"Tuan Luther?""Bos Shafri?"Luther tertegun melihat pria gemuk di depannya. Ternyata, orang yang mengutus Lionel adalah Shafri yang menjual Kitab Hawa kepadanya."Tuan Luther, aku nggak nyangka kita begitu berjodoh sampai akan bertemu dengan cara seperti ini," ucap Shafri yang tersenyum. Sikapnya yang dingin seketika berubah menjadi ramah. Dia sama sekali tidak terlihat berbahaya seperti sebelumnya."Bos Shafri, ternyata kamu punya rahasia sebesar ini. Dengar-dengar, ada 3 utusan khusus terhebat di Peringkat Gelap. Semuanya kuat dan serbabisa. Aku baru tahu kamu salah satunya," ujar Luther yang memicingkan mata."Aku bukan siapa-siapa, nggak pantas disebut." Shafri menyeringai, lalu mempersilakan dengan satu tangan dan berkata, "Tuan Luther, silakan duduk."Luther tidak sungkan-sungkan dan langsung duduk. Kemudian, Shafri menuangkan teh panas sembari berucap, "Hari ini, kamu berhasil mengalahkan Tuan Youngky yang begitu hebat. Reputasimu pasti sudah tersebar ke mana-mana. Aku sungguh
"Pengkhianat ini sangat pintar bersembunyi, aku belum mendapatkan petunjuk tentangnya," ujar Shafri sambil menggeleng. Kemudian, dia meneruskan, "Satu-satunya yang bisa dipastikan adalah dia punya kuasa besar di Keluarga Hutomo. Jika bukan Klark dan saudaranya, sudah pasti para keturunan resmi."Klark, Kurt, Kin, dan Kaleb adalah putra Larry. Masing-masing menguasai sumber daya yang berbeda-beda, juga ambisius dan licik."Hais, kamu bicara panjang lebar, tapi nggak ada hasil apa pun. Ada begitu banyak orang di Keluarga Hutomo, gimana aku bisa mencari pelakunya dalam waktu singkat?" tanya Luther seraya mengernyit. Dia sudah mencurigai hal ini sebelumnya, tetapi tidak menemukan bukti sampai sekarang."Jangan terburu-buru, mudah saja untuk mencari tahu pengkhianatnya. Tapi, kamu harus mengambil risiko," ucap Shafri seraya tersenyum misterius."Hm? Kamu punya ide cemerlang apa?" tanya Luther yang seketika menjadi berminat."Ini nggak termasuk ide cemerlang, tapi bisa menjadi umpan," sahut
"Apa? Nggak ada pergerakan apa pun lagi? Kamu yakin?" tanya Kin dengan heran saat mendengar informasi dari bawahannya ini."Ya, aku yakin. Kami sudah memantau sepanjang hari, tapi seluruh anggota Faksi Kirin hanya berdiam di Vila Embun, nggak ada satu pun yang keluar," jawab bawahan itu."Apa yang dilakukan bocah itu sebenarnya?" gumam Kin seraya merenung. Selama beberapa hari ini, Luther terus mencari cara untuk mengumpulkan informasi. Itu sebabnya, orang-orang menjadi curiga dengan perubahan ini."Awasi terus, kabari aku kalau ada informasi terbaru," perintah Kin."Baik!" Bawahan itu mengiakan, lalu segera meninggalkan tempatnya.Keesokan harinya, masih tidak ada pergerakan apa pun dari Faksi Kirin. Sesudah pelatihan berakhir, semuanya hanya makan-makan dan minum-minum dengan santai. Sungguh menyenangkan!Suasana di sekitar Vila Embun pun aman-aman saja, sama sekali tidak ada tanda-tanda terjadinya bencana.Situasi ini membuat Kin makin bingung. Dia memaki, "Sialan! Apa bocah ini sud
Malam hari, di Vila Embun. Selain yang bertugas untuk berpatroli, sebagian besar anggota Faksi Kirin sudah mabuk karena minum terlalu banyak.Terlihat sebuah tim yang terdiri dari 10 orang dan mengenakan pakaian hitam melompat tembok dan menyelinap masuk, lalu mulai mencari-cari di sekeliling vila.Mereka seperti hantu yang tidak menimbulkan suara apa pun, bahkan gerakan mereka sangat gesit seperti kilat. Tidak ada satu pun anggota Faksi Kirin yang menyadari keanehan ini.Sepuluh orang ini tidak lain adalah pengawal bayangan yang merupakan pasukan terkuat di Keluarga Hutomo. Masing-masing adalah ahli bela diri yang tak tertandingi, bahkan telah menjalani pelatihan ketat. Baik membunuh, menyelinap, ataupun memata-matai, tingkat penyelesaiannya mencapai 100%.Keluarga Hutomo bisa disebut sebagai Tiga Keluarga Puncak memang karena Larry yang merupakan ahli bela diri tingkat master. Akan tetapi, pengawal bayangan juga memainkan peran penting dalam kesuksesan mereka. Mereka bertugas membant
"Ada bukti pada mayat? Bukti itu ditinggalkan sebelum mati?" gumam Kin sambil mengerutkan dahinya. Dia tampak merenungkan sesuatu.Ketika mengurus jenazah Larry, Kin sudah memeriksa dengan saksama dan memastikan tidak ada kejanggalan apa pun. Apakah ... dia sudah ceroboh?"Panggil beberapa orang kepercayaan ke gunung belakang. Malam ini, aku mau memeriksa jenazah!" perintah Kin setelah mempertimbangkan sesaat.Kin memutuskan untuk memastikan semuanya. Jika benar-benar ada masalah, hasilnya akan sangat merepotkan. Selagi tidak ada yang memperhatikan, dia harus segera menghapus jejak itu.Tiga puluh menit kemudian, Kin membawa beberapa orang kepercayaannya ke gunung belakang. Di sini adalah tempat pemakaman anggota Keluarga Hutomo. Jadi, Larry juga dimakamkan di sini.Sesudah menemukan kuburan Larry, Kin bersujud 3 kali sebelum bergumam, "Ayah, tolong maafkan kelancanganku ini lagi."Selesai berbicara, Kin melambaikan tangannya untuk memerintahkan, "Gali makamnya!"Sekelompok bawahan itu
"Berhenti! Jangan macam-macam, aku ini genius Keluarga Hutomo!" bentak Kin sembari mundur."Kamu sudah membunuh ayahmu, tapi masih berani bicara begitu? Kalau orang-orang tahu masalah ini, entah gimana dirimu akan berakhir," ucap Luther dengan ekspresi menghina."Pengawal bayangan! Bunuh dia!" seru Kin tiba-tiba. Dia berniat membunuh Luther agar fakta ini tidak diketahui siapa pun. Namun, sekeliling sunyi senyap, hanya ada suara angin."Pengawal bayangan! Pengawal bayangan?" Kin mulai panik sehingga sibuk memandang ke sekeliling."Orang kepercayaanmu ada di sini," ujar Johan. Dia mengangkat 2 kepala yang berdarah-darah sambil berjalan keluar dari kegelapan. Kemudian, dia melemparkannya ke kaki Kin, membuatnya terperanjat hingga ekspresinya berubah drastis."Kin, kamu sudah terjebak, nggak akan bisa kabur lagi. Jadi, apa yang ingin kamu katakan sekarang?" tanya Luther dengan sinis."Sebentar!" Melihat situasi makin memburuk, Kin tiba-tiba berkata, "Luther, nggak ada musuh sejati di duni
Kin tiba-tiba mengubah topik pembicaraannya. "Luther, jangan ungkit pria tua itu lagi. Yang paling penting sekarang adalah mempertimbangkan kerja sama kita kelak. Asalkan kamu mendukungku, aku bisa dalam waktu singkat mengendalikan sepenuhnya seluruh Keluarga Hutomo!""Sejak kapan aku setuju untuk kerja sama denganmu?" kata Luther dengan ekspresi dingin.Kin mengernyitkan alisnya. "Eh? Aku sudah bicara begitu banyak tadi, apa kamu tidak tergerak sedikit pun?""Kamu bahkan berani membunuh ayahmu sendiri, reputasiku akan menjadi buruk kalau kerja sama denganmu. Selain itu, aku akan membeberkan semua perbuatanmu kepada publik, kamu bersiap untuk mati saja." Saat mengatakan itu, Luther memberikan isyarat. Johan langsung menyadari dan maju untuk menekan Kin di tanah."Luther, kamu tidak tepati janjimu! Bukankah tadi kamu sudah setuju? Kenapa?" teriak Kin dengan kesal. Dia berpikir sedikit lagi rencananya berhasil. Kekuasaan, kedudukan, dan reputasi, dia akan mendapatkan semuanya. Mengapa se
Waktu perlahan-lahan berlalu. Dalam sekejap, gerbang Vila Embun sudah dipenuhi dengan orang-orang. Saat dilihat, tempat itu seperti lautan manusia. Semua yang seharusnya datang dan tidak datang pun sudah tiba di sana. Ada yang datang meminta pertanggungjawaban, menonton pertunjukan, ikut meramaikan suasana, dan gembira dengan kejadian itu. Banyak orang yang menyadari jika Luther bisa melewati kejadian ini, kelak reputasinya pasti akan mencapai puncak. Jika tidak, bakatnya yang luar biasa akan hancur."Luther, kita tahu kamu ada di dalam. Batas waktu tujuh hari sudah berlalu, keluar dan terima kematianmu!" kata anggota Keluarga Hutomo setelah menunggu di tempat itu sejenak."Krang!" Pada saat itu, pintu gerbang perlahan-lahan terbuka. Luther dan beberapa orang berjalan keluar dengan tenang."Oh? Banyak juga yang datang hari ini, benar-benar ramai." Setelah melihat ke sekeliling, Luther melihat banyak orang yang dia kenal."Nggak usah berpura-pura! Kamu sudah membunuh kakekku, hari ini k