Share

Bab 2 - Kebohongan

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2024-07-16 19:54:51

“Dasar jalang! Apa yang sudah kamu lakukan semalaman di luar sana, hah!?”

Anya terhenyak. Air matanya yang berusaha ditahannya pun mengalir perlahan. Meskipun ia memahami kemarahan suaminya, hatinya tetap saja sakit mendengar makian kasar itu. Anya tahu Edwin memiliki alasan untuk melakukannya, meskipun hal itu tidak bisa dibenarkan.

“Edwin, aku bisa jelaskan. Tolong dengarkan aku─”

Anya masih berusaha menjelaskan perihal keadaan yang menimpanya saat ini. Namun, lagi-lagi suaminya menyela, “Apa lagi yang perlu dijelaskan, Anya? Apa kamu pikir aku buta?”

Suara Edwin semakin meninggi. Ia berteriak di depan wajah Anya, membuat wanita itu berjengit.

Edwin menarik kerah gaun Anya dengan kuat sehingga robekannya semakin panjang.

“Ed–” Suara Anya tercekat. Air matanya meluncur semakin deras.

“Lihatlah dirimu! Seperti pelacur saja.”

Deg!

Anya meremas gaunnya dengan kuat, mencoba untuk menahan diri untuk tidak membalasnya dengan amarah yang sama.

"Edwin! Apa yang kamu lakukan pada Anya?" Tiba-tiba seorang wanita berdiri di antara Anya dan suaminya, sebelum kemudian berbalik dan memeluk Anya dengan wajah prihatin.

Wanita itu, Thalia Vale, adalah teman masa kecil Edwin yang belakangan sering mengunjungi kediaman Stein setelah kembali dari luar negeri.

"Kamu baik-baik saja, Anya?" tanya Thalia dengan suaranya yang lembut.

Anya mengangguk singkat.

"Edwin, istrimu baru pulang setelah semalam hilang," ucap Thalia pada sahabatnya. "Setidaknya beri istrimu kesempatan untuk menjelaskan dulu."

Tanpa menunggu respons Edwin terlebih dahulu, Anya berkata, "Edwin, ini tidak seperti yang kamu pikirkan." Wanita itu menatap sang suami dengan sedih. "Semalam aku sudah menunggumu di kamar. Tapi, tiba-tiba ada laki-laki asing yang masuk ke kamar kita. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa masuk, tapi dia─”

“Ck, omong kosong!” Edwin memotong ucapannya dengan kasar. “Aku muak dengan semua alasanmu. Kamu pikir aku bodoh? Kamu pikir aku akan percaya?”

“Tapi itu benar-benar terjadi, Ed. Aku─”

"Sudahlah!" Edwin mengibaskan tangannya, menghentikan ucapan Anya sekali lagii. "Aku sudah tidak bisa memaklumimu lagi. Kamu hanya mempermalukan nama baik Stein, Anya."

Pria itu menatap Anya dengan tatapan penuh kebencian. "Mulai hari ini, aku tidak mau melihat wanita kotor sepertimu di sini lagi!"

Mata Anya membelalak. "Ma-maksud--"

"Ya. Angkat kakimu dari sini, Anya," kata Edwin dengan gusar. Pria itu menghela napas kasar. "Ck, sudah seharusnya aku tidak menikah dengan gelandangan sepertimu."

"Edwin, jangan mengatakan itu!" Thalia menegur. Penampilan wanita cantik dan terawat itu sangat kontras dengan Anya.

"Memang benar, Tha. Kalau bukan karena permintaan ayahku dan rasa kasihan, aku tidak sudi menjadikan gelandangan ini sebagai istriku," ucap Edwin. "Seharusnya ia berterima kasih karena bisa menumpang dengan nyaman di sini, tapi wanita kurang ajar ini justru berselingkuh dengan pria lain!"

Ucapan sang suami kembali menorehkan luka di hati Anya. Namun, wanita itu juga merasa bingung.

Anya diberi tahu bahwa dirinya menjadi yatim piatu tanpa sanak saudara karena kecelakaan yang sempat membuat Anya koma dan hilang ingatan. Kecelakaan itu juga telah menewaskan orang tua wanita tersebut. Seperti itulah yang dikatakan keluarga Stein padanya ketika ia siuman pasca kecelakaan tersebut.

Oleh sebab itu, Anya menerima keputusan ayah Edwin untuk mempercepat penikahan dan karena itu, ia menggantungkan hidupnya kepada Edwin selama ini.

Ia memercayai Edwin dan keluarga Stein sepenuh hatinya karena hanya mereka yang ia miliki.

Namun, apa maksud Edwin dengan gelandangan ....?

"Apa maksudmu?" tanya Anya kemudian. Suara masih bergetar, tapi nada suaranya terdengar bingung. "Bukankah memang kita sudah bertunangan sejak awal?"

Edwin menatap Anya dengan ekspresi seakan-akan Anya adalah orang paling bodoh di dunia.

"Kamu masih memercayai itu setelah merasakan sendiri bagaimana pernikahan kita selama tiga tahun ini?" tanya pria itu balik. "Dasar bodoh."

"Tidak," gumam Anya, menolak percaya. "Tidak mungkin...."

Jadi ... selama ini mereka menipunya?

Apakah sebenarnya Anya tidak yatim piatu? Dan dia bukan tunangan Edwin?

Apa yang sebenarnya terjadi sebelum Anya hilang ingatan dan--

--sebenarnya siapa Anya?

"Kalian membohongiku!?" Anya melangkah mendekati Edwin, lalu mencengkeram lengannya. "Selama tiga tahun ... kalian--"

"Lepas!" Edwin menyentakkan tangan Anya dari lengannya dengan kuat. Dorongan kasar itu membuat kaki Anya tidak dapat berpijak dengan baik hingga wanita itu jatuh membentur meja, membuat darah langsung mengalir deras dari kepalanya. "Bukan salahku. Ayahkulah yang membohongimu di awal. Kalau kamu mau minta pertanggungjawaban, minta saja pada mendiang ayahku!"

Usai mengatakan itu, Edwin bergegas pergi, tidak peduli sedikit pun melihat kondisi Anya itu.

Para pelayan yang melihat kejadian itu juga hanya berdiri dengan tatapan sinis, beberapa bahkan tampak tidak menghiraukan kondisi Anya.

Sementara Thalia ... apakah Anya salah lihat? Kenapa wanita itu justru tersenyum melihat kondisinya, sebelum kemudian berbalik mengikuti Edwin?

Dengan ini, Anya tidak memiliki alasan lagi untuk terus berada di tempat itu.

Dengan tubuh gemetar, Anya mencoba bangkit dari lantai. Akan tetapi, kepalanya terasa pusing dan membuatnya kembali terduduk. Ia menyentuh pelipisnya yang terluka dengan pelan.

Tiba-tiba rasa sakit menyerang hebat di dalam kepalanya. Ia mencoba melawan rasa sakit itu, tetapi sekelebat ingatan tiba-tiba menyeruak di dalam benaknya.

"Mau sampai kapan kamu mengikutiku? Berhentilah berbuat ulah!"

Suara bentakan yang tegas memenuhi ruang di dalam kepalanya. Suara itu sangat tidak asing, tetapi Anya tidak dapat mengingat siapa pemilik suara yang membuatnya tiba-tiba merasa sangat merindukannya.

Bayangan samar yang terbentuk di dalam benaknya juga terus menarik dirinya seperti magnet dan terus berputar secara tidak beraturan.

Kepalanya berdenyut semakin hebat. Kilasan ingatan kabur lainnya kembali menekan kesadaran Anya.

'Aku bukan orang yang pantas untukmu. Lupakanlah aku, Alicia. Dengan statusmu itu, kamu bisa mendapatkan pria yang lebih baik!'

Anya terkesiap. ‘Alicia?’ gumamnya di dalam hati.

Nama familiar itu membuat kening Anya mengernyit. Jantungnya mendadak berpacu dengan cepat seolah mengatakan jika nama itu memiliki kaitan yang sangat erat dengannya.

Tubuhnya bergetar hebat ketika Anya mencoba mengumpulkan potongan-potongan ingatan aneh itu di dalam kepalanya.

"Siapa orang itu? Kenapa … dia memanggilku Alicia?" batin Anya seraya memejamkan netranya dengan erat. Rasa sakit di dalam kepalanya semakin menyiksa saat ia memaksakan dirinya. "Sebenarnya siapa aku?"

AliceLin

Hayoo apa ada yg mengenal Alicia? ehehhee

| 10
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Popy Try
q jd kepikiran alicia adik regis
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
cerita yg menarik, siapa anya atau Alicia yg sebenarnya
goodnovel comment avatar
NN.
uwwaaaahhhh .. alicia.. alicia regis???
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 3 - Bukan Mimpi

    ‘Apa benar Alicia adalah namaku?’ Anya masih bertanya-tanya di dalam hatinya atas ingatan aneh yang menyusup di dalam kepalanya secara tiba-tiba. Walaupun hanya sekilas dan wajah orang di dalam ingatannya tadi tidak jelas, tetapi Anya sangat yakin jika panggilan itu ditujukan padanya. Air mata di pelupuknya tiba-tiba jatuh tanpa terasa. Anehnya, hatinya terasa sedikit perih dan rasa rindu di dalam dadanya terasa meluap-luap. Meskipun kepalanya masih terasa sakit akibat benturan tadi dan darah masih menetes dari pelipisnya, Anya mencoba untuk berdiri sendiri. Ia pun melangkah pergi dengan sisa harga dirinya yang terakhir. Namun, langkah Anya sempat terhenti ketika salah seorang pelayan melemparkan satu koper di hadapannya. “Pergi saja tetap merepotkanku! Dasar jalang!” maki pelayan itu─dia diminta oleh Edwin untuk mengemas barang milik Anya tadi. Kedua kepalan tangan Anya mengetat. Ia hanya melayangkan tatapan tajamnya kepada pelayan itu dan melirik barang bawaannya yang ter

    Last Updated : 2024-07-16
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 4 -Mirip, Tapi Asing

    “Bagaimana mungkin ada kebetulan seperti ini ….” Gumaman pria berwajah tampan nan tegas itu terdengar semakin pelan. Rahang kokohnya terkatup rapat hingga gigi-giginya bergemeratak. Ia berusaha menguasai rasa kaget yang masih memenuhi pikirannya. Ingatan akan malam panas yang dihabiskannya bersama wanita yang terbujur di hadapannya saat ini kembali berputar di dalam kepalanya. Seperti yang diduganya, semua yang dilakukannya semalam bersama wanita itu benar-benar bukanlah mimpi! “Bos, hujan sudah turun semakin deras. Apa tidak sebaiknya kita kembali ke mobil?” Lamunan pria itu beralih sejenak. Sorot mata tajam bak serigala miliknya tertuju pada asisten kepercayaannya yang berdiri di belakangnya sejak tadi. Tanpa mengucapkan sepatah kata, pria itu menyerahkan payung di tangannya kepada bawahannya tersebut. Ia pun mengangkat tubuh Anya di kedua belah tangannya, lalu membawanya menuju mobil yang tidak terparkir jauh dari pemakaman. *** “Bagaimana keadaan lukanya?” Seorang dokter mu

    Last Updated : 2024-07-16
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 5 - Kamu Masih Hidup?

    “Kamu tidak mengenalku, Anya Stein?”Netra Anya terbelalak. “A-Anda … laki-laki yang semalam ….”Anya menggigit bibirnya dengan kuat. Degup jantungnya mendadak berpacu cepat ketika mengingat kegilaannya semalam, tetapi ia mengusir ingatan memalukan itu dari dalam kepalanya dan kembali menatap pria asing itu dengan gugup.“Dari mana Anda tahu nama saya, Tuan?” selidik Anya.Tanpa menjawab pertanyaannya, Reinhard mengeluarkan kartu tanda pengenal dari saku jasnya dan menyerahkannya kepada wanita itu.“Kenapa Anda bisa memegang kartu identitas saya?” tanya Anya, semakin bingung.“Aku membutuhkannya untuk mengisi data pasien,” jawab Reinhard dengan acuh tak acuh.Anya pun tertegun menatap kartu identitasnya. Ia baru menyadari jika ruangannya yang ditempatinya saat ini adalah kamar rumah sakit.“Anda … memasukkan saya ke kamar VIP?” tanya Anya dengan syok.“Apa ada masalah?” Kening Reinhard mengerut.Namun, Anya tidak menjawab. Ia bergegas bangkit dari ranjangnya, tetapi gerakannya tertahan

    Last Updated : 2024-07-16
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 6 - Jebakan Terencana

    "Si-siapa Alicia?" Anya bertanya dengan suara yang bergetar. Ia mencoba menginterogasi pria itu dengan harapan dapat menemukan sedikit titik terang atas rasa ingin tahunya.Namun, Reinhard malah menatapnya dengan dingin, pandangannya seakan menjadi tembok tak tertembus yang memisahkan mereka. Anya bisa merasakan suhu ruangan seolah turun beberapa derajat, dan sebuah perasaan asing menyelinap di hatinya—perasaan bahwa ia telah melangkahi batas yang seharusnya tak pernah disentuh.“Mengenai hal yang terjadi semalam, aku tidak ingin kamu menyalahkanku secara sepihak. Kamu yang mendatangiku dan meminta bantuanku, sedangkan aku hanya melakukan yang kamu inginkan.”Alih-alih menjawab, Reinhard malah meluruskan kesalahpahaman wanita itu terhadapnya. Namun, Anya malah memberikan tatapan tajam.“Kamu tahu kan apa pun bisa terjadi di saat seseorang berada dalam pengaruh alkohol?” Reinhard mencoba membela dirinya dan tidak menerima tuduhan yang memberatkannya atas perbuatan yang dilakukan semala

    Last Updated : 2024-08-15
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 7 - Pria Berkuasa yang Berbahaya

    “Edwin Stein, Thalia Vale ….”Hanya dengan mengucapkan nama kedua orang itu saja, amarah di dalam dada Anya terasa menggelegak. Segala rasa sakit, penghinaan, dan kekecewaan yang selama ini Anya pendam, kini berubah menjadi kemarahan yang tak terbendung.Anya merasa ia harus bertindak, bukan hanya untuk membalas dendam, tetapi juga untuk membuktikan bahwa ia tidak akan menjadi seseorang yang lemah dan mudah ditindas!‘Tapi, apa yang bisa kulakukan?’Seketika Anya menyadari ketidakberdayaannya. Walaupun ia memiliki tekad dan kebencian yang begitu besar, tetapi ia tidak memiliki dukungan yang dapat diandalkan untuk dapat menuntaskan kebenciannya terhadap Edwin dan Thalia ataupun untuk mengubah keadaannya sendiri.Satu-satunya hal yang dapat Anya lakukan hanyalah menarik kontribusinya terhadap kemajuan perusahaan Stein selama tiga tahun ini. Namun, hal itu tidak akan cukup untuk membuat Edwin dan keluarganya serta Thalia merasakan penderitaan yang dialaminya selama tiga tahun ini.Anya in

    Last Updated : 2024-08-15
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 8 - Ingatan yang Terguncang

    “Ini benar-benar gila …,” gumam Anya yang masih mencoba menerima kebenaran dari informasi yang didapatkannya. Melihat kekagetan wanita itu, Reinhard pun tersenyum kecil. "Sekarang kamu baru sadar kalau kamu sudah menjadi wanita yang sangat beruntung?" ucapnya dengan bangga. Tatapan Anya perlahan berubah datar. “Aku tidak merasa beruntung sekali pun, Tuan Muda Hernandez,” timpalnya seraya memutar bola matanya dengan malas. “Kamu yakin?” Netra Reinhard menyipit tajam. “Padahal banyak wanita yang ingin mendekatiku dan rela melakukan apa pun untuk bisa mendapatkan hal yang kamu dapatkan semalam, Anya Stein.” Namun, Anya malah terkekeh kecil mendengar ucapan pria itu. “Kenapa kamu sepanik itu? Apa aku sudah melukai harga dirimu sebagai seorang lelaki,” ledeknya. Reinhard berdeham canggung dan memalingkan wajahnya. “Tidak,” kilahnya, enggan menunjukkan jika ia memang sangat tersinggung dengan penilaian wanita itu. Suara tawa Anya perlahan lenyap. Ia kembali menatap Reinhard dengan waja

    Last Updated : 2024-08-15
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 9 - Aku Telah Kembali

    “Austin, aku rasa lukanya sangat serius. Jika tidak, tidak mungkin dia bisa pingsan lagi. Apa tidak sebaiknya kamu periksa lebih terperinci?” saran Reinhard kepada sahabatnya yang masih memeriksa keadaan Anya. Austin hanya meliriknya sekilas, lalu menghela napas pelan. “Baiklah. Aku akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada cedera serius. Tapi untuk sekarang, sebaiknya kamu tidak mendesaknya lebih jauh seperti yang aku katakan sebelumnya,” jawab Austin seraya memeriksa denyut nadi wanita itu. “Aku tidak mendesaknya, Austin.” Reinhard berkata dengan nada kesal, menatap Austin dengan tajam. Ia tidak terima dituduh sebagai pelaku yang membuat wanita itu tertekan dan pingsan. Austin meletakkan stetoskop di lehernya setelah memastikan kondisi Anya stabil, kemudian melanjutkan, “Menurut pengamatanku, seharusnya lukanya tidak seserius ini. Tapi, melihat kondisinya sekarang, ada kemungkinan cedera lain yang tidak kita ketahui,” paparnya. Reinhard terdiam, men

    Last Updated : 2024-08-20
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 10 - Luka yang Masih Tertinggal

    “Nona Stein, apa kepalamu masih terasa sakit?” Pertanyaan yang dilontarkan Reinhard membuyarkan lamunan Alicia. Perasaan Alicia terasa campur aduk antara kegembiraan dan kesedihan. Gembira karena akhirnya ingatannya bisa kembali dan mengingat jati dirinya sebagai Alicia Lorenzo. Namun, kesedihan meliputi dirinya karena pertemuannya dengan Reinhard kembali membuka luka lama—penolakan dingin dari pria yang pernah mencuri hatinya dulu. Dengan sepasang netra yang berkaca-kaca dan bibir yang masih membisu, Alicia menatap Reinhard dengan pilu. Luka yang pernah diberikan pria itu kini kembali terbuka dan mengingatkan kisah pahit yang terjadi di antara mereka. ‘Memalukan sekali. Kenapa aku bisa bertemu dengannya lagi dalam keadaan seperti ini?’ batin Alicia seraya tersenyum pahit pada dirinya sendiri. “Kenapa kamu diam saja, Nona Stein?” Reinhard mulai terdengar frustrasi, jelas tidak sabar menghadapi keheningan Alicia. Bukan Alicia tidak mau menjawab, tetapi ia masih berusaha menyesuai

    Last Updated : 2024-08-21

Latest chapter

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 373

    Reinhard terlihat kesal. Sebenarnya ia ingin sekali turun tangan sendiri untuk menangani Ken. Akan tetapi, karena ia harus menjalani pemulihan di rumah sakit, Reinhard meminta para bawahan Dark Wolf untuk menggantikannya memberikan pelajaran kepada pria itu.Dalam kondisi terluka parah dan faktor usia yang tak lagi muda, Ken meregang nyawa lebih cepat setelah mengalami berbagai penyiksaan yang diperintahkan Reinhard.Meskipun menyesal tidak dapat menanganinya sendiri, tetapi Reinhard merasakan kelegaan yang luar biasa dengan kematian pria itu. Satu ancaman bagi Alicia telah lenyap, dan Reinhard bisa memenuhi janjinya kepada Regis.“Kamu sudah mengirimkan hasilnya kepada Regis?” tanya Reinhard.Ia memang meminta Austin menyelesaikan tugas itu sebagai bagian dari syarat yang diberikan Regis. Untuk memastikan mayat itu benar-benar Ken Stewart, Reinhard sengaja meminta otopsi. Ia tidak ingin tertipu seperti Alexei dulu, yang sempat terkecoh oleh kematian palsu Ken.“Tenanglah. Aku sudah m

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 372

    Dua minggu sudah Reinhard dirawat di rumah sakit. Hari ini akhirnya ia sudah diperbolehkan pulang setelah selama seminggu ini ia mengajukan protes dan keluhannya terhadap dokter yang menanganinya. Bahkan ia tak segan-segan mengancam pimpinan rumah sakit.Apa yang terjadi? Kenapa Reinhard melakukannya?Jawabannya sangat sederhana. Reinhard sudah tidak betah berada di rumah sakit itu.Seperti yang diputuskannya dua minggu lalu, ia dan Alicia akhirnya berbagi kamar rawat bersama agar bisa menjalani masa pemulihan bersama.Akan tetapi, Alicia sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit minggu lalu karena kondisinya sudah lebih membaik. Meski demikian, ia tetap diwajibkan menjalani bedrest di rumah hingga benar-benar pulih sepenuhnya.Karena itulah, Reinhard merasa sangat kesepian berada di dalam kamar rawat itu sekarang. Ia berulang kali mengajukan permohonan untuk pulang, tetapi ditolak karena luka-lukanya masih memerlukan perawatan intensif.Hari ini, setelah berbagai protes dan ancama

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 371

    “Apa yang kamu lamunkan, hum?” Reinhard mengetuk pelan kening Alicia, mengalihkan kembali perhatian wanita itu padanya.Alicia tersentak kecil. Ia menggeleng cepat, lalu memasang senyum lebar seolah tidak ada apa-apa.Reinhard menghela napas pelan. “Aku tahu … meskipun kamu tahu kamu hamil sekalipun, pasti kamu tetap akan mengikutiku, bukan?” terkanya, mengira Alicia masih memikirkan tentang hal yang terjadi sebelumnya.Alicia terkekeh kecil. “Kamu sangat mengenalku dengan baik, Suamiku,” ucapnya, tidak menyangkal sedikit pun tuduhan Reinhard.Saat itu, Alicia memang tidak berpikir panjang. Satu-satunya hal yang dipedulikannya hanyalah keselamatan pria itu.Reinhard mendesah berat, tetapi ada kehangatan dalam sorot matanya. “Sayang, kamu tahu kan kalau aku mencintaimu?”Alicia mengangguk.“Mulai sekarang ada nyawa lain yang harus kamu jaga. Tapi, di atas semua itu, kamu yang menjadi prioritasku. Karena itu, jangan pernah berbuat nekat seperti tadi lagi dan jangan pernah berpikir untuk

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 370

    “Ah, ya ampun. Turunkan aku, Xavier. Aku pusing,” seru Alicia histeris.Reinhard segera menghentikan putarannya dan menurunkan Alicia dengan hati-hati di atas ranjang. Wajahnya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.“Maafkan aku, Sayang. Aku sampai lupa diri karena terlalu bahagia mendengar kabar ini,” ucap Reinhard seraya menangkup wajah Alicia dengan kedua tangannya, menatapnya seolah-olah wanita itu adalah seluruh dunianya.“Tidak apa-apa. Aku hanya sedikit pusing saja,” timpal Alicia berusaha menunjukkan senyuman meyakinkan, meskipun kepalanya masih sedikit berdenyut.“Kamu yakin?” Reinhard menatapnya lekat-lekat, seolah mencari tanda-tanda ketidaknyamanan yang mungkin disembunyikan Alicia. “Mau aku panggilkan dokter saja?”Alicia tertawa kecil, menggeleng pelan. “Aku baik-baik saja, Xavier. Serius. Jangan berlebihan.”Reinhard mendesah lega, tetapi tidak sepenuhnya puas. Ia duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan Alicia dengan lembut.Raut wajah Reinhard berubah sendu dan dipen

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 369

    Selang beberapa waktu, ciuman mereka semakin dalam, membuat Alicia cukup kewalahan untuk mengikuti liarnya gairah yang diberikan Reinhard melalui ciuman tersebut.“Ummph─”Deru napas Alicia terasa semakin pendek. Ia pun bergegas melepaskan tautan bibir mereka lebih dulu agar bisa menghirup udara secepatnya. Tanpa sengaja ia mendorong dada Reinhard terlalu kuat hingga pria itu meringis perih karena luka di bahunya terasa kembali berdenyut.Mata Alicia pun membelalak panik. “Ah, astaga!”Alicia pun bergegas memeriksa luka pria itu, membuka beberapa kancing baju pasien yang dikenakan Reinhard. Melihat bercak darah yang merembes pada perban di bahu pria itu, rasa bersalah pun menggelayuti hati Alicia. Ia menggigit bibir bawahnya dan menatap Reinhard dengan sorot mata berkaca-kaca.“Maafkan aku … aku─”Sebelum Alicia sempat menyelesaikan ucapannya, Reinhard telah menarik lengannya dan membawanya jatuh ke dalam pelukannya lagi.“Xavier ….” Alicia mengerjap dengan bingung. Ia berniat mendoron

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 368

    Alicia masih terdiam. Ia berusaha mencerna ucapan yang dilontarkan Reinhard. Kata-kata itu meskipun terdengar sederhana, tetapi entah kenapa Alicia merasa tidak asing seakan menyiratkan sesuatu seperti penolakan.Tiba-tiba hati Alicia terasa teremas. Ia diingatkan kembali dengan kenangan menyakitkan yang dialaminya dulu terkait dengan sikap dingin Reinhard di masa lalu.Cairan bening telah menggenang di pelupuk mata Alicia membuat Reinhard tersentak. “A-Alicia, kamu … kenapa?” tanyanya, panik.Namun, wanita itu tidak menjawab dan malah balik bertanya dengan suara bergetar yang terdengar seperti bisikan yang rapuh, “Tadi kamu bilang ... tidak ingin aku mengejarmu lagi? Maksudmu ... kamu ingin berpisah denganku?”Reinhard menatap wanita itu dengan penuh kebingungan. Namun, seulas senyuman merekah di bibirnya setelah mencerna prasangka buruk yang dilontarkan wanita itu atas ucapannya tadi.Dengan penuh kelembutan, Reinhard mengusap air mata yang hampir tumpah di sudut mata wanita itu. “D

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 367

    “Memangnya ada hal yang tidak kuketahui?” Regis menyeringai kecil, nada angkuhnya begitu kentara.Reinhard hanya mendesah, menatap pria itu dengan tatapan lelah. "Tentu saja. Tuan Muda Lorenzo selalu tahu segalanya."Regis tertawa pelan, lalu mulai berbicara tanpa niat memancing pertengkaran. Ia pun menceritakan mengenai hal yang didengarnya dua hari lalu—tentang insiden yang menimpa Alicia sebelum mengalami kecelakaan tiga tahun lalu. Cerita yang secara tak sengaja Regis dengar ketika Alicia menceritakannya kepada ayah mereka.Reinhard terdiam mendengarkan cerita tersebut. Amarah di dalam dadanya mulai membara seiring dengan setiap kata yang keluar dari mulut Regis. Rahangnya mengeras, sementara tangan terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih.“Jadi … tiga tahun lalu, kecelakaan itu memang bukan hanya sekadar kecelakaan?” gumam Reinhard berbisik pelan seiring dengan getaran emosi yang dirasakannya.Sebelumnya Reinhard memang telah mendengar pengakuan dari Edwin Stein mengenai p

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 366

    Reinhard telah sampai di depan pintu kamar Alicia. Koridor di depan ruangan itu sangat sepi. Sebelum masuk, ia menoleh sejenak ke arah Hans yang menemaninya hingga ke tempat itu.“Cukup antar sampai di sini saja. Saya bisa sendiri, Tuan Miller,” ucap Reinhard dengan tegas.Meskipun Hans merasa ragu dan khawatir, tetapi ia tidak dapat menolak permintaan Reinhard. Akhirnya, dengan sedikit bimbang, Hans menundukkan kepalanya dan beranjak pergi, meninggalkan Reinhard sendirian di depan pintu.Setelah Hans pergi, Reinhard pun menggeser pintu di depannya, lalu memutar kursi rodanya masuk ke dalam ruangan itu. Di tengah keheningan itu, hanya terdengar suara roda yang berputar dengan deru napas yang teratur saja.Ia berhenti sejenak. Dari balik tirai tipis yang mengelilingi ranjang, ia bisa melihat sosok Alicia yang terlelap. Dengan pelan, Reinhard berdiri dari kursinya, berjalan mendekat agar bisa melihat wajah istrinya lebih jelas di tengah penerangan temaram dalam ruangan itu.Namun, langk

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 365

    “Mau ke mana?”Nada suara Reagan yang datar dan tajam, memecahkan keheningan yang terjadi di antara dirinya dan Reinhard. Mata ambernya menilik sikap putranya yang dipenuhi kewaspadaan padanya.Perlahan sudut bibirnya membentuk lengkungan tipis, mencairkan ketegangan di antara mereka. “Mencari Alicia?” tanyanya lebih lanjut.Reinhard mengangguk cepat. “Aku ingin memastikan keadaannya,” jawabnya.Melihat raut wajah putranya yang pucat, Reagan pun tersenyum mencibir, “Aku rasa dibandingkan dia, kondisimu jauh lebih mengkhawatirkan, Rein.”Sejenak, ruangan kembali menjadi sunyi. Nada suara Reagan yang terdengar tajam tersebut membuat Reinhard berpikir ayahnya itu akan menghalangi keinginannya seperti yang biasa dia lakukan.Akan tetapi, Reinhard tidak menyangka sang ayah malah berkata, “Pergilah. Tapi, perhatikan juga kondisimu. Jangan terlalu memaksakan diri.”Mata Reinhard terbelalak, tak percaya dengan pendengarannya tersebut. “Papa ….”“Kenapa? Tidak jadi?” Reagan menaikkan satu ali

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status