Cecilia tidak berniat melibatkan Lane dalam usahanya menyelamatkan Audrey. Dan kalau saja sampai terjadi hal buruk menimpa Lane, ia akan merasakan sengatan rasa bersalah setiap hari, sepanjang hidupnya.Tidak, Lane lelaki kuat. Dia sudah terlatih untuk situasi ini. Tapi, ia sendiri yang telah menghunjam belati pada pinggangnya. Itu membuatnya lemah. Mustahil ia dapat melawan mereka dalam kondisi terluka.“Tetaplah di belakangku,” ujar Lane hanya berupa bisikan lirih. Cecilia menduga kehilangan banyak darah telah membuatnya semakin lemah. Ia mengenggam senjata, kalau serpihan pecahan lantera itu bisa disebut senjata. Cecilia turut mengambil serpihan yang lain. Ia tidak mau tak bisa membela diri. Apapun akan ia hadapi nanti.Cecilia sudah menyusun rencana. Begitu ia berhasil kabur dari Lane, Patrick pasti akan langsung tahu. Tangannya terulur ke bahu, pada titik sangat kecil, dimana terdapat kulit yang sedikit menyembul. Menyembunyikan pelacaknya. Patrick telah memastikan dirinya dipasa
Ocean View, Long Beach, New York25 Juni 2024Di sebuah bangunan yang telah dipergunakan Germaine Abraham sebagai salah satu basecamp yang tidak terdeteksi pihak kepolisian kota New York ini, sekali lagi penjahat kaliber internasional itu telah berhasil meloloskan diri.Tulang sendi Cecilia merasa dilolos dari tempatnya. Apa yang pertaruhkan sejauh ini semuanya sia-sia. Audrey tidak mereka temukan bahkan jejak yang tertinggal nihil.Suatu pemikiran terlintas di benaknya. “Apakah wanita itu sebenarnya telah pergi tanpa sepengetahuanku?” Cecilia merasa bingung tidak tahu lagi harus bagaimana. Mencari kemana.“Signorita...”Cecilia mendongak dan menatap pada seorang pria yang berdiri di hadapannya. Rambut hitam cepak, bola mata keemasan. Parut panjang melintang di pipi sebelah kiri. Berpakaian serba hitam dengan pistol tersarung di pinggangnya. Dia mengarahkan tangan ke arahnya. “Kau diminta untuk ikut bersamaku, Ms. Diangello.”Pria itu ia kenal dengan baik.“Tidak akan, Spiellberg,” La
Lane sudah mengacau, tidak melindungi Cecilia seperti yang seharusnya dan Patrick telah mengirim satu agen secara khusus untuk mengambil alih tugasnya.Tori Spiellberg. Pria itu dingin, tapi baik. Spiellberg eks-Delta Force, memiliki reputasi seorang pemburu yang tenang. Begitu terkendali secara emosi. Ada yang bilang es-lah yang terpompa dalam pembuluh Spiellberg, bukan darah.“Aku terima konsekuensinya. Memang akan begitu, agen akan datang dan pergi silih berganti.”Hanya saja Cecilia tidak seperti kebanyakan wanita yang selama ini ia jaga dalam bertugas. Lane bersedia melakukan apa saja demi wanita itu.“Kau belum juga menjawab pertanyaanku.”Cecilia terhenyak. “Pertanyaan yang mana, ya?” Hei, wanita ini menggodanya, ia pura-pura lupa.“Kau, Cecilia Amethyst Diangello. Kenapa kau menciumku di penjara bawah tanah itu?”Senyum sangat tipis terlihat malu-malu. Cecila mencondongkan tubuhnya menghadap pada Lane.Jawaban yang sangat ingin Lane dengarkan.“Bukankah kau sudah tahu.”Bibir
Southern Harlem23 Juni 2024Jonash Abellard telah mendengar perihal markas Germaine yang dua hari lalu diserbu oleh sebuah agen rahasia yang ia tahu. Pimpinannya bahkan ia kenal baik. Mereka memiliki kesamaan visi dan tidak saling mengusik. Direktur DOE yang ia tahu afalah mantan orang kepercayaan presiden.Perihal lolosnya sang penjahat kaliber internasional itu menjadi buah bibir di kedinasannya. Lelaki itu memahami Germaine Abraham. Meskipun ia menllai gembong penjahat itu cerdas, ia telah memandang rendah pula padanya. Germaine Abraham menempuh segala cara untuk mencapai tujuan. Ia melakukan apa saja untuk menang---melakukan segala tindak kejahatan, memerintahkan pembunuham setelah terlebih dahulu meniduri para korbannya. Mereka memilih wanita kalangan sosialita, sekedar meningkatkan egonya. Sungguh perbuatan yang tak terpikirkan. Kekejaman di atas kekejaman. Germaine Abraham adalah pembunuh psykopat. Ia tidak kenal konsep benar atau salah, tak memiliki nurani, tak memiliki moral
Jonash berjingkat dari ruang kerja Juan ke arah kamar Alicia. Ia menenangkan napasnya. Sama sekali tidak menduga seseorang menyelinap ke mansion ini. Dalam hati ia bertanya-tanya, seberapa tangkas ia dalam situasi ini? Kemarahan meluap dalam lorong otaknya, mengimbangi perasaan takut, karena kalau biasanya ia beraksi di ruang terbuka, kali ini di dalam rumah besar yang banyak penghuni kemungkinan sedang terlelap, ia khawatir ada peluru salah satu dari mereka yang menyasar. Dan berapa jumlah mereka? Apakah mereka akan masuk ke kamar Alicia sambil menembak? Apakah mereka akan mengendap-endap sampai ke dalam kamar dan akan menembak dari jarak dekat.Bagaimana Germaine Abraham menghendaki hal itu dilakukan?“Aku ingin kau tahu satu hal, orangku yang telah membunuh keponakanmu dan pengasuhnya. Aku juga bertanggung jawab atas hilangnya kakakmu.”Tiba-tiba Jonash bisa membayangkan dengan tepat. Selama beberapa saat yang mengerikan, kengerian tak terkatakan, saat keponakannya di tenggelamkan
Si penembak berbalik, berhenti kurang lebih tiga puluh meter darinya. Ia mengarahkan senjatanya ke arah Jonash yang melejit gila ke arahnya semakin dekat.Jonash kenal calon penembaknya. Ia kenal lelaki itu. Kekacauan, kegilaan memenuhi benaknya.Jonash dengan segera menaikkan revolvernya. Ia menembakkan lebih dulu sebelum lelaki itu. Ia tidak melihat apapun lagi sesudahnya karena ia langsung meluncur ke pintu samping sebuah taksi kuning yang meluncur tajam. Taksi itu cuma beberapa meter saja dari wajahnya.“Tuhan, selamatkan aku.” Doa itu masih sempat ia lantunkan sebelum sepersekian detik berikutnya, tubuh Jonash terpental keras dari sebuah pintu taksi dan langsung diterima oleh sebuah mobil sport merah yang yang sedang melaju. Klakson meraung di seluruh penjuru Madison. Mobil-mobil meluncur disekitarnya---menyerempet, hampir menyentuh, mencoba sebisanya untuk tidak menggilas tubuh Jonash.Tidak ada lagi yang dapat Jonash lakukan untuk dapat mengendalikan nasibnya. Ia mendarat seba
Sewaktu mengemudikan mobilnya ke arah utara menuju desa Mildew di pedesaan New York, Alicia mulai mengerti, ada logika yang langsung dan sederhana mengenai ini. Sedari awal. Ia mengerti aturannya, ia hanya harus mengikuti sesuai petunjuk yang mereka berikan.Kami tidak ingin lebih banyak perhatian diarahkan pada kami.Peraturan mereka.Meskipun tampaknya masih ada beberapa orang yang tinggal di desa sepi itu, tapi ini tampak seperti kota hantu, novel horor yang pernah ia baca. Cat mengelupas dari dinding rumah yang kebanyakan hampir runtuh. Fondasinya ambruk. Beranda-beranda depan runtuh di segala penjuru Mildew. Hampir setiap halaman belakang dijejali mesin-mesin rongsokan : kulkas berkarat, rangka mobil dan truk, bagian-bagian mesin yang sudah melengkung, terpilin dan tidak dapat berfungsi lagi. Ketika ia mendekati Hudson River, pemandangan berubah lebih baik. Rumah-rumah di sana lebih besar, banyak diantaranya yang seperti rumah pedesaan. Burung-burung tampak berkicau di pepohonan
Campeche, Meksiko3 Juli 2024Ia terbaring di ranjang, telanjang. Air mata kemarahan menggenangi matanya yang memerah akibat terus menangisi nasibnya, setelah kering oleh kipas putih tergantung di langit-langit ruang itu, air mata selanjutnya akan turun lagi. Dengan lengan di tarik ke atas kepala dan diikat ke tiang ranjang. Tali itu mengelupas karena berkali-kali ia coba tarik dengan putus asa. Semakin ditarik ikatannya akan semakin mengencang, membuat kulitnya yang seputih susu memerah, terasa sangat perih. Tapi kepedihan itu belum seberapa dibandingkan dengan kehormatannya yang telah dicampakkan direlung paling dasar. Ikatan di kedua kakinya juga begitu kencang, kedua kaki itu sampai terasa kebas.Serasa hendak gila rasanya, merutuki nasib malangnya. Ia selalu bertanya-tanya dosa apa yang telah dilakukannya di kehidupan sebelumnya? sampai harus menanggung derita sepahit ini.Jika saja ia membiarkan kakinya bebas, ia bisa melumpuhkan kawanan yang telah menyekapnya itu. Dan mereka ta