Audrey Abellard mengalami kemajuan yang bagus dalam kesembuhannya. Nathan memutuskan membawa pergi Audrey melewati perjalanan sembilan jam lamanya dari kota Milan menuju New Jersey, sebuah mansion indah telah dipersiapkan, berada tidak jauh dari pegunungan Appalachian, Danau Ontario dan sungai St. Lawrence berada tidak jauh dari situ.Kawasan pegunungan menghijau dengan pemandangan indah diharapkan segera dapat membantunya memulihkan ingatan serta mengenali jati dirinya. Nathan ingin menjauhkan Audrey dari keluarga ayahnya sampai waktu yang memungkinkan untuk dia pulang dengan aman.Dengan berada tidak jauh dari wanita itu, Nathan ingin memastikan keamanannya. Dan bukan tanpa alasan dia membeli Mansion untuk tempat tinggal Audrey, beberapa usahanya berada tidak jauh dari situ.Pada hari Senin pukul sebelas, Nathaniele Salvator Diangello berada di salah satu kantornya yang berada beberapa puluh kilometer saja dari tempat tinggal Audrey memulihkan keadaan fisik dan psykisnya.Sejak puku
Audrey Abellard pada dasarnya adalah seorang wanita gigih yang pantang menyerah. Berbagai klip peristiwa kelam dalam hidupnya telah berhasil dia ketahui, ia mendapatkan dari cerita Bik Andar dan sebagian lain dari Yanti. Sakit ayahnya mengharuskan dilakukan tindakan operasi. adiknya yang harus berurusan dengan kepolisian karena terlibat obat-obatan terlarang, sampai Audrey yang tiba-tiba menghilang dari rumahnya.Penuturan Nathaniele, sosok lelaki yang tiba-tiba hadir dikehidupannya, telah membuka tabir misteri ayah kandung yang pernah diceritakan ibunya sebelum berpulang, kemudian membawanya pada dunia yang sama sekali baru baginya. Dirinya sangat bersyukur masih bisa dipertemukan kembali dengan Ventria, bahkan Bik Andar yang telah menemani Audrey semenjak Prabu menikahinya. Warisan harta yang dia dapatkan itu tidak lantas membuatnya merasa jumawa. Audrey cuma ingin hidupnya tenang dan damai. Menghabiskan sisa usia dengan dikelilingi orang-orang yang menyayanginya. Cita-cita yang begi
Semua berjalan begitu cepat, Nathan.” Audrey menghela napas sejenak. “Seandainya namaku tidak tertulis di Surat Wasiat yang Mr. Jacob ...”“Excused me. Maaf saya menyela.”“Kau sudah melakukannya,” ujar Audrey. Tapi dia tidak terlihat marah. Dia tersenyum lembut menatap Nathan.Nathan terpesona sejenak, dia meyakini kalau belum pernah ada wanita yang bisa membuatnya begitu terpana. “Well, tapi kamu harus menerima kenyataan itu. Mr. Jacob adalah ayahmu.”“Tentu saja, Nathan. There’s nothing I can do.”“Good girl,” ujar Nathan.Disesapnya air jahe yang telah disediakan Anna.“So... What we will do?”“Aku akan menyusun rencana untuk memperkenalkan kamu di pertemuan Grupp METRO, sebagai pemilik seluruh saham dan sembilan puluh prosen aset perusahaan itu.""Tapi, Nathan...” Audrey menunjukkan rasa kurang nyaman dan gugupnya. Tak bisa dipungkiri, ada rasa kekhawatiran, apa yang telah dilakukan Benigno sejauh ini padanya, apa yang telah Kiara lakukan terhadapnya, betul-betul mempertaruhkan n
Sesampainya dirumahmya yang ia beli belum lama, tidak jauh dari mansion yang ditinggali Audrey, Nathan sulit memejamkan mata. Keintiman yang terjalin belum lama terhadap putri Mr. Jacob begitu menyita perhatiannya.Ketika masih menempati mansion Batu Bata di Verenna yang berjarak 82 kilometer jauhnya dari kota Milan, Nathan tetap khawatir Benigno dan keluarganya akan menemukannya keberadaan Audrey, sehingga dia memutuskan membawa pergi Anak Walinya itu ke New Jersey, dia dapat menjaga sembari mengurus bisnis perhotelan yang dia miliki di kota ini.Alih-alih menjaga amanah temannya, ternyata bisnis turun temurun keluarganya itu juga sedang dalam masalah.“Satu-satu, akan aku selesaikan permasalahanku,” tekad Nathan. Tadi seharian dia telah melakukan pembicaraan dengan Connor, menyusun konsep kontrak investasi yang dikehendakinya. Sebuah kontrak yang membutuhkan kemampuan negosiasi untuk meyakinkan investor agar setuju---meskipun dia tau itu memungkinkan. Dia telah mengutarakan alterna
"Apa-apaan ini?! Lepaskan tanganmu, dasar kurang ajar!"Audrey sangat gusar pada temannya, Benigno yang menyelipkan tangan liarnya ke balik baju atasannya."Tidak usah pura-pura. Pasti kamu juga menikmati rabaanku. Diam sajalah," tukas laki-laki itu tanpa rasa bersalah, dia melanjutkan aksinya. Harum tubuh wanita ini menyeruak menggelitik aroma penciumannya layaknya feromone."Kau bohong padaku! Kau bilang ada hal penting yang hendak kau bicarakan sehubungan dengan proyek konstruksi kita! Tapi kenyataannya kau bermaksud buruk padaku!"Prabu Wisesa, suami Audrey telah memenangkan tender proyek pembangunan beberapa apartemen. Benigno, yang dahulu adalah teman kuliah Audrey ternyata adalah pihak pemberi tender.Keduanya bersepakat mengadakan pertemuan di rooftop Red Buffalo Grand Hotel untuk membahas perencanaan konstruksi yang terdapat di Rancangan Anggaran Belanja penawaran yang diajukan oleh perusahaan konstruksi milik Prabu.Diluar dugaan, Prabu memiliki jadwal lain yang tidak mungk
Bartender itu menuangkan red wine ke dalam sloki ketujuh yang dipesan seorang wanita dan langsung diteguk dengan cepat. Kening wanita itu berkerut manahan pahit. Sudah hampir tiga bulan, sejak malam kejadian dia tertatih meninggalkan Red Buffalo Grand Hotel dengan langkah lunglai, ditiap selepas jam dua puluh satu, di Purple Doors, nama bar ini, yang selalu penuh dengan insan yang mencari penghiburan, Audrey menghabiskan waktunya sampai jelang dini hari. Suara musik mengalun memekakkan telinga. Tidak dia pedulikan beberapa pasang mata menatapnya, mungkin mengagumi wajah jelitanya atau heran dengan keberadaannya yang selalu sendiri.Sebenarnya dia bukanlah seorang peminum alkohol. Kekalutannya yang membuat Audrey merasa dirinya sudah tidak berharga, dihadapan suami bahkan dilingkungan sekitarnya. Audrey memutuskan tidak membawa permasalahan tersebut ke jalur hukum, karena dia berpikir kehormatan keluarganya akan dipertaruhkan, rumah tangga yang belum lama dia bangun bisa hancur, Audrey
Sepulangnya Audrey dari kantor polisi, dia kembali ke Grand Mercure Hospital menuju bangsal rumah sakit yang dia pesan, sementara Ventria dirawat diruang Neonatal Intensive Care Unit, yang adalah ruang perawatan yang dikhususkan untuk bayi dan anak-anak dengan gangguan kesehatan serius, Audrey tidak boleh berada diruang itu berlama-lama.Di bangsal? Iya dia menunggu disana, kondisi keuangannya tidak memungkinkan dia menyewa kamar yang lebih baik. Menatap anaknya yang tertidur lemah tidak berdaya tadi, memikirkan adiknya yang menyatakan penyesalannya dan meminta bantuannya untuk terhindar dari jerat hukum, mengusahakan terlaksananya tindakan operasi ayah tirinya, membuat kepalanya pening.Ketika pulang sejenak, Audrey merasa kesedihan itu semakin menikam relung hatinya. Kondisi terjepit yang mengharuskannya mempersiapkan dana tidak sedikit. Suaminya jarang pulang karena sedang berjuang merintis usaha yang belum jua menampakkan titik terang.Semua perhiasan serta tas berharga mahal mil
Grand Mercure HospitalAudrey dan suaminya tersenyum bahagia melihat Ventria sudah bisa tertawa setelah operasi transplantasi sumsum tulang belakang yang telah dilakukan beberapa hari lalu. Tinggal pemulihan berangsur-angsur yang akan membuat kesehatan bayi ini semakin membaik. Mereka sudah membawa Ventria pulang dari rumah sakit. Sementara itu kondisi tuan Abellard juga sudah tersadar dari komanya. Benigno membuktikan ucapannya. Jonash Abellard menunggu beberapa minggu sebelum pengacara terhebat di negeri ini akan dapat membebaskannya dari jerat hukum. Hutang bank mereka pun tanpa sepengetahuan suaminya telah Audrey lunasi. Kesulitan Audrey telah berangsur-angsur teratasi.…Siang panas pukul tiga belas, Benigno berjanji akan memberikan jalan keluar terbaik untuk memuluskan rencana pernikahan mereka. Di kafe Sekopi Hitam, mereka akan mengadakan pertemuan rahasia.Audrey datang sesuai waktu yang telah mereka sepakati.Benigno sudah duduk menantinya di private room.“Kau lihat video i