Share

Bab 278

Author: Clarissa
Tiffany mengernyit sambil merenung, merasa yang dikatakan Julie masuk akal. "Tapi, ini tetap aneh. Kamu nggak ingat wajahku, tapi ingat tanggal lahirku. Metodemu ini salah. Kamu seharusnya ingat wajahku dan bukan tanggal lahirku."

Tiffany tersenyum kepada Zara dan menawarkan, "Kalau punya waktu, aku bisa ajari kamu cara menghafal yang baik dan benar. Aku selalu dapat nilai seratus di sekolah lho! Ini karena aku pintar menghafal. Aku punya caranya!"

Zara tidak bisa berkata-kata. Siapa juga yang ingin belajar dari Tiffany? Dia tahu wanita ini sengaja! Berani sekali Tiffany menganggapnya pelupa dan bodoh!

"Ya, kamu memang harus belajar dari istriku." Sean tersenyum tipis, lalu mengelus kepala Tiffany. "Tadi kami membahas banyak hal, tapi dia lupa semuanya."

Sean tersenyum lembut kepada Tiffany dan meneruskan, "Kalau ada waktu, kamu boleh mengajarinya."

"Ya." Tiffany mengangguk dengan sungguh-sungguh karena mendapat izin dari Sean. Dengan ekspresi tulus, dia menatap Zara dan berujar, "Jang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
anjay aku ngakak baca ini
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
.........Sean sekarang udah pandai menggoda y...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 279

    Ketika merasakan tangan Sean menyentuh dadanya. Wajah Tiffany sontak memerah. Dia tanpa sadar ingin mendorong Sean. "Sayang, jangan sembarangan pegang."Sean suka melihat Tiffany yang panik seperti ini. Dia pun makin merajalela. "Aku saja nggak nyangka kamu akan memperhatikan bagian itu saat Zara ada di sini."Tiffany termangu. Seketika, wajahnya menjadi panas. Sementara itu, Sean menyentuh dengan makin berani. Tiffany bisa merasakan suhu tubuh Sean meningkat. Selain itu, kemaluannya juga ....Tiffany buru-buru menepis tangan Sean. "Ja ... jangan sembarangan!"Tempat ini adalah ruang privat restoran. Siapa pun bisa masuk kemari.Napas hangat Sean sekaligus suaranya yang rendah mencapai telinga Tiffany. "Nggak apa-apa. Aku melakukannya dengan istriku. Siapa yang berani melarang?""Selain itu ...." Sean menatap Tiffany dengan tatapan misterius. "Aku benar-benar ingin melakukan sesuatu."Tiffany sontak tercengang. Dia buru-buru mendorong untuk menjaga jarak dengan Sean. "Aku wanita yang t

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 280

    Tiffany menggeleng dengan sungguh-sungguh. "Aku nggak tahu.""Kalau begitu, kamu percaya padaku nggak?""Percaya dong." Tiffany merangkul leher Sean dan menatapnya dengan tatapan tulus. "Kamu suamiku. Masa aku nggak percaya padamu?""Tapi, kamu tetap harus memberiku penjelasan."Tiffany memang memercayai Sean. Namun, Sean tidak seharusnya merahasiakan pertemuannya dengan wanita lain, 'kan? Hari ini Zara, bagaimana dengan hari-hari berikutnya?Sean sendiri yang bilang di antara suami istri harus jujur dan terbuka. Sean menyuruh Tiffany memberitahunya jika Tiffany bertemu pria lain. Aturan ini tidak mungkin hanya berlaku untuk Tiffany, 'kan?Sean memeluk Tiffany, lalu mengembuskan napas. "Aku menemuinya bukan karena dia cantik, juga bukan karena alasan lain."Sean menarik napas dalam-dalam, lalu menunjukkan sebuah foto dari ponselnya. "Lihat ini."Tiffany mengambil ponsel Sean. Begitu melihat foto tersebut, matanya sontak terbelalak. Itu adalah foto Zara dengan seorang pemuda.Hanya saja

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 281

    Ucapan Sean membuat Tiffany merasa agak bingung. Dia mengatupkan bibir dan menatap Sean sambil berkata, "Maksudmu, ada kemungkinan ... Zara bukan hanya mirip sama kakakmu, tapi ... seseorang telah memasukkan pikiran kakakmu ke dalam dirinya?"Sean terdiam, tidak berkata apa pun. Namun, keheningannya itu sudah cukup untuk membuktikan sikapnya.Tiffany menggelengkan kepalanya. "Itu nggak mungkin ...."Tiffany adalah seorang mahasiswa kedokteran. Dia tahu bahwa dengan kemajuan dunia medis saat ini, tidak mungkin mentransfer ingatan seseorang yang sudah meninggal ke dalam otak orang lain.Bahkan dengan hipnosis pun tidak bisa.Saat SMA dulu, gurunya pernah mengajarkan bahwa jika semua kemungkinan telah disingkirkan, maka jawaban yang tersisa adalah jawaban yang benar meski kedengarannya aneh. Oleh karena itu, Tiffany berkata, "Suamiku, menurutku mungkin saja ... kakakmu masih hidup."Itu satu-satunya penjelasan yang masuk akal. Sean tidak mungkin memberi tahu Zara tentang rahasia antara di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 282

    Tiffany memutuskan untuk tetap berpikiran positif. Memikirkan hal itu, Tiffany langsung bangkit dari tempat tidur dan melompat di hadapan Chaplin. "Ayo, Kakak bawa kamu main air!"Di luar, matahari siang bersinar terik dan menyengat. Tiffany dan Chaplin memegang selang di taman sambil menyiram bunga-bunga dan bermain air dengan riang.Sementara itu, Sean berdiri di jendela ruang kerja di lantai dua, diam-diam memperhatikan mereka.Pemandangan itu membawa pikirannya kembali ke masa 13 tahun yang lalu. Waktu itu ....Kakaknya juga seperti ini. Dia menemani Sean bermain dari lantai atas hingga ke bawah rumah dan berlarian di taman. Setelah orang tuanya meninggal, kakaknya melindunginya dengan sangat baik. Sampai di usia 13-14 tahun, dia masih bisa tetap polos, ceria, dan bersikap positif terhadap kehidupan.Namun kemudian ....Sean memejamkan matanya. Kalau bukan karena Tiffany, dia tidak akan pernah merasakan kehangatan dunia ini lagi. Dia menghela napas dan mengambil sebuah foto dari la

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 283

    Tiffany tinggal di kediaman Tanuwijaya selama setengah bulan untuk beristirahat. Setengah bulan kemudian, setelah mendapatkan izin dari Charles, dia langsung mengurus izin cutinya di kampus.Pagi itu, dia bangun lebih awal dengan penuh semangat, mengenakan tas punggung dan turun ke lantai bawah."Nyonya, pagi sekali." Rika tersenyum ramah sambil meletakkan sarapan di meja. "Hari ini sudah mulai masuk kuliah lagi?"Tiffany duduk di kursi meja makan, bahkan tasnya pun tak rela dilepas. "Iya, hari ini mulai masuk! Kelamaan diam di rumah, rasanya aku jadi berjamur!""Begitu ya?"Sean yang sudah rapi dengan setelan jas, turun dari tangga spiral sambil merapikan kancing mansetnya. "Sini, biar kucium dulu, benaran berjamur atau nggak."Tiffany memutar matanya kesal, lalu kembali menunduk dan melanjutkan sarapannya.Sean tersenyum dan berjalan ke arahnya. Dia duduk di seberang Tiffany, tatapannya tertuju pada tas yang masih melekat di punggungnya. "Semangat sekali mau ke kampus?""Ya!" Tiffany

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 284

    "Kamu lihat kan, sejak si Zara itu datang, semua guru dan teman sekelas jadi suka padanya. Mereka nggak seantusias dulu sama kamu," keluh Julie sambil memberikan tisu pada Tiffany untuk mengelap keringat. "Benar-benar licik. Bahkan dosen kalkulus kita saja bisa dia buat terpana."Tiffany mengernyit, tidak terlalu paham maksud ucapan Julie. Saat dia menoleh dan hendak bertanya, pandangannya tertuju pada seorang gadis yang duduk di barisan paling depan. Gadis itu menoleh dan menatapnya balik.Tatapan mereka saling bertemu. Zara tersenyum ramah ke arah Tiffany, lalu kembali memusatkan perhatian ke dosen. Mata Tiffany membelalak kaget. "Dia ... kenapa dia ada di sini?""Beberapa hari lalu dia pindah ke sini, katanya sih sebagai siswa pertukaran," jawab Julie dengan nada jengkel. "Kamu tahu nggak? Waktunya cuma setengah tahun di sini, tapi dia bilang apa ke guru dan teman sekelas?""Dia bilang, dia merasa semua orang di sini sangat ramah dan baik. Bahkan kalau masa pertukaran selesai, dia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 285

    Setelah mendengar ucapan Julie, Tiffany baru menyadari ada bekas luka samar di wajah Julie, seperti goresan kuku. Tiffany mengerutkan kening dalam-dalam, lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Julie. "Ini ... kenapa?""Cuma bertengkar kecil sama mereka." Julie menghindari tangannya. "Zara sudah pindah seminggu, tapi karena aku takut kamu yang lagi istirahat malah jadi kepikiran, aku nggak bilang apa-apa."Melihat semakin banyak teman yang mengerumuni Zara di depan, Julie mendengus kesal. "Apa-apaan sih ini! Kamu sudah izin selama setengah bulan, tapi tetap saja cuma salah dua soal di ujian. Itu sudah hebat banget. Lagian, mereka setiap hari ikut kelas, apa yang mau dibanggakan!"Tiffany mengepalkan bibirnya dan mengusap kepala Julie dengan lembut, menirukan kebiasaan Sean saat menenangkannya. "Kamu ini ... Kenapa harus dipikirkan sampai segitunya?""Tapi posisi ketua belajar itu kan memang tugasmu dan dulunya yang dipuja-puja di kelas ini juga kamu. Mereka benar-benar nggak tahu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 286

    Karen mengiakan dan lanjut menulis di papan tulis dengan sikap patuh. Julie mengepalkan tinju dan mengumpat, "Dasar berengsek!"Karen jelas sengaja! Karen mengatakan ada dua metode penyelesaian dan menyuruh murid lain untuk mengerjakannya di depan kelas. Karen jelas tahu guru Fisika paling mengapresiasi Tiffany! Karen sengaja ingin mempermalukan Tiffany di depan guru Fisika!"Duduk kamu!" perintah guru Fisika. Guru Fisika dengan puas melihat Karen menuliskan jawaban yang benar, lalu menoleh pada Tiffany dan memelototinya. Guru Fisika menegur Tiffany, "Kamu makin sembrono! Bisa nggak kamu belajar dengan yang lain?"Tiffany mengangguk dan tersenyum. "Baik, aku akan belajar dengan Karen."Tidak ada kemarahan maupun keirian di mata Tiffany, melainkan tulus, serius, dan sungguh-sungguh. Tatapan mata Tiffany membuat jantung Guru Fisika berdebar-debar. Guru Fisika pun menghibur Tiffany, "Kesehatan memang penting, tapi nggak boleh lalai juga dalam belajar. Berusahalah lebih keras.""Aku paha

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 631

    Sean tersenyum. "Aku senang kamu berpikir seperti itu."Sanny mencebik. "Kamu senang buat apa? Yang penting itu kamu harus segera mendapatkannya kembali.""Beberapa hari ini, aku dengar dari para suster tentang kehidupannya dalam 2 tahun terakhir. Pria yang mengejarnya banyak sekali. Kalau kamu nggak berusaha lebih keras, anak-anakmu akan memanggil orang lain sebagai ayah!"Mata Sean sedikit meredup, tetapi dia tetap mengupas apel dengan tenang. "Mereka nggak akan punya kesempatan itu."Conan dan Sanny bertatapan. Detik berikutnya, apel dan pisau di tangan Sean kembali direbut. Conan langsung menariknya dan mendorongnya keluar dari kamar. "Jangan buang waktu di sini, kakakmu ada aku yang menjaganya. Pergi temui Dokter Tiffany!"Begitu ucapan itu dilontarkan, bam! Pintu kamar langsung tertutup rapat.Sean berdiri di luar pintu, menatap pintu yang tertutup rapat itu, lalu menghela napas pelan. Ternyata cinta benar-benar bisa mengubah seseorang.Jika 5 tahun lalu Sanny sudah bertemu Conan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 630

    "Aku rasa kamu akhir-akhir ini terlalu santai, sampai otakmu nggak bisa berpikir dengan benar ya? Pergi teliti proyek yang kamu bicarakan denganku sebulan lalu! Dalam satu minggu, aku ingin melihat inovasi dan perubahan yang kamu buat dalam penelitian itu!""Pak ...." Tiffany bahkan belum sempat membela diri, tetapi pintu kantor direktur sudah tertutup dengan keras. Brak!"Dok Tiff." Melihat Tiffany baru saja dimarahi lagi oleh Morgan, Filda berpura-pura tersenyum dan menepuk bahunya dengan ramah. “Akhir-akhir ini, Pak Morgan sedang banyak masalah di rumah. Makanya, suasana hatinya sedang buruk. Jangan menambah bebannya lagi."Tiffany mengatupkan bibirnya. Dalam hati, dia mengingat rencana yang sebelumnya dikatakan oleh Sean kepadanya. Dengan pasrah, dia hanya bisa menghela napas dan menatap Filda."Kamu juga tahu, kondisi Zion sekarang sangat sulit." Setelah mengatakan itu, Tiffany menggeleng. "Apa aku boleh duduk di kantormu sebentar? Aku ingin berbincang denganmu."Filda langsung be

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 629

    "Pak, aku memang punya ... rekaman itu."Begitu keluar dari ruang kantor direktur, Filda langsung kembali ke kantornya, mengunci pintu, lalu menelepon Zion."Tapi ...." Di ujung telepon, Zion menghela napas pelan. "Aku nggak akan memberikannya padamu."Zion selalu lemah lembut dan rendah hati, selalu baik pada siapa pun yang pernah membantunya. Karena itu, dia tidak tega membongkar rencana licik Filda.Dia hanya bisa menghela napas dan berkata pelan, "Bu, sebaiknya sudahi saja masalah ini. Segala sesuatu yang terjadi 2 tahun lalu sudah menjadi hasil akhir. Nggak perlu diungkit lagi."Zion tidak tahu apa maksud Tiffany tiba-tiba menghadap direktur dan mengakui kesalahan. Namun, dia tidak ingin Tiffany ikut terseret dalam masalah ini, juga tidak ingin Filda kehilangan reputasinya seumur hidup."Biarkan semuanya berakhir padaku," ucap Zion.Di sisi lain, Filda begitu marah hingga mengentakkan kakinya ke lantai. "Zion, apa ini caramu membalas semua yang telah Dokter Tiffany lakukan untukmu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 628

    "Haha, baiklah! Kalau nanti anak-anak nggak mau ikut pulang denganmu, kamu jangan merasa malu ya!"Tiffany sangat mengenal anak-anaknya! Dia yang melahirkan mereka! Mereka tidak akan memilih pergi dengan Sean!Arlene memang suka jajan, tetapi dia paling tidak bisa jauh dari ibunya! Arlo anak yang cerdas dan dewasa. Dia tidak akan meninggalkan ibunya hanya karena sedikit kebaikan dari orang lain!"Oke." Sean tertawa pelan, lalu melirik Tiffany. "Tapi, soal masalah Bu Filda yang menjebakmu ... aku masih butuh kerja samamu."Mendengar akhirnya mereka berbicara tentang urusan serius, Tiffany tidak lagi berbelit-belit. Dia menatap Sean dengan sungguh-sungguh. "Apa yang harus kulakukan?""Pertama." Sean tersenyum tipis. "Kamu harus sedikit merendahkan diri dan pergi ke kantor Pak Direktur untuk mengaku salah, mengatakan kejadian di masa lalu memang kesalahanmu ...."....Keesokan paginya, setelah selesai memeriksa pasien, Tiffany mengetuk pintu kantor direktur. Saat ini, selain Morgan, Filda

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 627

    Suasana di ruang tamu terasa sunyi dan agak aneh.Tiffany dan Sean saling menatap untuk waktu yang lama. Mata wanita itu penuh amarah, sedangkan mata pria itu tajam dan dingin.Beberapa saat kemudian, Tiffany akhirnya memalingkan wajahnya karena tidak ingin pria itu melihat wajahnya yang sudah merah padam. "Aku sudah bilang nggak, berarti nggak."Malam ini, Arlo dan Arlene baru saja bertanya tentang ayah mereka. Dia sudah menjelaskan semua dengan serius. Tidak ada harapan bagi mereka untuk bertemu ayah mereka untuk sementara waktu ini.Sekarang Sean malah ingin membawa kedua anak itu jalan-jalan. Dengan status apa dia akan membawa mereka pergi? Sebagai ayah? Sebagai tetangga? Atau sebagai teman ibu mereka?Sean dan Arlo begitu mirip. Jika mereka keluar bersama, pasti akan ada masalah."Dok Tiff." Sean meletakkan peralatan makan, bersandar di sofa dengan santai. Kakinya disilangkan, kedua tangannya bertumpu di lututnya, seperti seseorang yang sedang bersiap untuk bernegosiasi."Tadi kam

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 626

    Mata Sean menyipit dan tampak bahaya. "Kamu seharusnya lebih tahu apa yang kuinginkan."Tatapan berbahaya itu tertuju pada tubuhnya, membuat Tiffany secara refleks menyusutkan tubuhnya."Sean, hubungan kita sudah lama berakhir! Sekarang kamu tetanggaku! Kamu juga sudah banyak membantuku, jadi aku hanya ... hanya menganggapmu teman! Jangan pikir yang aneh-aneh!"Sean tersenyum tipis, matanya penuh dengan ejekan saat menatapnya. "Aku berpikir yang aneh-aneh?"Dia meletakkan peralatan makannya, menyeka mulutnya dengan tenang, lalu bangkit dan perlahan mendekat. "Aku yang berpikir aneh-aneh atau justru imajinasimu yang terlalu liar? Saat aku bilang kamu tahu apa yang aku inginkan, apa yang terlintas di benakmu?"Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks mundur. Apa yang terlintas di benaknya? Isyarat pria itu begitu jelas, bagaimana mungkin dia tidak tahu ....Ditambah lagi, setelah mereka bertemu kembali, mereka sudah melakukannya di ruang istirahat rumah sakit. Pria ini memang tidak pun

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 625

    Sean tersenyum tipis.Pria itu mengangkat matanya dengan santai dan menatap wanita di depannya. "Jadi maksudmu, kamu lagi muji aku teliti?"Tiffany tertegun sejenak. Beberapa detik kemudian, wajahnya memerah dan dia buru-buru memalingkan wajah. "Bisa dibilang begitu."Mungkin memang karena Sean lebih teliti, atau mungkin karena dia sendiri terlalu fokus pada akademik hingga tidak bisa memikirkan kemungkinan lain. Yang jelas, saat dia pertama kali mendengar rekaman itu di klinik Zion hari ini, otaknya langsung terasa kosong.Tiffany tahu suara itu bukan miliknya. Namun, nada bicara dan intonasinya sangat mirip. Dia sama sekali tidak tahu bagaimana cara membela dirinya sendiri.Jika dua tahun lalu Zion benar-benar membawa rekaman itu sebagai bukti tanpa adanya Sean di sisinya, apa yang akan dia lakukan? Memikirkan kemungkinan itu, hati Tiffany terasa hangat.Untung saja dia ada di sini.Untung saja dia punya Sean.Kalau tidak ....Tiffany mungkin benar-benar tidak akan bisa membersihkan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 624

    "Syukurlah!""Kak Zion memang cuma buka klinik kecil di desa selama dua tahun terakhir, tapi dia diam-diam masih membaca jurnal medis secara online! Aku tahu, jauh di dalam hatinya, dia masih bercita-cita menjadi ahli bedah jantung yang hebat!"Suara Quinn terdengar sangat bersemangat, jelas dia benar-benar berharap Zion bisa bangkit kembali.Sean meliriknya dingin. "Kamu sudah nggak takut lagi sama aku?"Quinn tertegun sesaat, lalu wajahnya langsung memerah. Dia buru-buru melepaskan tangannya dari genggaman Sean. "Aku ... Aku tahu sikapku tadi kurang baik.""Tapi, Pak Sean, kalau Anda benar-benar bisa membantu Kak Zion membersihkan nama baiknya, aku bahkan rela berlutut untuk meminta maaf!"Begitu berkata demikian, Quinn langsung berjongkok dan bersiap untuk benar-benar berlutut."Quinn!" Zion buru-buru menariknya berdiri, lalu menatap Sean dengan sedikit rasa bersalah. "Pak Sean, sudahlah.""Apa yang terjadi di masa lalu, biarlah berlalu. Anda hanya perlu menjaga Dok Tiff dengan baik

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 623

    "Kila?"Zion mengerutkan kening dalam-dalam. Dia kenal Kila.Kila adalah keponakan dari Filda. Usianya sebaya dengan Quinn. Saat Quinn pertama kali datang ke Kota Kintan untuk bersekolah, Filda bahkan khusus meminta Kila untuk menjemputnya di stasiun dengan alasan bahwa mereka bisa saling menjaga karena seumuran.Quinn menggigit bibirnya. Setelah menyadari bahwa dia kembali keceplosan karena emosinya, dia pun memutuskan untuk tidak menyembunyikan apa pun lagi."Kila yang bilang.""Kila bilang, hidup Kak Zion sekarang sulit, semua karena sebuah insiden malapraktik di masa lalu.""Dia juga bilang, meskipun Kak Zion sudah mengakui bahwa itu adalah kesalahannya, dia merasa bahwa seseorang seperti Kak Zion yang punya karakter baik nggak mungkin melakukan hal seperti itu. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di balik kejadian itu."Zion mundur beberapa langkah, suaranya sedikit bergetar. "Jadi kamu kembali ke kota ini untuk mencekokiku anggur dan memanfaatkan mabukku agar aku mengungkapkan kej

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status