Wendy membawa penata rias ke ruang ganti VIP.Dia menunggu sampai Doreen selesai merias wajahnya dan penata riasnya pergi sebelum memberi tahu Doreen bahwa Jules adalah tamu spesial dalam episode ini.Dia meminta Doreen untuk mempersiapkan mentalnya.Kamu harus mengendalikan emosimu di lokasi rekaman pertunjukan nanti.Wendy tidak akan memperingatkan Doreen seperti ini sebelumnya, tetapi suasana hati Doreen sangat tidak stabil akhir-akhir ini.Dia mudah sekali marah.Ekspresi Doreen tampak dingin. Dia seperti diserang di bagian yang tepat. "Kenapa dia bisa berpartisipasi dalam acara ini? Aku selalu melihat dia di acara apa pun, apakah JW Label sengaja mencari masalah denganku?"Sama seperti Elena, menghantuinya di mana-mana."Sssst, kecilkan suaramu."Tidak ada kedap suara di ruang ganti.Doreen memejamkan matanya sebelum membukanya lagi. Dia menenangkan diri lalu berkata, "Maaf."Tenang, tenang, baik Jules maupun Elena, masa bahagia mereka akan berakhir tak lama lagi.Alisa masuk ke r
Jules pada dasarnya mengunjungi orang tuanya setiap dua atau tiga hari jika dia punya waktu luang.Hari kedua setelah Shaun dirawat di rumah sakit.Jules melakukan panggilan video dengan ibunya.Ketika dia melihat bahwa latar belakangnya tidak terlihat seperti di rumah, dia pun bertanya, "Ibu, kalian nggak ada di rumah?"Larisa tidak menyembunyikan apa pun dari Jules sekarang. "Ayahmu mengalami kecelakaan kecil. Dia baik-baik saja. Jangan khawatir, Ibu bisa merawatnya."Dia memutar kamera agar Jules bisa melihat Shaun yang berbaring di atas ranjang rumah sakit.Shaun tersenyum sambil berkata, "Ayah baik-baik saja, Nak."Mata Jules langsung memerah. "Ibu, lain kali kalau terjadi sesuatu di rumah, Ibu harus memberitahuku. Aku akan pulang menemui Ayah sekarang.""Oke, oke, aku akan memberitahumu lain kali. Jangan khawatir, ayahmu baik-baik saja." Larisa menyuruh Jules mengemudi dengan hati-hati, jangan terburu-buru....Elena mengetahui tentang ayahnya Jules yang jatuh dari motor listrik
Mobil Doreen berhenti di luar gerbang Perumahan Sorenson.Dia duduk di dalam mobil.Dengan tatapan penuh kebencian, dia memandang Perumahan Sorenson yang terang benderang.Ternyata begitu.Bisa-bisanya Kaedyn tinggal Perumahan Sorenson.Doreen harus mengakui bahwa semua rencananya telah gagal.Dia tidak terima.Kenapa bisa begini?Doreen membuka pintu mobil, keluar dari mobil, kemudian berjalan menuju gerbang."Buka pintu."Satpam itu mengenal Doreen.Doreen berteriak dengan marah. "Aku bilang buka pintu! Apa kamu nggak mendengarnya?"Begitu satpam melihat tingkah Doreen, dia tahu bahwa Doreen akan menimbulkan masalah.Dia segera menelepon kepala pelayan.Orang yang bertanggung jawab mengurus Perumahan Sorenson adalah kepala pelayan yang bekerja untuk Nyonya Besar Burchan."Pak Arthur, Nyonya datang mencari Tuan. Sekarang dia di depan gerbang."Satpam itu mengeluh dalam hati bahwa sif malam ini sangat sial. Bisa-bisanya dia menghadapi drama keluarga konglomerat.Bukankah internet menga
Pengawal itu mengerutkan kening, kemudian berkata kepada Elena yang ada di ujung telepon, "Jam enam pagi ini, Nona Jules pulang bersama ibunya untuk membuat sup.""Kami semua berjaga di bawah. Sekitar jam tujuh, kami nggak melihat mereka turun. Kami pikir butuh waktu lama untuk membuat sup, jadi kami menelepon untuk menanyakan kondisi."Para pengawal termasuk sangat waspada.Jules dan ibunya ada di rumah, tetapi bisa menghilang."Mereka mungkin masih berada di ruangan tertentu dalam gedung ini. Kami sudah menelepon polisi."Pengawal bukanlah petugas polisi, mereka tidak boleh masuk ke rumah orang lain untuk menggeledah tanpa alasan.Meskipun orang hilang baru dapat dilaporkan ke polisi setelah 24 jam, tetapi jika menyangkut keselamatan pribadi, polisi akan tetap menangani kasusnya.Jika menunggu pemeriksaan satu per satu rumah, Jules mungkin sudah mengalami kecelakaan.Ada tiga puluh enam rumah di seluruh gedung.Elena duduk di dalam mobil saat ini. Meskipun dia cemas, dia tetap memaks
Larisa melihat ke pintu sebelah. Pintu di sebelahnya tertutup. Sebelum dia bisa berkata apa-apa, pemuda itu mengambil semprotan dan menyemprotkannya ke arahnya.Jules pun dari dapur untuk melihat dengan siapa ibunya berbicara, tetapi wajahnya pun disemprot.Dia tidak tahu apa yang terjadi setelah itu."Cepat buka bajunya untuk merekam dan mengambil gambar." Pemuda berpenampilan jujuritu memasang ekspresi galak kali ini.Namanya adalah Thomas.Dulu dia bekerja, gajinya hanya beberapa juta per bulan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup.Dia sesekali bertemu orang yang jahat yang membayar orang lain untuk melakukan pekerjaan tercela."Oh, aku paling hebat dalam membuka pakaian." Pria itu berjalan ke arah Jules.Jules tahu apa yang ingin mereka lakukan.Pemberontakannya tak berguna, tali di pergelangan tangan dan tubuhnya diikat erat.Tubuhnya diremas.Celananya dilepas dengan kasar.Jules tidak bisa tenang lagi, air matanya mengalir.Pria tersebut memandang Jules."Bagian ini ag
Doreen terdiam. Dia tidak takut bertemu Elena. Dia akan membawa pengawal."Oke, tapi aku yang menetapkan tempat pertemuan. Kamu bisa memberiku informasi Sunset dulu.""Kamu pikir aku bodoh? Kalau aku berikan lalu kamu berubah pikiran, bagaimana? Aku yang memperkenalkan Sunset kepada Jules. Tujuannya adalah untuk melihatmu dikalahkan oleh orang yang pernah kamu tindas di industri musik."Elena berkata dengan nada dingin. "Mau bertemu, nggak? Ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepadamu secara langsung."Doreen marah setengah mati. Ternyata Elena yang memperkenalkan Sunset kepada Jules.Dia sangat yakin bahwa Elena tidak akan berani melakukan apa pun padanya, jadi dia menyetujui permintaan Elena.Sebenarnya Doreen juga ingin melihat mata Elena yang merah karena menangis.Dia memberi tahu Elena. "Mari kita bertemu di Restoran Calais."...Saat ini, di Restoran Calais.Doreen melihat Elena yang masuk. Saat dia hendak menyapa sambil tersenyum, Elena sontak menjambak rambutnya."Ah! Elen
Elena dengan tenang memandang Doreen yang sedang tertawa terbahak-bahak. "Kamu yang baru saja minum air toilet, bukan aku. Kamu pikir akuMata Doreen memerah. "Kae yang memberitahuku tentang hal itu. Terserah kamu percaya atau nggak.""Oh ya, aku masih ingat hotel itu namanya Hotel Starry, hotel bintang lima."Elena mengulas senyum sinis sambil memandang Doreen dengan jijik. "Ditiduri oleh seorang pengemis lebih baik daripada ditiduri oleh Kaedyn, mengerti?"Doreen melihat reaksi Elena dengan tidak percaya.Pandangan membeku sejenak.Elena mendengus, lalu keluar dari toilet.Dia berpapasan Kaedyn yang masuk.Kaedyn datang ke restoran ini untuk makan, pengawal yang dibawa oleh Doreen melihatnya.Setelah mendengar cerita pengawal, Kaedyn baru tahu bahwa Doreen diseret ke toilet oleh Elena.Elena berhenti melangkah, kemudian menoleh untuk melihat Kaedyn.Dia bertanya dengan nada datar. "Setahun lebih yang lalu, ketika kamu demam di Hotel Starry, kita nggak melakukannya, 'kan?"Kaedyn terd
Nathan keluar dari ruang operasi, kemudian dia melihat pesan tentang Elena yang dikirim oleh Leon.Sebagai asisten yang memenuhi kualitas, Leon meminta orang untuk mencari tagihan air dan listrik di Happy Garden sesuai permintaan Elena sambil mencari tahu apa yang terjadi."Bos, ini video pemuda yang mengantar Shaun ke rumah sakit. Aku juga mengutus orang untuk menguntitnya."Nathan mengklik video untuk menonton.Pria muda dalam video tersebut memakai topi yang menutupi sebagian besar wajahnya, tingginya sekitar 176 sentimeter.Dia mengenakan pakaian longgar, tubuhnya tidak terlihat kurus, juga tidak terlihat kuat.Nathan mengetahui struktur tubuh manusia dengan sangat baik. Dia meletakkan jari telunjuk dan ibu jarinya di layar ponselnya untuk memperbesar video.Dia menelepon Leon lalu berkata, "Tubuh pria ini seharusnya kurus dan kecil. Dia mengenakan otot palsu, sepatunya juga ada ganjalan, kaki kirinya pincang. Dia mungkin akan melepaskan otot palsunya ketika melarikan diri."Nathan
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat