"Tentu saja, Sekte Akasa nggak takut meskipun mereka semua begitu hebat. Yang paling harus diwaspadai adalah sekte-sekte kalangan atas, seperti Sekte Ilmu Kegelapan, Biara Kasih, Sekte Hitam Putih, Sekte Roh .... Masih ada satu orang yang harus kalian jauhi!""Siapa?" tanya Charlotte dengan penasaran."Master muda yang mengalahkan Tuan Youngky baru-baru ini!" sahut Alvie."Eh?" Charlotte termangu mendengarnya. Bukankah itu gurunya? Dia menatap Luther dengan heran, lalu mendapati Luther mengangguk padanya. Mereka tidak boleh mengungkapkan identitas kali ini. Jika tidak, pasti akan ada orang yang berusaha menjebak mereka."Apa kalian pernah bertemu master muda ini?" tanya Yadira sembari tersenyum nakal."Tentu saja belum. Tapi, aku sudah mendengar banyak rumor tentangnya. Dengar-dengar, dia punya paras yang tampan dan selalu membela kebenaran. Hebatnya, dia baru berusia 20-an tahun, tapi sudah menerobos tingkat master. Benar-benar genius langka di Jiman, banyak sekali pesilat wanita yang
"Hah?" Kansan kebingungan dan tidak bisa bereaksi. Dia sedang bertingkah keren, tetapi tiba-tiba diserang seperti ini.Kansan tanpa sadar mengulurkan tangan untuk meraba kepalanya, lalu mendapati seluruh tangannya berlumuran darah. Dia tidak menggunakan energi sejati untuk berlindung, jadi tidak berbeda dengan manusia biasa."Lancang sekali! Siapa yang berani menyerangku?" bentak Kansan sambil menoleh.Melihat ini, para murid Sekte Akasa pun menggebrak meja dan turut menghardik, "Berengsek! Siapa yang berani menyerang senior kami! Kurang ajar!""Aku." Seorang pria berkacamata hitam yang mengenakan pakaian berwarna cerah tiba-tiba berjalan mendekat dengan membawa 2 pesilat. Tingkahnya yang santai ini seolah-olah tidak takut pada siapa pun."Bocah, kamu tahu siapa aku? Berani sekali kamu menyerangku secara diam-diam!" bentak Kansan sambil menggertakkan giginya dengan geram."Oh? Memangnya siapa kamu?" tanya pria berkacamata hitam itu sambil tersenyum nakal."Dengar baik-baik! Aku salah s
"Boleh saja, tapi aku punya syarat," sahut Avalon yang mengangkat alisnya."Syarat apa?" tanya Alvie sembari tersenyum."Aku mau kamu dan kedua nona cantik itu menemaniku minum. Kalau pelayanan kalian bagus, aku akan membiarkan masalah hari ini berlalu," jelas Avalon yang tersenyum genit.Wanita secantik ini jarang sekali ditemui. Tanpa diduga, Avalon malah bertemu 3 wanita cantik secara sekaligus. Mana mungkin dia melewatkan kesempatan sebagus ini?"Eee ...." Senyuman Alvie seketika membeku. Dia sudah lama berkecimpung di dunia persilatan, jadi memahami maksud bajingan ini. Setelah minum-minum, mereka pasti akan dinodai."Kenapa? Kamu menolak, ya? Aku nggak suka ditolak lho! Sebaiknya kamu pertimbangkan dulu baik-baik," ujar Avalon dengan ekspresi dingin."Hei, kamu sangat beruntung kalau bisa menemani tuan muda kami minum. Jangan nggak tahu diri begini dong!" seru salah satu pesilat yang berdiri di belakang."Aku bisa saja menemanimu minum. Tapi, nggak usah bawa-bawa kedua nona itu,
Semua orang terperanjat melihat Avalon yang terpental begitu jauh. Tidak ada yang menyangka bahwa nyali Luther akan sebesar itu. Tanpa berbasa-basi, pemuda ini langsung melayangkan pukulan begitu saja.Asal tahu saja, Avalon adalah putra Ketua Sekte Kaldron. Ayahnya adalah Celso yang merupakan ahli bela diri nomor satu di seluruh Praulandia! Bukankah tindakan ini sama saja dengan mencari mati?"Kamu sudah gila, ya! Kamu berani menghajar putra Ketua Sekte Kaldron?" Setelah tertegun sejenak, Kansan sontak terkesiap. Dia saja berusaha menerima semua penghinaan tadi, tetapi Luther malah langsung menghajar Avalon? Bukan hanya Luther yang akan celaka, tetapi mereka juga akan terlibat!"Gawat! Ini gawat!" seru Alvie dengan raut wajah yang berubah drastis. Dia sudah memperingatkan, tetapi Luther malah tidak peduli dan tetap menyerang Avalon. Akibatnya akan sangat fatal jika Sekte Kaldron membalas dendam kepada mereka!"Lancang! Beraninya kamu memukul tuan muda kami! Hari ini, kami pasti akan m
Tamparan masih belum berhenti, padahal wajah Avalon sudah babak belur. Masalahnya, Avalon adalah putra Ketua Sekte Kaldron, dia memiliki status yang luar biasa tinggi! Bahkan, tidak berlebihan jika mengatakan dia setara dengan seorang penguasa! Lantas, bagaimana Luther bisa senekat ini?"Berhenti! Cepat berhenti!" Alvie akhirnya tidak tahan lagi. Dia segera bersuara untuk menghentikan Luther. Hanya saja, kondisi Avalon sudah sangat gawat sekarang."Sobat, kamu dalam masalah besar!" ujar Alvie sambil menggertakkan gigi. Dia buru-buru memapah Avalon, lalu menyuapinya obat dan mencoba berbagai cara agar pria ini tersadar kembali.Apabila sesuatu terjadi pada Avalon, bukan hanya Luther yang akan terkena masalah, tetapi seluruh Sekte Akasa akan mendapatkan pembalasan dendam yang menakutkan!"Aduh! Kami nggak seharusnya setim denganmu, kami benar-benar celaka kali ini!" Kansan sungguh murka, tetapi juga panik. Sialan, kenapa mereka bertemu pria gila ini? Pria ini sama sekali tidak takut pada
"Kali ini benar-benar gawat!" gumam Celso sambil menatap Luther yang berwajah dingin. Kini, dia ketakutan hingga bercucuran keringat dingin. Mengapa dirinya sesial ini? Apakah dirinya akan dihajar hari ini?"Ayah, kenapa diam saja? Cepat hajar dia! Hajar dia sampai mati! Hari ini, aku harus membuat bocah ini menyesal!" seru Avalon dengan galak."Diam!" Ekspresi Celso sontak berubah. Dia bahkan melayangkan tamparan ke wajah putranya. Plak!Avalon pun terperangah. Beberapa giginya yang masih tersisa seketika rontok, wajahnya yang sudah bengkak menjadi makin menyedihkan."Ayah, kamu ... kamu menamparku?" tanya Avalon yang membelalakkan mata dengan tidak percaya.Sejak kecil, Avalon selalu dimanjakan oleh keluarganya. Sang ayah bahkan tidak pernah memarahinya. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi hari ini? Mengapa ayahnya menamparnya di depan publik? Apa ayahnya sudah gila?"Kenapa? Kamu memang seharusnya dipukul! Kamu mengandalkan kekuasaan Sekte Kaldron untuk menindas orang, kamu merusak
Adapun Alvie, Kansan, dan lainnya, mereka tampak tersanjung serta tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ketua Sekte Kaldron yang terhormat sekaligus ahli bela diri nomor satu di Praulandia malah meminta maaf kepada mereka? Apakah ini sungguhan?"Ketua Celso, didik anakmu baik-baik setelah pulang nanti. Jangan sampai dia buat masalah besar. Menyesal pun nggak ada gunanya lagi nanti," ujar Luther tiba-tiba.Begitu ucapan ini dilontarkan, suasana di sekeliling sontak hening. Semuanya terbelalak menatap Luther dengan tidak percaya.Pemuda ini sudah gila, ya? Berani sekali dia memberi perintah kepada Celso di depan umum? Masa dia tidak takut dihajar sampai mati? Pemuda ini terlalu sombong!"Hei, kamu sudah bosan hidup, ya? Tutup mulutmu itu!" tegur Kansan tiba-tiba. Sudah syukur Celso tidak meminta pertanggungjawaban, padahal dia sudah menghajar Avalon. Kini, dia malah berani mengkritik Celso di khalayak ramai. Besar sekali nyalinya!"Sobat, cepat minta maaf," ucap Alvie sambil memberi isy
Keesokan pagi, Luther dan rombongan akhirnya menuju ke Hutan Kelam. Karena jalanan terjal dan tidak bisa dilalui mobil, mereka terpaksa berjalan kaki.Sebenarnya, sudah banyak pesilat yang datang ke Hutan Kelam untuk mencoba peruntungan mereka sejak kemarin. Akan tetapi, hutan ini terlalu luas sehingga tidak ada yang menemukan jejak makam.Setengah jam kemudian, Luther dan rombongan akhirnya tiba di depan Hutan Kelam. Terlihat banyak orang yang memasuki hutan ini."Nona, apa kamu tahu lokasi makamnya?" tanya Luther tiba-tiba."Aku nggak tahu, semua orang hanya mencoba peruntungan mereka. Kalau beruntung, kita pasti bisa menemukan harta karunnya," sahut Alvie dengan agak pasrah.Meskipun kemungkinannya kecil, mereka tidak punya cara lain. Untungnya, mereka adalah penduduk Praulandia sehingga cukup familier dengan Hutan Kelam. Ini bisa menghemat waktu mereka."Hutan Kelam terlalu luas, entah sampai kapan baru bisa menemukan makam itu," ujar Luther seraya menggeleng."Apa kamu punya cara