"Ada bukti pada mayat? Bukti itu ditinggalkan sebelum mati?" gumam Kin sambil mengerutkan dahinya. Dia tampak merenungkan sesuatu.Ketika mengurus jenazah Larry, Kin sudah memeriksa dengan saksama dan memastikan tidak ada kejanggalan apa pun. Apakah ... dia sudah ceroboh?"Panggil beberapa orang kepercayaan ke gunung belakang. Malam ini, aku mau memeriksa jenazah!" perintah Kin setelah mempertimbangkan sesaat.Kin memutuskan untuk memastikan semuanya. Jika benar-benar ada masalah, hasilnya akan sangat merepotkan. Selagi tidak ada yang memperhatikan, dia harus segera menghapus jejak itu.Tiga puluh menit kemudian, Kin membawa beberapa orang kepercayaannya ke gunung belakang. Di sini adalah tempat pemakaman anggota Keluarga Hutomo. Jadi, Larry juga dimakamkan di sini.Sesudah menemukan kuburan Larry, Kin bersujud 3 kali sebelum bergumam, "Ayah, tolong maafkan kelancanganku ini lagi."Selesai berbicara, Kin melambaikan tangannya untuk memerintahkan, "Gali makamnya!"Sekelompok bawahan itu
"Berhenti! Jangan macam-macam, aku ini genius Keluarga Hutomo!" bentak Kin sembari mundur."Kamu sudah membunuh ayahmu, tapi masih berani bicara begitu? Kalau orang-orang tahu masalah ini, entah gimana dirimu akan berakhir," ucap Luther dengan ekspresi menghina."Pengawal bayangan! Bunuh dia!" seru Kin tiba-tiba. Dia berniat membunuh Luther agar fakta ini tidak diketahui siapa pun. Namun, sekeliling sunyi senyap, hanya ada suara angin."Pengawal bayangan! Pengawal bayangan?" Kin mulai panik sehingga sibuk memandang ke sekeliling."Orang kepercayaanmu ada di sini," ujar Johan. Dia mengangkat 2 kepala yang berdarah-darah sambil berjalan keluar dari kegelapan. Kemudian, dia melemparkannya ke kaki Kin, membuatnya terperanjat hingga ekspresinya berubah drastis."Kin, kamu sudah terjebak, nggak akan bisa kabur lagi. Jadi, apa yang ingin kamu katakan sekarang?" tanya Luther dengan sinis."Sebentar!" Melihat situasi makin memburuk, Kin tiba-tiba berkata, "Luther, nggak ada musuh sejati di duni
Kin tiba-tiba mengubah topik pembicaraannya. "Luther, jangan ungkit pria tua itu lagi. Yang paling penting sekarang adalah mempertimbangkan kerja sama kita kelak. Asalkan kamu mendukungku, aku bisa dalam waktu singkat mengendalikan sepenuhnya seluruh Keluarga Hutomo!""Sejak kapan aku setuju untuk kerja sama denganmu?" kata Luther dengan ekspresi dingin.Kin mengernyitkan alisnya. "Eh? Aku sudah bicara begitu banyak tadi, apa kamu tidak tergerak sedikit pun?""Kamu bahkan berani membunuh ayahmu sendiri, reputasiku akan menjadi buruk kalau kerja sama denganmu. Selain itu, aku akan membeberkan semua perbuatanmu kepada publik, kamu bersiap untuk mati saja." Saat mengatakan itu, Luther memberikan isyarat. Johan langsung menyadari dan maju untuk menekan Kin di tanah."Luther, kamu tidak tepati janjimu! Bukankah tadi kamu sudah setuju? Kenapa?" teriak Kin dengan kesal. Dia berpikir sedikit lagi rencananya berhasil. Kekuasaan, kedudukan, dan reputasi, dia akan mendapatkan semuanya. Mengapa se
Waktu perlahan-lahan berlalu. Dalam sekejap, gerbang Vila Embun sudah dipenuhi dengan orang-orang. Saat dilihat, tempat itu seperti lautan manusia. Semua yang seharusnya datang dan tidak datang pun sudah tiba di sana. Ada yang datang meminta pertanggungjawaban, menonton pertunjukan, ikut meramaikan suasana, dan gembira dengan kejadian itu. Banyak orang yang menyadari jika Luther bisa melewati kejadian ini, kelak reputasinya pasti akan mencapai puncak. Jika tidak, bakatnya yang luar biasa akan hancur."Luther, kita tahu kamu ada di dalam. Batas waktu tujuh hari sudah berlalu, keluar dan terima kematianmu!" kata anggota Keluarga Hutomo setelah menunggu di tempat itu sejenak."Krang!" Pada saat itu, pintu gerbang perlahan-lahan terbuka. Luther dan beberapa orang berjalan keluar dengan tenang."Oh? Banyak juga yang datang hari ini, benar-benar ramai." Setelah melihat ke sekeliling, Luther melihat banyak orang yang dia kenal."Nggak usah berpura-pura! Kamu sudah membunuh kakekku, hari ini k
Begitu mendengar perkataan Luther, banyak orang yang berbisik-bisik. Ada yang terkejut dan ragu, tetapi lebih banyak yang merasa tidak percaya."Omong kosong! Ayahku selalu jujur, bagaimana mungkin dia melakukan hal gila seperti ini?" teriak Jaden dengan keras.Ekspresi Klark menjadi muram. "Luther, aku peringatkan kamu jangan omong kosong di sini! Kamu sudah membunuh ayahku, sekarang ingin mencemari nama adikku. Sungguh kejam!""Apa aku mencemari namanya atau nggak, biar Kin sendiri yang beri tahu kalian."Luther mengeluarkan kain yang menyumbat mulut Kin dan menendangnya. "Beri tahu kepada semuanya masalah yang terjadi semalam."Begitu mulutnya terbuka, Kin langsung berteriak, "Kak Klark, tolong aku! Cepat tolong aku! Setelah mengikatku, orang ini terus menyiksa dan mengancamku agar aku menanggung kesalahannya. Kalau nggak, dia akan membunuh seluruh keluargaku! Kak Klark, kamu harus membantuku!""Berengsek! Berani-beraninya kamu macam-macam!" Johan menjadi marah dan mengangkat tangan
Brak ....Melihat kepala Kin yang terjatuh ke tanah, suasana di tempat itu menjadi hening. Suara teriakan dan marah tadi sudah menghilang sepenuhnya sekarang. Raiden tertegun, begitu juga dengan Harlan. Orang-orang dari Keluarga Hutomo, Istana Hawa, Sekte Ilmu Kegelapan, Sekte Hitam Putih, Biara Kasih, Sekte Roh, dan semua pesilat di tempat itu juga tertegun. Mata semuanya membelalak dan ekspresinya terlihat tidak percaya.Tidak ada yang menyangka Luther begitu kejam dan langsung memenggal kepala Kin di hadapan Keluarga Hutomo, Aliansi Bela Diri Jiman dan Jiberia, dan semua perguruan. Luther memenggal begitu saja tanpa sebuah alasan dan penjelasan.Bang! Setelah keheningan sejenak, suasana di tempat itu menjadi gempar."Luther, kamu berani bertindak kejam di depan publik? Sungguh berani sekali!""Pembunuhan! Ini adalah pembunuhan!""Tindakannya begitu kejam, kalian semua harus menghukumnya!""Bunuh dia! Balaskan dendam Tuan Terry! Balaskan dendam Keluarga Hutomo!"Semua orang melompat
Luther melihat ke sekeliling dan berkata dengan ekspresinya dengan tenang, "Semuanya sudah melihatnya, 'kan? Kin ini penuh dengan ambisi. Demi kedudukan, dia rela membunuh ayahnya sendiri. Orang yang berengsek seperti ini masih nggak boleh dibunuh? Apa dia pantas dibunuh?"Pertanyaan ini membuat semua orang tidak bisa berkata apa pun. Keluarga Hutomo yang tadi merasa sangat marah, saat ini juga terdiam. Ekspresi Klark muram dan terlihat sangat buruk.Jaden berdiri diam di tempatnya dan bergumam, "Kenapa bisa begini? Bagaimana mungkin ayahku adalah pelaku pembunuhan kakekku? Nggak ... nggak mungkin!"Jaden sulit percaya ayahnya akan melakukan hal sekejam ini. Demi kekuasaan dan kedudukan, bahkan keluarga pun diabaikan. Sungguh gila!"Aku pikir Luther adalah pelakunya, tak disangka ada pengkhianat di Keluarga Hutomo.""Bahkan ayahnya sendiri pun dibunuh, benar-benar berengsek!""Hati orang benar-benar susah ditebak. Siapa sangka Tuan Kin yang biasanya baik dan adil ternyata begitu kejam?
"Apa? Klark?"Begitu mendengar perkataan itu, semua orang terkejut dan tatapan mereka tertuju ke posisi Keluarga Hutomo."Apa? Klark itu jujur dan dermawan, bagaimana mungkin dia bisa terlibat dengan hal ini?""Aku juga merasa nggak mungkin. Klark diakui sebagai pria yang baik dan semua setuju dengan itu.""Apa ada kesalahan?"Semua orang mulai membahas hal itu. Dari keempat tuan muda Keluarga Hutomo itu, reputasi Klark paling baik. Dia selalu dermawan, adil, dan sudah menolong banyak orang. Meskipun hanya seorang pengemis, dia juga akan memperlakukannya dengan sopan. Kualitas kepribadiannya tidak diragukan lagi.Setelah tertegun sejenak, ekspresi Klark terlihat marah. "Sungguh omong kosong! Luther, aku nggak ada dendam denganmu, kenapa kamu memfitnahku?"Luther tersenyum sinis. "Fitnah? Apa aku memfitnahmu atau nggak, aku yakin hatimu tahu. Kin hanya seorang pemuda berani, tapi bodoh. Kalau harus merencanakan pembunuhan Tuan Larry dan menuduhku, dia masih belum mampu melakukannya!"Mu
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru