Kemudian, Luther segera mempercepat langkahnya dan langsung menuju ke sumber suara itu."Ayo semuanya ikut! Jangan ada yang terpisah dari tim!" Setelah berteriak, Alvie buru-buru menyusul Luther. Dia benar-benar takut Luther akan bertindak gegabah dan masuk ke dalam perangkap musuh. Semuanya berjalan dengan cepat. Setelah sekitar sepuluh menit kemudian, mereka akhirnya melihat sebuah daerah terbuka sebesar lapangan sepak bola.Tanah di lapangan itu tandus, dipenuhi dengan lumpur dan batu, dan tidak ada makhluk hidup. Di tengah lapangan itu ada sebuah makam yang mengarah ke bawah. Makam itu sangat gelap dan tidak terlihat ujungnya, tidak ada yang tahu ada apa di dalamnya. Saat ini, di sekitar makam itu sudah berdiri sekelompok pesilat yang sangat kuat. Sekelompok pesilat itu menjaga makam dan selalu melihat ke sekeliling dengan waspada agar bisa menghalangi orang untuk mendekat."Jangan-jangan ini makam Vernita?" Setelah bersembunyi di pohon, Kansan melihat makam yang sangat gelap di ke
"Swish!" Setelah Wiliam berbicara, semua mata langsung beralih kepada Alvie dan yang lainnya dengan tatapan tidak ramah dan tajam. Ada beberapa master tingkat sejati di antara mereka sehingga semua gerakan dalam jarak ratusan meter tidak akan lolos dari telinga mereka.Mata Chelliny berkedut. "Kita ketahuan! Kak Alvie, Kak Kansan, bagaimana sekarang?""Nggak usah panik, ada aku di sini. Aku jamin kalian akan selamat, ayo ikut aku!" Kansan menepuk debu dari pakaiannya dan berjalan sambil mengangkat kepalanya. Ketiga perguruan itu memang memiliki banyak ahli, tetapi Sekte Akasa juga memiliki reputasi yang bagus. Dalam pertarungan satu lawan satu, dia yakin bisa mengungguli para pesilat itu."Ayo kita pergi temui mereka." Setelah memberikan isyarat, Alvie memimpin semua adik perguruannya keluar dengan tenang. Awalnya, dia berniat untuk duduk dan menyaksikan pertarungan orang-orang itu dari kejauhan, tak disangka dia akan ketahuan begitu cepat."Baiklah, semua sudah lengkap, sekarang harus
Menindas musuh yang lebih sedikit bukan gaya Kansan."Colin, sialan kamu!" Saat Wiliam berteriak dengan marah dan akhirnya kewalahan, dadanya ditusuk pedang Colin dan terjatuh ke tanah dengan kesal. Dalam sekejap, para murid Sekte Sala juga terbantai habis dan tidak tersisa seorang pun."Hanya sekte kriminal saja masih berani menantang kita? Benar-benar cari mati!" Colin mendengus dan mengayunkan pedang panjangnya hingga darah berceceran."Huh! Kenapa Sekte Akasa tadi nggak ikut bertindak?" Humphrey berbalik dan melihat Kansan dan yang lainnya berdiri di tempatnya dengan tenang. Tubuh mereka bersih dan tidak ada jejak darah sedikit pun, jelas mereka tidak bergabung dalam pertarungan."Hanya satu Sekte Sala saja, dua sekte besar seperti kalian saja sudah cukup. Tentu saja nggak butuh kami ikut turun tangan," kata Kansan dengan tenang. Dia hanya mengatakan faktanya, tetapi bagi kedua sekte itu, dia terdengar seperti pura-pura baik."Melihat kita sedang membunuh orang, kalian malah nggak
Bruk!Melihat kepala Humphrey terjatuh, semua orang tercengang. Semuanya tidak menyangka Colin begitu kejam dan sadis. Sebelumnya, Colin masih sangat ramah menjadi rekan Humphrey dengan tersenyum. Namun pada detik berikutnya, dia malah memenggal kepala Humphrey. Sungguh keji."Kak Humphrey!" Setelah tertegun sejenak, pada murid Sekte Emas berteriak dengan marah. Namun, mereka belum sempat menyadarinya, para murid Sekte Bangau yang sejak awal sudah bersiap, langsung maju dan bertindak. Dalam sekejap, sebagian besar murid Sekte Emas sudah dikalahkan seiring dengan suara jeritan. Beberapa murid yang tersisa juga segera diserang Colin dan sama sekali tidak bisa melawan."Hah?" Melihat para murid Sekte Bangau yang sangat keji, semua murid Sekte Akasa langsung menjadi waspada. Mereka menarik pedang dan siap menyerang."Colin, tak disangka kamu begitu licik, kamu malah menyerang diam-diam!" Kansan mengernyitkan alisnya dan berteriak dengan marah. Sekte Bangau adalah sekte terhormat juga, teta
"Kalau duel ini dilanjutkan, Kakak kalian akan kalah." Melihat kejadian itu, Luther akhirnya berbicara. Awalnya, dia hanya ingin memperingatkan mereka, tetapi para murid Sekte Akasa langsung membantahnya."Omong kosong! Kak Kansan sangat kuat dan mahir dalam keahlian pedang, bagaimana mungkin dia bisa kalah?""Benar! Tolong kamu lihat dengan lebih jelas, jelas-jelas Kak Kansan sudah unggul!""Huh! Kamu sungguh meremehkan Kak Kansan. Kalau nggak ngerti, jangan omong kosong di sini!"Semua murid itu mulai memarahi Luther. Mereka berpikir orang yang mengerti pasti bisa melihat Kansan sekarang mengungguli Colin. Dalam beberapa saat lagi, Kansan pasti akan menang. Namun, orang di hadapan mereka ini, bukan hanya tidak mendukung kakak mereka, melainkan meremehkan. Sungguh sial!"Sobat, sepertinya kamu nggak mengerti dengan kakak seniorku." Chelliny memperkenalkan dengan bangga, "Kekuatan kakak seniorku ini berada di urutan ketiga dalam generasi muda Praulandia. Julukannya adalah Gentala Sakti
"Bagaimana mungkin?" Melihat murid Sekte Akasa yang muntah darah dan tergeletak, Chelliny dan Alvie tampak kaget. Mereka berada di bagian paling dalam tadi, sehingga tidak sempat keluar untuk memberi pertolongan. Pada akhirnya, mereka melihat adegan yang mengerikan ini. Belasan elite dari Sekte Akasa langsung terhempaskan oleh pedang Colin hingga muntah darah. Kekuatan ini sungguh mengerikan!"Sekelompok sampah! Beraninya kalian melawanku? Dasar pengganggu!" Colin menghunuskan pedangnya ke arah mereka dengan wajah meremehkan. Saat melawan Kansan tadinya, dia hanya berencana untuk bermain-main. Sekarang setelah puas bermain, tentunya pertempuran ini sudah harus diselesaikan."Kak Colin memang hebat dan berwibawa!""Huh! Hanya sekte rendahan saja berani melawanku. Benar-benar cari mati!" Saat ini murid Sekte Bangau tertawa terbahak-bahak. Setelah menghabisi orang dari Sekte Akasa, harta karun itu akan menjadi milik mereka."Kak Colin! Wanita di sana cantik sekali. Sayang kalau dibunuh be
"Kamu! Kalau bisa menahan tiga tebasan dariku, aku akan mengampuni nyawamu!" kata Colin sambil tersenyum menghina dan menghunuskan pedangnya."Oh ya? Aku justru penasaran memangnya sehebat apa pedangmu itu." Luther berjalan dengan perlahan ke arah Colin dengan ekspresi tenang."Sobat!" Ekspresi Alvie sontak berubah. Dia menarik tangan Luther dan membujuknya, "Kemampuan Colin nggak bisa ditebak, kamu bukan lawannya. Sebaiknya cepat melarikan diri!""Benar, Sobat! Orang ini terlalu mengerikan. Nggak ada gunanya kamu melawannya!" bujuk Chelliny."Sobat! Jangan mengacau di sini! Cepat bawa Alvie dan yang lainnya pergi. Kamu nggak akan bisa menangani situasi ini!" bentak Kansan."Benar! Bahkan Kak Kansan saja tidak bisa melawannya. Memangnya kamu bisa membalikkan situasi? Cepat kabur!" Pada saat ini, murid-murid Sekte Akasa lainnya juga ikut berteriak. Meski mereka tidak suka dengan Luther, tetap saja mereka tidak ingin Luther mati sia-sia."Jangan takut. Aku bahkan nggak menganggap serius
Semua orang tercengang melihat tubuh Colin yang meledak dan berubah menjadi kabut darah. Dalam keadaan mematung, mereka melihat semua adegan ini seakan-akan melihat hantu. Bahkan ada beberapa orang yang curiga bahwa dirinya sedang bermimpi. Jika ini bukan mimpi, mana mungkin bisa terjadi hal yang semustahil ini?Seorang murid tertua Sekte Bangau dan genius pedang yang terkenal di Fanlandia, eksistensi yang bahkan bisa menekan semua murid Sekte Akasa, malah kalah dari seorang bocah tak terkenal?Tidak, bukan hanya kalah. Lebih tepatnya, dia dihancurkan langsung oleh tinju Luther! Hanya dengan satu tinju, tubuh dan pedang Colin hancur tak bersisa. Apakah orang itu benar-benar manusia? Bukankah dia itu monster?"Ke ... kenapa bisa begitu? Kak Colin ... mati?" Melihat darah yang tergenang di lantai, semua orang merasa kaget dan ketakutan. Mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa kakak senior mereka yang disebut-sebut sebagai genius itu dihabisi Luther hanya dalam hitungan detik. Ini sung
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya