"Ini ...." Semua orang tidak bisa berkata-kata melihat Lionel yang terhempas begitu jauh. Satu per satu membelalakkan mata, mengira ada yang salah dengan penglihatan mereka.Lionel memiliki tinggi badan lebih dari 2 meter, bahkan tubuhnya begitu kekar. Sementara itu, Luther tampak sangat kurus jika dibandingkan dengan lawannya.Dengan kesenjangan sebesar ini, Lionel seharusnya menang jika mereka bertarung. Namun, mengapa hasilnya malah terbalik seperti ini?"Wow, siapa sebenarnya pria ini? Kok bisa hebat sekali?" tanya semua orang yang bertatapan dengan terkejut. Nowy saja bukan lawan Lionel, tetapi dokter kampungan ini berhasil mengalahkannya?"Kak Luther! Kamu hebat sekali!" Setelah termangu sejenak, Lufita pun berseru kegirangan. Jika tidak ada bantuan Luther, mungkin dirinya sudah tewas sekarang."Lain kali jangan gegabah begitu. Kalau bertemu situasi begini, kamu seharusnya melindungi nyawa sendiri," nasihat Luther. Gadis ini benar-benar bodoh, dia mengorbankan nyawa sendiri hanya
"Kamu!" Irish geram hingga menggertakkan giginya. Namun, karena tidak berdaya, dia terpaksa menerima semua ini.Kini, Irish hanya bisa berharap Luther bertindak lebih cepat. Dia bisa merasakan dengan jelas bahwa tubuhnya makin lemah karena darah yang terus mengalir keluar.Tiga menit kemudian, Luther selesai mengobati pria kedua itu. Asalkan menghentikan pendarahan, mereka tidak akan mati untuk sementara waktu ini."Sudah giliranku, 'kan? Cepat, cepat obati aku!" desak Irish yang sudah tidak sabar.Namun, Luther malah terlihat begitu santai. Dia menyeka tangannya, lalu meregangkan pinggang dan menyesap teh dengan perlahan."Hei! Apa yang kamu lakukan? Cepat hentikan pendarahanku!" seru Irish yang benar-benar murka. Darahnya terus mengalir, tetapi pria ini malah meminum teh dengan santai? Lancang sekali!"Nggak usah terburu-buru, kamu nggak akan mati," ucap Luther sambil meliriknya sekilas. Dia masih duduk diam di tempatnya."Apa maksudmu? Kamu nggak lihat aku tertembak? Kamu nggak puny
Langit berangsur gelap. Saat ini, Restoran Makmur terlihat sangat sepi jika dibandingkan dengan keramaian pada siang hari. Ini karena lokasi restoran agak terpencil, juga karena aturan restoran yang tidak buka di malam hari.Whoosh! Tiba-tiba, sebuah sosok bertubuh kekar memanjat tembok dan menyelinap masuk. Pria ini langsung mendatangi ruang privat lantai 2 dan mengetuk pintu."Masuk." Terdengar suara yang berwibawa di tengah-tengah ruangan yang gelap.Pria itu membuka pintu dengan hati-hati, lalu berlutut dan menangkupkan tangannya ke arah partisi sambil menyapa, "Lionel memberi hormat kepada Tuan!""Kamu terluka?" tanya orang yang berdiri di balik partisi."Tuan, misi gagal. Aku bertemu seseorang yang sangat hebat dan hampir tewas," jawab Lionel yang menunduk dengan sopan. Lengannya yang terluka masih meneteskan darah, suara ini terdengar agak mengerikan di malam yang sunyi ini."Kamu masih berani kembali setelah gagal menyelesaikan misi?" Orang itu tiba-tiba bertanya dengan dingin.
"Tuan Luther?""Bos Shafri?"Luther tertegun melihat pria gemuk di depannya. Ternyata, orang yang mengutus Lionel adalah Shafri yang menjual Kitab Hawa kepadanya."Tuan Luther, aku nggak nyangka kita begitu berjodoh sampai akan bertemu dengan cara seperti ini," ucap Shafri yang tersenyum. Sikapnya yang dingin seketika berubah menjadi ramah. Dia sama sekali tidak terlihat berbahaya seperti sebelumnya."Bos Shafri, ternyata kamu punya rahasia sebesar ini. Dengar-dengar, ada 3 utusan khusus terhebat di Peringkat Gelap. Semuanya kuat dan serbabisa. Aku baru tahu kamu salah satunya," ujar Luther yang memicingkan mata."Aku bukan siapa-siapa, nggak pantas disebut." Shafri menyeringai, lalu mempersilakan dengan satu tangan dan berkata, "Tuan Luther, silakan duduk."Luther tidak sungkan-sungkan dan langsung duduk. Kemudian, Shafri menuangkan teh panas sembari berucap, "Hari ini, kamu berhasil mengalahkan Tuan Youngky yang begitu hebat. Reputasimu pasti sudah tersebar ke mana-mana. Aku sungguh
"Pengkhianat ini sangat pintar bersembunyi, aku belum mendapatkan petunjuk tentangnya," ujar Shafri sambil menggeleng. Kemudian, dia meneruskan, "Satu-satunya yang bisa dipastikan adalah dia punya kuasa besar di Keluarga Hutomo. Jika bukan Klark dan saudaranya, sudah pasti para keturunan resmi."Klark, Kurt, Kin, dan Kaleb adalah putra Larry. Masing-masing menguasai sumber daya yang berbeda-beda, juga ambisius dan licik."Hais, kamu bicara panjang lebar, tapi nggak ada hasil apa pun. Ada begitu banyak orang di Keluarga Hutomo, gimana aku bisa mencari pelakunya dalam waktu singkat?" tanya Luther seraya mengernyit. Dia sudah mencurigai hal ini sebelumnya, tetapi tidak menemukan bukti sampai sekarang."Jangan terburu-buru, mudah saja untuk mencari tahu pengkhianatnya. Tapi, kamu harus mengambil risiko," ucap Shafri seraya tersenyum misterius."Hm? Kamu punya ide cemerlang apa?" tanya Luther yang seketika menjadi berminat."Ini nggak termasuk ide cemerlang, tapi bisa menjadi umpan," sahut
"Apa? Nggak ada pergerakan apa pun lagi? Kamu yakin?" tanya Kin dengan heran saat mendengar informasi dari bawahannya ini."Ya, aku yakin. Kami sudah memantau sepanjang hari, tapi seluruh anggota Faksi Kirin hanya berdiam di Vila Embun, nggak ada satu pun yang keluar," jawab bawahan itu."Apa yang dilakukan bocah itu sebenarnya?" gumam Kin seraya merenung. Selama beberapa hari ini, Luther terus mencari cara untuk mengumpulkan informasi. Itu sebabnya, orang-orang menjadi curiga dengan perubahan ini."Awasi terus, kabari aku kalau ada informasi terbaru," perintah Kin."Baik!" Bawahan itu mengiakan, lalu segera meninggalkan tempatnya.Keesokan harinya, masih tidak ada pergerakan apa pun dari Faksi Kirin. Sesudah pelatihan berakhir, semuanya hanya makan-makan dan minum-minum dengan santai. Sungguh menyenangkan!Suasana di sekitar Vila Embun pun aman-aman saja, sama sekali tidak ada tanda-tanda terjadinya bencana.Situasi ini membuat Kin makin bingung. Dia memaki, "Sialan! Apa bocah ini sud
Malam hari, di Vila Embun. Selain yang bertugas untuk berpatroli, sebagian besar anggota Faksi Kirin sudah mabuk karena minum terlalu banyak.Terlihat sebuah tim yang terdiri dari 10 orang dan mengenakan pakaian hitam melompat tembok dan menyelinap masuk, lalu mulai mencari-cari di sekeliling vila.Mereka seperti hantu yang tidak menimbulkan suara apa pun, bahkan gerakan mereka sangat gesit seperti kilat. Tidak ada satu pun anggota Faksi Kirin yang menyadari keanehan ini.Sepuluh orang ini tidak lain adalah pengawal bayangan yang merupakan pasukan terkuat di Keluarga Hutomo. Masing-masing adalah ahli bela diri yang tak tertandingi, bahkan telah menjalani pelatihan ketat. Baik membunuh, menyelinap, ataupun memata-matai, tingkat penyelesaiannya mencapai 100%.Keluarga Hutomo bisa disebut sebagai Tiga Keluarga Puncak memang karena Larry yang merupakan ahli bela diri tingkat master. Akan tetapi, pengawal bayangan juga memainkan peran penting dalam kesuksesan mereka. Mereka bertugas membant
"Ada bukti pada mayat? Bukti itu ditinggalkan sebelum mati?" gumam Kin sambil mengerutkan dahinya. Dia tampak merenungkan sesuatu.Ketika mengurus jenazah Larry, Kin sudah memeriksa dengan saksama dan memastikan tidak ada kejanggalan apa pun. Apakah ... dia sudah ceroboh?"Panggil beberapa orang kepercayaan ke gunung belakang. Malam ini, aku mau memeriksa jenazah!" perintah Kin setelah mempertimbangkan sesaat.Kin memutuskan untuk memastikan semuanya. Jika benar-benar ada masalah, hasilnya akan sangat merepotkan. Selagi tidak ada yang memperhatikan, dia harus segera menghapus jejak itu.Tiga puluh menit kemudian, Kin membawa beberapa orang kepercayaannya ke gunung belakang. Di sini adalah tempat pemakaman anggota Keluarga Hutomo. Jadi, Larry juga dimakamkan di sini.Sesudah menemukan kuburan Larry, Kin bersujud 3 kali sebelum bergumam, "Ayah, tolong maafkan kelancanganku ini lagi."Selesai berbicara, Kin melambaikan tangannya untuk memerintahkan, "Gali makamnya!"Sekelompok bawahan itu
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru