"Kamu!" Irish geram hingga menggertakkan giginya. Namun, karena tidak berdaya, dia terpaksa menerima semua ini.Kini, Irish hanya bisa berharap Luther bertindak lebih cepat. Dia bisa merasakan dengan jelas bahwa tubuhnya makin lemah karena darah yang terus mengalir keluar.Tiga menit kemudian, Luther selesai mengobati pria kedua itu. Asalkan menghentikan pendarahan, mereka tidak akan mati untuk sementara waktu ini."Sudah giliranku, 'kan? Cepat, cepat obati aku!" desak Irish yang sudah tidak sabar.Namun, Luther malah terlihat begitu santai. Dia menyeka tangannya, lalu meregangkan pinggang dan menyesap teh dengan perlahan."Hei! Apa yang kamu lakukan? Cepat hentikan pendarahanku!" seru Irish yang benar-benar murka. Darahnya terus mengalir, tetapi pria ini malah meminum teh dengan santai? Lancang sekali!"Nggak usah terburu-buru, kamu nggak akan mati," ucap Luther sambil meliriknya sekilas. Dia masih duduk diam di tempatnya."Apa maksudmu? Kamu nggak lihat aku tertembak? Kamu nggak puny
Langit berangsur gelap. Saat ini, Restoran Makmur terlihat sangat sepi jika dibandingkan dengan keramaian pada siang hari. Ini karena lokasi restoran agak terpencil, juga karena aturan restoran yang tidak buka di malam hari.Whoosh! Tiba-tiba, sebuah sosok bertubuh kekar memanjat tembok dan menyelinap masuk. Pria ini langsung mendatangi ruang privat lantai 2 dan mengetuk pintu."Masuk." Terdengar suara yang berwibawa di tengah-tengah ruangan yang gelap.Pria itu membuka pintu dengan hati-hati, lalu berlutut dan menangkupkan tangannya ke arah partisi sambil menyapa, "Lionel memberi hormat kepada Tuan!""Kamu terluka?" tanya orang yang berdiri di balik partisi."Tuan, misi gagal. Aku bertemu seseorang yang sangat hebat dan hampir tewas," jawab Lionel yang menunduk dengan sopan. Lengannya yang terluka masih meneteskan darah, suara ini terdengar agak mengerikan di malam yang sunyi ini."Kamu masih berani kembali setelah gagal menyelesaikan misi?" Orang itu tiba-tiba bertanya dengan dingin.
"Tuan Luther?""Bos Shafri?"Luther tertegun melihat pria gemuk di depannya. Ternyata, orang yang mengutus Lionel adalah Shafri yang menjual Kitab Hawa kepadanya."Tuan Luther, aku nggak nyangka kita begitu berjodoh sampai akan bertemu dengan cara seperti ini," ucap Shafri yang tersenyum. Sikapnya yang dingin seketika berubah menjadi ramah. Dia sama sekali tidak terlihat berbahaya seperti sebelumnya."Bos Shafri, ternyata kamu punya rahasia sebesar ini. Dengar-dengar, ada 3 utusan khusus terhebat di Peringkat Gelap. Semuanya kuat dan serbabisa. Aku baru tahu kamu salah satunya," ujar Luther yang memicingkan mata."Aku bukan siapa-siapa, nggak pantas disebut." Shafri menyeringai, lalu mempersilakan dengan satu tangan dan berkata, "Tuan Luther, silakan duduk."Luther tidak sungkan-sungkan dan langsung duduk. Kemudian, Shafri menuangkan teh panas sembari berucap, "Hari ini, kamu berhasil mengalahkan Tuan Youngky yang begitu hebat. Reputasimu pasti sudah tersebar ke mana-mana. Aku sungguh
"Pengkhianat ini sangat pintar bersembunyi, aku belum mendapatkan petunjuk tentangnya," ujar Shafri sambil menggeleng. Kemudian, dia meneruskan, "Satu-satunya yang bisa dipastikan adalah dia punya kuasa besar di Keluarga Hutomo. Jika bukan Klark dan saudaranya, sudah pasti para keturunan resmi."Klark, Kurt, Kin, dan Kaleb adalah putra Larry. Masing-masing menguasai sumber daya yang berbeda-beda, juga ambisius dan licik."Hais, kamu bicara panjang lebar, tapi nggak ada hasil apa pun. Ada begitu banyak orang di Keluarga Hutomo, gimana aku bisa mencari pelakunya dalam waktu singkat?" tanya Luther seraya mengernyit. Dia sudah mencurigai hal ini sebelumnya, tetapi tidak menemukan bukti sampai sekarang."Jangan terburu-buru, mudah saja untuk mencari tahu pengkhianatnya. Tapi, kamu harus mengambil risiko," ucap Shafri seraya tersenyum misterius."Hm? Kamu punya ide cemerlang apa?" tanya Luther yang seketika menjadi berminat."Ini nggak termasuk ide cemerlang, tapi bisa menjadi umpan," sahut
"Apa? Nggak ada pergerakan apa pun lagi? Kamu yakin?" tanya Kin dengan heran saat mendengar informasi dari bawahannya ini."Ya, aku yakin. Kami sudah memantau sepanjang hari, tapi seluruh anggota Faksi Kirin hanya berdiam di Vila Embun, nggak ada satu pun yang keluar," jawab bawahan itu."Apa yang dilakukan bocah itu sebenarnya?" gumam Kin seraya merenung. Selama beberapa hari ini, Luther terus mencari cara untuk mengumpulkan informasi. Itu sebabnya, orang-orang menjadi curiga dengan perubahan ini."Awasi terus, kabari aku kalau ada informasi terbaru," perintah Kin."Baik!" Bawahan itu mengiakan, lalu segera meninggalkan tempatnya.Keesokan harinya, masih tidak ada pergerakan apa pun dari Faksi Kirin. Sesudah pelatihan berakhir, semuanya hanya makan-makan dan minum-minum dengan santai. Sungguh menyenangkan!Suasana di sekitar Vila Embun pun aman-aman saja, sama sekali tidak ada tanda-tanda terjadinya bencana.Situasi ini membuat Kin makin bingung. Dia memaki, "Sialan! Apa bocah ini sud
Malam hari, di Vila Embun. Selain yang bertugas untuk berpatroli, sebagian besar anggota Faksi Kirin sudah mabuk karena minum terlalu banyak.Terlihat sebuah tim yang terdiri dari 10 orang dan mengenakan pakaian hitam melompat tembok dan menyelinap masuk, lalu mulai mencari-cari di sekeliling vila.Mereka seperti hantu yang tidak menimbulkan suara apa pun, bahkan gerakan mereka sangat gesit seperti kilat. Tidak ada satu pun anggota Faksi Kirin yang menyadari keanehan ini.Sepuluh orang ini tidak lain adalah pengawal bayangan yang merupakan pasukan terkuat di Keluarga Hutomo. Masing-masing adalah ahli bela diri yang tak tertandingi, bahkan telah menjalani pelatihan ketat. Baik membunuh, menyelinap, ataupun memata-matai, tingkat penyelesaiannya mencapai 100%.Keluarga Hutomo bisa disebut sebagai Tiga Keluarga Puncak memang karena Larry yang merupakan ahli bela diri tingkat master. Akan tetapi, pengawal bayangan juga memainkan peran penting dalam kesuksesan mereka. Mereka bertugas membant
"Ada bukti pada mayat? Bukti itu ditinggalkan sebelum mati?" gumam Kin sambil mengerutkan dahinya. Dia tampak merenungkan sesuatu.Ketika mengurus jenazah Larry, Kin sudah memeriksa dengan saksama dan memastikan tidak ada kejanggalan apa pun. Apakah ... dia sudah ceroboh?"Panggil beberapa orang kepercayaan ke gunung belakang. Malam ini, aku mau memeriksa jenazah!" perintah Kin setelah mempertimbangkan sesaat.Kin memutuskan untuk memastikan semuanya. Jika benar-benar ada masalah, hasilnya akan sangat merepotkan. Selagi tidak ada yang memperhatikan, dia harus segera menghapus jejak itu.Tiga puluh menit kemudian, Kin membawa beberapa orang kepercayaannya ke gunung belakang. Di sini adalah tempat pemakaman anggota Keluarga Hutomo. Jadi, Larry juga dimakamkan di sini.Sesudah menemukan kuburan Larry, Kin bersujud 3 kali sebelum bergumam, "Ayah, tolong maafkan kelancanganku ini lagi."Selesai berbicara, Kin melambaikan tangannya untuk memerintahkan, "Gali makamnya!"Sekelompok bawahan itu
"Berhenti! Jangan macam-macam, aku ini genius Keluarga Hutomo!" bentak Kin sembari mundur."Kamu sudah membunuh ayahmu, tapi masih berani bicara begitu? Kalau orang-orang tahu masalah ini, entah gimana dirimu akan berakhir," ucap Luther dengan ekspresi menghina."Pengawal bayangan! Bunuh dia!" seru Kin tiba-tiba. Dia berniat membunuh Luther agar fakta ini tidak diketahui siapa pun. Namun, sekeliling sunyi senyap, hanya ada suara angin."Pengawal bayangan! Pengawal bayangan?" Kin mulai panik sehingga sibuk memandang ke sekeliling."Orang kepercayaanmu ada di sini," ujar Johan. Dia mengangkat 2 kepala yang berdarah-darah sambil berjalan keluar dari kegelapan. Kemudian, dia melemparkannya ke kaki Kin, membuatnya terperanjat hingga ekspresinya berubah drastis."Kin, kamu sudah terjebak, nggak akan bisa kabur lagi. Jadi, apa yang ingin kamu katakan sekarang?" tanya Luther dengan sinis."Sebentar!" Melihat situasi makin memburuk, Kin tiba-tiba berkata, "Luther, nggak ada musuh sejati di duni