Wendy meletakkan daftarnya. "Entah lagu apa yang akan dia nyanyikan.""Nggak perlu khawatir." Doreen mengirimkan foto yang baru saja diambilnya kepada Kaedyn, lalu berkata dengan lembut. "Kalau Jules nggak mendapatkan lagu bagus, dia nggak akan bisa mengalahkanku."Album baru Doreen yang dirilis memiliki dua lagu yang sudah masuk sepuluh besar di berbagai chart musik.Lagu yang akan dia nyanyikan sendiri kali ini adalah salah satu lagunya, "Terbang".Jules bahkan belum merilis satu lagu pun, bagaimana bisa dia dibandingkan dengan Doreen?Pertunjukan dimulai.Para juri sudah melihat daftar nama."Ada pendatang baru di kompetisi ini?" Juri pria di sebelah bertanya dengan heran. "Pendatang baru yang dikontrak oleh JW Label, Jules, menyanyikan lagu yang belum dirilis."Pertunjukan ini selalu menampilkan artis dengan basis penggemar tertentu. Dibutuhkan keberanian untuk naik panggung tanpa debut dan penggemar.Juri lainnya berkata, "Aku sangat menantikan penampilan dari pendatang baru. Dore
Evaristo Entertainment, Departemen Publisitas.Ketika Doreen selesai menyanyikan "Terbang", Departemen publisitas mulai bekerja keras mempromosikannya di platform besar.Supervisor departemen publisitas mengernyit. "Maukah kita tunggu Jules selesai bernyanyi baru menyebarkannya?"Sebenarnya, supervisor departemen publisitas hanya merasa bahwa Doreen ingin menekan Jules. Mungkin bakat nyanyi Jules lebih baik darinya?Manajer departemen publisitas berkata dengan tenang. "Nggak perlu tunggu, kita hanya mempromosikan lagu ;Terbang' yang dinyanyikan oleh Doreen. Kita juga nggak melebih-lebihkan atau menindas siapa pun."Supervisor departemen publisitas merasa omongan itu ada benarnya. Mereka hanya melakukan publisitas.Evaristo Entertainment bersedia mengeluarkan uang untuk publisitas, mereka mempekerjakan blogger terkenal untuk mempromosikannya.Oleh karena itu, dalam masyarakat dengan internet yang maju, lagu-lagu yang dinyanyikan Doreen di acara itu dengan cepat menarik perhatian.Pengge
Bibir tipis Nathan mengulas senyum."Kenapa kamu nggak tinggal di Vila De Gaia?"Elena mengerang, menggigit bahu Nathan untuk menahan erangannya."Vila itu sudah diberikan kepada Briana. Lagi pula, bukan aku yang membeli vila itu."Nathan menjelaskan.Namun, saat ini dia tidak boleh menjelaskan terlalu banyak....Dua jam kemudian, Nathan membawa Elena keluar dari kamar mandi, kemudian membaringkannya di tempat tidur.Nathan menarik selimut untuk menutupi kaki Elena yang menggoda.Elena memejamkan matanya, lalu berkata dengan malas. "Tuan Nathan, tolong tutup laptopku. Terima kasih."Acara "Ayo Nyanyi Bersama" telah berakhir. Elena mendengar tim program mengumumkan bahwa pemenang Penghargaan Pendatang Baru episode ini adalah Jules ketika dia berada di kamar mandi.Hm, entah malam ini Doreen bisa tidur atau tidak.Kalau Elena sudah pasti tidur nyenyak.Nathan meredupkan lampu di nakas dulu, lalu pergi membantu Elena mematikan laptop.Pria itu mengulurkan tangannya untuk memeluk Elena er
Keesokan harinya, Doreen bangun dan menemukan bahwa Kaedyn telah pergi ke perusahaan.Dia melihat jam.Kenapa Kaedyn pergi ke perusahaan sepagi ini?Dia mengambil ponselnya dari nakas untuk menelepon Martin.Martin mengangkat panggilan telepon, lalu menatap Kaedyn. "Nona Doreen?"Doreen berkata dengan hangat. "Pak Martin, aku ingin meminta bantuanmu."Martin menjawab, "Katakan.""Bantu aku mencari tahu identitas asli Sunset," kata Doreen dengan senyum dingin, tetapi suara lembut."Oke."Doreen mengucapkan terima kasih, lalu menutup panggilan telepon.Martin menceritakan hal ini kepada Kaedyn.Kaedyn melihat dokumen di tangannya sambil menjawab tanpa mengangkat kepalanya. "Hm. Kirim surat undangan kepada CEO LB pukul tujuh besok malam."Martin mengiakan lalu keluar dari kantor....Elena bangun jam enam pagi ini dengan perasaan segar.Hari ini dia jarang-jarang bangun pagi.Nathan juga terbangun ketika Elena bangun. "Pagi sekali."Dia baru saja bangun, jadi suaranya serak."Hm, aku mau
Nathan memakai earphone Bluetooth. Dia membaca dokumen sambil berkata dengan malas. "Sibuk."Brandon tidak percaya. "Begitu sibuk?""Hm." Nathan hendak menutup telepon, tetapi tiba-tiba teringat sesuatu. "Hadiah apa yang harus diberikan untuk membuat perempuan senang?"Dia bertanya dengan suara tenang."Yo, langka sekali." Brandon paling tahu soal itu. "Kasih berlian, barang bermerek, rumah ...."Sebelum dia selesai berbicara, Nathan sudah menutup panggilan telepon.Brandon, "?"Apakah Nathan tidak puas dengan jawabannya atau kenapa?Brandon memahami karakter Nathan. Nathan tidak cocok dengan saran Brandon.Di Teknologi Jepson.Elena baru saja keluar dari kantor CEO ketika ponselnya berdering.Panggilan telepon dari resepsionis."Bu Elena, seorang pria bernama Pak Leon mengantar barang untukmu."Pak Leon? Asisten Nathan?Elena menjawab resepsionis. "Aku akan turun sekarang, tolong suruh dia tunggu aku sebentar. Terima kasih."Elena menyimpan ponselnya lalu naik lift ke bawah.Ketika di
Zahra berpikir apakah dia harus menunggu Elena di Victoria Residence.Namun, dia menolak gagasan itu."Jangan cemas, Luna." Zahra menyuruh putrinya untuk tidak khawatir, lalu dia mengeluarkan ponselnya."Karena kita nggak bisa menemuinya di rumahnya, pasti ada tempat lain. Aku akan bertanya kepada seseorang."Tak lama kemudian orang asing di ujung telepon membalas pesan Zahra."Bu Elena adalah karyawan Teknologi Jepson, sekretaris CEO."Zahra agak terkejut mendapati Elena bekerja di Jepson.Kebetulan."Aku akan menemuinya di Teknologi Jepson sekarang.""Ibu, bagaimana kalau Elena menolak untuk mengeluarkan uangnya?" tanya Luna dengan cemas."Jangan khawatir, dia akan setuju." Zahra tersenyum lalu berkata dengan datar. "Kalau dia nggak mau malu, dia akan setuju untuk mengeluarkan uangnya."Zahra rela mempertaruhkan segalanya demi putri kecilnya.Luna bersandar di bahu Zahra, terisak sambil bersikap manja. "Ibu memang baik padaku."...Elena menerima panggilan telepon dari resepsionis ya
"..."Zahra menarik napas dalam-dalam. Sepertinya dia tidak bisa membuat Elena berkompromi dengan budi jasa."Elena, bagaimanapun juga, Luna adalah adikmu. Kalau kamu nggak membantu, dia akan menikah dengan pria yang tiga puluh tahun lebih tua darinya. Nggak bisakah kamu membantunya?""Toh bukan adik kandung. Bagus juga menikah dengan pria yang lebih tua, dia akan disayangi." Elena tersenyum, sama sekali tidak iba.Zahra sangat tidak senang, sikapnya menjadi dingin. "Intinya kamu nggak mau bantu ya?""Ya." Elena mengangguk."Kalau begitu, jangan salahkan aku bersikap kejam."Zahra memandang Elena dengan tatapan rumit, kemudian dia berkata dengan nada dingin. "Kalau kamu nggak mau semua orang tahu kamu pernah dilecehkan oleh dekan panti asuhan, berikan empat belas triliun kepada Keluarga Henzel."Ekspresi santai Elena memudar. "Apa katamu?"Dia bahkan tidak memanggil "Bu Zahra" lagi.Zahra berkata dengan nada dingin. "Meskipun kamu kehilangan ingatan, beberapa hal pernah terjadi. Kenyat
Elena tidak melewatkan tatapan bersalah Zahra.Dia dengan berani menebak, "Dekan yang mengirim foto itu kepadamu, 'kan?"Zahra tidak menjawab pertanyaan Elena. "Jangan pedulikan bagaimana aku mendapatkan foto ini. Intinya, apakah kamu sudah mempertimbangkannya?"Elena terdiam, lalu tersenyum, "Kalau begitu jawab pertanyaanku dulu.""Aku nggak tahu siapa yang mengirimkannya kepadaku," jawab Zahra dengan dingin. "Aku juga lupa tahun berapa foto ini dikirim."Elena melihat ke bawah. "Biarkan aku memikirkannya selama dua hari."Melihat Elena menunjukkan tanda-tanda kompromi, Zahra tersenyum tipis lalu berkata, "Enam triliun sudah cukup untukmu hidup nyaman. Tenang saja, aku nggak akan menyebarkan fotonya.""Kamu pulang dulu, aku harus bekerja." Sikap Elena dingin.Setelah Zahra mendapatkan jawabannya, dia pun membawa tasnya pergi tanpa tinggal lebih lama. Foto itu untuk Elena.Ruang rapat tersisa Elena.Sangat hening.Dia tiba-tiba terkekeh.Sebenarnya Elena punya tebakan lain.Apa pun teb