi pers, meskipun Farris memberi kesaksian, Berlina dan teman-temannya tetap percaya bahwa ada hubungan tak jelas antara Tiffany dan Mark. Oleh karena itu, ketika Karen berbicara tentang hubungannya dengan Sean, mereka semua percaya."Tiff, kamu jangan marah dengan Karen. Nggak ada wanita normal yang akan menolak ungkapan cinta dari pria unggul," ujar Berlina. Dia berkata lagi dengan tegas, "Apalagi, bukannya kamu dan Sean bebas main masing-masing? Kamu punya Mark, Sean juga bisa punya Karen.""Gimana cara Karen hipnotis kalian?" tukas Julie

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 288

    Tiffany menatap Berlina dengan serius dan bertanya, "Memangnya ayahmu lapor pada ibumu kalau pinjamkan mobilnya ke orang lain?"Ekspresi sombong di wajah Berlina membeku. Setiap orang di kelas mereka tahu bahwa keluarga Berlina miskin sampai tidak punya mobil! Ayah Berlina selalu mengendarai motor listrik saat menghadiri rapat orang tua di sekolah!Itu adalah penghinaan, penghinaan yang jelas! Wajah Berlina memucat. Suasana pun menjadi hening untuk waktu yang lama.Julie bereaksi lebih dulu. Dia tertawa terbahak-bahak dan mengejek, "Tiff, Berlina nggak bisa jawab pertanyaanmu. Keluarganya nggak punya mobil!"Tiffany termangu sejenak, lalu berkata, "Oh, begitu."Tiffany menatap Berlina seraya tersenyum. Dia berujar, "Kalau orang tuamu nggak kasih contoh, gimana kamu tahu masalah ini akan merusak hubungan suami istri?"Wajah Berlina memucat lagi. Dia tergagap, "Aku ....""Berlina, omonganmu sudah keterlaluan," seru Karen. Karen menepuk bahu Berlina dan berkata, "Gimana hubungan suami ist

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 289

    Sean mengirim pesan untuk memberitahukan dirinya akan sampai dalam waktu sepuluh menit. Saat Tiffany sampai di depan gerbang sekolah, hanya tersisa enam menit lebih dari waktu yang dijanjikan oleh Sean.Julie menoleh ke belakang dan mengernyit ketika melihat Karen diikuti oleh banyak orang di belakang. Julie menggerutu, "Dasar menyebalkan, buat apa mereka ikut ke sini?"Tiffany sangat tenang dan berujar, "Ini gerbang sekolah. Sehabis pulang sekolah, semua murid akan dijemput di sini. Itu wajar."Julie mengerenyotkan bibir. Dia benar-benar tidak berdaya terhadap wanita tidak peka ini! Julie menggertakkan gigi, lalu meraih tangan Tiffany dan bertanya, "Tadi kamu bilang mau sekalian antar aku pulang. Jangan-jangan kamu bohongi mereka?"Sebelumnya, Tiffany selalu diantar dan dijemput oleh Genta menggunakan mobil Maserati hitam yang sekarang sudah dipinjamkan kepada Karen. Oleh karena itu, Julie berpikir sekarang Tiffany pasti naik bus untuk datang ke dan pulang dari sekolah! Tiffany hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 290

    Bos yang sedang jatuh cinta tidak dapat disinggungi! Tiffany tersenyum seraya menatap Genta. Tiffany berujar, "Kamu tetap tampan."Tiffany beristirahat di rumah dalam beberapa waktu terakhir sehingga tidak tahu Genta berdinas ke luar. Jika dihitung-hitung, sudah lama Tiffany tidak bertemu dengan Genta.Genta berdeham dan ingin berbicara, tetapi Berlina yang berdiri di belakang sudah tidak tahan lagi. Berlina mengangkat alis seraya menegur, "Sopir, cepat bukakan pintu untuk Karen. Kenapa malah ngobrol dengan Tiffany?"Sebelum Berlina selesai berbicara, Genta langsung menjentikkan sebutir kacang ke wajah Berlina. Genta menghardik, "Aku sedang bicara dengan Bu Tiffany. Siapa kamu?"Mata Berlina membelalak. Berlina hendak menghampiri Genta. Dia membentak, "Kamu ... sekarang kamu hanya sopir Karen, tapi aku teman Karen!""Berlina," panggil Karen. Karen sekali lagi menghentikan Berlina. Sebenarnya, Karen tidak sudi untuk berteman dengan orang seperti Berlina. Akan tetapi ....Sifat Berlina y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 291

    Karen memicingkan mata saat melihat mobil Maybach abu-perak edisi terbatas sedunia itu. Berlina pun sangat iri. Mobil siapa yang bisa lebih berkelas dibanding Sean? Apakah Mark?Pintu mobil dibuka. Sepasang sepatu kustom buatan tangan berpijak di permukaan tanah depan gerbang sekolah. Semua orang memusatkan perhatian pada pria itu.Sean masih mengenakan jas biru tua yang formal setelah baru selesai melakukan pertemuan bisnis. Kaki Sean ramping dan panjang. Tubuh Sean jangkung dan besar, serta memancarkan aura angkuh dan mulia. Wajah Sean tampak tegas dan sangat tampan. Mata Sean yang kelam tertuju pada wajah Tiffany. "Maaf, aku telat," kata Sean. Sean menutup pintu mobil, lalu tersenyum pada Tiffany dengan penuh kasih sayang sembari mengulurkan dua tangan."Nggak telat!" Seperti biasa, Tiffany langsung maju dan memeluk pinggang Sean yang kekar. Tiffany berkomentar, "Waktunya pas, tapi kamu jarang telat."Tiffany mendongakkan matanya yang hitam dan murni. Tiffany bertanya, "Kamu sibuk,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 292

    Dibanding dengan teman-teman sekelas yang tercengang, Karen yang sudah menduga hal itu tampak jauh lebih kalem. Karen tersenyum sopan pada Sean dan berujar, "Iya, aku dan Tiff sekolah bareng, pulang sekolah bareng, dan sama-sama tunggu mobil di sini.""Kalau begitu, Nona Karen pulanglah," kata Sean. Lalu, Sean menoleh pada Berlina dan berkata dengan suara rendah yang penuh aura berbahaya, "Tadi kamu bilang kamu ... menertawakan istriku?"Berlina terdiam. Dia merapatkan bibir, lalu berucap, "Aku ... aku hanya bercanda dengan Tiff."Sean menundukkan pandangan pada gadis polos di dalam pelukannya. Sean tahu dia tidak bisa mendapatkan jawaban dari mulut Tiffany. Tiffany terlalu baik dan tidak menyimpan dendam.Oleh karena itu, Sean menoleh pada Julie dan bertanya, "Apa yang terjadi barusan?"Julie memicingkan mata dengan jengkel saat menceritakan apa yang terjadi barusan kepada Sean."Begitu, ya," kata Sean dengan suara rendah yang dipanjangkan. Berlina takut sehingga bersembunyi di balik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 293

    Karen pulang ke rumah Keluarga Winata dengan penuh emosi. Karen melempar tasnya ke sofa dan berseru, "Aku nggak mau lagi!"Slamet Winata duduk di sofa sambil minum teh. Slamet menatap Karen dan bertanya, "Kenapa lagi?""Sean benar-benar seperti batu!" keluh Karen. Karen mengambil cangkir teh dan minum, lalu berujar dengan jengkel, "Hari ini, Tiffany sudah masuk sekolah lagi. Selama seminggu ini, aku sudah berusaha memenangkan hati yang lain dan menyusun siasat agar Tiffany trauma dan salah paham." Karen melanjutkan, "Aku mau Tiffany salah kira aku jauh lebih unggul darinya dan Sean lebih menyukaiku! Tapi? Sore ini, Sean secara pribadi datang untuk jemput Tiffany! Semua usahaku sia-sia!"Karen menaruh cangkirnya ke meja dengan kuat. Terdengar dentingan nyaring karena gesekan antara cangkir kaca dan meja kaca!Slamet mengernyit dan menegur Karen, "Jangan keras-keras! S sedang tidur di atas! Awas kalau kamu bangunkan dia!"Karen berseru dengan jengkel, "Ayah! Aku nggak paham apa yang ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 294

    Sudah ada yang traktir, sayang jika tidak pergi. Tak lama setelah Julie mengirim pesan, orang itu membalas pesan. [ Kalian benaran sudah pergi ke Restoran Imperial? Berlina nggak kasih tahu kalian? Berlina masuk rumah sakit hari ini dan Karen merawatnya. Jadi, acara makan dibatalkan! ]Tiffany berkomentar dengan murung, "Oh, begitu. Aku pikir acara makan tetap jadi.""Aku pikir bisa ambil untung dan bikin mereka jengkel," kata Julie dengan murung juga. Alhasil, lawan menyerah terlebih dahulu."Begini saja," usulkan Tiffany seraya mengeluarkan ponselnya. "Suruh Mark ke sini dan traktir kita makan."Tiffany bepergian dengan tergesa-gesa sehingga tidak membawa kartu hitam yang telah diberikan oleh Sean. Uang yang Tiffany punya saat ini jelas tidak mencukupi. Apabila karyawan hari ini tidak mengenalnya saat melakukan pembayaran nanti, bukankah itu akan sangat merepotkan?Oleh karena itu, biarlah Mark datang dan mentraktir mereka. Sean pun mengatakan Mark sangat santai belakangan ini.Juli

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 321

    Saat ketiganya sudah menjauh dari lokasi kebakaran, warga desa sudah tiba. Orang-orang dari klub fotografi juga sudah kembali.Warga desa sibuk memadamkan api. Sementara itu, Julie bergegas mendekat dengan mata merah. "Tiffany!" panggilnya.Di belakang Tiffany, Sean menurunkan Zara yang pingsan karena menghirup asap ke tanah. Dia berkata, "Panggil dokter."Chelsea menyahut sambil mengangguk, "Dokter sudah dalam perjalanan!"Kobaran api kian membesar. Semua orang mundur ke jalan kecil di luar halaman. Tiffany masih memegang kamera berharga di tangannya."Kenapa bisa tiba-tiba kebakaran? Tanah di pegunungan lembap, seharusnya nggak mudah terbakar!" ucap Chelsea sambil mondar-mandir dengan gelisah.Sean mengambil handuk yang diberikan Julie dan menyeka noda jelaga di wajahnya sambil berkata, "Nggak aneh kalau ada seseorang yang sengaja menyulut api.""Zara!" Tepat ketika Sean selesai bicara, Penny menyeruak dari tengah kerumunan. Dia langsung menggenggam tangan Zara, cemas saat melihat ba

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 320

    Sebelum Tiffany menyelesaikan ucapannya, Sean melihat gadis mencurigakan tadi mengeluarkan benda kecil dari sakunya. Mata pria itu membelalak. Benda itu adalah korek api!Gadis itu melempar korek api ke tanah yang sudah dibasahi bensin. Seketika, api mulai berkobar. Api menyala di belakang rumah, jadi Tiffany yang berdiri di depan dan membelakangi rumah sama sekali tidak sadar.Sean mengeratkan pegangannya di ponsel dan berseru, "Cepat lari!"Tiffany tertegun. Mengapa Sean menyuruhnya lari? Dia refleks menoleh ke belakang. Api yang menyentuh bensin membubung tinggi ke langit. Seantero rumah seakan-akan sudah dilahap mulut yang tidak berwujud.Sean melempar ponselnya dan melompat dari beranda sambil berteriak, "Tiffany, lari!"Namun, gadis itu sepertinya tidak mendengar seruannya. Tiffany melepas mantel dan mencelupkannya ke dalam tangki air. Kemudian, dia bergegas masuk ke dalam rumah yang tengah terbakar dengan menutupi hidung dan mulutnya. Zara masih tidur di dalam!"Uhuk, uhuk, uhuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 319

    Tiffany tidak tahu mengapa Zara tiba-tiba mengatakan hal ini padanya. Namun, dia balas tersenyum dan berkata, "Istirahatlah." Usai berkata begitu, gadis itu mengambil ponselnya dan keluar.Sekarang sudah pukul 8 malam. Tiffany sudah berjanji akan menelepon Sean pada pukul 7 malam untuk melaporkan keadaannya. Entah pria itu akan marah atau tidak karena dirinya terlambat satu jam penuh.Tiffany berdiri di halaman. Sambil bersandar di dinding, dia mengambil ponsel dan menelepon suaminya.Di sebelah kiri halaman, ada vila yang disewa oleh klub fotografi. Saat ini vila itu masih gelap gulita. Di sebelah kanan, ada vila yang konon sudah disewakan ke seorang konglomerat. Vila itu terang benderang.Sean duduk di beranda vila, memandang gadis yang berdiri di halaman yang diterangi sinar rembulan. Saat melihat ponselnya berdering, dia tersenyum tipis."Akhirnya mau menghubungiku?" tanya Sean."Maaf, Sayang. Aku nggak bermaksud lupa buat telepon ...," ucap Tiffany, langsung meminta maaf.Pukul 7

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 318

    Tiffany mengernyit. Meskipun hatinya enggan, dia tidak enak hati menolak Zara di depan banyak orang.Selain itu, Tiffany lebih familier dengan jalan-jalan di desa pada malam hari. Jadi, dia tidak perlu khawatir Zara macam-macam padanya."Oke," sahut Tiffany sambil mengangguk dengan ragu. Kemudian, dia menatap Julie dan berkata, "Habis makan kamu juga cepat kembali, ya."Julie mengernyit dan mengangguk pelan."Ayo jalan," ajak Tiffany.Zara memikul ranselnya dan berjalan menuju vila bersama Tiffany.Malam hari di desa sangat sepi. Yang terdengar di telinga hanyalah suara air, gemeresik dedaunan, suara langkah kaki mereka, dan suara hewan di kejauhan. Zara menghirup udara segar di sana. Suasana hatinya cukup baik."Kudengar kamu tumbuh besar di desa, ya?" tanya Zara dengan tenang.Tiffany mengernyit saat mendengar pertanyaannya. Dia berjalan di depan sambil membawa senter dan menjawab singkat, "Ya.""Lingkungan desa sebenarnya cukup menyenangkan. Daripada di kota, aku lebih suka desa yan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 317

    Tiffany mengernyit jengkel. Apa maksudnya dengan tidak peka? Waktu pacaran Samuel dan Julie bahkan belum mencapai sebulan.Selama jangka waktu ini, sikap Samuel pada Julie juga tidak sehangat saat dia masih mengejar gadis itu sebelumnya. Apa haknya untuk menuntut sekamar dengan Julie?Lagi pula, hubungan Samuel dan Julie belum berkembang ke tahap itu. Bahkan jika hubungan keduanya sudah semaju itu, atas dasar apa Samuel bisa meminta Tiffany tidur di luar sendirian sementara dirinya dan Julie tidur di dalam?Chelsea duduk di sebelah Tiffany dan tertawa kecil. Dia berucap, "Samuel, apa maksudmu dengan nggak peka? Kalau nggak ada gadis lain yang sekamar denganku, aku pasti sudah tukar tempat denganmu dan tidur dengan mereka berdua."Samuel mengambil pecahan kaca dan membalas dengan kepala tertunduk, "Aku pacarnya Julie. Apa salahnya kalau aku ingin tidur dengannya?" Jika bukan demi memperdalam hubungannya dengan Julie, buat apa dia repot-repot mengikuti kegiatan klub fotografi ini?"Ada s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 316

    Siapa sangka, setelah Zara selesai bicara, Samuel yang merupakan salah satu penanggung jawab klub fotografi mengangguk dan berkata, "Kurasa kata-kata Zara ada benarnya."Semua orang terkejut. Samuel, Tiffany, dan Julie adalah orang-orang pertama yang memilih kamar. Jika alokasi kamar disesuaikan dengan urutan pendaftaran, mereka akan mendapatkan kamar terbaik. Namun, sekarang pemuda itu malah setuju untuk melakukan cabut undi.Orang-orang di vila terdiam untuk beberapa saat. Akhirnya, salah satu gadis penanggung jawab menghela napas dan berucap dengan pasrah, "Okelah, ayo cabut undi."Di antara belasan orang ini, enam orang harus tinggal di rumah desa. Lantaran hari sudah larut, semua orang segera melakukan cabut undi.Hasilnya, gadis penanggung jawab klub fotografi dan temannya, serta Julie, Tiffany, Samuel, dan seorang pemuda lainnya harus tinggal di rumah desa itu.Saat beberapa orang itu tengah berkemas, Penny mengejek Tiffany dengan nada puas, "Kamu memang paling cocok tinggal di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 315

    Entah disengaja atau tidak, Samuel mengerahkan cukup tenaga hingga Zara hampir terjatuh ke dalam pelukannya. Untungnya, Zara sempat menstabilkan tubuhnya dengan memegang lengan Samuel sehingga hal itu tidak terjadi."Terima kasih," ujar Zara dengan raut pucat.Samuel membalas dengan wajah tersipu, "Sama-sama.""Cowok jelek, kamu cari kesempatan untuk menyentuh Zara!" seru Penny sambil memelototi Samuel. Dia segera mendekat, lalu menarik Zara pergi.Sebelum beranjak pergi, Zara melirik Samuel sekali lagi. Dia melihat binar antusias dan kegembiraan di mata pemuda itu.Mata Zara berkilat dingin. Jadi, pemuda itu pacar Julie? Tidak ada bagus-bagusnya."Ayo jalan," ucap Julie sambil mengernyit. Dia mendekat sambil membawa kopernya.Tiffany menghampiri temannya dan bertanya dengan alis berkerut, "Kamu lihat kejadian tadi, 'kan?" Dia memandang dengan cemas ke arah Samuel yang masih mengambil barang-barang dari bus bersama orang-orang klub fotografi."Biarpun dia hanya berniat membantu, dia bi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 314

    Zara mengenakan gaun panjang bunga-bunga warna putih dan topi matahari. Dengan wajah dan penampilannya yang feminin, dia terlihat sangat menawan saat memandang ke luar jendela.Samuel juga tertegun untuk sesaat saat melihat Zara. Sebelumnya, dia hanya tahu bahwa Julie cantik dan Tiffany manis.Samuel tidak tahu ternyata ada gadis secantik Zara di kelas mereka. Kecantikan gadis itu berbeda jauh dengan Julie. Zara sangat memesona, anggun, dan elegan.Begitu melihat kedua orang itu di dalam bus, Tiffany sontak bertanya sambil mengernyit, "Apa mereka juga anggota klub fotografi?"Seingat Tiffany, Zara baru pindah ke sini beberapa hari lalu. Sejak kapan dia menjadi anggota klub fotografi?Lamunan Samuel buyar. Dia berdeham dan menjawab, "Mereka baru gabung beberapa hari lalu, aku juga baru tahu.""Mungkin karena kita pergi, jadi mereka sengaja ikut. Seperti hantu saja, nempel terus sama kita," ucap Julie sambil mengangkat bahu. Dia memutar bola matanya dengan galak ke arah kedua orang itu.

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 313

    Akhir bulan tiba dengan cepat. Pada hari keberangkatan klub fotografi, Tiffany bangun pagi-pagi sekali.Ini adalah pertama kalinya Tiffany bepergian jauh setelah menikah. Perjalanan ke desa tempo hari juga jauh, tetapi bagaimanapun itu adalah kampung halamannya. Kegiatan klub fotografi di Kabupaten Purjaga ini barulah bepergian jauh yang sebenarnya.Pagi-pagi buta, Rika sudah bangun untuk menyiapkan barang-barang Tiffany. Dari pakaian dalam, pakaian anti UV, hingga jas hujan. Semua Rika kemas hingga memenuhi dua koper besar.Sambil mengeluarkan barang-barang di dalam koper, Tiffany berucap dengan malu pada Rika, "Aku hanya pergi tiga hari dua malam, nggak perlu bawa sebanyak ini."Rika menggeleng dan membalas, "Bu Tiffany, cuaca di pegunungan nggak menentu. Gimana kalau tiba-tiba panas, lalu tiba-tiba dingin? Gimana kalau hujan? Gimana kalau ada topan?"Tiffany kehilangan kata-kata. Meski merasa Rika terlalu cemas berlebihan, hatinya terasa hangat.Saat Tiffany masih tinggal bersama ke

DMCA.com Protection Status