Pertanyaan Elena terlalu aneh.Elena tiba-tiba merasa bahwa otaknya bermasalah.Bibir tipis Nathan sedikit melengkung. "Kurasa otakmu bermasalah."Elena tertegun sejenak."Kenapa kamu mengataiku seperti itu?"Tidak mau tidur bersama lagi, ya?!Nathan tidak ingin melanjutkan topik tak berguna seperti itu. "Sayang, jangan bicara sembarangan. Kehidupan kita sangat bersih, kamu kurang pengetahuan medis."Ketika seorang pria bersikap lurus, itu mengerikan."Ayo kita makan bersama malam ini?""Nggak, otakku bermasalah, harus berobat."Elena mengangkat alisnya. Dia berdiri, lalu mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih, Dokter Nathan. Aku pergi dulu."Nathan tertawa kecil.Dia melangkah maju, kemudian langsung menggendong Elena yang ngambek.Elena berseru pelan, kemudian menarik pakaian Nathan.Nathan berkata dengan sangat serius. "Otak Dokter Nathan yang bermasalah.""Jangan marah."Elena tersenyum.Dia tiba-tiba mengerti kenapa beberapa gadis yang punya pacar sesekali akan ngambek.Itu ad
"Kak Doreen, lihat para desainer itu! Mereka adalah perancang perhiasan dan perancang busana terkenal secara internasional!""Kenapa mereka datang ke Kota Burgan?"Doreen mengikuti arah pandang Glenna.Kebetulan dia melihat manajer Hotel Quaker berjalan ke restoran bersama beberapa desainer.Doreen tak menyangka dia akan bertemu dengan para desainer terkenal ketika datang untuk melihat hasil tata letak tempat pertunangan hari ini.Doreen memikirkan gaun pengantin, pesta pertunangan, serta pesta pernikahan.Jika dia bisa menyewa desainer terkenal internasional untuk mendesain gaun pengantinnya, hal itu sangat layak untuk dipamerkan.Dulu para desainer ini tidak akan menerima pesanan dari seorang artis pendatang baru.Namun, sekarang Doreen sangat percaya diri.Sebagai tunangannya CEO Grup Burchan, para desainer ini akan sedikit menghormatinya.Doreen berjalan mendekat, lalu menyapa sambil tersenyum. "Halo, Tuan Eryx. Maaf mengganggu."Dia menyapa beberapa desainer itu sembari tersenyum.
"Kalau begitu beri aku kontak Tuan Andy, aku akan menghubunginya."Kaedyn mengeluarkan sebatang rokok. Dia sering merokok akhir-akhir ini. "Aku nggak punya kontaknya.""Aneh, tapi Tuan Andy bilang dia yang mendesain pakaianmu selama beberapa tahun terakhir." Doreen bingung. "Apakah dia salah orang?"Kaedyn terdiam, dia tiba-tiba teringat sesuatu.Dulu sepertinya Elena pernah mengatakan bahwa dia meminta Andy untuk mendesain pakaian Kaedyn.Doreen menerima panggilan telepon dari Wendy saat ini. Dia harus pergi merekam acara. "Oke, aku pergi sekarang."Dia menutup telepon lalu berkata, "Kae, aku akan merekam acara dulu."Doreen keluar dari kantor, kemudian bertanya kepada Martin saat dia melewati bagian sekretariat. "Pak Martin, apakah kamu punya kontak Desainer Andy?"Kinerja Martin sangat bagus. Mungkin dia bisa membantu Doreen mendapatkan kontak Andy.Molly, yang duduk di meja sebelah Martin, mengangkat kepalanya lalu berkata, "Nona Doreen, aku punya kontak Tuan Andy."Doreen tersenyu
Jam 10 malam.Elena menggigit keripik kentang yang disuapi Janine. Dia mengunyah sambil mengunggah di Instagram.Dia menandai akun Instagram Sunset palsu."Aku sudah memberimu kesempatan, tapi kamu nggak mengambil inisiatif untuk mengakui kesalahanmu. Aku sudah menggugatmu."Masih banyak orang yang suka begadang jam segini.Tak lama setelah Elena mengunggah di akun Instagram TheRealSunset.Ada banyak komentar di kolom komentar."Di mana buktinya? Tunjukkan. Kamu nggak hanya membual, 'kan?""Tunjukkan bukti dulu kalau bisa.""Apakah JW Label sedang berjuang? Perusahaan kecil itu bisa apa? Sudah lapor polisi."Delphia merasa sedikit gelisah saat melihat dirinya akan digugat.Dia menelepon orang itu. "Dia bilang dia akan menggugatku. Apa yang harus aku lakukan? Apakah dia benar-benar punya bukti?"Wendy membaca pesan itu lalu membalas: "Jangan khawatir, aku akan membayar sisanya sekarang."Tentu saja Delphia khawatir. Dia panik.Namun ketika dia melihat bukti transfer sebesar 1,2 miliar k
Tidak ada lampu yang menyala di kantor.Tirai ditutup untuk menghalangi sinar matahari di luar.Elena membawa kopi ke kantor.Apa yang dia lihat adalah kantor yang gelap."Elena, menurutmu bagaimana aku harus memberi pelajaran kepada Nina itu?"Suara pria itu terdengar seram.Ekspresi Elena menjadi gelap, dia menyalakan lampu.Mata Elena menyesuaikan diri dengan cahaya, kemudian tertuju pada pria yang duduk di sofa.Kaki Bourne terbentang lebar, posturnya gagah.Tatapannya gelap.Elena tidak takut pada Bourne. "Hasil pemeriksaanmu belum keluar."Dia berjalan mendekat, lalu meletakkan kopi di atas meja kopi.Elena juga tahu bahwa Bourne tidak akan melepaskan wanita yang telah menipunya begitu saja.Kemarahan Bourne belum juga terlampiaskan.Hal itu jelas-jelas sudah dinyatakan dengan jelas. Harus sama-sama mau, tetapi Nina berani membohongi Bourne bahwa dia lajang.Bukan hanya berbohong, Nina juga memiliki pacar yang mengidap penyakit seksual.Wajah Bourne muram. Jika orang-orang dalam
Pikirannya masih belum jernih.Seseorang menindihnya, berat.Elena membuka matanya.Ada lampu kecil di kamar tidur.Elena menyipitkan matanya, lalu melihat wajah tampan Nathan.Rahang Nathan tegang, jubah mandi di tubuhnya sudah hilang, otot dadanya memberikan kesan kuat.Elena masih bingung. Dia berkedip, otaknya perlahan sadar. "Bagaimana kamu bisa masuk?"Dia telah mengunci pintu."Aku punya kuncinya."Ketika Nathan melihat Elena sudah bangun, dia mulai bergerak.Elena masih terkejut karena Nathan memiliki kunci kamar tidur.Dia tiba-tiba mengerang.Dia gagal membuat Nathan tidur di lantai maupun di sofa.Elena menggigit bibir merahnya.Nathan berada di dekat telinga Elena. Suaranya serak, dia berkata dengan suara rendah dan pelan. "El sayang, kamu sangat sensitif juga walau sedang tidur."Elena tampak bingung.Nathan menunduk untuk menatap Elena yang tersipu di bawahnya. Dia mencondongkan tubuh ke dekat telinga Elena lalu berkata, "Tadi aku membantumu."Ahhh!Elena akhirnya menyada
Bourne pergi ke rumah sakit bagian urologi hari ini.Bos tidak ada, jadi Elena pulang kerja tepat waktu hari ini.Dia menerima panggilan telepon dari Jules dalam perjalanan kembali ke Victoria Residence.Ujung telepon terdengar berisik.Kemudian dia mendengar suara Jules. "Nona Elena, aku ditahan di ruang privat nomor 1 Beer Hall."Suara Jules terdengar ketakutan.Ada suara ketukan di pintu toilet, seseorang menyuruh Jules keluar bernyanyi."Aku akan pergi ke sana sebentar lagi."Elena mengerutkan kening. Apa yang terjadi? JW Label tidak mungkin membiarkan artis menjadi gadis pendamping minum.Namun, nanti Elena baru mengetahui apa masalahnya.Jules menutup telepon dengan cemas.Elena segera menelepon pengawal. Dia memutar setir ke arah Beer Hall.Dia meninggalkan pesan kepada Janine: "Janine, ada yang harus aku urus di Beer Hall. Aku mungkin nggak bisa pergi bersamamu malam ini."...Beer Hall sangat ramai di malam hari.Pria dan wanita bersenang-senang.Elena yang mengenakan gaun mer
Pandangannya menyapu Elena.Tidak terluka.Dia masuk ke dalam ruang privat, kemudian duduk di sofa.Nathan memandang Elena seraya melambaikan tangan. "El sayang, duduk sini."Elena, "...""Jadi Brandon mengajakmu minum di sini?" Elena melihat dekorasi ruangan yang ada balonnya. Bisa-bisanya Brandon merayakan ulang tahunnya di ruang privat kelab.Inara memandang pria yang duduk di sofa itu dengan bingung. Bukankah dia pacar gigolonya Elena?Beberapa orang mungkin tahu bahwa Nathan berasal dari Keluarga Ransford di ibu kota. Mereka cukup pintar untuk tidak terlibat dalam apa yang terjadi selanjutnya."Cantik, tenang, tenang. Lepaskan aku dulu, aku berjanji nggak akan membuat perhitungan denganmu." Janus tertekan. Dia takut ujung botol anggur tajam yang ada di lehernya menusuknya.Brandon hanya keluar untuk bertelepon. Ketika dia kembali, dia melihat ruangan itu sangat sunyi.Saat Inara melihat Brandon, dia seolah melihat seorang penyelamat. Dia berkata dengan cepat. "Tuan Brandon, Elena