Pengawal itu mengerutkan kening, kemudian berkata kepada Elena yang ada di ujung telepon, "Jam enam pagi ini, Nona Jules pulang bersama ibunya untuk membuat sup.""Kami semua berjaga di bawah. Sekitar jam tujuh, kami nggak melihat mereka turun. Kami pikir butuh waktu lama untuk membuat sup, jadi kami menelepon untuk menanyakan kondisi."Para pengawal termasuk sangat waspada.Jules dan ibunya ada di rumah, tetapi bisa menghilang."Mereka mungkin masih berada di ruangan tertentu dalam gedung ini. Kami sudah menelepon polisi."Pengawal bukanlah petugas polisi, mereka tidak boleh masuk ke rumah orang lain untuk menggeledah tanpa alasan.Meskipun orang hilang baru dapat dilaporkan ke polisi setelah 24 jam, tetapi jika menyangkut keselamatan pribadi, polisi akan tetap menangani kasusnya.Jika menunggu pemeriksaan satu per satu rumah, Jules mungkin sudah mengalami kecelakaan.Ada tiga puluh enam rumah di seluruh gedung.Elena duduk di dalam mobil saat ini. Meskipun dia cemas, dia tetap memaks
Larisa melihat ke pintu sebelah. Pintu di sebelahnya tertutup. Sebelum dia bisa berkata apa-apa, pemuda itu mengambil semprotan dan menyemprotkannya ke arahnya.Jules pun dari dapur untuk melihat dengan siapa ibunya berbicara, tetapi wajahnya pun disemprot.Dia tidak tahu apa yang terjadi setelah itu."Cepat buka bajunya untuk merekam dan mengambil gambar." Pemuda berpenampilan jujurāitu memasang ekspresi galak kali ini.Namanya adalah Thomas.Dulu dia bekerja, gajinya hanya beberapa juta per bulan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup.Dia sesekali bertemu orang yang jahat yang membayar orang lain untuk melakukan pekerjaan tercela."Oh, aku paling hebat dalam membuka pakaian." Pria itu berjalan ke arah Jules.Jules tahu apa yang ingin mereka lakukan.Pemberontakannya tak berguna, tali di pergelangan tangan dan tubuhnya diikat erat.Tubuhnya diremas.Celananya dilepas dengan kasar.Jules tidak bisa tenang lagi, air matanya mengalir.Pria tersebut memandang Jules."Bagian ini ag
Doreen terdiam. Dia tidak takut bertemu Elena. Dia akan membawa pengawal."Oke, tapi aku yang menetapkan tempat pertemuan. Kamu bisa memberiku informasi Sunset dulu.""Kamu pikir aku bodoh? Kalau aku berikan lalu kamu berubah pikiran, bagaimana? Aku yang memperkenalkan Sunset kepada Jules. Tujuannya adalah untuk melihatmu dikalahkan oleh orang yang pernah kamu tindas di industri musik."Elena berkata dengan nada dingin. "Mau bertemu, nggak? Ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepadamu secara langsung."Doreen marah setengah mati. Ternyata Elena yang memperkenalkan Sunset kepada Jules.Dia sangat yakin bahwa Elena tidak akan berani melakukan apa pun padanya, jadi dia menyetujui permintaan Elena.Sebenarnya Doreen juga ingin melihat mata Elena yang merah karena menangis.Dia memberi tahu Elena. "Mari kita bertemu di Restoran Calais."...Saat ini, di Restoran Calais.Doreen melihat Elena yang masuk. Saat dia hendak menyapa sambil tersenyum, Elena sontak menjambak rambutnya."Ah! Elen
Elena dengan tenang memandang Doreen yang sedang tertawa terbahak-bahak. "Kamu yang baru saja minum air toilet, bukan aku. Kamu pikir akuMata Doreen memerah. "Kae yang memberitahuku tentang hal itu. Terserah kamu percaya atau nggak.""Oh ya, aku masih ingat hotel itu namanya Hotel Starry, hotel bintang lima."Elena mengulas senyum sinis sambil memandang Doreen dengan jijik. "Ditiduri oleh seorang pengemis lebih baik daripada ditiduri oleh Kaedyn, mengerti?"Doreen melihat reaksi Elena dengan tidak percaya.Pandangan membeku sejenak.Elena mendengus, lalu keluar dari toilet.Dia berpapasan Kaedyn yang masuk.Kaedyn datang ke restoran ini untuk makan, pengawal yang dibawa oleh Doreen melihatnya.Setelah mendengar cerita pengawal, Kaedyn baru tahu bahwa Doreen diseret ke toilet oleh Elena.Elena berhenti melangkah, kemudian menoleh untuk melihat Kaedyn.Dia bertanya dengan nada datar. "Setahun lebih yang lalu, ketika kamu demam di Hotel Starry, kita nggak melakukannya, 'kan?"Kaedyn terd
Nathan keluar dari ruang operasi, kemudian dia melihat pesan tentang Elena yang dikirim oleh Leon.Sebagai asisten yang memenuhi kualitas, Leon meminta orang untuk mencari tagihan air dan listrik di Happy Garden sesuai permintaan Elena sambil mencari tahu apa yang terjadi."Bos, ini video pemuda yang mengantar Shaun ke rumah sakit. Aku juga mengutus orang untuk menguntitnya."Nathan mengklik video untuk menonton.Pria muda dalam video tersebut memakai topi yang menutupi sebagian besar wajahnya, tingginya sekitar 176 sentimeter.Dia mengenakan pakaian longgar, tubuhnya tidak terlihat kurus, juga tidak terlihat kuat.Nathan mengetahui struktur tubuh manusia dengan sangat baik. Dia meletakkan jari telunjuk dan ibu jarinya di layar ponselnya untuk memperbesar video.Dia menelepon Leon lalu berkata, "Tubuh pria ini seharusnya kurus dan kecil. Dia mengenakan otot palsu, sepatunya juga ada ganjalan, kaki kirinya pincang. Dia mungkin akan melepaskan otot palsunya ketika melarikan diri."Nathan
Dia merasa lukanya akan sembuh dalam beberapa hari, tidak perlu diobati.Elena meringkuk di pintu mobil. Nathan tak bisa berkata-kata. Dia sudah tahu akan begini."Kamu mau mendekat sendiri atau aku yang mendekat?""Aku nggak mau dua-duanya."Nathan mendengus, kemudian langsung menghampiri Elena tanpa berbicara lagi. Dia membuka salep, mencelupkan ujung jarinya ke dalam obat, lalu menarik tangan Elena.Setelah itu, dia mengoleskan obat.Kulit Elena putih, area yang tercakar tampak merah dan bengkak.Ekspresi pria itu sangat serius ketika dia mengoleskan obat, tidak sesantai biasanya.Elena memikirkan apa yang dikatakan Doreen, tentang dirinya disetubuhi oleh orang asing di Hotel Starry.Sekarang, Elena punya waktu untuk memikirkan masalah ini.Elena memandang Nathan yang sedang mengoleskan obat dengan lembut, dia merasa ingin menangis.Doreen bilang orang itu adalah seorang pengemis. Baik itu pengemis atau bukan, intinya orang asing.Setelah Nathan mengoleskan salep, dia melihat mata E
Menabrak Doreen sampai mati?Nathan tiba-tiba merasa bahwa dia sedang mengajar seorang gadis baik-baik menjadi orang jahat.Dia terkekeh. "Lupakan saja, aku belum memperistri dirimu, aku nggak mau kamu masuk penjara dengan bodohnya.""Serahkan urusan Doreen kepadaku, oke? Kamu bisa belajar mengandalkanku."Elena tidak perlu melakukan semuanya sendiri.Elena menundukkan kepalanya. Sebenarnya, dia awalnya ingin Doreen perlahan merasakan rasanya kehilangan segalanya.Dia tiba-tiba berkata, "Mau peluk, Papi Nathan."Nathan, "?"Hening sejenak.Nathan melipat kedua tangannya sambil duduk dengan gaya bos. Dia berujar dengan penuh makna. "Papi Nathan akan memberimu kesempatan untuk balas budi malam ini."Elena tersedak, lalu tatapannya melayang.Dia pindah ke atas paha Nathan yang jenjang, paha Nathan terbungkus di balik celana bahan.Dia pernah melihat kaki itu sebelumnya.Kuat nan bertenaga.Saat Nathan menggendong Elena dalam posisi berdiri ketika mereka melakukannya, lengan dan paha Natha
Di rumah sakit.Brandon menemani Briana selama pemeriksaan janin.Dokter memberi tahu Briana bahwa janin itu normal.Dia mengandung anak kembar.Briana, yang mengenakan baju hamil, terlihat lebih lembut seperti seorang ibu. Wajahnya juga tampak segar.Mereka meninggalkan rumah sakit, lalu kembali ke Vila De Gaia.Briana memotret foto USG B si kembar untuk mengirimkannya ke Calvin."Pak Calvin, tolong beri tahu Tuan Besar Hugo kalau aku mengandung anak kembar. Dokter bilang semuanya normal. Aku mewakili anak-anak untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuan Besar Hugo."Brandon menunggu Briana selesai mengirim pesan baru berkata kepada Briana. "Briana, kamu ... lupakan saja. Rawat janinmu dengan baik. Aku pergi dulu. Kalau kamu butuh sesuatu, telepon aku kapan pun."Awalnya, Brandon khawatir Briana akan menyesal bila dia menyerahkan anak-anaknya kepada Keluarga Ransford setelah dia melahirkan.Namun sulit untuk membicarakan topik seperti itu karena Briana sedang hamil.Briana memutar mata