"Kalau duel ini dilanjutkan, Kakak kalian akan kalah." Melihat kejadian itu, Luther akhirnya berbicara. Awalnya, dia hanya ingin memperingatkan mereka, tetapi para murid Sekte Akasa langsung membantahnya."Omong kosong! Kak Kansan sangat kuat dan mahir dalam keahlian pedang, bagaimana mungkin dia bisa kalah?""Benar! Tolong kamu lihat dengan lebih jelas, jelas-jelas Kak Kansan sudah unggul!""Huh! Kamu sungguh meremehkan Kak Kansan. Kalau nggak ngerti, jangan omong kosong di sini!"Semua murid itu mulai memarahi Luther. Mereka berpikir orang yang mengerti pasti bisa melihat Kansan sekarang mengungguli Colin. Dalam beberapa saat lagi, Kansan pasti akan menang. Namun, orang di hadapan mereka ini, bukan hanya tidak mendukung kakak mereka, melainkan meremehkan. Sungguh sial!"Sobat, sepertinya kamu nggak mengerti dengan kakak seniorku." Chelliny memperkenalkan dengan bangga, "Kekuatan kakak seniorku ini berada di urutan ketiga dalam generasi muda Praulandia. Julukannya adalah Gentala Sakti
"Bagaimana mungkin?" Melihat murid Sekte Akasa yang muntah darah dan tergeletak, Chelliny dan Alvie tampak kaget. Mereka berada di bagian paling dalam tadi, sehingga tidak sempat keluar untuk memberi pertolongan. Pada akhirnya, mereka melihat adegan yang mengerikan ini. Belasan elite dari Sekte Akasa langsung terhempaskan oleh pedang Colin hingga muntah darah. Kekuatan ini sungguh mengerikan!"Sekelompok sampah! Beraninya kalian melawanku? Dasar pengganggu!" Colin menghunuskan pedangnya ke arah mereka dengan wajah meremehkan. Saat melawan Kansan tadinya, dia hanya berencana untuk bermain-main. Sekarang setelah puas bermain, tentunya pertempuran ini sudah harus diselesaikan."Kak Colin memang hebat dan berwibawa!""Huh! Hanya sekte rendahan saja berani melawanku. Benar-benar cari mati!" Saat ini murid Sekte Bangau tertawa terbahak-bahak. Setelah menghabisi orang dari Sekte Akasa, harta karun itu akan menjadi milik mereka."Kak Colin! Wanita di sana cantik sekali. Sayang kalau dibunuh be
"Kamu! Kalau bisa menahan tiga tebasan dariku, aku akan mengampuni nyawamu!" kata Colin sambil tersenyum menghina dan menghunuskan pedangnya."Oh ya? Aku justru penasaran memangnya sehebat apa pedangmu itu." Luther berjalan dengan perlahan ke arah Colin dengan ekspresi tenang."Sobat!" Ekspresi Alvie sontak berubah. Dia menarik tangan Luther dan membujuknya, "Kemampuan Colin nggak bisa ditebak, kamu bukan lawannya. Sebaiknya cepat melarikan diri!""Benar, Sobat! Orang ini terlalu mengerikan. Nggak ada gunanya kamu melawannya!" bujuk Chelliny."Sobat! Jangan mengacau di sini! Cepat bawa Alvie dan yang lainnya pergi. Kamu nggak akan bisa menangani situasi ini!" bentak Kansan."Benar! Bahkan Kak Kansan saja tidak bisa melawannya. Memangnya kamu bisa membalikkan situasi? Cepat kabur!" Pada saat ini, murid-murid Sekte Akasa lainnya juga ikut berteriak. Meski mereka tidak suka dengan Luther, tetap saja mereka tidak ingin Luther mati sia-sia."Jangan takut. Aku bahkan nggak menganggap serius
Semua orang tercengang melihat tubuh Colin yang meledak dan berubah menjadi kabut darah. Dalam keadaan mematung, mereka melihat semua adegan ini seakan-akan melihat hantu. Bahkan ada beberapa orang yang curiga bahwa dirinya sedang bermimpi. Jika ini bukan mimpi, mana mungkin bisa terjadi hal yang semustahil ini?Seorang murid tertua Sekte Bangau dan genius pedang yang terkenal di Fanlandia, eksistensi yang bahkan bisa menekan semua murid Sekte Akasa, malah kalah dari seorang bocah tak terkenal?Tidak, bukan hanya kalah. Lebih tepatnya, dia dihancurkan langsung oleh tinju Luther! Hanya dengan satu tinju, tubuh dan pedang Colin hancur tak bersisa. Apakah orang itu benar-benar manusia? Bukankah dia itu monster?"Ke ... kenapa bisa begitu? Kak Colin ... mati?" Melihat darah yang tergenang di lantai, semua orang merasa kaget dan ketakutan. Mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa kakak senior mereka yang disebut-sebut sebagai genius itu dihabisi Luther hanya dalam hitungan detik. Ini sung
Tanah yang terbentuk dari campuran batu dan tanah liat itu membentuk lubang besar berbentuk lima jari. Di bawah lubang itu, belasan murid Sekte Bangau telah tergeletak. Ada yang muntah darah dan luka parah, ada juga yang langsung tewas di tempat. Hanya dengan sebuah pukulan, hampir seluruh murid Sekte Bangau hancur."Guru!" Setelah melihat pria tua itu, semua murid Sekte Akasa langsung bersemangat. Bagaikan melihat penyelamatnya, semua orang langsung buru-buru menghampiri pria tua itu. Pria itu tidak lain adalah ketua dari Sekte Akasa, Edur!"Ayah! Akhirnya kamu datang juga! Kami hampir saja mati!" teriak Chelliny yang langsung menghampirinya dengan mata berkaca-kaca."Dasar kamu ini! Biasanya aku menyuruhmu banyak latihan, kamu malah nggak mau. Sekarang setelah bertemu bahaya, kamu baru ketakutan!" tegur Edur sambil meletakkan tangannya di punggung."Ayah, musuhnya terlalu kuat! Bahkan Kak Kansan saja nggak bisa melawannya, apa yang bisa kulakukan?" kata Chelliny sambil mencibir."Ben
Melihat sikap Edur yang memprovokasi ini, Luther juga tampaknya tidak sabar lagi. Berguru pada seseorang itu harus tergantung niat seseorang, mana bisa dipaksakan? Lagi pula, hanya seorang semi-master sepertinya, mana mungkin berhak jadi guru Luther?"Guru, kemampuan Anda sangat hebat, mana mungkin sobat ini berani merendahkan Anda? Mungkin dia belum mempertimbangkannya dengan baik. Beri dia sedikit waktu untuk memikirkannya lagi. Setelah melihat kehebatan Anda nanti, dia akan mengerti." Alvie langsung melerai keduanya begitu melihat situasinya semakin canggung."Benar, Ayah. Saat ini yang paling penting bukan merekrut murid, melainkan mencari harta karun itu. Jangan sampai menunda hal yang penting," sahut Chelliny yang ikut mencairkan suasana. Meski merasa agak menyayangkannya, Chelliny tetap tidak ingin memaksa Luther. Jika sampai kedua belah pihak bermusuhan, ini tidak akan menguntungkannya."Anak muda, kuberi waktu 3 hari untuk mempertimbangkannya. Kalau dalam 3 hari ini kamu berub
Dengan kekuatannya, Yohan bahkan bisa mengangkat beban ratusan kilogram. Namun, kenapa dia bahkan tidak bisa mencabut pedang ini?"Coba lagi," desak Edur.Yohan tidak berani ragu-ragu. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menggenggam pegangan pedang dengan kedua tangan dan menariknya sekuat tenaga. Dengan wajah yang merah padam, Yohan mengerahkan seluruh kekuatannya. Akan tetapi, pedang hitam itu malah tidak bergerak sama ssekali."Guru, nggak bisa. Aku nggak bisa mencabutnya," ujar Yohan dengan keringat bercucuran."Dasar tak berguna! Mencabut pedang saja nggak bisa, biar aku saja!" Kansan tidak tahan lagi melihat hal ini. Dia mengajukan diri dan mendorong Yohan ke samping. Kansan meludah ke kedua tangannya dan menggosoknya. Setelah mempersiapkan diri, Kansan meraih gagang pedang itu dan menarik napas dalam-dalam. Dengan menggerakkan energi sejati di tubuhnya, Kansan menarik dengan sekuat tenaga. Namun, pedang hitam itu tetap tidak bergerak sama sekali."Sialan, aku nggak percaya!" Kan
Melihat pedang hitam yang dipegang Luther, semua orang membelalak dengan tak percaya. Mereka benar-benar tidak menyangka pedang yang tadinya tidak bisa digerakkan sama sekali itu malah melontar keluar dengan sendirinya. Bahkan, pedang itu terbang ke tangan Luther sendiri.Yang paling mengejutkan lagi adalah Luther sama sekali tidak memegang pedang pusaka itu. Dia hanya menjulurkan kedua jarinya untuk mengendalikan pedang itu. Seakan-akan terpanggil oleh sesuatu, pedang itu tiba-tiba melontar dan mendarat di tangan Luther.Kenapa bisa begitu? Bahkan setelah bersusah payah mengerahkan sekuat tenaga pun, mereka tidak bisa mencabut pedang itu. Kenapa pedang itu langsung terbang begitu Luther mengulurkan jarinya? Beda perlakuan? Diskriminasi? Memangnya mereka bukan manusia?"Nggak! Nggak mungkin! Mana mungkin semudah itu!" Kansan membelalakan matanya dengan kaget. Pedang yang bahkan tidak bisa dicabut gurunya, kenapa malah menyerahkan dirinya kepada Luther? Situasi macam apa ini?"Astaga, a
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru