Share

Bab 7 - Pria Berkuasa yang Berbahaya

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2024-08-15 20:37:39

“Edwin Stein, Thalia Vale ….”

Hanya dengan mengucapkan nama kedua orang itu saja, amarah di dalam dada Anya terasa menggelegak. Segala rasa sakit, penghinaan, dan kekecewaan yang selama ini Anya pendam, kini berubah menjadi kemarahan yang tak terbendung.

Anya merasa ia harus bertindak, bukan hanya untuk membalas dendam, tetapi juga untuk membuktikan bahwa ia tidak akan menjadi seseorang yang lemah dan mudah ditindas!

‘Tapi, apa yang bisa kulakukan?’

Seketika Anya menyadari ketidakberdayaannya. Walaupun ia memiliki tekad dan kebencian yang begitu besar, tetapi ia tidak memiliki dukungan yang dapat diandalkan untuk dapat menuntaskan kebenciannya terhadap Edwin dan Thalia ataupun untuk mengubah keadaannya sendiri.

Satu-satunya hal yang dapat Anya lakukan hanyalah menarik kontribusinya terhadap kemajuan perusahaan Stein selama tiga tahun ini. Namun, hal itu tidak akan cukup untuk membuat Edwin dan keluarganya serta Thalia merasakan penderitaan yang dialaminya selama tiga tahun ini.

Anya ingin menghancurkan mereka secara menyeluruh, membuat Edwin dan keluarga Stein menyesal telah memanfaatkannya dan Thalia harus ikut merasakan penghinaan yang diterimanya selama ini.

Kemarahan dan keinginan untuk membalas dendam membakar semangatnya. Hanya saja ia menyadari bahwa tanpa rencana yang jelas, semua itu hanya akan berakhir sia-sia.

‘Aku bahkan tidak tahu siapa diriku yang sebenarnya. Benar-benar menyedihkan,’ batin Anya sembari tersenyum getir, lalu menyeka air mata dari wajahnya.

Anya berusaha menenangkan dirinya dengan menarik napas perlahan-lahan dan kembali menatap Reinhard yang masih menunggu tanggapannya.

Ia mengembalikan ponsel Reinhard dan berucap, “Maaf kalau aku sudah menuduhmu. Aku─”

Sebelum Anya sempat menjelaskan, Reinhard telah lebih dulu menyelanya, “Siapa laki-laki dan wanita itu? Kamu mengenal mereka?”

“Mereka … sahabat dan suamiku,” cicit Anya dengan lirih.

“Suami dan sahabat?” Satu alis Reinhard terangkat. Tanpa bertanya pun ia dapat memahami jelas permasalahan yang telah terjadi. Apa lagi kalau bukan pengkhianatan terselubung!

Satu hal yang paling Reinhard benci adalah pengkhianatan. Terlebih dilakukan oleh orang terdekat yang dipercaya.

Tiba-tiba saja dada Reinhard terasa memanas. Ia tidak tahu kenapa ia ikut merasa murka mendengar hal tersebut.

Namun, perhatiannya beralih ketika Anya bergumam dengan suara bergetar, “Bajingan itu … tidak pernah benar-benar mencintaiku. Sejak awal dia hanya memanfaatkan dan menipuku saja.”

Kepala Anya kembali tertunduk. Hatinya terasa teriris, perih. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan erat, menahan kebencian dan emosi yang memenuhi dadanya serta air mata yang ingin mengalir dari pelupuk matanya.

Reinhard memandangnya dengan wajah datar. “Seharusnya kamu tidak menikahi lelaki berengsek seperti itu.” 

Entah kenapa, hanya dengan melihat ekspresi sedih wanita di hadapannya, Reinhard merasa marah. Namun, Reinhard tidak menunjukkannya dengan gamblang karena ia merasa masalah ini tidak ada kaitan dengannya.

Perlahan Anya mengangkat wajahnya. Ia memaksakan diri untuk tersenyum meskipun terasa pahit. “Kamu benar … Aku memang terlalu bodoh. Tidak tahu kalau dia adalah lelaki berengsek. Bahkan dia lebih rendah dari binatang!” geramnya.

Reinhard malah tersenyum mendengar umpatan kasar yang dilontarkan wanita itu.

Menyadari sikap dan tutur katanya yang sudah terlalu berlebihan, Anya pun berkata dengan canggung, “Maaf, sepertinya aku sudah terlalu emosional.”

“Tidak apa-apa. Dia pantas dipanggil seperti itu. Setidaknya, kamu juga merasa lebih baik daripada harus memendamnya, bukan?”

Mendengar tanggapan pria itu, Anya pun tertegun sejenak. Kedua tangannya tergenggam di depan dadanya, merasakan ketenangan dari ucapan pria itu. Ia merasa asing, karena tiba-tiba mendapatkan perhatian yang sudah lama tidak ditemukannya dari orang di sekitarnya.

“Siapa kamu sebenarnya, Tuan?” selidik Anya tiba-tiba. “Kenapa Anda bersikap baik pada saya?”

Anya terlalu sibuk menyalahkan pria itu dan larut dalam kesedihannya sendiri sampai lupa menanyakan identitas pria itu. Ia yakin pria di hadapannya ini jelas bukan orang biasa, Tidak mudah mendapatkan rekaman video dari sebuah hotel ataupun restoran bintang lima seperti Grand Luxury tanpa koneksi dari internal tempat tersebut.

Anya kembali mengingat bekas luka memanjang pada punggung pria itu. Ia semakin yakin jika pria di hadapannya ini bergelut dalam dunia yang sangat berbahaya. 

“Namaku Reinhard Xavier Hernandez,” ucap Reinhard memperkenalkan dirinya kepada wanita itu.

Anya tersentak. Nama itu terasa tidak asing. Tiba-tiba gejolak di dalam dadanya berkecamuk hebat. Terlebih ketika ia menyelami lebih lama sepasang netra keemasan pria itu.

Kedua alis Anya menyatu. Kepalanya berdenyut sesaat. “Kenapa sepertinya … aku pernah mendengar namamu di suatu tempat?” 

Gumaman pelan dari bibir wanita itu membuat Reinhard tersentak. Wanita itu tampak berpikir keras. Alis tebal Reinhard yang terbentuk rapi ikut berkerut saat melihat wanita itu menggigit bibir bawahnya dan telunjuknya juga sibuk memainkan ujung surainya.

Kedua gerakan kecil yang dilakukan Anya tanpa sadar tersebut mengingatkan Reinhard pada sosok Alicia. Gadis itu juga memiliki kebiasaan dan gestur yang mirip dengan Anya saat sedang memikirkan sesuatu hal ataupun sedang merasa gelisah.

Tiba-tiba saja terbesit sebuah harapan konyol di dalam hatinya, tetapi ia segera menepisnya.

‘Ini … pasti hanya kebetulan saja,’ batin Reinhard, menghibur dirinya sendiri.

Ia kembali menatap Anya yang masih tampak berpikir keras. “Apa kamu hidup di zaman batu, Anya Stein? Kenapa kamu bisa tidak mengenal nama besar keluargaku?” ledeknya.

“Hernandez,” gumam Anya lagi.

Detik berikutnya wanita itu terkesiap. “Jangan bilang kalau keluarga Hernandez yang kamu maksud adalah keluarga Hernandez yang terkenal itu?” terkanya.

Anggukan kecil yang diberikan pria itu membuat netra Anya terbelalak lebar.

Syok? Tentu saja!

Sebelumnya Anya tidak pernah tertarik menyelami berita seperti selebriti ataupun petinggi negara sekalipun. Seluruh hidupnya hanya berputar di dalam keluarga Stein saja. Namun, tidak ada yang tidak tahu mengenai nama besar keluarga Hernandez!

Dari gosip yang didengar Anya di kediaman Stein, keluarga Hernandez memiliki pengaruh besar dalam perekonomian dan politik, bahkan para pejabat negara harus memperhitungkan tindakan mereka. 

Salah satu orang yang memiliki pengaruh besar dalam keluarga tersebut adalah seorang tuan muda bernama Reinhard Xavier Hernandez. Pria itu merupakan putra sulung dari Reagan William Hernandez, pemilik perusahaan Hernandez Group–salah satunya adalah Hotel Grand Luxury.

Selain itu, keluarga Hernandez juga diisukan memiliki bisnis ilegal yang dilakukan di bawah naungan organisasi bawah tanah bernama Dark Wolf!

Karena alasan inilah, tidak ada yang berani mencari masalah dengan keluarga ini. Berani menentang mereka berarti siap untuk menghadapi konsekuensi yang fatal!

Meskipun tidak ada yang melihat secara langsung sosok putra Reagan tersebut, tetapi melihat kepercayaan diri yang dimiliki pria yang tersenyum angkuh padanya saat ini, Anya yakin pria ini tidak mungkin berani membohonginya dengan menggunakan nama besar Hernandez, kecuali dia sudah gila!

Detak jantung Anya pun berpacu cepat. Dalam sekejap ia menyadari jika ia telah terlanjur terjebak dan bercinta dengan pria berkuasa yang berbahaya sepertinya!

AliceLin

Jangan lupa tinggalkan komentar kalian, gems, gift dan rate bintang 5 ^^

| 19
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
Reinhard akan menjadi patner anya untuk bls dendam pada para penghianat
goodnovel comment avatar
Popy Try
xavier aku padamu ,,
goodnovel comment avatar
AliceLin
siap kak ^^
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 8 - Ingatan yang Terguncang

    “Ini benar-benar gila …,” gumam Anya yang masih mencoba menerima kebenaran dari informasi yang didapatkannya. Melihat kekagetan wanita itu, Reinhard pun tersenyum kecil. "Sekarang kamu baru sadar kalau kamu sudah menjadi wanita yang sangat beruntung?" ucapnya dengan bangga. Tatapan Anya perlahan berubah datar. “Aku tidak merasa beruntung sekali pun, Tuan Muda Hernandez,” timpalnya seraya memutar bola matanya dengan malas. “Kamu yakin?” Netra Reinhard menyipit tajam. “Padahal banyak wanita yang ingin mendekatiku dan rela melakukan apa pun untuk bisa mendapatkan hal yang kamu dapatkan semalam, Anya Stein.” Namun, Anya malah terkekeh kecil mendengar ucapan pria itu. “Kenapa kamu sepanik itu? Apa aku sudah melukai harga dirimu sebagai seorang lelaki,” ledeknya. Reinhard berdeham canggung dan memalingkan wajahnya. “Tidak,” kilahnya, enggan menunjukkan jika ia memang sangat tersinggung dengan penilaian wanita itu. Suara tawa Anya perlahan lenyap. Ia kembali menatap Reinhard dengan waja

    Last Updated : 2024-08-15
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 9 - Aku Telah Kembali

    “Austin, aku rasa lukanya sangat serius. Jika tidak, tidak mungkin dia bisa pingsan lagi. Apa tidak sebaiknya kamu periksa lebih terperinci?” saran Reinhard kepada sahabatnya yang masih memeriksa keadaan Anya. Austin hanya meliriknya sekilas, lalu menghela napas pelan. “Baiklah. Aku akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada cedera serius. Tapi untuk sekarang, sebaiknya kamu tidak mendesaknya lebih jauh seperti yang aku katakan sebelumnya,” jawab Austin seraya memeriksa denyut nadi wanita itu. “Aku tidak mendesaknya, Austin.” Reinhard berkata dengan nada kesal, menatap Austin dengan tajam. Ia tidak terima dituduh sebagai pelaku yang membuat wanita itu tertekan dan pingsan. Austin meletakkan stetoskop di lehernya setelah memastikan kondisi Anya stabil, kemudian melanjutkan, “Menurut pengamatanku, seharusnya lukanya tidak seserius ini. Tapi, melihat kondisinya sekarang, ada kemungkinan cedera lain yang tidak kita ketahui,” paparnya. Reinhard terdiam, men

    Last Updated : 2024-08-20
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 10 - Luka yang Masih Tertinggal

    “Nona Stein, apa kepalamu masih terasa sakit?” Pertanyaan yang dilontarkan Reinhard membuyarkan lamunan Alicia. Perasaan Alicia terasa campur aduk antara kegembiraan dan kesedihan. Gembira karena akhirnya ingatannya bisa kembali dan mengingat jati dirinya sebagai Alicia Lorenzo. Namun, kesedihan meliputi dirinya karena pertemuannya dengan Reinhard kembali membuka luka lama—penolakan dingin dari pria yang pernah mencuri hatinya dulu. Dengan sepasang netra yang berkaca-kaca dan bibir yang masih membisu, Alicia menatap Reinhard dengan pilu. Luka yang pernah diberikan pria itu kini kembali terbuka dan mengingatkan kisah pahit yang terjadi di antara mereka. ‘Memalukan sekali. Kenapa aku bisa bertemu dengannya lagi dalam keadaan seperti ini?’ batin Alicia seraya tersenyum pahit pada dirinya sendiri. “Kenapa kamu diam saja, Nona Stein?” Reinhard mulai terdengar frustrasi, jelas tidak sabar menghadapi keheningan Alicia. Bukan Alicia tidak mau menjawab, tetapi ia masih berusaha menyesuai

    Last Updated : 2024-08-21
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 11 - Perasaan yang Masih Ada

    “Ma-maaf, Tuan Muda Hernandez. Tadi aku tidak bermaksud apa pun,” ucap Alicia dengan gugup.Sesaat tadi Alicia tidak sengaja menumpahkan amarahnya terhadap Reinhard karena masih terpengaruh oleh ingatan masa lalunya atas tindakan pria itu. Emosi yang telah lama terpendam sulit untuk ia kendalikan.Reinhard menatapnya dengan alis sedikit terangkat, masih berusaha memahami perubahan mendadak dalam sikap Alicia."Tidak apa-apa, Nona Stein," jawab Reinhard dengan nada datar, meskipun ada keheranan dalam suaranya.“Mungkin aku … hanya lelah,” cicit Alicia kemudian dengan wajah tertunduk dalam.Reinhard membisu. Ia dapat melihat kebohongan wanita itu, tetapi tidak berniat membongkarnya dan akhirnya berkata, “Baiklah. Sekarang kamu beristirahatlah, aku juga masih ada urusan lain. Sebaiknya kamu memberi tahu keluargamu mengenai masalahmu ini.”‘Keluarga?’ Alicia terdiam mendengar hal itu.Ia tidak yakin masih memiliki keluarga apabila dirinya memang telah dinyatakan meninggal. Pun, apabila du

    Last Updated : 2024-08-23
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 12 - Salah Paham

    Duar!Suara seperti ledakan itulah yang terdengar di dalam kepala Alicia saat ini. Detak jantungnya yang menggila membuatnya merasa seolah waktu berhenti sesaat. Ia tidak bisa berpikir jernih karena kening Reinhard yang menempel pada keningnya terasa begitu panas, seperti api yang membakar seluruh kesadarannya.Aroma maskulin Reinhard juga menggelitik indra penciumannya, membuat deru napas Alicia tercekat selama beberapa saat. Detik-detik yang berlalu terasa sangat lambat dan setiap detak jantungnya menggema seperti ledakan kecil yang mengguncang hatinya.Alicia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria itu. Pandangannya terpaku pada mata amber Reinhard yang begitu dekat, seakan ingin menelusuri seluruh isi pikirannya.‘I-ini … benar-benar berbahaya!’ pikirnya dengan panik. Seluruh tubuh Alicia terasa kaku dan ia kehilangan cara untuk berpikir jernih.Melihat ekspresi wanita itu, Reinhard menyadari tindakan yang sengaja dilakukannya ini sangat berdampak besar terhadap wanita itu. S

    Last Updated : 2024-08-24
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 13 - Ultimatum

    “Ya ampun, kamu mengenal saya?” Selina Anderson cukup terkejut mendengar pujian dari “kekasih” putranya tersebut. Binar matanya telah dipenuhi rasa ingin tahu yang besar.Namun, Alicia tersentak. Ia menyadari kecerobohannya. Diam-diam ia melirik Reinhard, tetapi pria itu bersikap sangat datar dan tidak peduli. ‘Sepertinya dia tidak ingat,’ batinnya, merasa lega.Padahal dulu Alicia pernah mengatakan kepada Reinhard jika ia sangat mengagumi ibunya dan meminta pria itu untuk mempertemukan mereka. Akan tetapi, Reinhard tidak pernah mengabulkannya.“Kebetulan saya pernah melihat wawancara Anda di televisi. Saya tidak pernah menyangka bisa bertemu langsung dengan Anda seperti ini, Chef,” sahut Alicia yang masih memandang wanita paruh baya itu dengan penuh kekaguman.Selina terkekeh pelan. “Terima kasih. Tapi, jangan memanggil saya seperti itu. Aneh rasanya ada yang memanggil saya Chef saat saya tidak berada di dapur,” sahutnya.Alicia mengangguk kecil. “Baiklah, Nyonya.”Wanita paruh baya

    Last Updated : 2024-08-25
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 14 - Kehangatan

    “Nikahi dia, Rein. Atau aku dan ayahmu tidak akan mengakuimu sebagai putra kami lagi!”Peringatan yang dilayangkan Selina membuat ketegangan di dalam ruangan terasa semakin berat. Namun, hal tersebut tidak membuat putranya merasa terancam dan malah menambah kekesalannya.Alicia, yang terjebak dalam situasi canggung tersebut, hanya bisa mengamati keduanya dalam diam. Ia merasa tidak memiliki ruang untuk menyela pembicaraan tersebut.Perhatian Alicia kembali terengut ketika mendengar ancaman penuh emosional dari Selina Anderson. “Apa kamu mau melihat Mama mati dulu baru kamu puas, Rein?” .Suara wanita paruh baya itu bergetar, menambah intensitas ketegangan di ruangan. Alicia dapat melihat keseriusan pada wajahnya. Namun, rasa kagetnya semakin bertambah ketika mendengar Reinhard menjawab, "Baiklah."Netra Alicia pun terbelalak lebar mendengar keputusan Reinhard tersebut. 'Hei! Apa kamu sudah gila, Xavier? Kenapa kamu seenaknya menyetujui permintaan itu tanpa memikirkan perasaanku?'Ingi

    Last Updated : 2024-08-25
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 15 - Tidak Akan Mundur

    Reinhard duduk dengan tenang di kursi yang ada di samping ranjang pasien. Ia menatap Alicia dengan wajah datar. Sudah lima menit berlalu sejak ibunya keluar dari ruangan itu─setelah wanita paruh baya itu teringat akan janjinya sore nanti.Namun, tidak ada sepatah kata pun yang meluncur dari bibir Reinhard maupun Alicia. Keduanya hanya saling bertatapan dengan intens. Ekspresi Reinhard begitu tenang dan membuat Alicia sulit untuk menerka jalan pikiran pria itu.“Ibumu ternyata orang yang baik. Aku tidak menyangka dia tidak akan peduli dengan latar belakangku,” ucap Alicia yang mencoba memecahkan keheningan di antara mereka.Ya, Alicia masih terkejut dengan respon Selina Anderson. Wanita paruh baya itu, meskipun tahu bahwa Alicia adalah seorang yatim piatu dan “calon janda" seperti yang diakuinya tadi, tetapi ia tetap tidak peduli dan justru mendesak Alicia untuk segera menjadi menantu.Hal ini benar-benar mengejutkannya. Sangat berbeda dari yang Alicia bayangkan, mengingat wanita-wanit

    Last Updated : 2024-08-26

Latest chapter

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 255 - Terperangkap Di Antara Dua Pria

    Alicia memandang kakaknya dan Reinhard secara bergantian, lalu suara tawa Regis yang terdengar sinis mengalihkan kembali fokus Alicia padanya.“Dia memberitahuku? Kalau dia memberitahuku, apa aku masih harus mencari masalah dengannya sekarang?” cetus Regis dengan suara yang terdengar dingin.Reinhard memang tidak memberitahu Regis mengenai keberadaan Alicia. Meskipun beberapa waktu lalu Regis menghubunginya dan memberitahu kedatangannya ke kota tersebut, Reinhard juga tidak mengatakan apa pun terkait Alicia kepadanyaNamun, mereka telah sepakat untuk bertemu malam ini. Reinhard bermaksud untuk menceritakan tentang Alicia kepada Regis saat mereka bertemu nanti dengan mempertemukan mereka secara langsung.Hanya saja, secara tidak terduga, Regis tiba-tiba saja muncul di tengah acara tadi dan hal itu tentunya cukup mengejutkan Reinhard.Namun, Reinhard sangat bersyukur Regis dapat menyesuaikan skenario mereka saat menjatuhkan keluarga Stein, padahal mereka tidak pernah berdiskusi apa pun

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 254 - Menuntut Penjelasan

    “Mau ke mana? Urusan kita belum selesai, Alicia,” ucap Regis seraya menyeringai dingin. Sorot matanya terlihat tajam, membuat jantung Alicia berdegup semakin cepat karena merasa terintimidasi.“Me-memangnya ada urusan apa, Kak?” Alicia mengalihkan pandangannya dengan gugup.Netra Regis menyipit tajam. “Kamu mau berpura-pura bodoh, huh?”“Aku … aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Sekarang aku sangat lelah dan mau pulang,” sahut Alicia, berusaha menghindari pembicaraan dengan kakaknya.Meskipun sebelumnya Regis telah menerimanya kembali sebagai adik, tetapi Alicia tahu bahwa ada banyak hal yang harus dijelaskannya kepada kakaknya tersebut. Tatapan tajam Regis saat ini seakan menuntut penebusan dosa darinya.Alicia teringat kembali kejadian tiga tahun lalu di mana Regis sudah memperingatkannya untuk tidak lagi melakukan hal bodoh dengan menemui Reinhard.Regis merasa malu dengan perbuatan Alicia yang terus mengejar pria itu, meski sudah ditolak berkali-kali. Karena itu, Regis memblo

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 253 - Semua Sudah Berakhir

    Bisik-bisik tamu undangan perlahan memudar ketika satu per satu dari mereka memutuskan untuk meninggalkan acara yang telah berubah menjadi mimpi buruk. Beberapa melirik Miranda dengan simpati, tetapi tidak ada yang ingin mengulurkan tangan mereka untuk membantunya.Namun, langkah para tamu terhenti di depan pintu keluar aula saat melihat para pengawal Lorenzo dan Hernandez memblokir jalan mereka.“Apa yang kalian lakukan? Kenapa menghalangi jalan kami?” protes salah seorang tamu.Salah seorang pengawal Lorenzo pun menjawab, “Kami hanya ingin memeriksa ponsel Anda semua. Setelah itu kalian sudah boleh pergi.”Kegelisahan mulai menyelimuti para tamu undangan. Beberapa dari mereka saling berbisik, mencoba mempertimbangkan apakah harus menuruti permintaan tersebut.Namun, ada salah seorang tamu yang kembali mengajukan protesnya. “Apa maksudnya ponsel kami diperiksa? Ini melanggar privasi!”Meski menghadapi pen

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 252 - Runtuh Dalam Sekejap

    Mendengar pengakuan Thalia terkait janin di dalam rahimnya tersebut, Miranda sangat syok. Wanita paruh baya itu menatap putranya dengan tak percaya. “Ini … ini tidak benar, kan, Ed?”Alih-alih menjawab, Edwin malah memalingkan wajahnya.“Kenapa kamu melakukannya, Ed?” Miranda mendesak putranya lebih lanjut. Namun, pria itu masih tertunduk dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pandangan Miranda pun tertuju kepada Thalia. Ia meraih kedua tangan wanita itu dan bertanya dengan wajah yang masih terlihat syok, “Thalia, kamu … kamu pasti berbohong, kan? Kamu sengaja mengatakan ini hanya untuk menyudutkan Edwin, bukan? Tolong katakan kalau ini tidak benar!”Miranda memohon dengan suara bergetar, seolah masih berharap menemukan celah untuk menyelamatkan nama baik putranya.Selama ini Miranda selalu memperlakukan Thalia dengan baik karena mengira wanita itu mengandung penerus keluarga Stein. Namun, ia tidak

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 251 - Kebenaran yang Lebih Mengejutkan

    Miranda terperangah. Ia pun bergegas menghampiri John dan memohon, “Tu-tuan Vale, Anda tidak boleh menggugurkannya. Dia … dia adalah penerus keluarga Stein.” John mendengus sinis. “Saya tidak mau punya keturunan dari darah daging seperti kalian!” cetusnya. Pandangan John beralih kepada cucunya yang tengah berdiri seperti mayat hidup. Wajahnya terlihat sangat kacau dengan air mata bercucuran di wajahnya.Kebenaran yang diterimanya mengenai Edwin sudah memberikan pukulan yang sangat besar bagi Thalia. Melihat kondisi cucunya tersebut, John hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kecewa yang dalam.“Kamu telah mempermalukan keluarga kita dengan laki-laki pilihanmu ini, Thalia,” ucap John seraya mendengus kasar.Thalia tersenyum pahit. Ia tidak berusaha membela diri. Saat ini tatapannya terlihat kosong seolah semua harapan hidupnya sudah lenyap tak berbekas. Selama ini Thalia mengira Edwin benar-benar mencintainya sepenuh hati hingga ia sangat membenci Alicia yang diangga

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 250 - Hadiah Kejutan Part 2

    “Keputusan yang sangat bagus, Tuan Vale.” Suara Alicia membuat perhatian John tertuju padanya.Pria tua itu menatapnya dengan bingung. Sebelum John bertanya lebih jauh, Alicia pun berkata, “Kebetulan saya masih ada kejutan lain yang harus Anda dan semuanya nikmati.”Mendengar hal tersebut, Edwin semakin panik dan berkata dengan murka, “Apa lagi yang kamu inginkan? Apa kamu belum puas menjebakku, Anya?!”Alicia hanya mendengus sinis, sama sekali tidak mengindahkan ucapan mantan suaminya tersebut. Ia memerintahkan Owen untuk menampilkan tayangan video berikutnya di mana terlihat cuplikan adegan panas yang sudah disensor sebelumnya.Dalam tayangan itu hanya memperlihatkan wajah Edwin dengan wanita bayarannya. Namun, orang-orang dapat melihat dengan jelas ekspresi Edwin yang sangat menikmati momen intimnya dengan wanita itu."Ya ampun, menjijikkan sekali.""Jadi dia juga sering jajan di luar? Benar-benar gila!"Berbagai umpatan dari orang-orang pun terdengar memenuhi aula. Air muka John V

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 249 - Hadiah Kejutan Part 1

    Alicia memberikan isyarat kepada Owen, yang dengan segera menyampaikan perintah melalui earpiece di telinganya. Seketika lampu-lampu di aula meredup, dan layar besar di ujung ruangan menyala, menampilkan sebuah video. Suasana menjadi hening. Semua mata tertuju pada layar. Wajah Edwin memucat seketika ketika ia melihat tayangan yang mulai diputar. Itu adalah rekaman suara dan video yang jelas memperlihatkan aksi Edwin yang sedang bercengkerama dengan seorang petinggi suatu instansi khusus perizinan produk. Selama seminggu terakhir ini produk Shiny terus mendapatkan laporan keluhan dari para konsumen dan terus menjadi bahan pemberitaan di media. Karena itu Mirage diminta untuk bekerja sama dalam melakukan pemeriksaan terhadap produk tersebut. Namun, Edwin menggunakan cara pintas untuk mempercepat pemulihan nama baik perusahaannya agar produk dapat dipasarkan kembali. Dalam rekaman tersebut terdengar jelas bagaimana Edwin memohon untuk diloloskan dengan mengimingi imbalan yang sangat

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 248 - Peringatan Regis

    Keringat dingin mengucur deras di pelipis Edwin saat tatapan penuh amarah dan kebencian Regis tertuju padanya.Dengan wajah menahan rasa malu, Edwin pun mencoba untuk menciptakan kesempatan untuk dirinya dan memohon dengan suara terbata-bata, “Tu-tuan Muda Lorenzo, saya akui kalau saya bersalah. Saya benar-benar minta maaf. Kalau waktu itu saya tahu dia adalah adik Anda, saat itu juga saya pasti akan mengembalikannya kepada Anda.”Namun, bukannya menunjukkan rasa iba, Regis malah menyeringai sinis. “Mengembalikan?” gumamnya dengan wajah yang seketika berubah dingin dan penuh kekejaman.Edwin menelan ludah, tubuhnya gemetar. “Saya ... Saya benar-benar menyesal. Tolong beri saya kesempatan untuk menebus kesalahan ini, Tuan Muda Lorenzo ....”Regis melangkah mendekat. Kepalan tangannya yang telah tergenggam erat pun akhirnya melayang dengan cepat, menghantam wajah Edwin dengan keras. Suara teriakan kaget dari para tamu wanita yang menyaksikan adegan tersebut pun terdengar memenuhi aula.

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 247 - Penerimaan

    Melihat ekspresi orang-orang yang sedang menunggu jawaban darinya, Regis pun tertawa kecil. Suara tawanya terdengar dalam dan penuh percaya diri, membuat suasana semakin tegang.“Kamu benar. Dia memang dinyatakan meninggal dalam kecelakaan pesawat, tapi …,” Regis sengaja menggantungkan ucapannya. Tatapannya mengedar ke sekeliling ruangan, lalu berhenti pada sosok Alicia.Dari jaraknya saat ini, Regis bisa melihat sepasang mata biru Alicia yang berkaca-kaca. Sorot mata yang dipenuhi emosi yang bercampur aduk itu membuat Regis merasakan bahwa adiknya itu memiliki cerita pahit yang dipenuhi dengan rasa sakit yang berusaha disimpannya rapat-rapat.Seulas senyuman tipis Regis layangkan kepadanya, lalu ia melanjutkan, “Tapi, dia adalah gadis keras kepala yang sangat beruntung. Bahkan malaikat maut saja berteman baik dengannya.”Ucapan Regis yang diselimuti guyonan ringan itu berhasil membuat Alicia tersenyum, tetapi air mata wanit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status